Orang Jujur akan Ditolak
Mawlana Syaikh Hisyam Kabbani
Ditranslasi dari The Approaching to Armageddon


Pada akhir zaman, orang yang teguh memegang agama akan
disebut sebagai pendusta, dan orang-orang akan
memandangnya seolah-olah ia telah mengkhianati Islam. 
Abű Hurayrah meriwayatkan bahwa Nabi saw. bersabda:
Sebelum Kiamat tiba, akan muncul tahun-tahun penuh
penipuan. Ketika itu orang yang jujur akan dicap
pendusta, seorang pendusta justru akan dipercaya, dan
orang-orang bodoh akan angkat bicara. 

Orang yang jujur (al-amîn) berarti orang yang memegang
teguh ajaran Islam yang otentik, dan tradisi Ahlusunah
Waljamaah. Orang bukan saja akan menolak kebenaran dan
orang jujur, tetapi mereka akan menaruh kepercayaan
dan nasib umat Islam di tangan seorang pendusta, “dan
seorang pendusta akan dipercaya.” Orang yang selalu
mengkhianati umat Islam justru dipandang sebagai orang
yang dapat dipercaya. Itulah salah satu tanda akhir
zaman.

Dalam hadis lain, Abű Hurayrah meriwayatkan bahwa:
Seorang badui bertanya kepada Nabi saw. tentang waktu
datangnya Hari Kiamat. Beliau berkata, “Ketika
orang-orang yang dapat dipercaya sudah tidak ada lagi,
maka tunggulah kedatangan Hari Kiamat.” Orang badui
itu bertanya lagi, “Bagaimana orang-orang jujur itu
menghilang?” Nabi saw. menjawab, “Ketika kekuasaan dan
kewenangan dipegang oleh orang-orang yang tidak layak,
maka tunggulah saat datangnya Kiamat.”  

Seperti yang diprediksi Nabi saw., sekarang ini segala
sesuatunya serba terbalik. Kondisi psikologis manusia
zaman sekarang sudah bertolak belakang dengan apa yang
diajarkan Islam, dan orang jujur sangat sulit
dijumpai. Di seluruh penjuru dunia, berbagai kelompok
masyarakat Islam telah merusak agamanya sendiri karena
mereka memiliki agenda masing-masing. Kelompok atau
orang yang mengklaim beriman saling menghina dan
menyokong berbagai kebohongan demi penyimpangan
mereka. 

Ungkapan “orang yang jujur akan dicap pendusta
(yukhawwan al-amîn)” bisa juga ditafsirkan lain.
Al-Amîn adalah salah satu julukan Nabi Muhammad saw.,
dan salah satu tanda akhir zaman adalah bahwa
orang-orang akan menentang Rasulullah saw. Abű
Hurayrah meriwayatkan bahwa Nabi saw. bersabda:"Hari
Kiamat tidak akan datang hingga 30 Dajal (pendusta)
muncul, mereka semua berdusta tentang Allah dan
Rasul-Nya. 

Para pendusta itu adalah dajal-dajal kecil yang akan
membuka jalan bagi munculnya al-Masîh al-Dajjâl, Sang
Anti-Kristus. Beberapa nonmuslim memang telah mencoba
merendahkan Nabi saw., tetapi ketika kaum muslim
sendiri, dengan kedok modernisme, Islamisme, atau
Wahabisme, berusaha mereduksi ketinggian dan kedudukan
Nabi Kekasih Allah, itu benar-benar tak sopan dan
termasuk bidah. Mereka tak lagi memberikan
penghormatan yang semestinya, sambil mengatakan bahwa
beliau hanya sekadar tukang pos yang mengantarkan
pesan lalu pergi. 

