Lampung Post
      Sabtu, 26 Februari 2005 
     
      OPINI 
     
     
     
Antisipasi Kenaikan BBM 

      KENAIKAN bahan bakar minyak (BBM) di satu sisi merupakan risiko bangsa 
yang sulit dihindari. Namun, di sisi lain jangan menjadikan rakyat kecil makin 
menderita karena imbas kenaikan yang terjadi. Sebaliknya, pemerintah dituntut 
"mempertanggungjawabkan" subsidi untuk rakyat dalam bentuk-bentuk yang jelas. 
Bukan dalam bentuk-bentuk yang tidak jelas yang justru membuat rakyat makin 
menderita.

      Bentuk subsidi yang menjadi hak rakyat kecil harus dimasukkan dalam 
sistem dan aturan yang tegas dan jelas, sehingga tak ada suara keluhan yang 
meluncur dari mulut rakyat. Selama ini, ada logika yang ditanamkan ke rakyat 
soal kenaikan BBM itu, yaitu kenaikan tersebut justru membebani kalangan yang 
berkendaraan dan yang menggunakan BBM, yang dalam hal ini biasanya kalangan 
atas dan menangah. Rakyat kecil tak usah cemas karena mereka tak begitu 
menderita. Hanya, kalau harga naik, jelas rakyat kecil yang menderita. Inilah 
yang harus dicari pemecahannya.

      Kita menyadari pada 2004 DPR dan pemerintah telah menyepakati subsidi BBM 
untuk 2005 adalah Rp19 triliun. Namun, akibat kenaikan harga minyak mentah dan 
konsumsi BBM, beban subsidi itu menjadi meningkat. Diperkirakan jika harga BBM 
tidak naik, subsidi bisa mencapai Rp70 triliun pada 2005.

      Terkait itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan siap untuk 
tidak menjadi populer dengan keputusan pemerintah menaikkan harga bahan bakar 
minyak (BBM) dalam waktu dekat. Pemimpin, katanya, harus rela untuk tidak 
populer." "Saya diingatkan kalau ingin populer, jangan menaikkan harga BBM. 
Tapi pemerintah harus memikirkan kepentingan yang lebih besar," kata Kepala 
Negara.

      Ketika menjelaskan rencana kenaikan harga BBM tersebut, Presiden 
menegaskan jenis BBM yang akan dinikmati masyarakat banyak tidak akan 
dinaikkan, sebab kenaikan harga BBM tersebut diutamakan pada jenis BBM yang 
dikonsumsi kelompok masyarakat menengah ke atas.

      Ada harapan. Tapi ada punya kenyataan. Jika kesadaran kenaikan BBM adalah 
beban yang harus ditanggung bersama, bentuk-bentuk antisipasi kenaikannya juga 
harus mengacu ke kepentingan bersama. Terutama rakyat!

      Pemerintah kini harus mulai memikirkan bagaimana mengantisipasi segala 
hal yang terjadi di lapangan terkait masalah BBM. Tidak saja jika ada 
penimbunan BBM dan kelangkaan atau harga makin mahal di tingkat rakyat, tetapi 
juga segala bentuk kecurangan yang mungkin terjadi. Seperti, hak BBM untuk 
rakyat justru "dicuri" kalangan di luarnya.

      Kita sudah sangat sering mendengar rakyat "dihibur" BBM untuk mereka 
tidak naik. Namun, hal ini tetap sama saja jika peristiwa-peristiwa di lapangan 
tidak diselesaikan dengan tegas.

      Kalangan yang berani "bermain" dengan BBM harus bisa diusut dan 
diselesaikan secara hukum.

      Akhirnya, kita menyadari kenaikan BBM menjadi risiko yang tak terelakkan. 
Hanya, jangan membuat terpuruk rakyat karena mereka tidak berdosa membuat 
subsidi ke BBM makin melambung. Mereka juga tidak butuh sesuatu yang menghibur 
soal kenaikan harga, melainkan harus ada kebijakan pemerintah sebagai 
pengimbang untuk rakyat kecil. Kegiatan "pengimbang" itu tentu saja bisa 
melirik ke masalah kesejahteraan mereka.
     


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help save the life of a child.  Support St. Jude Children's Research Hospital's
'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke