Kehebatan seorang strategi militer itu dibuktikan dalam medan pertempuran 
melawan musuh yang hebat kuat atau lebih kuat, seperti Alexander the Great, 
Napoleon, Marskal Zukov, Jenderal McArhur, Jenderal Eisenhower, Jenderal 
Giap, Chu Te,  tetapi kalau dalam menupas rakyatnya sendiri yang tidak 
bersenjata, apakah bisa dikatagorikan sebagai seorang strategist yang 
hebat?? Barangkali pandangan menganggap berlebih-lebihan perlu direvisi!

----- Original Message ----- 
From: "Samudjo" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <ppiindia@yahoogroups.com>
Sent: Friday, April 08, 2005 3:15 AM
Subject: Re: [ppiindia] Kolonel Latief dan Pelurusan Sejarah


>
> Kalau analisa "post factum" itu benar
> Harus diakui Pak Harto sebagai ahli strategi yang hebat
> Sayang sekali kalau kepiawaiannya itu tidak ada yang mewarisi
> Siapa tahu kita bisa mengubah nasib bangsa ini dengan cara yang lebih
> terencana dan terarah
> Strategi itu mempan karena situasi dan kondisi pada saat itu memang 
> kondusif
> Mengapa pada saat itu bangsa Indonesia berhasil "dibodohi"?
> Sebab, penguasa sebelumnya Bung Karno sedang berlaku dzalim.
> Aidit dan PKI tiap hari pawai "ganyang Malaysia", "ganyang 7 setan desa"
> termasuk "ganyang santri" masyarakat diprovokasi, barisan tani minta
> dipersenjatai peristiwa bandar betsy dan lain-lain ternyata telah menaikan
> emosi rakyat.
> Pramudya Ananta Tur sebagai pembesar Lekra sangat garang menyerang dan
> memenjarakan  sastrawan Islam termasuk HB Yassin, Buya HAMKA dengan
> "tenggelamnya kapal Van Der Wijk"dan lain-lain.
> Dukungan rakyat terhadap Bung Karno tetap tinggi, meskipun Bung Karno
> kemudian mendukung PKI dan Aidit, padahal nyata-nyata PKI telah 
> memberontak
> terhadap RI tahun  1948.
> Di lain fihak Bung Karno seolah tidak merasakan penderitaan rakyat. Tiap
> hari ada pesta di Istana, berlenso ria serta bermesum ria.
> Maka dengan SBY menaikan BBM, dia benar-benar harus berhati-hati 
> menggunakan
> uang kompensasinya, sesenpun jangan ada yang dipakai untuk hal yang lain
> selain untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang paling bawah.
> Supaya jangan terulang lagi kudeta merangkak yang kedua,
> WaLlahu a'lam,
> samudjo
> ----- Original Message -----
> From: "Ambon" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <Undisclosed-Recipient:;>
> Sent: Friday, April 08, 2005 7:08 AM
> Subject: [ppiindia] Kolonel Latief dan Pelurusan Sejarah
>
>
>>
>> http://www.kompas.com/kompas-cetak/0504/08/opini/1671419.htm
>>
>>
>> Kolonel Latief dan Pelurusan Sejarah
>> Oleh Asvi Warman Adam
>>
>>
>> TANGGAL 6 April 2005 pagi Kolonel Abdul Latief wafat di Jakarta dalam 
>> usia
> 78 tahun. Ia tokoh sejarah yang memegang peran kunci dalam peristiwa G30S
> tahun 1965.
>>
>> Pleidoi yang disampaikannya dalam sidang Mahkamah Militer Tinggi
> (Mahmilti) Jawa Barat tahun 1978 telah diterbitkan tahun 2000 dan 
> mengalami
> beberapa kali cetak ulang. Buku tersebut memberikan sumbangan menyangkut
> empat hal dalam upaya pelurusan sejarah Indonesia.
>>
>>
>> Pertama, peran Soeharto dalam Serangan Umum tanggal 1 Maret 1949 semakin
> dikecilkan bahkan dilecehkan. Bukan hanya sebagai penggagas serangan umum
> itu, lebih dari itu, sebagai pelaksana lapangan pun diragukan. Menurut
> Latief, saat itu ia memimpin pasukan yang menduduki daerah sepanjang
> Malioboro. Pasukannya diserang balik oleh Belanda dan mengakibatkan dua
> orang gugur dan 12 orang luka-luka. Ketika ia kembali ke markas, Soeharto
> sedang makan soto babat bersama pengawalnya. Malahan Latief kembali
> diperintah untuk menggempur pasukan Belanda yang ada di Pemakaman Kuncen,
> Yogyakarta.
>>
>>
>> Soeharto masih hidup, tentu ia dapat membantah keterangan Latief apabila
> itu tidak benar. Bantahan Soeharto itu sangat penting karena di antara
> pelaku sejarah peristiwa itu hampir semuanya sudah meninggal. Kalau
> didiamkan, tentu dapat merugikan prestasi Soeharto. Paling tidak, menurut
> hemat saya, Soeharto adalah pelaksana lapangan dari serangan tersebut,
> sungguhpun dalang di balik aksi itu adalah Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
>>
>>
>> Kedua, Latief mengeluarkan kesaksian bahwa ia telah memberitahukan 
>> rencana
> aksi G30S itu kepada Soeharto, baik pada tanggal 28 September 1965 (di 
> rumah
> Jalan Agus Salim) dan di RSPAD Gatot Subroto pada malam hari sebelum
> peristiwa terjadi. Mengenai pertemuan dengan Latief tanggal 30 September
> 1965 ternyata Soeharto mempunyai dua versi yang berbeda. Kepada wartawan
> Amerika Serikat Arnold Brackman, ia mengatakan bahwa Latief datang ke sana
> untuk "mengecek" Soeharto. Tidak dijelaskan untuk mengecek apa. Kepada
> wartawan majalah Jerman Der Spiegel, Soeharto mengemukakan bahwa Latief
> datang untuk membunuhnya, namun tidak jadi karena di sana ada cukup banyak
> orang. Terlepas dari mana di antara kedua versi itu yang benar, Soeharto
> mengakui keberadaan Latief di RSPAD Gatot Subroto malam itu.
>>
>>
>> Ketiga, kalau dapat disimpulkan bahwa Soeharto mengetahui gerakan itu
> sebelum terjadi-seberapa pun mendalam atau tidak mendalamnya
> pengetahuannya-ia telah melakukan kelalaian karena tidak melaporkan
> peristiwa yang sangat krusial itu kepada Jenderal Achmad Yani (atau AH
> Nasution). Aspek ini menjadi entry point bagi analisis "kudeta merangkak"
> yang dilontarkan kemudian oleh beberapa pengamat. Analisis itu sendiri
> bersifat post-factum, maksudnya analisis dilakukan setelah rentetan
> peristiwa terjadi.
>>
>>
>> Ada beberapa varian kudeta merangkak, antara lain yang disampaikan oleh
> Saskia Wieringa, Peter Dale Scott, dan paling akhir Subandrio. Mantan 
> Kepala
> Badan Pusat Intelijen (BPI) ini membagi kudeta merangkak itu atas empat
> tahap, 1) menyingkirkan para jenderal saingannya melalui pembunuhan yang
> terjadi tanggal 1 Oktober 1965 dini hari, 2) membubarkan PKI, partai 
> dengan
> jumlah anggota beberapa juta orang, yang menjadi pendukung Bung Karno, 3)
> menangkap 15 orang menteri yang loyal kepada Presiden Soekarno, 4) 
> Merenggut
> kekuasaan dari Soekarno.
>>
>> Analisis ini memperlihatkan seakan- akan strategi perebutan kekuasaan 
>> yang
> berlangsung dari tahun 1965 sampai dengan 1967/1968 terencana secara
> sistematis, sungguhpun tahap demi tahap itu sebetulnya berjalan sesuai
> dengan perkembangan situasi.
>>
>>
>> Keempat, pengalaman Latief selama ditahan memperlihatkan kekejaman yang
> tiada tara pada penjara Orde Baru. Terutama ditujukan terhadap orang-orang
> yang tidak disukai oleh penguasa. Latief ditangkap begitu cepat setelah
> peristiwa G30S/1965, tetapi ia keluar penjara termasuk yang paling 
> belakang.
> Selama 33 tahun ia di balik jeriji besi, termasuk 10 tahun dalam sel
> isolasi. Di dalam sel isolasi itu kakinya yang terkena bayonet dan digips
> tidak dibersihkan oleh petugas kesehatan sehingga penuh ulat dan
> mengeluarkan bau. Dalam kesakitan yang tidak tertahankan ia disuntik 
> insulin
> meskipun Latief alergi terhadap obat ini sehingga ia sempat jatuh pingsan.
>>
>>
>> Prof Henk Schulte Nordholt dari Universitas Amsterdam mengatakan bahwa
> salah satu ciri historiografi Orde Baru adalah tidak disinggungnya aspek
> kekerasan dalam sejarah. Hal tersebut benar kalau dilihat pada buku 
> sejarah
> yang diajarkan di sekolah-sekolah. Yang diceritakan hanyalah keberhasilan
> operasi-operasi militer dalam menumpas berbagai pemberontakan di 
> Indonesia,
> tetapi kekerasan justru tidak disebut. Kekerasan yang ditutup-tutupi itu
> yang terulang dan terulang lagi dalam berbagai kejadian di Tanah Air
> pasca-1965.
>>
>>
>> Di dalam memoarnya Subandrio menyebutkan peran perwira yang berasal dari
> lingkungan Kodam Diponegoro, Jawa Tengah, di seputar tahun 1965. Mantan
> Menteri Luar Negeri RI itu menyebut Soepardjo-Untung-Latief sebagai "trio
> yang dikorbankan", sedangkan Soeharto-Yoga Sugomo-Ali Murtopo sebagai 
> "trio
> yang dipakai selanjutnya". Kalau betul bahwa Kolonel Abdul Latief itu
> dikorbankan, semoga pengorbanannya mendorong bangsa ini untuk kembali
> menulis sejarahnya secara benar.
>>
>> Asvi Warman Adam Ahli Peneliti LIPI, Visiting Fellow pada KITLV Leiden
>>
>> [Non-text portions of this message have been removed]
>>
>>
>>
>>
>>
> ***************************************************************************
>> Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia
> yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
>>
> ***************************************************************************
>> __________________________________________________________________________
>> Mohon Perhatian:
>>
>> 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg 
>> otokritik)
>> 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
>> 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;
>> 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
>> 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
>> 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
>>
>> Yahoo! Groups Links
>>
>>
>>
>>
>>
>
> DISCLAIMER: The information contained in this communication is intended 
> solely for the use of the individual or entity to whom it is addressed and 
> others authorized to receive it. It may contain confidential, legally 
> privileged information or otherwise protected by law from disclosure and 
> is intended solely for the use of the addressee. If you are not the 
> intended recipient you are hereby notified that any disclosure, copying, 
> distribution or taking any action in reliance on the contents of this 
> information is strictly prohibited and may be unlawful. Unless otherwise 
> specifically stated by the sender, any documents or views presented are 
> solely those of the sender and do not constitute official documents or 
> views of  PT Apexindo Pratama Duta Tbk. If you received this email in 
> error, please immediately notify the sender or our email administrator at 
> [EMAIL PROTECTED] and delete it from your system. Thank you.
>
>
>
>
>
> ***************************************************************************
> Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia 
> yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
> ***************************************************************************
> __________________________________________________________________________
> Mohon Perhatian:
>
> 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
> 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
> 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;
> 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
> 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
> 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
>
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
>
> 



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help save the life of a child.  Support St. Jude Children's Research Hospital's
'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke