** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **

Khilaf beda dgn khilafah.

Siapa ya yang bisa menekan pemerintah agar mau ganyang korupsi?
Kita, rakyat, udah memberi suara dalam memilih pemimpin melalui 
pemilu.

Demokrasipun menjadi suatu yang utopis dong ya kalo hukum tidak 
tegak.

Semua omongan ini menjadi utopis. Ya udah gak usah berharap dan 
bermimpi apapun.

--- In ppiindia@yahoogroups.com, "antonhartomo" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
> 
> udahlah omdo utopis khilaf. impian-mustahil, bisa ubah keadaan ?
> tekan saja pemerintah agar mau ganyang korupsi.
> sudah berbuat apa kita bagi negeri ini, kok bekoar ?
> jangan duduk terus, kalau tak mau didikte orang lain.
> 
> NKRI final-dinamis itu sekaitan sistem ideologis. ibarat tata 
> molekular dinamis, tapi makro gak perlu digeser bendanya. kalau 
> hukum tegak, koruptor ditindak, keterpurukan niscaya makin hilang. 
> kalau tidak, impian sistem apapun nonsens saja.
> 
> salam
> 
> 
> 
> 
> --- In ppiindia@yahoogroups.com, "Samudjo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > Sebenarnya setuju dengan Pak Boy,
> > Tapi kita tidak boleh berhenti berusaha melepaskan diri dari 
> dominasi bangsa
> > lain
> > kalo kita puas dengan NKRI final seperti ini hanya akan 
> mengokohkan posisi
> > kita sebagai republik TKW dan koruptor
> > Dari dahulu Indonesia terus menerus dipengaruhi oleh bangsa lain 
> karena
> > berbagai alasan terutama karena tidak adanya halangan geografis 
> yang
> > mencegah pengaruh tersebut sehingga budaya korupsi memang benar-
> benar sudah
> > berurat berakar.
> > Khilafah Islam mungkin bisa berhasil apabila masing-masing 
> anggotanya sudah
> > bisa independent berdiri sendiri, lalu sedikit demi sedikit 
> tataniaga dan
> > tatanegara nya diatur contohnya EEC.
> > Kalau yang dipersatukan itu negara-negara bobrok hanya akan 
> berakhir seperti
> > blok eropa timur tempo hari
> > Maka yang harus jadi prioritas kita sekarang, bagaimana sesegera 
> mungkin
> > mengentaskan Indonesia dari dominasi bangsa asing dengan 
penegakan 
> hukum dan
> > mempromosikan hidup sederhana.
> > Khilafah Islam ? Memang sedikit utopis, cuma sedih amat kalo 
> sekedar mimpi
> > aja sudah dilarang,
> > Wassalam,
> > samudjo
> > ----- Original Message -----
> > From: ". Pradana Boy Ztf" <[EMAIL PROTECTED]>
> > To: <ppiindia@yahoogroups.com>
> > Sent: Tuesday, April 05, 2005 2:17 PM
> > Subject: [ppiindia] Utopisme dan Irasionalitas Khilafah Islam
> > 
> > 
> > >
> > > Dear all,
> > >
> > > Tidak ada yang bisa diharapkan dari Khilafah Islamiyah. Inilah 
> salah satu
> > > jawaban kenapa umat Islam sulit berjaya kembali. Karena 
terlalu 
> suka
> > > menengok masa lalu dan memikirkan sesuatu yang utopis.
> > > ---------------------------------------------------------------
--
> ---------
> > -
> > >
> > > Utopisme dan Irasionalitas Khilafah Islam
> > > Oleh: Pradana Boy ZTF*)
> > >
> > > PROLIFERASI gerakan Islam berideologi kanan di Indonesia 
> beberapa tahun
> > > belakangan ini, telah membuka kembali perdebatan tentang 
> khilafah Islam.
> > > Ini terjadi karena Hizbut Tahrir, salah satu eksponen gerakan 
> Islam
> > > ideologis di Indonesia, mengusung gagasan tentang perlunya 
> kembali kepada
> > > sistem khilafah sebagai solusi dari semua problem yang 
dihadapi 
> oleh
> > > bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Tulisan ini 
> bermaksud mengkaji
> > > utopisme dan irasionalitas adopsi sistem khilafah Islam dalam 
> konteks
> > > modernitas.
> > >
> > > Irasionalitas mengadopsi sistem khilafah dalam konteks masa 
kini
> > > sebenarnya juga bisa diidentifikasi melalui pelacakan social 
> setting and
> > > social structure suatu masyarakat tertentu. Kajian mendalam 
> tentang
> > > sejarah pembentukan dan evolusi bentuk pemerintahan di negara-
> negara Arab
> > > yang dilakukan oleh Nazih al-Ayubi (1995) dalam Overstating 
Arab 
> States
> > > bisa dijadikan sebagai salah satu contoh. Al-Ayubi menggunakan 
> kerangka
> > > teori Marxisme tentang mode of production untuk menganalisis 
> evolusi
> > > sistem kenegaraan di dunia Arab. Apa yang terjadi kemudian 
adalah
> > > kegagalan menggunakan kerangka teori ini untuk menjelaskan 
> fenomena yang
> > > terjadi di Arab. Kerangka teori Marxisme mengidentifikasi bahwa
> > > suprastuktur negara sangat ditentukan oleh basis masyarakat. 
> Oleh Marx,
> > > basis itu tidak lain adalah mode of production dan relasi 
> antarpara
> > > pemilik sarana-sarana produksi itu.
> > >
> > > Sementara dalam masyarakat Barat di mana Marx menelurkan 
> gagasannya,
> > > sarana produksi lebih bersifat modern, dalam masyarakat Arab 
pra-
> Islam,
> > > mode of production seperti yang diandaikan oleh Marx itu 
> tidaklah ada.
> > > Yang berlangsung adalah apa yang disebut dengan Asiatic mode 
of 
> production
> > > di mana pemilik unsur-unsur produksi adalah tribe (suku), dan 
> tidak lain
> > > yang dimiliki adalah tanah. Sehingga penguasaan unsur produksi 
> sebenarnya
> > > ditentukan oleh pemilikan tanah. Tetapi dalam hal bahwa basis 
> menentukan
> > > suprastruktur, pendekatan Marxian bisa diterapkan di sini. 
> Karena dominasi
> > > pemilikan tanah ada di tangan suku, maka proses penentuan 
> suprastruktur
> > > negara sangat ditentukan oleh ikatan-ikatan primordial yang 
> kemudian
> > > dikenal melalui teori Ibn Khaldun sebagai ashabiyyah.
> > >
> > > Dalam konteks inilah, Ibn Khaldun kemudian mengintrodusir 
> gagasan bahwa
> > > satu-satunya jalan untuk mengontrol negara adalah dengan 
> peperangan,
> > > sehingga terjadilah pergeseran dari Asiatic mode of production 
> kepada
> > > tributary atau military atau conquest mode of production. Maka 
> lahirnya
> > > imperium Islam, sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari mode 
ini. 
> Jika
> > > dilihat secara kasar, tributary mode of production ini 
> sebenarnya terjadi
> > > dalam satu sistem pemerintahan yang bernama khilafah.
> > >
> > > Dalam konteks inilah, maka simplifikasi khilafah sebagai sistem
> > > pemerintahan yang terbaik menjadi sangat ahistoris. Dengan 
> melihat kepada
> > > social structure di atas, khilafah sama sekali bukan sistem 
> Islam, ia
> > > adalah produk zaman, di mana pada awalnya sistem kenegaraan 
yang
> > > didasarkan tribe sangat mendominasi. Lahirnya sistem khilafah 
> adalah
> > > evolusi dari sistem dan mekanisme yang berkembang dalam 
tradisi 
> masyarakat
> > > Arab pra-Islam itu dan dengan demikian mengandung unsur-unsur
> > > partikularistik yang tidak bisa diadopsi begitu dalam konteks 
> masyarakat
> > > yang memiliki sistem sosial yang berbeda.
> > >
> > > Maka jika khilafah adalah sistem Islam yang universal, 
> sesungguhnya dengan
> > > sangat mudah akan kita temukan sistem khilafah bertebaran di 
> seantero
> > > negara Arab yang memiliki hubungan genealogis sangat erat 
dengan 
> sejarah
> > > kelahiran khilafah. Tetapi yang terjadi adalah, bahwa hampir 
> tidak ada
> > > negara-negara Timur Tengah yang mengadopsi sistem khilafah 
> sebagai sistem
> > > negaranya. Tidak sedikit yang justru sekarang ini beralih 
> mengadopsi
> > > republik atau republik demokratis sebagai sistem negaranya. Ini
> > > menunjukkan bahwa sistem negara adalah sesuatu yang evolutif 
dan 
> ia
> > > merupakan human construction yang tidak melibatkan Tuhan 
terlalu 
> jauh di
> > > dalamnya.
> > >
> > > Dengan menjadikan negara-negara di Arab sebagai objek 
> pengamatan, Ibn
> > > Khaldun lalu sampai pada suatu kesimpulan bahwa terdapat lima 
> tahapan di
> > > mana negara mengalami masa perkembangan dan keruntuhan: 
> konsolidasi,
> > > tirani, eksploitasi hak-hak istimewa, perdamaian serta 
desolusi 
> dan
> > > pembusukan (Fakhry, 2003: 342). Pada tahapan yang terakhir 
ini, 
> kekuasaan
> > > mengalami pembusukan karena, menurut Ibn Khaldun, terjadinya
> > > penyalahgunaan hak milik publik untuk kesenangan penguasa 
> (monarch). Apa
> > > yang diidentifikasi oleh Khaldun ini, tentu terjadi dalam 
sebuah 
> konteks
> > > di mana khilafah menjadi sistem dominan bagi bangsa-bangsa 
Arab 
> pada masa
> > > itu. Karena potensi penyimpangan dalam sistem khilafah yang 
luar 
> biasa
> > > itu, menjadi bisa dimaklumi ketika negara-negara Arab 
belakangan 
> ini,
> > > demikian kesaksian Richard N. Hass (2003), mulai melirik 
> demokrasi sebagai
> > > sistem alternatif.
> > >
> > > Demokrasi memang tidak sepenuhnya baik, tapi sampai dengan 
hari 
> ini,
> > > demokrasi selalu dirujuk sistem pemerintahan terbaik. 
Dibanding 
> dengan
> > > sistem pemerintahan lainnya demokrasilah yang paling reliable. 
> Satu hal
> > > yang patut disadari bersama adalah bahwa dalam demokrasi 
> sendiri, terdapat
> > > varian-varian yang beragam. Tetapi beragamnya varian itu 
adalah 
> sah
> > > sepanjang nilai-nilai dasar demokrasi diberlakukan.
> > >
> > > Penolakan sementara kelompok terhadap demokrasi adalah 
> didasarkan pada
> > > keyakinan bahwa hukum Tuhan adalah hukum terbaik. Gagasan ini 
> sangat
> > > utopis dan terlampau abstrak. Bagaimana hukum Tuhan yang 
abstrak 
> itu akan
> > > diberlakukan untuk menangani persoalan-persoalan kemanusiaan, 
> tanpa campur
> > > tangan manusia di dalamnya. Sementara pada awal pewahyuan saja,
> > > hukum-hukum Tuhan itu masih memerlukan penjelasan teoretik dan 
> praksis
> > > dari Nabi, bagaimana dengan kita yang hidup di alam yang jauh 
> dari Nabi,
> > > maka penafsiran hukum Tuhan itu menjadi tidak bisa dielakkan. 
> Demokrasi,
> > > adalah kreasi manusia untuk mengaktualisasi hukum Tuhan dalam 
> konteks
> > > profanitas kehidupan manusia. Sehingga, demokrasi tidak 
bermakna
> > > menghilangkan suara Tuhan.
> > >
> > > Maka dalam konteks ini, Islam sebagai sistem terbaik, tidak 
ada 
> satu
> > > orangpun yang bisa membantahnya. Tapi apakah yang dimaksud 
> dengan sistem
> > > itu adalah sistem negara, terlalu terburu-buru menyimpulkan 
> Islam punya
> > > sistem kenegaraan. Maka, poinnya adalah justru Islam memiliki 
> potensi yang
> > > paling baik untuk mengadopsi nilai-nilai demokrasi yang tidak 
> destruktif.
> > > Di luar persoalan dari manakah demokrasi itu berasal, nilai-
nilai
> > > demokrasi sebenarnya sangat kompatibel dengan nilai Islam. 
Maka 
> yang
> > > diperlukan adalah bukan semata-mata mengadopsi demokrasi yang 
> ala Barat
> > > dan destruktif itu, melainkan melakukan "ekstraksi" sehingga 
> nilai-nilai
> > > demokrasi yang pada dasarnya sudah universal itu, bisa bertemu 
> dengan
> > > gagasan Islam yang memang bisa menjadi rahmatan li al-alamin. 
> Para filosof
> > > muslim telah memberikan teladan, bagaimana melakukan 
akselerasi 
> warisan
> > > filsafat Yunani dengan nilai-nilai yang genuine Islam, 
sehingga 
> lahirlah
> > > filsafat Islam yang sangat kaya dan sangat syarat dengan nilai-
> nilai
> > > Islam, dan pada saat bersamaan tidak menafikan perujukan 
> terhadap filsafat
> > > Yunani sebagai sumber inspirasi. Tidakkah hal seperti ini bisa
> > > diberlakukan pada demokrasi? Sehingga pilihan untuk 
> menganggalkan khilafah
> > > dan menggantinya dengan demokrasi justru menunjukkan kekayaan 
> Islam dan
> > > fleksibilitas agama ini dalam melakukan akselerasi dengan 
> perubahan.
> > >
> > > *)Dosen UMM dan aktivis JIMM, tengah studi di The Australian 
> National
> > > University (ANU), Canberra, Australia.
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > 
> 
*********************************************************************
> ******
> > > Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju 
> Indonesia
> > yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
> > >
> > 
> 
*********************************************************************
> ******
> > > 
> 
_____________________________________________________________________
> _____
> > > Mohon Perhatian:
> > >
> > > 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali 
sbg 
> otokritik)
> > > 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan 
> dikomentari.
> > > 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;
> > > 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
> > > 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
> > > 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
> > >
> > > Yahoo! Groups Links
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > 
> > DISCLAIMER: The information contained in this communication is 
> intended solely for the use of the individual or entity to whom it 
> is addressed and others authorized to receive it. It may contain 
> confidential, legally privileged information or otherwise 
protected 
> by law from disclosure and is intended solely for the use of the 
> addressee. If you are not the intended recipient you are hereby 
> notified that any disclosure, copying, distribution or taking any 
> action in reliance on the contents of this information is strictly 
> prohibited and may be unlawful. Unless otherwise specifically 
stated 
> by the sender, any documents or views presented are solely those 
of 
> the sender and do not constitute official documents or views of  
PT 
> Apexindo Pratama Duta Tbk. If you received this email in error, 
> please immediately notify the sender or our email administrator at 
> [EMAIL PROTECTED] and delete it from your system. Thank you.





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources 
often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today!
http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Kirim email ke