Dari: Rakyat Merdeka, Rabu, 2 Februari 2005
Pak Kwik: Pemerintah menyesatkan Jakarta, RM. Ekonom Kwik Kian Gie kembali menggugat rencana pemerintah menaikkan harga BBM yang kian menguat. Bekas Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas itu menilai alasan yang digunakan pemerintah untuk menaikkan harga tiga komoditas BBM, yakni premium, solar dan minyak tanah dalam waktu dekat, adalah menyesatkan. "Apapun alasan pemerintah untuk menaikkan harga BBM adalah sangat menyesatkan karena apa? Minyak yang digunakan oleh masyarakat berasal dari bumi Indonesia sendiri. Pemerintah dalam hal ini PT Pertamina hanya mengeluarkan biaya penyedotan, pemrosesan dan pendistribusian," kata Kwik dalam release yang dikeluarkan Balitbang PDIP, kemarin. Menurut Kwik, dengan harga jual rata-rata Rp 2.000 per liter pemerintah sebenarnya sudah meraih keuntungan sekitar Rp 1.460 per liter. Angka ini diperoleh dari perhitungan sebagai berikut: Pertamina menyedot minyak ke permukaan bumi dengan biaya 10 dolar per barel. Lalu diproduksi menjadi bensin dengan biaya 10 dolar per barel, biaya transportasi sekitar 10 dolar per barel. Dengan demikian Pertamina mengeluarkan modal untuk 1 liter bensin sebesar Rp 540 per liter atau sekitar 10 dolar per barel dengan kurs Rp 8.600. Alasan bahwa selama ini pemerintah mensubsidi minyak juga tidak benar, katanya lagi. Dia menyebut, alasan itu diambil karena pemerintah membandingkan harga minyak di pasar internasional, sebesar Rp 3.240 per liter, dengan harga minyak dalam negeri, sebesar Rp 2.000 per liter. Selisih kedua harga itu, Rp 1.240 per liter, lah yang disebut pemerintah sebagai subsidi, dalam benuk uang tunai. Pertamina dalam hal ini, masih katanya, seolah membeli minyak dari pemerintah dengan harga internasional. Padahal, Indonesia punya miyak sendiri. Dengan demikian, berapa pun harga minyak di pasar internasional, sama sekali tidak berpengaruh bagi harga minyak di dalam negeri. Sementara anggota Komisi XI dari Fraksi PKS, Rama Pratama, mengingatkan pemerintah agar berkonsultasi lebih dahulu dengan parlemen sebelum menaikkan harga BBM. Menurut Rama, salah besar kalau pemerintah memutuskan kenaikan harga BBM secara sepihak. "Pemerintah harus menjabarkan lebih dahulu sejauhmana pemerintah mengantisipasi inflasi yang muncul akibat kenaikan tersebut. Pemerintah harus ikut bertanggung jawab atas efek negatif dari kenaikan harga sebagai bentuk pengalihan subsidi BBM ini. Jangan mau gampangnya saja," ujar Rama yang juga anggota Panitia Anggaran DPR ini. Rama juga meminta agar pemerintah menyerahkan program pengalihan subsidi yang applicable agar nilai subsidi tersebut dapat sampai ke tangan orang yang berhak. "Apakah pemerintah menutup mata bahwa program pengalihan subsidi selama ini banyak mengalami kebocoran atau salah sasaran?" tegasnya lagi. "Masih ada alternatif lain yang dapat dilakukan pemerintah dalam untuk target defisit sebesar Rp 16 triliun pada tahun 2005 ini, seperti menaikkan target penerimaan pajak atau tax ratio. Tidak hanya melalui pengalihan subsidi BBM yang masih dirasakan tidak berpihak kepada masyarakat, khususnya dalam hal dampak kenaikan harga yang memberatkan masyarakat berpenghasilan rendah dalam memenuhi kebutuhan pokoknya," masih ujarnya. GUH ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today! http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/