repot kalou ukuran kecantikan luar dalam seorang
perempuan dilihat dari "mau" dan "tidak mau" kepada
seseorang!! 
en figur kayak bung iwan itu 1000001 dari kaum
laki-laki di nusantara, hehehehe!
halim hd.

--- Elok Dyah Messwati <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Hheheheee....
> banyak cewek materialistis ya? hedonis itu yang
> kayak apa sih? saya
> seneng-seneng dari duit saya sendiri lho....bayar
> pake gaji
> sendiri....hehehe....
> 
> weleh-weleh....bung iwan, pesimis amat ya. yang
> cewek2 juga pesimis: apa iya
> semua cowok itu baik? kan tidak juga. ada juga cowok
> yang matre....maunya
> pacaran sama cewek2 atau ibu2 kaya....:)
> 
> ----- Original Message -----
> From: "Iwan Wibawa" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <ppiindia@yahoogroups.com>
> Sent: Tuesday, February 08, 2005 9:05 AM
> Subject: Re: [ppiindia] Ngebet Cut Puteri
> 
> 
> 
> Bung Radityo
> Banyak perempuan cantik luarnya aja bung, kebanyakan
> perempuan sekarang
> hedonis dan materialistis, figure Cut Putri itu '
> hanya satu dari seratus
> perempuan Indonesia ', tapi Cut Putri cantik luar
> dalam, cantiknya inner,
> untuk lelaki jomblo semacam saya semakin sulit cari
> figure seperti Cut
> Puteri, bahkan untuk sekedar mengagumi, karena belum
> tentu Cut Puteri mau
> sama saya.
> Btw thank for the info.
> 
> salam
> IWAN
> 
> radityo djadjoeri <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> Mas Iwan yang ngebet sama Cut Putri,
> Anda bisa dapatkan emailnya di
> http://mediacare.blogspot.com
> 
> Cari artikel "Email dari Cut Putri"
> 
> 
> Btw, bukannya Marissa Haque lebih cantik?
> 
> salam,
> 
> RD
> 
> Iwan Wibawa wrote:
> 
> kira-kira ada rekan di forum yang bisa membantu,
> dimana kira-kira saya bisa
> menghubungi Cut Putri, wanita muda aceh yang shaleh,
> bersahaja, santun dan
> cantik ini.
> saya berdoa agar suatu saat saya bisa bertemu
> dengannya untuk hanya
> menyampaikan salam kekaguman saya atas ketegaran dan
> keteduhan hatinya.
> 
> salam
> IWAN
> 
> 
> radityo djadjoeri wrote:
> 
> 
> Cut Puteri, Wanita Muda Perekam Tragedi Tsunami Aceh
> 
> 
> Oleh: Ekky Imanjaya
> printkomentarforward
> ---------------------------------
> 
> Masih ingat dengan rekaman bencana tsunami di Aceh
> yang ditayangkan Metro TV
> sejak 28 Desember, dua hari setelah kejadian?
> Perekamnya tampak begitu
> tenang, tabah, dan berani mensyut semua kejadian.
> Perekam itu adalah Cut
> Putri, wanita 24 tahun berdarah Aceh yang tinggal di
> Jakarta dan kuliah di
> Bandung. Siapa Cut Putri? Mengapa dia merekam
> tragedy tsunami itu dengan
> begitu tegar? Dan bagaimana proses kejadian itu di
> matanya?
> 
> Cut Putri, bersama abi (ayah), ummi (ibu) dan Syarif
> abangnya berada di aceh
> sejak 16 Desember, dan sudah memegang tiket pulang
> untuk tanggal 27
> Desember. "Kami ke Aceh dalam rangka menghadiri
> pernikahan kakak sepupu pada
> 18 Desember," tuturnya. "Pada 26 Desember, kebetulan
> ada acara Tung Dara
> Baro, acara mengantarkan pengantin perempuan ke
> mempelai pria. Mungkin kalau
> di Jawa namanya ngunduh mantu," jelasnya. Saat itu,
> mereka bersama keluarga
> besar lainnya berada di rumah Kombes Sayed Husaini,
> Kabid Humas Polri
> NAD--omnya yang disapanya dengan Pak Cik. "Kebetulan
> mobil Pak Cik untuk
> membawa pengantin perempuan ke Lam Jame, ke tempat
> mempelai pria. Acara
> rencananya mulai jam 10 pagi, dan kita pagi-pagi
> sekali sudah persiapan dari
> rumah menuju lokasi" lanjut Putri.
> 
> Jam 8.00, di hari kejadian, keluarga besar itu mulai
