http://www.islamemansipatoris.com/artikel.php?id=173
Opini
31/01/2005 09:36
Agama, Bencana, dan Misi Kemanusiaan
Oleh Mohamad Guntur Romli
Mahasiswa Al-Azhar Mesir dan koordinator Komunitas Islam 
Emansipatoris (KOSIEM) Mesir. 
FASILITAS



ARTIKEL LAIN
31/01/2005 09:36
Agama, Bencana, dan Misi Kemanusiaan 
Oleh Mohamad Guntur Romli
22/01/2005 14:09
Demokrasi dan Syura 
Oleh Sadek Jawad Sulaeman
17/01/2005 13:22
Haji Mabrur; Peka Terhadap Penderitaan Sosial 
Oleh Achmad 'Aly MD 
ISU "kristenisasi" di tanah rencong Aceh yang dihembuskan Worldhelp 
(The Washington Post, 13/1/05) tidak hanya membuat gusar umat Islam, 
namun juga umat Kristiani di Indonesia yang selama ini tidak kalah 
gesit dan tanpa pamrih membantu korban tsunami di Aceh dan Sumut.



Masih segar dalam ingatkan kita, Natal Nasional yang sedianya 
diadakan Senin, 27 Desember 2004 di Jakarta, dan dijadwalkan dihadiri 
Presiden RI digagalkan sebagai bentuk empati umat Kristiani terhadap 
umat Muslim yang diterpa musibah. Dana acara itu juga dialihkan 
sebagai bantuan bencana alam. 




Keresahan umat Kristen itu saya tangkap dari dua tulisan saudara saya 
Trisno S Sutanto, "Aceh dan Politisasi Isu Agama" (20/1), dan Timur 
Citra Sari, "Kasus Worldhelp" (22/1) di harian ini. Saya sebagai 
Muslim juga tidak terima jika isu "gombal" itu dijadikan amunisi 
untuk memojokkan saudara-saudara umat Kristen. Sangat disayangkan, 
sebagian umat Islam begitu mudah terprovokasi oleh isu itu. 




Saya tahu persis sejak dini hari bencana, rohaniwan Katolik Romo 
Sandiawan dari Sanggar Ciliwung, Radio Jakarta News FM, dan 
Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) menjalin 
kerja sama mengumpulkan bala bantuan untuk korban bencana. 




Selain itu, masih banyak penggalangan bantuan yang disponsori 
organisasi-organisasi lintas agama. Karena bencana tsunami adalah 
bencana sosial, bukan hanya dirasakan masyarakat Aceh-Sumut, atau 
hanya meruntuhkan hati umat Islam, tetapi juga umat-umat agama lain. 
Misi yang menautkan kerja sosial itu adalah prinsip kemanusian yang 
menjadi titik temu semua agama di dunia. 




Guna merespons berita menyeramkan itu, simpul umat Kristiani yang 
diwakili Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) dan Konferensi 
Waligereja Indonesia (KWI) bersama simpul umat Islam, Nahdlatul Ulama 
(NU) dan Muhammadiyah mengadakan pernyataan pers bersama (17/1). 




Butir pertama pernyataan pers tersebut adalah Komunitas Kristen di 
Indonesia menolak dengan tegas menyalahgunakan misi kemanusiaan 
sebagai cara kristenisasi. Karena hal itu bertentangan dengan 
semangat dan ajaran Kristen yang sebenarnya. 




Menurut Ketua PBNU, KH Masdar Farid Masudi, menyikapi isu tersebut 
harus dilakukan dua prosedur. Pertama, melakukan investigasi yang 
mendalam. Dalam hal ini Pemerintah Indonesia memiliki wewenang hingga 
melakukan intervensi langsung. 




Kedua, harus diakui ada semangat dari sekelompok agamawan yang ingin 
menaklukkan keyakinan agama lain kepada agamanya sendiri. Maka dari 
itu, perlu pemaknaan kembali semangat misi dari semua agama agar 
tidak menimbulkan konflik sosial. 




Sebenarnya, berita yang dilansir oleh The Washington Post (13/1) 
tidak terlalu kuat karena mengandalkan keterangan sepihak baik, dari 
website Worldhelp sendiri (www.worldhelp.net) maupun wawancara 
telelepon dengan Presiden Worldhelp, Vernon Brewer. Berita itu tidak 
diperkuat dengan laporan lapangan (investigasi langsung) mengenai 
aktivitas lembaga itu. Parahnya, berita itu disadur bulat-bulat dan 
dijadikan headline oleh salah satu surat kabar di Indonesia, dan lagi-
lagi tanpa data pendamping sehingga tidak cover both side. 




Fantastis




Jumlah 300 anak terlalu fantastis dan sulit dipercaya. Begitu mudah 
Worldhelp "membawa kabur" anak-anak sebanyak itu dari Aceh. Worldhelp 
juga tidak murni bermisi agama (kristenisasi), namun juga bernafsu 
mendulang dana. Seperti yang dipaparkan Vernon Brewer sendiri, 
organisasinya telah mengumpulkan US$ 70.000, dan memiliki target 
hingga US$ 350.000. Apakah berita tentang adopsi 300 anak Aceh tanpa 
bukti-bukti yang kuat hanya sebagai promosi agar ketiban banjir dana? 




Jelas-jelas sikap Worldhelp ibarat pepatah mengail ikan di air keruh. 
Tidak hanya lembaganya yang ketiban sial, ajaran Kristen yang 
dijadikan kedok juga tercemar. Lebih parah lagi, keusilan Worldhelp 
ini juga ikut andil menyemai kecurigaan antara pengikut agama Kristen 
dan Islam di Indonesia. 




Kerukunan beragama yang selama ini dirawat dengan cermat terancam 
diterpa badai akibat isu murahan itu. Pada titik ini agama berpotensi 
menjadi bencana susulan. 




Pada hakikatnya, tidak hanya misi agama tertentu yang berpotensi 
menjadi "udang di balik batu", namun juga kepentingan-kepentingan 
lain yang saat ini banyak menunggangi kelompok-kelompok tertentu, 
baik dari pihak asing maupun kelompok-kelompok dalam negeri sendiri. 
Terutama kelompok-kelompok yang sangat gemar menonjolkan identitas 
kelompoknya seperti satgas-sat- gas parpol dan ormas ideologis. 




Saya tidak ingin mengisyaratkan kecurigaan baru. Tapi isu ini perlu 
diwaspadai sedini mungkin dan diantisipasi karena kita tidak ingin 
setelah Aceh digulung tsunami, akan ada bencana lain yang disebabkan 
agitasi sosial, politik dan ideologi. Maka dari itu, pihak-pihak yang 
selama ini begitu bersemangat membantu korban bencana hendaknya tidak 
lengah. 




Keikhlasan dan kemurnian kerja mulia mereka akan ditimbang oleh 
neraca kemanusian universal. Membantu tanpa pamrih. Hanya bermisi dan 
berkepentingan kemanusiaan. Tanpa muatan tendensi lain. 




Melintasi sekat-sekat agama, suku, kelompok, dan nasionalisme. Karena 
bencana tsunami yang menimpa banyak negara itu telah mela- hirkan 
semangat nasionalisme global dan humanisme universal. 




Menghadapi bencana ini juga, merupakan momen pemaknaan kembali umat 
beragama terhadap misi utama agamanya. Karena selama ini kita sering 
diributkan semangat penaklukan akidah. Misi kristenisasi vis a vis 
dakwah islamisasi. Harus diakui, di antara agama-agama besar di 
dunia, agama Kristen dan Islam adalah agama misi (agama dakwah) yang 
sangat kuat. Apakah benar misi utama dari dua agama itu sebagai 
penaklukan akidah? 




Menurut Charles Kimball (Kala Agama Jadi Bencana, Mizan 2003; 116- 
117), umat Kristen dan Islam lumrah saja berbagi kabar gembira dari 
Tuhan dengan umat yang lain. Tapi harus diingat, masuknya orang ke 
suatu agama bukanlah tanggung jawab mereka. 




Hal utama yang perlu diingat, Injil dan Al-Quran menekankan bahwa 
cinta Tuhan-yang menjadi dasar ajaran semua agama-harus tampak pada 
diri seseorang ketika berhubungan satu sama lain. Mencintai bukan 
memaksa orang lain.Menurut Kimball juga, kedua agama ini mengajarkan 
manusia akan bertanggung jawab pada Hari Perhitungan. 




Dalam Matius 25: 31-46 manusia akan dipilah-pilah seperti memilah 
domba dan kambing. 




Pemisahan ini didasarkan atas cara seseorang merespons orang lain 
yang lapar, haus, terasing, telanjang, sakit, dan dipenjara. 




Demikian juga dalam Al-Quran Surat Al-Haqqah: 34-35, Mereka yang 
tidak mau memberi makan orang miskin... tidak mempunyai pembela pada 
hari itu. 




Dalam surat Al-Maun juga, menelantarkan anak yatim dan fakir miskin 
disebut "mendustakan agama" (yukadzdzibu bi al-dīn). Inilah semangat 
Godhelp (pertolongan Allah) dalam Islam dan Kristen, bukan seperti 
semangat penaklukan akidah versi Worldhelp. 




Nah, sebagai agenda ke depan, misi utama dari agama-agama bukan 
penaklukan akidah, tapi membangun kerja sama positif antarumat 
beragama dalam merespons isu-isu kemanusiaan. Semua agama juga 
dituntut mampu membangun komunitas yang inklusif dan memiliki 
kepekaan sosial. 




Agama yang mengabdikan pada konteks kemanusian universal tanpa 
memandang perbedaan suku, agama, ras dan negara. 




Kita tetap berharap agama tetap menjadi misa, bukan bencana. Menjadi 
rahmat, bukan laknat. Wallahu A'lam. 

www.suarapembaruan.com





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Reply via email to