Kedudukan Nabi sangat penting dan mendasar dalam
Islam. Salat kita tidak akan sah, atau bahkan tidak
akan diterima dalam pelukan Islam tanpa menyebutkan
nama dan status beliau. Rukun Islam pertama adalah
bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, dan Muhammad
adalah rasul-Nya. Al-Sakhâwî berkata: "Sebagaimana
kalimat syahadat telah menempatkan nama Rasulullah
bersebelahan dengan Nama Suci-Nya, dan telah
dinyatakan bahwa siapa mematuhi Nabi saw., ia mematuhi
Allah, dan siapa mencintai Nabi, ia mencintai Allah,
maka dengan cara serupa, Tuhan telah mengaitkan doa
kita terhadap Nabi saw. dengan rahmat-Nya kepada kita.


Oleh karena itu, seperti yang disebutkan Allah tentang
berzikir kepada-Nya: Ingatlah Aku, maka Aku akan ingat
kepadamu (Q 2:152). Allah akan membalas dengan sepuluh
salawat terhadap orang yang bersalawat satu kali
kepada Rasulullah, seperti yang digambarkan dalam
sebuah hadis sahih.  ‘Abd Allâh ibn ‘Amr ibn al-‘Âsh
meriwayatkan bahwa Nabi saw. bersabda: Barang siapa
bersalawat kepadaku satu kali, Allah akan bersalawat
kepadanya sepuluh kali. 

Alasan penting lainnya tentang mengapa orang harus
mengucapkan salawat kepada Nabi saw. adalah bahwa hal
itu ditegaskan dalam hadis: Doa atau permohonan
seorang muslim akan menggantung di antara langit dan
bumi selama ia belum menyertainya dengan salawat
kepada Nabi saw.  

Berjilid-jilid buku telah ditulis untuk menyanggah
klaim kaum Wahabi bahwa Nabi saw. tidak lagi
bermanfaat bagi umatnya. Mereka yang berusaha
merendahkan Nabi saw. dengan mengklaim bahwa ia
hanyalah orang biasa yang pernah hidup, dan sekarang
sudah meninggal, berarti telah mengabaikan ijmak ulama
Islam, hadis, dan firman Allah: Janganlah kamu mengira
bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati;
bahkan mereka hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat
rezeki. (Q 3:169)

Allah menegaskan bahwa para syuhada tetap hidup
setelah mereka meninggalkan kehidupan dunia. Jika
seorang syahid biasa dinyatakan tetap hidup, tentulah
para nabi juga tetap hidup dan bahkan memperoleh
balasan pahala yang lebih besar lagi. Nabi saw.
bersabda: "Para nabi tetap hidup dan melakukan salat
meskipun jasadnya telah terkubur". 

Ibn Mas‘űd meriwayatkan bahwa Nabi saw. bersabda:
Kehidupanku merupakan anugerah besar bagimu; kamu
mengucapkan salawat kepadaku, salawat itu akan kembali
kepadamu. Dan kematianku juga merupakan anugerah yang
besar bagimu: perbuatanmu akan ditampakkan di
hadapanku, jika menurutku itu baik, aku akan memuji
Allah dan jika menurutku itu jelek, maka aku akan
meminta ampun kepada Allah atas namamu. 

Ketika menjelaskan hadis ini, mantan mufti agung
Mesir, Syekh Hasanayn Muhammad Makhlűf menulis:
Hadis tersebut menunjukkan bahwa Nabi saw. merupakan
anugerah besar bagi umatnya selama beliau hidup,
karena melalui kehadirannya Allah memelihara umat
Islam dari kesesatan, kebingungan, dan perselisihan,
dan melalui Nabi saw. Allah memberikan petunjuk pada
jalan yang benar kepada manusia; dan setelah Nabi saw.
wafat, hubungan kita dengan anugerah kedua tidak
terputus, namun terus berlangsung dan menaungi kita. 

Setiap hari, perbuatan umat Islam diperlihatkan kepada
beliau, dan beliau akan memuji Allah bila perbuatan
itu baik, dan akan memohon ampunan Allah bila
perbuatan itu mengandung dosa kecil, dan memohon agar
Dia meringankan siksa bagi para penghuni kubur: dan
inilah anugerah terbesar bagi kita. Oleh karena itu,
“kehidupan Nabi merupakan anugerah besar bagi umat,
dan kematiannya juga merupakan anugerah besar bagi
umat.” Lebih jauh lagi, seperti yang telah disebutkan
dalam hadis ini, Nabi saw hidup di alam kubur dengan
bentuk kehidupan-transisi (hayâtun barzakhî) yang
lebih tinggi dari pada kehidupan-transisi para syuhada
yang disebutkan dalam Alquran lebih pada satu tempat. 

Karakteristik dua jenis kehidupan ini tidak dapat
diketahui kecuali oleh Allah Yang Maha Pemurah,
Mahatinggi, lagi Mahaagung. Dia berkuasa atas segala
sesuatu. Bahwa Dia menunjukkan perbuatan orang-orang
Islam kepada Nabi saw. sebagai bentuk penghormatan
kepada beliau dan kepada umatnya merupakan hal yang
sepenuhnya rasional, dan disebutkan dalam berbagai
hadis. Tak ada alasan untuk membantahnya. Allah swt
memberi petunjuk menuju cahaya-Nya siapa saja yang Dia
kehendaki. Dan Allah tahu yang terbaik. 

Ada sebuah kisah terkenal riwayat al-‘Utbî tentang
seorang badui yang meminta wasilah di makam Nabi:
Al-‘Utbî mengatakan: "Ketika aku sedang duduk di sisi
makam Nabi, seorang badui datang dan berkata,
eselamatan atasmu, ya Rasulullah! Aku telah mendengar
firman Allah, “Sesungguhnya jikalau mereka ketika
menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun
kepada Allah dan Rasul pun memohonkan ampun untuk
mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima
Tobat lagi Maha Penyayang (Q 4:64). 

Jadi, aku datang kepadamu memohon ampun atas segala
dosaku, mengharap wasilahmu dengan Tuhanku.” Lalu ia
pun mulai melantunkan puisi: Wahai manusia terbaik di
antara penghuni kubur yang dari wewangiannya bumi
menjadi manis Andai aku bisa menebus makam yang kau
huni yang penuh dengan kesucian, rahmat, dan kebaikan.
Kemudian ia pergi, lalu aku tertidur dan melihat Nabi
saw. dalam mimpiku. Beliau berkata kepadaku, Hai Utbî,
kejarlah orang badui itu dan beri dia kabar baik bahwa
Allah telah memaafkannya.” 

Alquran diturunkan untuk semua manusia dan untuk semua
zaman, dan dalam surah al-Nisâ’ ayat 64, Allah
menggugah setiap orang Islam untuk datang kepada Nabi
dan memohon wasilahnya sehingga Allah akan memberinya
ampunan. Dewasa ini mereka yang tidak mengakui
kedudukan Nabi sebagai wasilah dalam kehidupan dunia
dan akhirat, atau dengan kata lain mengklaim bahwa
beliau tidak punya kemampuan sedikit pun untuk
menyaksikan umatnya dari alam kubur, atau menjadi
wasilah atas nama mereka, semakin bertambah jumlahnya.


Mereka seharusnya memerhatikan peringatan Nabi dalam
hadis berikut: ‘Abd al-Rahmân ibn ‘Abd al-Rahmân ibn
‘Abd Allâh ibn Mas‘űd dari ayahnya, ia mendengar Nabi
saw. bersabda, “Barang siapa berdusta atas namaku,
maka bersiap-siaplah mengambil tempat duduknya di
neraka.”

Wa min Allah at tawfiq

wassalam, arief hamdani as sufi
http://mevlanasufi.blogspot.com
http://inditamagochi.blogspot.com  

________________________________________________________________________
Yahoo! Messenger - Communicate instantly..."Ping" 
your friends today! Download Messenger Now 
http://uk.messenger.yahoo.com/download/index.html





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help save the life of a child.  Support St. Jude Children's Research Hospital's
'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke