Dear sobat sekalian.
Di bawah ini saya laporkan secara singkat saja acara USINDO kemarin siang Rabu 2 Februari waktu setempat yang menghadirkan Ketua MPR Hidayat Nur Wahid sebagai keynote speaker itu. Dalam uraiannya Bung Nur Wahid memaparkan tentang pencapaian yang telah dilakukan oleh legislatif kita (MPR) sejak bergulirnya Reformasi setelah lengsernya Suharto, yang intinya adalah keberhasilan MPR melakukan amandemen atas UUD 45, secara detil dan fasih. Juga menekankan bahwa di negara kita dengan mayoritas mutlak Ummat Islam telah membuktikan bahwa demokrasi dan Islam tidak bertentangan, bahkan berjalan dengan harmonis dan memberikan kemajuan. Namun demikian, pemahaman atas Konstitusi kita itu sangatlah minim di masyarakat luas, bahkan di kalangan petinggi negara di tingkat Pusat maupun Daerah sekali pun masih belum baik. Singkatnya, diperlukan sosialisasi atas pemahaman terhadap Konstitusi kita itu. Namun HNW tidak menjanjikan bahwa nanti pada periodenya ini, selama jangka waktu lima tahun, sosialisasi itu sudah bisa dilakukan. Malah dengan pasrah dia menyatakan, waktu lima tahun itu tidak akan cukup. Rincian dari masalah sosialisasi ini, termasuk dampaknya dan juga penghalangnya di lapangan, tidak sempat diuraikannya. Yang juga tidak disinggung adalah, apakah di lapangan keputusan- keputusan amandemen tersebut sudah dijalankan di seluruh lembaga yang ada? Misalnya saja, di lembaga ekskutif pada periode pemerintahan SBY yang sedang berlangsung sekarang ini atau pun sebelumnya. Kesimpulan saya, apa yang diuraikan oleh Ketua MPR kita di forum USINDO siang kemarin itu adalah usaha melakukan sosialisasi garis besar konstitusi kita hasil amandemen itu, terutama untuk kalangan di Washington DC. Yang jelas tidak disinggung adalah bagaimana penilaian MPR sekarang ini terhadap langkah prolog (100 hari) yang dilakukan oleh pemerintah baru di bawah presiden SBY, apakah ada harapan langkah berikutnya akan berbuah sebagai mana yang menjadi tuntutan rakyat yang menderita berkepanjangan akibat krisis multidimentsi sekarang ini. Misalnya, bagaimana nasib sila "Keadilan Sosial" kita itu, yang jelas-jelas menjadi jiwa dalam UUD kita yang membahas masalah ekonomi? Saya mengharapkan hal ini diungkapkannya sebagai anggota legislatif yang bertugas mengontrol ekskutif. Dan, masyarakat luas membicarakan hal ini secara terbuka! Ada yang bertanya dari kalangan audiens tentang UU yang mengatur masalah impeachment, ketika dia mengutarakan adanya perbedaan antara yang berlaku pada masa Gus Dur dan masa sekarang. HNW membuka jawabannya dengan nada guyon: "Anda tidak bermaksud memprovok saya untuk mengimpeach SBY, kan" Dan tentu saja audiens menyambutnya dengan grrrr. Selanjutnya HNW menjawabanya dengan jelas masalah prosedurnya, dan tidak lagi mengaitkannya dengan SBY. Jawabannya hanya sebatas yang bersifat normatif saja. Yang tidak diutarakannya juga adalah program MPR pada periodenya sekarang ini, apa saja targetnya dalam jangka pendek dan target jangka panjangnya. Jadi, memang benyak sebenarnya yang bisa ditanyakan, tetapi waktu terlalu singkat yang tersedia kemarin siang setelah makan siang dalam acara yang diselenggarakan oleh USINDO itu. Sebelumnya, panel yang diisi Anies Baswedan dan Blair King membahas masalah kemunculan pemimpin baru di negeri kita. Menurut pendapat saya, keduanya hanya memaparkan hasil pengamatan yang masih tingkat permukaan saja. Terutama yang dilakukan oleh Blair King tampaknya tidak cukup memadai baik data-datanya maupun analisisnya. Anis menekankan hasil pengamatannya di lapangan atas kemunculan pemimpin di daerah berkaitan dengan desentralisasi atau otonomi daerah yang diberlakukan sekarang ini. Paparan data dan analisisnya lumayan bagus. Tapi tidak cukup mendalam, karena tidak melakukan penalaran genealogi lewat budaya politik di masing-masng lembaga yang menggodog para pemimpin yang dimunculkan itu. Tiap-tiap partai politik atau organisasi massa yang menjadi sumber lahirnya pemimpin di daerah (juga di Pusat) itu punya budaya politik yang berbeda-beda, dan hal ini sangat menentukan siapa yang bisa muncul dan siapa yang tidak bisa muncul sebagai pemimpin di Daerah maupun di Pusat. Sebelumnya ada panel satu lagi yang diisi oleh panelis lainnya, LeRoy Hollenbeck dan Aladair Bowie. Mereka membahas masalah desentralisasi yang menyangkut masalah ekonomi dan pembangunan secara umum di daerah-daerah, juga disinggung tentang Aceh. Umumanya apa yang diungkapkan adalah yang sudah cukup kita ketahui bersama secara garis besarnya sebagaimana yang ada di media massa. Ikra.- ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Give the gift of life to a sick child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.' http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/