Ini salah satu contoh bhwa kita tak perlu memisahkan antara akal/ilmu dan iman/wahyu. Bahwa Ilmu yang Haq akan ketemu dengan Wahyu yang Haq.
enjoy it. BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU [Kolom Tetap Harian Fajar] 003. Interaksi Iman dan Ilmu, Pencemaran Thermal Antara tumbuh-tumbuhan di pihak yang lain dengan manusia dan binatang di pihak yang lain membentuk sistem yang dalam ungkapan bidal Melayu lama berbunyi: Seperti aur dengan tebing, atau dalam ungkapan modern yang canggih bunyinya: Mutualis simbiosis, suatu ekosistem saling menghidupi dan menghidupkan. Aur yang tumbuh di tebing mendapat zat-zat yang dibutuhkan tanaman untuk bertumbuh.Akar-akar aur menusuk ke dalam tanah di tebing untuk dapat mengisap zat-zat yang dibutuhkannya itu. Di pihak yang lain tebing mendapatkan manfaat dari akar-akar rumpun aur, tebing menjadi kuat, tidak mudah terban (tidak pakai g). Untuk dapat hidup, manusia dan binatang harus mengisi perut, makan dan minum dan mengisap udara, bernafas. Tujuan makan bukan untuk kenyang, karena itu hanya sekadar kesan saja, melainkan makan pada hakekatnya adalah mengisi tubuh dengan bahan bakar. Dan bernafas bukan hanya sekadar menghirup udara segar supaya tidak mati lemas, melainkan mengisi tubuh dengan oksigen dari udara. Di dalam tubuh manusia dan binatang terjadilah reaksi kimia yang disebut oksidasi. Reaksi kimia ini menimbulkan panas dan proses tersebut disebut respirasi. Demikianlah tubuh manusia dan binatang menjadi panas, dan panas ini dipertahankan suhunya oleh suatu sistem yang musykil dalam tubuh manusia dan binatang, yaitu sistem pengatur suhu. Menarik nafas artinya memasukkan oksigen ke dalam tubuh, sedangkan mengeluarkan nafas artinya membuang sampah hasil pembakaran ke udara. Sebenarnya yang dibuang ke udara itu pada hakekatnya hanya sejenis yang berupa sampah dan yang lain tidak dipandang sampah. Yang epertama adalah karbon dioksida, zat asam arang, CO2. Yang kedua adalah air dalam bentuk uap. Air yang berasal dari menegeluarkan nafas ini dapat dilihat jika kita ada di tempat dingin. Uap air itu mengembun di udara berupa titik-titik air yang halus, kelihatannya seperti asap putih atau kabut. CO2 ayang dihasilkan/dikeluarkan dari tubuh manusia dan binatang merupakan polutan, zat pencemar yang mencemarkan udara. Pencemaran udara oleh CO2 ini bukan semata-mata dari manusia dan binatang saja, melainkan, dan ini yang lebih banyak, berasal dari budak-budak tenaga, energy slaves. Tidaklah berperi-kemanusiaan, jika manusia memperbudak sesamanya manusia. Akan tetapi oleh karena pada dasarnya manusia suka memperbudak, maka manusia memperbudak binatang, tenaga otot binatang dimanfaatkan untuk bekerja. Setelah James Watt mendapatkan mesin uap, maka manusia memproduksi budak-budak tenaga secara massal, yaitu mesin-mesin yang dayanya lebih besar dari daya otot binatang. Dan mesin-mesin ini menghasilkan CO2 jauh lebih banyak ketimbang CO2 yang berasal dari manusia dan binatang. Sehingga sangat perlu sekali dilaksanakan birth control terhadap budak-budak tenaga ini. Mengapa? Oleh karena CO2 ini adalah zat pencemar yang menyebabkan terjadinya pencemaran thermal, thermal pollution. Bumi jadi panas, suhunya naik, es di kutub utara dan selatan mencair, air laut naik, maka terjadilah banjir yang akan lebih hebat dari banjir di zaman Nabi Nuh AS. Dan naiknya permukaan laut ini bukan teori omong kosong, betul-betul naik menurut hasil intizhar atau observasi. Mengapa CO2 itu menjadi penyebab pencemaran thermal, informasinya seperti berikut: Lapisan udara yang mengandung CO2 yang banyak, menyebabkan permukaan bumi ditutupi oleh lapisan CO2. Ini menyebabkan terjadinya efek rumah kaca. Di tempat yang beriklim dingin, jika ingin menanam buah-buahan dan sayur-sauran yang membutuhkan suhu yang lebih tinggi dari suhu udara luar, maka buah-buahan dan sayur-sayuran itu ditanam di dalam rumah kaca. Gelas atau kaca adalah zat bening, radiasi matahari gampang menerobos masuk. Radiasi matahari (photon)memukul molekul-molekul udara dalam rumah kaca. Getaran molekul udara itu dipacu oleh photon itu, maka bertambah intensiflah getaran molekul udara itu, yang membawa kesan fenomena naiknya suhu udara, karena itulah udara bertambah panas. Kaca adalah penghantar panas yang jelek. Maka terperangkaplah panas itu dalam rumah kaca. Photon mudah menerobos masuk, namun setelah tenaga radiasi itu sudah ditransfer menjadi tenaga panas dalam rumah kaca, gelombang panas tidak/kurang mampu menerobos keluar. Inilah efek rumah kaca. Juga CO2 adalah zat bening mudah ditembus photon itu. Juga CO2 adalah zat pengantar panas yang jelek. Maka terperangkaplah gelombang panas dalam ruang antara lapisan CO2 dengan permukaan bumi, seperti halnya gelombang panas dalam rumah kaca. Demikianlah seriusnya gejala alam berupa naiknya suhu di permukaan bumi ini,atau globalisasi thermal ini, maka Allah SWT memberikan informasi kepada ummat manusia sejak lebih 14 abad yang lalu. Berfirman Allah SWT dalam Al Quran, S. Yasin, ayat 80 sebagai berikut: Alladzie ja'alalakum minasysyajari-lakhdhari naaran faidzaa antum minu tuuqiduun. artinya: Yaitu Yang menjadikan bagimu api dalam (zat) hijau pohon dan dengan itu kamu dapat membakar. Sepintas lalu secara common sence, kita menjumpai pertentangan antara akal dengan wahyu. Akal kita mengatakan, bahwa api itu atau yang dibakar itu bukan dari pohon yang hijau, melainkan dari kayu- kayuan dan daun-daunan yang kering berwarna coklat. Ada kitab tafsir yang mencoba menjelaskan bahwa ada sejenis pohon yang dapat dijadikan kayu bakar, walaupun masih hijau. Tetapi akal kita mengatakan bahwa menurut qaidah bahasa Arab, bentuk mudzakkar (laki- laki) asysyjaru-lakhdhar dalam ayat di atas menunjuk kepada pohon secara keseluruhan, bukan hanya sekadar sejenis pohon. Kalaulah yang dimaksud hanya sejenis, atau sebahagian pohon, maka harus memakai bentuk muannats (perempuan), yaitu asysyaratu-lkhadhraau. Jadi penafsiran dalam kitab tafsir trersebut tidak/belum dapat memecahkan permasalahan adanya pertentangan antara akal dengan wahyu. Kalau terjadi pertentangan antara akal dengan wahyu, maka akal harus mengalah. Seperti telah dijelaskan dalam Seri 001, akal membutuhkan informasi untuk berpikir. Akal harus mengalah kepada wahyu, oleh karena dalam keadaan yang demikian itu adalah suatu isyarat bahwa akal membutuhkan informasi yang lebih canggih untuk dapat merujuk akal itu kepada wahyu. Dan dalam konteks ini informasi ini bersumber dari ilmu fisika, kimia, botani dengan pengkhususan anatomi tumbuh- tumbuhan. Reaksi thermonuklir di matahari mentransfer wujud tenaga nuklir menjadi tenaga radiasi yang berwujud sinar gamma yang menembus ke lapisan bagian luar dari matahari. Sinar gamma itu mengalami penyusutan energi karena menembus lapisan matahari itu. Setelah sampai di bagian luar sinar yang telah berdegradasi energinya itu dikenal sebagai photon, lalu memancar ke sekeliling matahari, antara lain menyiram permukaan bumi. Tumbuh-tumbuhan dibangun oleh bahagian-bahagian kecil yang disebut sel. Di dalam inti sel terdapat butir-butir pembawa zat warna. Yang terpenting di antara butir-butir itu adalah pembawa zat warna hijau, yang disebut khlorophyl, zat hijau daun (istilah ilmiyah dari bahasa Yunani, Kholoros = hijau, Phyllon = daun). Khlorophyl ini menangkap photon dari matahari dan mengubah wujud tenaga photon itu menjadi tenaga potensial kimiawi dalam makanan dan bahan bakar hidrokarbon di dalam molekul-molekul melalui proses photosynthesis. Dalam proses photosynthesis oleh khlorophyl ini dari bahan baku CO2 dan air dan sinar gamma, dihasilkan makanan dan bahan bakar hidrokarbon dan oksigen. Selanjutnya melalui proses respirasi dalam tubuh manusia dan binatang dan budak-budak tenaga, makanan dan bahan bakar itu dengan oksigen dari udara berubahlah pula menjadi CO2 dan air. Demikianlah sterusnya daur atau siklus itu berlangsung. Photosynthesis - CO2 dan air - respirasi - makanan, bahan bakar, dan oksigen. Jadi tumbuh-tumbuhan mengambil CO2 dan mengeluarkan oksigen. Sebaliknya manusia dan binatang mengambil oksigen dan mengeluarkan CO2. Secara gampangnya asysyajaru-lakhdhar itu adalah pabrik makanan / bahan bakar dan oksigen. Bahan mentahnya adalah air dan CO2. Mesin pabrik adalah photon dan proses dalam pabrik yang mengolah air dan CO2 menjadi makanan / bahan bakar dan oksigen disebut proses photosynthesis. Makanan dibakar dengan oksigen dalam tubuh manusia, oksigen dihisap dari udara, demikian pula bahan bakar dibakar dengan oksigen dalam mesin-mesin pabrik. Oksigen disedot dari udara. Itulah ma'na minasysyajari-lakhdhari naaran faidzaa antum minhu tuuqiduun. Demikianlah ilmu fisika, kimia, botani dengan pengkhususan anatomi tumbuh-tumbuhan membantu kita untuk dapat memahami S. Yasin, ayat 80 dengan baik, memberikan informasi yang cukup bagi akal kita, sehingga menghilangkan pertentangan antara akal dengan wahyu. Alhasil, jika informasi itu cukup lengkap bagi akal, akan hilanglah pertentangan antara akal dengan wahyu. Pemakaian istilah asysyjaru- lakhdhar, zat hijau pohon dalam Al Quran lebih tepat dari istilah ilmiyah khlorophyl, zat hijau daun, oleh karena zat tersebut bukan hanya terdapat dalam daun saja, melainkan pada seluruh bagian pohon asal masih berwarna hijau, mulai akar yang tersembul asala masih hijau, dari batang asal masih hijau, cabang asal masih hijau, ranting, daun, sampai ke pucuk serta buah yang masih hijau. Dari S. Yasin, ayat 80 itu, dengan penjelasan berupa informasi dari ilmu fisika, kimia, botani dengan pengkhususan anatomi tumbuh- tumbuhan sebagai ilmu bantu untuk dapat mengerti wahyu dengan baik dan jelas, dapatlah kita lihat bagaimana pentingnya hutan. Bukan hanya sekadar mengendalikan air di dalam tanah dan permukaan bumi, tidak banjir di musim hujan dan tidak kering di musim kemarau. Akan tetapi, dan ini yang lebih penting, adalah untuk terjadinya daur: tumbuh-tumbuhan penghasil oksigen, yang membutuhkan CO2 - manusia dan binatang penghasil CO2, yang membutuhkan oksigen. Maka terjadilah seperti yang diungkapkan oleh bidal Malatyu lama: seperti aur dengan tebing, mutualis simbiosis. Demikianlah uraian interaksi iman dan ilmu dalam ruang lingkup daur CO2 dan oksigen dalam pengetahuan lingkungan khusus globalisasi pencemaran thermal dan pentingnya hutan. WaLlahu a'lamu bishshawab. *** Makassar, 3 November 1991 [H.Muh.Nur Abdurrahman] ============================= BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU [Kolom Tetap Harian Fajar] 006. Pemanfaatan Sains Apabila sains didefinisikan atau diartikan di atas paradigma filsafat positivisme (menurut pandangan deisme, agnostisisme dan atheisme), maka gunanya sains itu hanya satu, yakni untuk mensejahterakan ummat manusia, memelihara binatang dan tumbuh-tumbuhan, lingkungan hidup pada umumnya. Akan tetapi jika sains itu didefinisikan atau diartikan di atas paradigma tawhid (monotheisme yang percaya akan wahyu), maka kegunaan sains itu di samping kegunaan yang pertama seperti tersebut tadi, akan bertambah dua lagi, lalu menjadi tiga kegunaannya. Kegunaan sains yang kedua ialah untuk dipakai sebagai ILMU BANTU, sehingga dapat lebih memahamkan wahyu Allah SWT, mendalami makna ayat-ayat AlQuran. Kegunaan ketiga, untuk mendapatkan Rusydun, yaitu petunjuk kebenaran (hidayah), yang efeknya tidak langsung diterima oleh qalbu, melainkan melalui jalur fuad (rasio), baru masuk ke dalam hati. Kegunaan yang pertama telah diketahui orang pada umumnya, sehingga tidak memerlukan penjelasan lagi secara panjang lebar. Jadi penjelasannya pendek saja, yaitu hanya menyangkut ruang lingkup antara interaksi antara sains dan teknologi. Hasil-hasil kajian sains yaitu pengungkapan TaqdiruLlah (kita tidak lagi memakai istilah hukum alam, karena kita telah tinggalkan definisi sains yang bertumpu di atas filsafat positivisme), memberikan servis pada teknologi untuk mendapatkan disain yang efisien dan efektif. Dikatakan tadi interaksi, oleh karena di samping sains itu memberikan servis pada teknologi, maka pada pihak lain, kalau perlu, teknologi memberikan tekanan pada sains untuk lebih meningkatkan kualitas dirinya, agar dapat memberikan servis yang sangat dibutuhkan oleh teknologi. Contohnya pada waktu James Watt (1736 - 1819) menemukan (invented) mesin uap pada 1765 yang kemudian dipatenkan pada 1769, waktu itu belum didapatkan (discovered) oleh sains pengungkapan TaqdiruLlah untuk menjadikan mesin uap James Watt itu mencapai efisiensi yang memadai untuk mendapatkan keutungan ekonomis, mengemat bahan bakar dalam operasi mesin uap tersebut. Tekanan kebutuhan akan efisiensi mesin uap itu terhadap sains, menghasilkan lahirnya dua cabang disiplin ilmu dalam sains yaitu ilmu perpindahan kalor (heat transfer)dan termodinamika (thermodynamics). Penjelasan untuk kegunaan sains yang kedua sudah disajikan dalam Seri 003, yaitu bagaimana S. Yasin 80 dijelaskan dengan mempergunakan sains yang sudah diuji secara eksperimen (bukan teori yang spekulatif) sebagai ILMU BANTU, yaitu ilmu fisika, kimia, botani dengan pengkhususan ilmu anatomi tumbuh-tumbuhan dan fotosintesis (mengadakan sintesis dengan foton). Maka dalam Seri 006 ini akan dibahas kegunaan sains yang ketiga sengan sedikit lebih diperpanjang uraiannya. Akan kita manfaatkan ilmu termodinamika. Dalam termodinamika dikenal sebuah TaqdiruLlah yang dikenal dengan hukum termodinamika kedua, dengan perumusan Kelvin (semula orang biasa bernama William Thomson, diangkat menjadi bangsawan "nitogasak" dengan gelar Lord Kelvin karena jasanya di bidang fifika, 1824 - 1907), dan perumusan Clausius (Rudolf Julius Emanuel Clausius, 1822 - 1888). Dalam ulasan ini tidak perlu, karena bukan pada tempatnya, dijelaskan kedua perumusan tersebut, berhubung tulisan ini bukan kuliah termodinamika. Sudah cukup kalau dikemukakan bahwa perumusan Kelvin menjadi asas (bukan azas) mesin-mesin kalor (motor bakar, turbin gas, mesin uap, turbin uap), sedangkan perumusan Clausius menjadi asas mesin pendingin atau pompa kalor. Walaupun perumusan keduanya berbeda, namun hakekatnya sama, yaitu di alam ini terjadi aliran panas dari benda atau sistem yang suhunya lebih tinggi ke benda atau sistem yang suhunya lebih rendah. Dalam proses mengalirnya panas itu baik dalam perumusan Kelvin maupun perumusan Clausus, "entropy" (sebuah besaran dalam termodinamika) akan bertambah besar. Dalam waktu juta-jutaan tahun yang akan ndatang, insya-Allah, proses mengalirnya panas akan berhenti, entropi akan maksimum, karena pada segenap pelosok alam semesta ini suhunya sudah sama, akibat panas sudah terbagi rata, habislah persediaan tenaga. Inilah akhir alam semesta dilihat dari disiplin ilmu termodinamika. Jadi dilihat dari segi ilmu termodinamika alam semesta ini sedang mengalami proses pengurangan persediaan tenaga. Entropi makin naik, persediaan tenaga makin berkurang. Enropi makin naik, jangankan berkuran, berhentipun tidak pernah, inilah yang disebut dengan proses tidak berulang (irreversible process). Boltzmann (Ludwig Boltzmann, 1844 - 1906) tertarik melihat fenomena ini. Berkat kemampuannya yang tinggi dalam matematika, dia dapat menunjukkan bahwa proses penyusutan persediaan tenaga, atau prosesnya naiknya entropi, tidak lain hanya merupakan kasus khusus dari sautu prinsip yang lebih umum. Yaitu bahwa setiap transformasi fisis akan terjadi kerugian ketertiban (loss of order). Dalam hal panas penyusutan persediaan tenaga itu sebenarnya suatu kerugian dalam tertib molekuler. Landasan pemikiran atheisme bertitik tolak dari postulat / pokok kepercayaan, bahwa alam ini tidak ada permulaannya, tidak pernah tidak ada, jadi tidak perlu Ada yang memulainya. Atau ada pula atheisme yang berpostulat materi "muncul" dengan sendirinya dari ketiadaan. Marilah kita bedah kedua postulat atheisme tersebut dengan pisau ilmu termodinamika dan prinsrip Boltzmann. Kita dapat menunjukkan kepada golongan atheist itu bahwa postulat alam ini tidak ada permulaannya ditolak oleh hukum termodinamika kedua. Pertama entropi bertambah mulai dari nol hingga tak terhingga. Entropi nol artinya tidak ada aliran panas, itu artinya ada permulaan yaitu materi belum ada yang akan mempunyai suhu. Kedua kalau alam ini tidak ada permulaannya, artinya tak terhingga tuanya, maka proses termodinamis, proses mengalirnya panas, sudah sejak lama mesti berhenti, sudah sejak lama entropi mencapai maksimum, panas sudah sejak lama terbagi secara merata di lam ini. Faktanya sekarang panas belum terbagi rata. Artinya postulat atheisme alam tidak ada permulaannya ditolak oleh ilmu termodinamika. Adapun postulat atheisme yang menyatakan materi "muncul" begitu saja dengan sendirinya, ditolak oleh prinsip Boltzmann. Untuk transformasi fisik saja memerlukan modal pertama yang yaitu energi, apa pula transformasi dari tidak ada materi menjadi ada materi, perlu sekali modal pertama. Alhasil yang memulai alam semesta, atau yang memberikan modal pertama "munculnya" materi adalah Allah SWT sebagai Al Khaliq, Maha Pencipta. Entropi yang bertambah terus dari nol hingga maksimum, adalah suatu besaran yang invariant, artinya pertambahan itu berlangsung dengan tidak berubah oleh hukum Relativitas yaitu TaqdiruLlah yang diungkap oleh Einstein (Albert Einstein, lahir 1879). Ruang boleh relatif, waktu boleh relatif dan materi boleh relatif, tergantung pada kecepatan pengamat ataupun obyek yang diamati. Dengan bertambahnya kecepatan pengamat maupunyang diamati ataupun kedua-duanya, ruang menjadi susut, waktu menjadi lambat dan materi bertambah besar massanya. Namun entropi tidak terpengaruh oleh pada posisi / kecepatan pengamat dan obyek yang diamati. Dia akan bertumbuh dari nol hingga maksimum tanpa terpengaruh oleh kondisi alam. Maka betul-betul entropi dapat dijadikan tolok ukur untuk dapat menunjukkan adanya permulaan dan akhir ciptaan Allah SWT, adanya awal penciptaan ruang + waktu + materi (space, time and matter) oleh Allah SWT. Dan itulah manfaat sains yang ketiga, apabila sains itu didefinisikan dengan bertumpu pada paradigma Tawhid. WaLlahu a'lamu bishshawab. *** Makassar, 24 November 1991 [H.Muh.Nur Abdurrahman] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Give underprivileged students the materials they need to learn. Bring education to life by funding a specific classroom project. http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/