http://www.indomedia.com/bpost/022005/28/depan/utama1.htm Senin, 28 Februari 2005 00:54:21
Hari Ini 27 Kota Digoyang Demo Jakarta, BPost Sekitar 27 kota di Indonesia, Senin (28/2) hari ini akan digoyang demonstrasi besar-besaran berkait rencana pemerintah menaikkan bahan bakar minyak (BBM), Maret mendatang. Dari 27 kota yang akan digoyang oleh kekuatan Forkot dan elemennya, itu di antaranya, Medan, Palembang, Padang, Jambi, Lampung, Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Jogjakarta, Bali, Flores, Menado, Makassar, Samarinda, Pontianak, Banjarmasin dan sejumlah kota lainnya. "Untuk kali ini demonstrasi tak mengonsentrasikan diri di satu titik, tapi menyebar di banyak titik. Kemungkinan besar demo akan ekstrim," kata Adian Napitupulu, aktifis Forkot, Minggu (27/2). Ditegaskan dia, jika Presiden Yudhoyono tetap nekat menaikkan BBM, tidak menutup kemungkinan dia akan jatuh dari kursi kekuasaannya menyusul presiden-presiden terdahulu. Alasannya, kenaikan BBM selama ini menjadi isu yang sangat sensitif. "Besok kita dan seluruh jaringan akan bergerak dan kita akan demo lima sampai enam hari terus menerus. Kalau Yudhoyono tidak percaya, silakan coba saja," tandas aktivis itu. Meski kenaikan BBM terkait Pertamina, namun Forkot menurut Adian tidak akan melakukan aksinya di gedung milik pemerintah itu. Alasannya, Pertamina tidak ikut bertanggung jawab dalam menaikkan harga BBM. "Justru yang kita demo pemerintah karena 60 persen saham Pertamina dikuasai pemerintah. Jadi, kalau ada yang demo Pertamina, itu upaya untuk menggeser isu seolah-olah Yudhoyono tidak bersalah," tuturnya. Menurut dia, harga BBM dinaikan tidak lebih meningkatkan jumlah uang yang akan mereka korupsi. Artinya, "ketika harga BBM dinaikkan, minimal akan ada Rp70 triliun lagi uang yang akan dikorup," urai Adian. Padahal, menurut perhitungan Kwik Kian Gie, satu liter bensin biaya produksi dan distribusinya cuma Rp540 rupiah. Artinya, tanpa harus macam-macam pemerintah sudah diuntungkan Rp1.270 per liter. "Jadi yang dimaksudkan pemerintah itu adalah selisih harga jual antara BBM di Indonesia dengan di Singapura. Itu bukan subsidi, itu selisih harga jual. Jadi, tak ada alasan yang sangat masuk akal dan logis menaikan harga BBM," tandasnya. Direktur YLKI Indah Sukmaningsih mengungkapkan, kenaikan harga BBM pasti akan menyakitkan rakyat. Karena itu dia berharap pemerintah menyiapkan solusinya untuk menghilangkan rasa sakit itu. "Tidak ada satupun pemerintah yang berani menanggung dengan naiknya BBM tidak dibarengi kenaikan listrik, transpor dan sebagainya. Pasti itu sakit. Kita berharap pemerintah tidak mencari gampangnya saja," jelas dia. Biasanya, lanjut Indah, yang paling gampang dilakukan pemerintah adalah mengalokasikan dana subsidi BBM kepada masyarakat. Indah juga menyinggung hitung-hitungan Kwik Kian Gie yang meragukan kebenaran subsidi BBM. Seharusnya, hitung-hitungan subsidi itu harus diungkapkan secara transparan kepada masyarakat dan DPR. "Termasuk konpensasi yang akan diberikan ke rakyat. Konpensasinya seperti apa? Harus ada instrumennya, lewatlah APBN. Sehingga kalau diselewengkan sudah ada instrumennya dan harus ada sanksinya. Nggak kayak sekarang diurut siapapun mereka semua melakukan (KKN). Yang membingungkan apakah subsidi itu anggaran untuk pembangunan atau untuk rakyat?" tanya Indah. Naik 29 persen Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yugiastoro menyatakan, pemerintah tetap akan menaikkan harga BBM sekitar 29 persen yang akan diumumkan Maret. "Pemerintah telah menyediakan dana kompensasi untuk masyarakat miskin sebesar Rp10 triliun," ucap Yusgiantoro, di di Palembang, Sumatera Selatan, akhir pekan tadi. Sasaran dana itu meliputi bantuan untuk pendidikan, kesejahteraan, kesehatan, dan beras murah (raskin). Rencana pemerintah (menaikkan BBM) ditentang sebagian besar fraksi di DPR RI. Bahkan, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), salah satu parpol pendukung Susilo Bambang Yudhoyono, menyatakan ikut menolak. "Momentum kenaikan BBM untuk saat ini kurang tepat," ujar Pjs Presiden PKS Tifatul Sembiring. Sedangkan Soetardjo Soeryoguritno dari PDIP mengatakan, "Kita lihat SBY belum siap menerima konsekuensi politik kenaikan BBM." Berbeda orang-orang di parlemen, sejumlah tokoh nasional lintas bidang kepakaran secara khusus memasang iklan di harian Kompas edisi kemarin. Isinya justru mendukung penghentian subsidi BBM. Penghentian subsidi berarti, mendukung kenaikan harga BBM. Mereka yang mendukung, antara lain, Todung Mulya Lubis (pengacara), Gunawan Mohammad (pers), Ayu Utami (novelis), Frans Magnis Suseno (rohaniwan), Fikri Jufri (wartawan senior), Lin Che Wei (ekonom), Ulil Abshar Abdala (Jaringan Islam Liberal), Rahman Tolleng (tokoh intelijen), Sofyan Wanandi (pengusaha), Hadi Susastro (ekonom), Agus Sudibyo (peneliti), dan Anggito Abimanyu (birokrat). "Sebab subsidi selama ini salah sasaran. Juga, menyenangkan penyelundup minyak," demikian bunyi iklan bersama para tokoh nasional. Di tempat terpisah, Menteri Koperasi dan UKM Suryadarma Ali menyatakan, departemennya mendapat kompensasi anggaran sebesar Rp 200 miliar dari kenaikan BBM ini. Rencananya, dana itu akan dipakai untuk subsidi bunga kredit UKM. JBP/bec/abs/yat [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.' http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/