> sarapan. Tiba-tiba
> terasa gempa, awalnya pelan. Gempa itu tidak
> berhenti-berhenti. Keluarga
> besar itu keluar rumah menuju taman. "Lantas ada
> gempa susulan yang super
> dasyat, yang bisa membuat ibu-ibu yang berpegangan
> di pagar berjatuhan.
> Gempa itu berlangsung 20 menit tanpa henti,"
> tuturnya.
> 
> Kebetulan Putri yang memang senang mensyut kejadian
> unik itu sudah
> menyiapkan Handycam sejak awal. Begitu gempa kecil,
> Putri langsung masuk ke
> dalam rumah, mengambil handycam dan hand phone untuk
> menghubungi keluarga
> lain, dan secepat kilat keluar lagi. "Saya On
> Camera, jam 8.15, 15 menit
> sejak gempa kecil," ungkapnya.
> 
> Tiba-tiba, terdengar suara gemuruh. Awalnya
> sayup-sayup, seperti deruan
> mobil. Semua orang bertanya-tanya. Untuk
> menenangkan, Putrid an ayahnya
> menyatakan kalau itu suara mobil. Lantas Sang ayah
> membisiki Putri bahwa itu
> adalah gejala tsunami. "Kebetulan waktu kecil kami
> tinggal di Papua, dan
> sering terjadi gempa, jadi sudah biasa gempa dan air
> laut surut. Sehingga
> mengerti hal-hal semacam itu. Tapi kami tidak bilang
> apa-apa kepada ibu-ibu
> yang lain," tutur wanita berjilbab rapi itu.
> Lama-lama suara itu makin keras
> menggaung-gaung seperti suara angin dan pesawat yang
> sangat keras, "Seperti
> kita berada di bandara dan pesawat di depan kita,"
> Putri bermetafor.
> Tiba-tiba di hadapan mereka ada ombak setinggi 8-9
> meter, dan pohon kelapa
> "berlarian".
> 
> "Kejadian itu hitungannyan nol koma nol sekian
> detik. Pada awalnya, penduduk
> sekitar malah mendatangi sumber suara karena ingin
> tahu. Tapi karena melihat
> ombak besar, mereka berlarian menuju rumah kami,
> dikejar ombak," jelas
> Putri, tenang. Putri menggambarkan bahwa air tidak
> merayap atau mengalir,
> tetapi berdiri seperti tembok, dan isinya lumpur
> hitam. Sang ayah ayah
> berteriak:"Ke atas! Ke Atas!". Dan semua orang,
> termasuk beberapa tetangga,
> masuk ke atas rumah Pak Cik, dan ada juga yang lari
> ke tempat lain. "Itu
> adalah keputusan yang sangat cepat. Kejadiannya
> cepat sekali. Putri yang
> paling akhir naik, setelah Bantu anak-anak. langsung
> menaiki beberapa kaki
> tangga, karena air mengejar dan sudah di ujung
> kaki," katanya.
> 
> Begitu lompat dan merasa aman, kamera langsung on
> lagi. Begitu Putri tiba di
> teras lantai dua, air sudah sejauh mata memandang.
> "Ya sudah, diatas kami
> berdzikir dan minta tolong kepada Allah, karena
> tidak bisa kemana-mana
> lagi," ujarnya. Gambar tampak bergoyang, karena
> rumah itu bergoyang-goyang
> dan seakan-akan ingin ikut hanyut. "Lantai dua kami
> tidak standar, sekitar 7
> meter. Jadi, saat lantai dua di rumah lain terendam,
> di rumah kami tidak
> terlalu, meski air sudah mulai masuk," ungkap
> mahasiswi yang kuliah di
> Bandung itu.
> 
> Tapi mengapa Putri mensyut kejadian itu begitu lama.
> Apa tidak ada perasaan
> cemas atau takut? "Alhamdulillah, ini pertolongan
> dari Allah, Putri
> mendapatkan ketenangan. Dalam keseharian, memang,
> apapun yang terjadi, Putri
> mengikhlaskan segalanya untuk Allah. Saat itu, Putri
> mau 
=== message truncated ===



                
__________________________________ 
Do you Yahoo!? 
Yahoo! Mail - 250MB free storage. Do more. Manage less. 
http://info.mail.yahoo.com/mail_250


------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give underprivileged students the materials they need to learn. 
Bring education to life by funding a specific classroom project.
http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke