Bung Radityo,
betul, Banjarmasin Post termasuk persda....
saya masih menunggu tanggapan Banjarmasin Post, saya sudah kontak via telp
ke sana..dan men-cc email ke Banjarmasin Post.

tabik.
elok

----- Original Message -----
From: "radityo djadjoeri" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <ppiindia@yahoogroups.com>
Sent: Tuesday, February 15, 2005 2:34 PM
Subject: gugat saja mbak elok -- Re: [ppiindia] ATM Kondom/TULISAN MIRIP???


>
> Wah mbak Elok, kalau gitu KOMPAS diminta menggugat pak dokter tersebut
karena menjiplak. Banyak kok dokter-dokter yang menjiplak, termasuk bu
menkes...hehehehehe
>
> Btw, Banjarmasin Post kan masih termasuk grupnya KKG ya? Atau Persda?
>
>
>
> Elok Dyah Messwati <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Wah, Bung Ambon,
> minta perhatian sebentar.
> tulisan dr Pribakti B SpOG yang dimuat di Banjarmasin Post hari ini, 15
> Februari 2005 yang Anda forward ini kayaknya mirip dengan tulisan saya
yang
> dimuat di rubrik Jendela Kompas, 15 Januari 2005.
> www.kompas.com/kompas-cetak/0501/15/Jendela/1462380.htm
> www.kompas.com/kompas-cetak/0501/15/Jendela/1462473.htm
>
> Dari kalimat pertama sampai  di atas subjudul "Topi Helm" itu mirip dengan
> tulisan saya, begitu pula dari subjudul "Perlu Kesadaran" sampai akhir
> artikel. Hanya saja dokter kandungan tersebut memenggal-menggal tulisan
> saya...., membolak-baliknya, mengkreasi kembali apa yang saya
> paparkan...tapi intinya sama alias mirip...:) Dari tiga bagian tulisan,
dua
> bagiannya mirip.
>
> Silahkan membaca dua tulisan saya yang dimuat sebulan yang lalu tersebut,
> terutama tulisan kedua "Mesin Kondom, Efektifkah?", dan silahkan
> membandingkannya. saya menulis statement para narasumber saya (empat
orang)
> dengan menuliskan siapa yang mengucapkannya: dr Adi Sasongko (Direktur
> Pelayanan Kesehatan Yayasan Kusuma Buana) dan Prof Dr Dewa Nyoman Wirawan
> MPH (Ketua Yayasan Kerti Praja Bali), Ibu Sumarjati Arjoso (Kepala BKKBN
> Pusat) dan staf dari pabrik mesin kondom PT Ruhaak Vending (mengenai harga
> ATM kondom), namun dr Pribakti dalam artikelnya ini justru tidak
menuliskan
> darimana ia mendapatkan kalimat-kalimat tersebut....kasihan para
narasumber
> saya, karena seolah-olah apa yang ditulis dr Pribakti adalah asli
> usulan/keprihatinan dari dr Pribakti, padahal kalimat-kalimat itu berasal
> dari narasumber saya...
>
> cc : Kepada Yth
> Redaksi Banjarmasin Post
> di Jalan MT Haryono Banjarmasin.
>
>
>
>
> ----- Original Message -----
> From: "Ambon" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <Undisclosed-Recipient:;>
> Sent: Tuesday, February 15, 2005 6:21 AM
> Subject: [ppiindia] ATM Kondom, Untuk Apa Dan Siapa ?
>
>
> >
> > http://www.indomedia.com/bpost/022005/15/opini/opini1.htm
> > Selasa, 15 Februari 2005 03:01
> >
> > ATM Kondom, Untuk Apa Dan Siapa ?
> > Oleh : dr Pribakti B SpOG
> >
> > Masalah memakai kondom banyak disebut sebagai masalah psikologis.
> Laki-laki
> > pada umumnya enggan memakai kondom dengan alasan tidak nyaman. Selain
itu,
> > laki-laki tidak memakai kondom ketika berhubungan seksual, karena mereka
> > malu membeli kondom di apotek ataupun di minimarket. Karena itu untuk
> > mencegah HIV/AIDS tidak kian meluas atau merajalela, pemerintah via
BKKBN
> > dan sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang peduli persoalan
> HIV/AIDS
> > terus menerus mengampanyekan kegunaan kondom. Belakangan BKKBN pun
> > mempromosikan program Condom Dual Protection, proteksi ganda untuk
> mencegah
> > kehamilan sekaligus mencegah penyakit menular seksual (PMS), termasuk
> > HIV/AIDS.
> > Lebih dari itu, selain melaksanakan berbagai penyuluhan dan diskusi,
upaya
> > kondomisasi yang gencar dilaksanakan oleh BKKBN ini juga dilakukan
dengan
> > memasang mesin kondom alias ATM Kondom di beberapa daerah di Indonesia.
> > Konon ATM Kondom yang dibeli Rp7,5 juta per unit dari pabrik PT Ruhaak
> > Vending di Tangerang, Banten, tersebut menyediakan kondom dengan tiga
> rasa,
> > yaitu coklat, vanila dan stroberi. Ini adalah usaha agar HIV /AIDS tak
> makin
> > mewabah dan mengatasi rasa malu para lelaki hidung belang jika harus
> membeli
> > kondom di apotek, toko obat dan warung.
> > Dengan ATM kondom ini, privacy terjaga karena mereka tinggal memasukkan
> tiga
> > koin Rp500 dan mendapatkan satu pak kondom berisi tiga kondom. Sederhana
> > caranya dan sangat umum. Singkat cerita dengan asumsi ini membuat BKKBN
> > pasang aksi dengan menyediakan kondom beraroma, diharapkan orang
> termotivasi
> > untuk membeli atau mencoba memakainya dalam rangka pengamanan. Dan
dengan
> > asumsi ini pula BKKBN menuai komentar, kritik atas pemasangan ATM
Kondom.
> > Pertanyaannya, apakah dengan tidak adanya kondom, orang tidak akan pergi
> ke
> > prostitusi? Bagaimana orang akan membeli kondom kalau dia sendiri belum
> > sadar akan bahaya yang mengancam? Dan kalau masalahnya adalah rendahnya
> > kesadaran menggunakan kondom, apa solusinya dengan menyediakan ATM
Kondom?
> > Itu buang-buang uang. Mubazir!
> > ATM kondom kan ada harganya. Betapa sayang di tengah kelangkaan sumber
> daya,
> > malah kita mengambil pemecahan masalah yang tidak menyelesaikan masalah.
> > Wong kondom dibagi-bagi secara gratispun kepada para pekerja seks saja,
> > tamunya tidak mau pakai. Penelitian Yayasan Kerti Praja membuktikan
selama
> > enam tahun (1994-2000) setiap hari menaruh kondom diatas meja setiap
kamar
> > PSK bekerja, ternyata sebagian besar pelanggan (60 persen) tidak mau
> > menggunakan kondom. Ini fakta. Lalu masih efektifkah ATM Kondom menekan
> laju
> > perkembangan HIV/AIDS?
> > Topi helm
> > Bicara tentang HIV/AIDS , sedikit banyak akan menyinggung soal kondom.
Dan
> > bicara tentang kondom di Indonesia menggoda ingatan saya akan topi helm.
> > Keduanya sama-sama alat pengaman terhadap kemungkinan bahaya kecelakaan.
> > Keduanya bekerja dengan cara menutupi. Bedanya, yang satu mengamankan
yang
> > ditutupi, yang lain mengamankan pihak yang tidak ditutup. Yang satu
> bekerja
> > di tempat terbuka dan publik. Yang lain di tempat tertutup serba
pribadi.
> > Namun, bukan semua itu yang menggoda ingatan saya tentang hubungan
antara
> > kondom dan topi helm. Yang jauh lebih menarik justru di Indonesia
keduanya
> > bisa menjadi sumber perdebatan seru dan konflik politis.
> > Sekitar 20 tahun lalu untuk pertama kalinya pemakaian topi helm bagi
> > pengendara kendaraan bermotor beroda dua di Indonesia dinyatakan sebagai
> > kewajiban resmi. Ada sanksi hukum bagi pelanggarnya. Reaksi masyarakat?
> > Geger! Sebagian mematuhi, banyak yang menolak. Lalu mendadak muncul
lahan
> > baru bagi para pedagang jalanan: berjualan aneka helm Sementara di
> sejumlah
> > jalan, polisi dikerahkan uintuk mencegat pengendara sepeda motor tanpa
> helm.
> > Muncul aneka cerita tentang suka duka orang yang menyiasati polisi. Ada
> > olok-olok, lelucon dan karikatur tentang topi helm dan pemakaiannya.
> Padahal
> > nyaris 20 tahun lalu banyak orang mengecam kampanye kondom. Bukan saja
> > karena soal seks dianggap barang tabu untuk diperbincangkan diruang
> publik.
> > Yang lebih mereka kuatirkan, pendidikan seks dan diskusi tentang cara
> > menggunakan kondom akan mendorong revolusi "seks bebas".
> > Karena sekarang seks menjadi aman. Dan ini dianggap sebagai ancaman
> terhadap
> > moral bangsa yang Pancasilais dan adiluhung.
> > Entah apakah 20 tahun kemudian masih ada pemikiran seperti itu. Yang
jelas
> > dalam 20 tahun belakangan, kampanye penggunaan helm telah berhasil
> > menyelamatkan banyak kepala dan nyawa orang Indonesia. Bukan
meningkatkan
> > jumlah penggunana kendaraan motor atau angka kecelakaan.
> > Tidak ada bukti popularitas pemakaian helm telah mendorong gairah orang
> > untuk lebih sering naik motor, berganti-ganti kendaraan dan
cari"tabrakan
> > bebas" Apakah kondomisasi yang dilakukan oleh BKKBN dengan ATM Kondom
juga
> > perlu dicemaskan dengan logika seperti itu? Lalu, mungkinkah nasibnya
akan
> > sama dengan topi helm. Saya tidak tahu persis.
> > Perlu kesadaran
> > Tapi begitulah. Di Indonesia pada kenyataannya kesadaran penggunaan
kondom
> > itu harus diakui masih amat minim. Yang perlu dilakukan saat ini adalah
> > menumbuhkan kesadaran mengenai pentingnya penggunaan kondom. Sebab
> > masyarakat masih banyak yang belum tahu apa kegunaan kondom. Mereka
merasa
> > kondom mengurangi kenikmatan seksual. Ini yang harus diselesaikan dulu
dan
> > caranya adalah dengan akses informasi, penyuluhan kelompok,
> diskusi-diskusi
> > dan pelatihan-pelatihan.
> > Hal-hal seperti itulah yang perlu dilakukan sebelum kita sediakan ATM
> > Kondom. Kalau informasi atau sosialisasi mengenai manfaat kondom belum
> > dilakukan tidak akan ada gunanya dipasang ATM Kondom.
> > Bisa dibayangkan mesin semacam itu ditaruh di lokasi prostitusi atau di
> > terminal angkot, di mana banyak orang mabuk atau orang usil. Kultur kita
> > belum sesuai dengan mesin itu. Coba lihat telepon umum yang sebagian
besar
> > hilang diangkut maling. Justru yang paling tepat kalau saja BKKBN yang
> > mempunyai puluhan ribu petugas lapangan itu melakukan reorientasi
> > tugas-tugasnya -yaitu melakukan identifikasi penduduk laki-laki yang
> sering
> > berhubungan seksual dengan PSK dan kemudian melakukan pendidikan
perubahan
> > perilaku seksual atau memberikan masukan pentingnya memakai kondom-maka
> bisa
> > jadi lebih efektif.
> > Pemasangan ATM Kondom tidak menyelesaikan masalah, apalagi kalau
kemudian
> > timbul rasa aman yang semu. Bukankah kalau sudah ada ATM kondom, apa
pasti
> > yang pakai kondom meningkat? Kita beda dengan di negara-negara Eropa
yang
> > masyarakatnya sudah berpendidikan baik dan mengerti pentingnya kondom,
> > sehingga penyediaan ATM kondom itu artinya memang memberi kemudahan bagi
> > orang yang membutuhkan. Akan tetapi, kalau mengerti saja belum kok lalu
> > diberi ATM Kondom, ya tidak nyambung karena memakai kondom itu mesti
> > mengerti dulu manfaatnya. Lalu, sebetulnya ATM Kondom untuk apa dan
siapa?
> > Dokter Spesialis Kandungan RSIUD Ulin Banjarmasin
> >
> >
> >
> >
> >
>
***************************************************************************
> > Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia
> yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
> >
>
***************************************************************************
> >
__________________________________________________________________________
> > Mohon Perhatian:
> >
> > 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg
otokritik)
> > 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
> > 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;
> > 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
> > 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
> > 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
> >
> > Yahoo! Groups Links
> >
> >
> >
> >
> >
>
>
>
>
***************************************************************************
> Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia
yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
>
***************************************************************************
> __________________________________________________________________________
> Mohon Perhatian:
>
> 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
> 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
> 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;
> 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
> 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
> 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
>
>
>
> Yahoo! Groups SponsorADVERTISEMENT
> document.write('');
>
> ---------------------------------
> Yahoo! Groups Links
>
>    To visit your group on the web, go to:
> http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/
>
>    To unsubscribe from this group, send an email to:
> [EMAIL PROTECTED]
>
>    Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.
>
>
>
> Ungkapkan opini Anda di: http://mediacare.blogspot.com
> __________________________________________________
> Do You Yahoo!?
> Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
> http://mail.yahoo.com
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
>
>
***************************************************************************
> Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia
yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
>
***************************************************************************
> __________________________________________________________________________
> Mohon Perhatian:
>
> 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
> 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
> 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;
> 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
> 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
> 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
>
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources 
often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today!
http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke