Prolog:
***** Ingat apa yang di katakan Marx Planck---? Seorang scientist 
tidak memenangkan kaidah ilmiah dengan mempertahankannya dalam debat 
keilmuan---, melainkan setelah lawannya meninggal dan muncul 
generasi baru---yang terbiasa dengan kaidah kaidah baru itu. Semoga--
- debate no more. 

****Melihat debat sampah di milis ini yang sex txt , APA ingat zaman 
dahulu kala. Dari ratusan posting panjang yang APA tulis, APA hanya 
pernah berdebat sekali dengan satu orang---, wanita lagi---, dan itu 
sangat Arwah Perwira Alengka sesali. Ternyata perdebatan mengenai 
wawasan kebangsaan itu tidak memberi pencerahan apapun, selain 
antipati yang semakin berkepanjangan.  Posting debat ini APA tulis 
tgl 20 Juni 1999, (data base Ohio University – Indopubs) dan 
kayaknya masih enak dibaca saat ini. Dan satu hal lagi---, 
membership unmoderated dari Yahoo  memang sebuah kemewahan bagi 
demokrasi---, tetapi di sisi lain membuat milis ini mirip chating 
area. Nirbobot. Sandangan nama besar sebagai milis nasional lama 
lama akan kehilangan wibawanya. Apalagi isinya melulu debat tentang 
dogma dan akidah yang tanpa kesudahan. Malas membacanya. Begitupun 
operasi Citra mengharuskan  APA tetap semedi disini. Demi mobilitas 
vertical intelektual generasi muda penerus bangsa katanya----,  
megaloman sekaleeeee choooy..    

KOLOM Perwira Arwah Alengka. 
Kerajaan Kesatuan Alengka. 
20 Juni 1999. 
Jam 08.00 WBBI. 
***** 
Mbak Marina the Marine yang baik. 

Janji Arwah Perwira Alengka pada diri sendiri adalah--- jangan 
pernah debat substansi. Bukan karena militer tidak bisa debat---, 
melainkan--- bagaimana mungkin berdebat tentang sekeping uang logam--
-, jika Mbak cuma melihat dari sisi kiri sementara saya coba 
menjelaskan sisi yang kanan. Saya memang tahu sisi kiri itu ada 
banyak keburukan---, dan saya debatkan tentang sisi kanan yang penuh 
kebaikan. Tentu saja--- sampai mulut berbusa pun--- tidak akan 
nyambung. Tetap saja Mbak tidak mau mengerti--- sebab Mbak melihat 
dari horizon lain. 

Namun mengingat telah berkali kali Mbak mengkritik TDA dan ajak 
debat dengan reasoning cinta pada TDA--- , ingin memperbaiki TDA---, 
maka untuk sekali ini---, kebiasaan Arwah Perwira Alengka tidak 
debat substansi--- sementara di cabut. Kali ini saja---, dan ini 
perkecualian. Setelah itu--- Debate no more. 

Pertama soal Dekrit Presiden, 7 Juli 1959. Dekrit itu bukan cuma 
inisiatif militer semata. Itu lebih merupakan konsensus elite 
politik yang jatuh bangun dalam memimpin kabinet---, ditambah dengan 
ide Demokrasi Terpimpin nya Bung Karno. Baca MC Ricklefts--
, "Sejarah Indonesia Modern", Bab 19 Demokrasi Terpimpin, halaman 
387 sampai selesai. Setelah Mbak membaca bab ini, maka mbak akan 
tertawa sendiri---, sebab statement mbak menjadi premature karena 
semuanya berlangsung tidak sesederhana itu. Ada pematangan suhu 
politik, tuntutan masyarakat banyak--- dan faktor Bung Karno yang 
semakin menguat saat itu. Sebaliknya--- militer malah tidak mendapat 
keuntungan apapun dari dekrit tersebut. Malah PKI yang semakin 
menguat. Jadi--- salah pernyataan yang mengatakan militer langsung 
ambil alih dari sipil--- karena sipil yang masih coba coba main try 
and error. 

Mbak bisa membaca tulisan tulisan memperkuat dari Rudolf Mrazek, 
Herberth Feith, Harold Crouch dan Ben Anderson yang semua 
menganalisa tentang peranan militer di Alengka. Bagi GM TDA---, 
debat adalah sebuah mimbar akademis. Debat harus lengkap referensi 
dan data data nya. Semoga Mbak tidak keberatan jika Arwah Perwira 
Alengka minta tolong agar Mbak membaca. Selesai membaca---, 
membalasnya cukup via japri. Kan kita sudah sepakat untuk tidak 
quarel di depan umum. 

Kedua--- soal militer adalah warga negara kelas satu dengan segala 
privilege nya--- adalah terminologi dari cendekiawan sipil sendiri. 
Bukan dari militer. Mereka yang mengaccuse kaum militer sebagai 
warga negara kelas satu. Dan dalam bantahan Perwira Alengka kepada 
Arief Budiman cq Gerakan Sarjana Jakarta yang pernah membuat action 
plan pembarakkan TDA secara suddent death---, Perwira Alengka 
menawarkan---, kalau benar militer adalah warga negara kelas I---, 
bagaimana bila kami mundur setengah langkah dan kaum sipil maju 
setengah langkah. Kita bertemu di melting point. Win win solution. 
Sebab membarakkan kaum militer salon secara mendadak ---, bukan 
pekerjaan mudah. Beda dengan Arwah Perwira Alengka yang tiap hari di 
barak. Jadi--- dalam hal ini---- standarisasi kelas---, bukan 
berawal dari militer---, melainkan dari kaum intelektual sipil 
sendiri--- yang menuduh militer sebagai warga negara kelas satu. 
Baca posting "Melting Point dan Win Win Solution". 

Mengenai masyarakat dunia ketiga yang terpesona dengan militerisme, 
memang adalah cacat klasik sistem pembangunan negara yang minus SDM. 
Tahun 60an sampai 80an, di Third World Countries---, kaum 
cendekiawan yang S1 belum terlalu banyak. Dan jikapun ada beberapa 
orang yang berhasil meraih Magister, Ph D dll ---, itu adalah orang 
yang kemudian jadi mentri. Hal ini terjadi umumnya di negara Afrika 
dan Amerika Latin, juga di sebagian negara Arab, Asia Tengah dan 
Asia Tenggara. Pada masa masa transisi ini--- umumnya pimpinan 
negara dunia ketiga dipegang oleh militer. 

Pertanyaannya---, mengapa ini bisa terjadi. Untuk ini Mbak silahkan 
membaca buku buku tentang kebijakan pembangunan di dunia ketiga. 
Konsep kebijakan pembangunannya membutuhkan SDM dibidang  planning, 
organizing, actuating dan controlling. Nasionalisasi perusahaan 
asing di Alengka--- yang kemudian diserahkan pada pensiunan militer--
- adalah karena kalangan militer sudah terbiasa dengan menejemen 
organisasi. Menejemen di militer sangat rapi. Harus diakui---, 
sampai sebelum dekade 80 an----, dimana MM, MBA dll belum begitu 
menjamur di Alengka---, kaum sipil umumnya mengalami kesulitan dalam 
mengendalikan organisasi. Mereka bingung dengan menejemen konflik, 
menejemen operasi, menejemen informasi, menejemen logistik atau 
menejemen personalia. 

Sedang di dunia militer--- semua perwira rendahan sekalipun--- mampu 
menjalankan menejemen ini. Menejemen informasi yang biasa kita kenal 
dalam dunia bisnis sebagai sistem informasi menejemen, sama persis 
dengan Seksi I intelijen di militer. Seksi inilah yang mengumpul 
data, mengolah data dan menyajikannya dalam bentuk data siap pakai 
yang sudah dalam format SWOT / TOWS Analisis, yang lengkap dengan 
visi dan strategic planning nya. 

Seksi III Personil di TDA, sama persis dengan meneger personalia di 
perusahaan. Malah lebih canggih lagi. Dia yang merencanakan 
kebutuhan personil di militer, rekruitment, pembentukan, pendidikan, 
penempatan, sekolah lanjutan, kursus kursus, kenaikan pangklat dan 
jabatan, kenaikan gaji berkala, pemindahan personil, sampai pensiun 
dan kemudian menyalurkannya ke bagian ke karyaan. Jadi seorang 
perwira personil di TDA jika disuruh menjadi menejer personalia di 
perusahaan--- hanya tinggal memoles sedikit saja, langsung jadi 
menejer. Jadi tidak heran jika kemudian mereka mampu mengendalikan 
pemerintahan dan perusahaan. 

Seksi IV logistik, sama persis dengan menejer pengadaan dan 
pembelian sekaligus pengudangan dan transportasi. Jika militer mau 
bertempur---, maka seluruh kebutuhan sampai tiga kali bekal pokok 
operasional sudah disiapkan. Dia yang mengadakan barang barang, 
mencari yang terbaik dan termurah, membeli, lalu menyimpan, 
menggudangkan, dan selanjutnya disalurkan sesuai 
kebutuhan organisasi. Jika seorang perwira logistik diangkat menjadi 
puchasing manager, menejer logistik, dll di dalam sebuah perusahaan 
di tahun 60 an sampai 80 an, maka jelas dia lebih dari sekedar 
mampu. 

Dan yang paling penting adalah Seksi II operasi---, sang Panglima 
Perang yang mengendalikan pertempuran. Dialah nakhkodanya. Dialah 
sang direktur sebuah pertempuran. Sementara memimpin negara dan 
badan usaha adalah sama sama pertempuran--- tetapi pertempuran dalam 
bentuk lain. Jadi untuk time tunnel tahun 60an sampai 80 an--- sah 
sah saja jika militer yang menguasai negara dan banyak badan usaha. 
Park Chung Hee, Kim Il Sung, Chuan Lek Pai, Hosni Mubarak, Moamar 
Gadafi, U Nu, Pham Van Dong, Hun Sen, Fidel Ramos dll memang adalah 
figure militer yang tepat pada zaman nya. Sekarang tinggal bagaimana 
kita melihat fenomena ini di Alengka--- pada time tunnel yang tepat. 
Dalam menyongsong Y2K ini, dimana globalisasi, sistem transformasi 
teknologi dan perdagangan jasa kartal / giral yang sudah begini 
canggih ini---, memang dunia sudah tidak memerlukan lagi figure 
menejer militer yang menguasai banyak hal--- tetapi tidak mendalami 
salah satu pun. Dunia saat ini membutuhkan menejer yang lebih 
canggih lagi. Pemerintahan negara di dunia saat ini---, sudah harus 
dipimpin seorang menejer yang professional---, jujur dan bermoral. 
Bukan tukang tepu. 

Kami --- GM TDA pun sangat menyadari semua ini. This is the time for 
civilians. Ini adalah waktu bagi kaum sipil untuk mengembangkan 
kemampuannya. Tetapi bukan berarti begitu sempit---,langsung main 
bubar dan main robah segalanya secara instant begitu. Semua harus 
ada menejemen of change nya. Dan saat ini kami --- kaum Bushido--- 
sedang berpikir strategis untuk menyiapkan suatu masa transisi yang 
tenang bagi kaum sipil. Hanya masalahnya--- sekarang banyak sekali 
yang beminat jadi raja---, sehingga--- apapun kayaknya rela mereka 
lakukan---, asalkan jadi raja--- termasuk memecah belahkan negara 
kesatuan Alengka ini. Bagi mereka----, menjadi kepala semut lebih 
baik dari pada ekor gajah. Kan gelo---!!! 

Soal kaderisasi--- yah memang itu keistimewaan dunia militer. Di 
tiap lighting--- kami punya jago jagonya. Kami punya ujung tombak 
ujung tombaknya. Hanya saja--- para jago jago ini--- tidak 
dikeluarkan di milis ini---, sebab mereka adalah asset asset bangsa--
- yang tidak boleh di warnai unsur unsur mbalelo--- seperti Arwah 
Perwira Alengka ini. Mereka adalah figure figure yang memang di akui 
oleh teman teman nya, senior nya dan juniornya sebagai mutan hibrida 
yang akan membawa pencerahan bagi TDA. Tidak ada istilah karbit 
karbitan di TDA. Yang terbaiklah yang akan maju. Meritokrasi.
Dan Mbak mungkin akan terkejut jika Arwah Perwira Alengka mengatakan-
--, saat ini setiap tahun nya--- TDA akan menghasilkan 500 orang 
Magister di segala sektor program studi. Ini pertahun. Jadi jika 
sampai tahun 2004, maka sudah akan tercetak 2000 orang pemikir dan 
menejer professional yang S2 dari militer. Dan untuk jenjang Ph. D 
setiap tahunnya akan dikeluarkan 5 personil. Ini adalah persiapan 
untuk menghadapi free market, dan globalisasi. Kaget bukan---? 
Jangan pernah percaya bahwa orang yang pintar di TDA itu cuma 
beberapa orang saja. 

Keempat---, sejarah 6 jam di Jogya dll---, mungkin memang sedikit 
dibesar besarkan---, tetapi soal Panglima Besar Soedirman, jangan 
coba pernah sekalipun mengecilkan arti  Bapak TDA tersebut. Beliou 
terlalu sakral bagi kami. Silahkan caci maki yang lain lain--- 
tetapi jangan yang satu ini. Ajaran ajaran beliou adalah dogma dogma 
bagi kami. Ujar ujar beliou adalah 
sonata sonata suci. Jika beliou saat itu menyerah---, maka 
perundingan itu pasti tidak akan terjadi. Mohon lihatlah hubungan 
sebab akibat. Jangan terlalu cepat menegakkan kesimpulan. Soal 
sejarah Alengka yang baru---, sudah ada lembaga yang akan 
meluruskannya. Akan diambil posisi yang berimbang. TDA tidak ikut 
intervensi. Sementara soal Hatta--- dan Syahrir--- 
memang mereka adalah orang orang besar. 

Soal Romo Mangun, "yg sempat bergabung dalam Batalyon pimpinan 
Suharto, yang mengakui dalam berbagai wawancara, bahwa there is 
nothing to be proud of", memang adalah orang baik. Sayang jiwa 
beliou tidak jiwa militer sehingga kaca mata pandang beliou agak 
bertentangan. Padahal mbak sendiri menulis bahwa ikutan jadi Tentara 
Pelajar waktu itu adalah mode. Sesuatu yang tidak bisa tidak, kalau 
mau dianggap bergengsi. Sama saja seperti menyandang gelar mahasiswa 
saat ini. Jika mahasiswa saat ini adalah pahlawan--- maka gerilyawan 
pada saat itu juga adalah pahlawan. Jika mahasiswa saat ini dianggap 
hebat--- maka begitu jugalah para gerilyawan itu. Mereka orang 
hebat. Soal cerita bahwa gerilya itu adalah---, kalau ada yang 
teriak Belanda datang, lari ter-birit2----, semua tergantung 
orangnya. Kami kaum Bushido yang setiap saat melakukan operasi--- 
justru pada saat letusan tembalan pertama terdengar--- akan menjadi 
trance--- insane kata DeP. Lalu semua akan bangkit--- berdiri--- 
lari mengejar. Semua rasa takut mendadak hilang --- yang ada cuma 
pekikan indian Comanche dalam peperangannya. Jadi--- soal lari 
terbirit birit itu rasanya bukan sifat TDA. Namun--- karena Romo 
Mangun adalah figur yang can do no wrong --, maka anggap sajalah 
gerilya yang kebetulan bersama Romo itu memang pengecut begitu. 

Soal angkatan 45, sebaiknya Mbak baca buku buku cerita Balai Pustaka 
tahun 50 an. Tahun lima puluhan adalah tahun tahun netral, dimana 
militer belum begitu berkuasa. Mbak dengarlah lagu lagu Alengka--- 
juga di tahun 50 an, misalnya Halo halo Bandung, Sepasang Matabola, 
Selendang Sutra, Juwita malam, sampai Kopral Jono---, semua adalah 
melambangkan suatu semangat yang heroik. Jika kemudian Mbak rasa ada 
yang salah---, rasanya itu bukan kesalahan angkatan 45--- tetapi 
adalah kesalahan masyarakat sipil Alengka pada tahun 50 an--- kok 
mau maunya menyanyikan etos etos perjuangan tersebut. Sementara 
menurut Mbak kan---Angkatan 45 kan tidak ada apa apanya. 

Sementara lagu lagu---, cerita cerita---, adalah simbol simbol 
sejarah masa itu. Sama seperti artefak artefak dan prasasti prasasti 
sejarah. Apalagi tahun 50 an adalah tahun yang netral. Jika pada 
tahun 50 an sudah muncul cerita cerita heroik tentang angkatan 45---
, salahkan lah masyarakat sipil pada tahun tersebut--- mengapa 
mereka sampai mau mengakui hal hal yang sebenarnya tidak ada. Jika 
mereka tidak protest di tahun tahun netral itu--- maka simbol simbol 
sejarah itu berarti benar. Maka--- jangan karena paranoid orang 
perorang --- lalu dengan begitu mudahnya mbak menghilangkan  untaian 
sejarah perjuangan bangsa. 

Kelima--- soal perang Vietnam, Agressi I dan II itu kayaknya tidak 
terlalu berbeda dengan itu. Psikologi pertempuran adalah---, 
pahlawan pahlawan yang berperang di Palagan Ambarawa dengan bambu 
runcing---, atau arek arek Suroboyo yang menghajar Jendral Mallaby 
di Surabaya itu---, memiliki nilai takut psikologis yang lebih 
tinggi dari pada orang yang berperang dengan menggunakan M16. Ada 
nilai nilai pertempuran face to face--- death to death. Death risk 
nya adalah 90%. Jika untuk resiko kematian yang begitu tinggi pun 
kita tidak menghargai mereka--- jangan harap ada generasi seperti 
Arwah Perwira Alengka ini yang mau menghormati seorang wanita 
seperti Mbak--- karena dalam banyak hal kita sangatberbeda. Inilah 
yang membedakan semangat pertempuran klasik tahun 40 an dengan 
pertempuran saat ini. Untuk itu--- mohon jangan mengukur dua nama 
yang sama dalam variant waktu yang berbeda. 

Soal negara kesatuan, cara pandang TDA sederhana sekali. Kesatuan 
untuk satu dan satu untuk kesatuan. Silahkan mbak mau perjuangkan 
negara federalis, atau apapun--- semua itu tidak masalah. Masalahnya 
bagi TDA adalah---, untuk contohnya--- Irian yang hampir seluruh 
native nya secara sosio antropologi jelas berbeda dengan mayoritas 
Alengka--- lalu karena dukungan Mbak dan dunia internasional--- lalu 
minta merdeka dan bergabung dengan PNG cq Australia---, memang atas 
nama universal human right--- mungkin adalah sah sah saja. Tetapi---
, yakinkah Mbak bahwa universal human right itu sendiri  tidak 
dilandasi oleh vested interest tertentu. 

Di Irian ada freeport--- ada kayu, ada laut, ada hutan bakau 
terbesar di dunia--- dll. Apakah universal human right itu tidak 
dibiayai atau digeraki oleh negara / foundation yang memiliki 
kepentingan sendiri sendiri---? Ingat soal William Surya Jaya yang 
gagal membuka pabrik kertas terbesar di dunia di Irian Jaya tahun 90 
an. Alasannya soal lingkungan hidup--- sementara 
kemudian diketahui ada persaingan bisnis tingkat dunia. Kasihan LSM 
yang cuma jadi batu loncatan semata. 

Masalah negara kesatuan ini sangat sensitif. Lama sekali saya 
berpikir sebelum menuliskan semua ini. Tetapi karena Mbak mendesak 
terus yaa--- okaylah. Jika kita mau pecahkan Alengka ini----, jika 
kita mau semua BBM (Buton, Bugis, Makasar) yang ada di sepanjang 
pesisir Irian itu diusir pulang ke Sulawesi---, begitu juga para 
transmigran Javanese di Arso, diusir seperti transmigran Jawa yang 
dari Sambas dan Aceh--- yaa silahkan saja pecahkan Alengka ini. Yang 
paling senang dari perpecahan Alengka ini adalah kelompok Kristen 
kok. Mengapa---? Sebab jumlah penduduknya kecil--- tetapi menguasai 
daerah kaya dan luas. Semakin di tekan semakin ada alasan. Dan 
kaitkanlah ide ini dengan kepentingan bisnis negara asing. Jika mbak 
sampai mau diperalat mereka--- silahkan saja. Jangankan cuma bikin 
Irama Suka Nusantara---!!! Tanggung---!!! Bikin saja setiap pulau di 
Alengka ini menjadi sebuah negara kecil. Kan asyik. Usir semua 
expatriate. Dan untuk etnis China cukup kasi pulau kecil di 
kepulauan seribu---, dimana untuk hal yang sangat sepele inipun--- 
yang akan diuntungkan adalah etnis China Alengka. Bagi mereka--- 
kata seorang netters--- cukup sepetak kecil kepulauan seribu--- bisa 
mereka ubah jadi Hongkong, Taiwan atau Singapore. Gila juga. 

Dan --- yang paling menderita dari perpecahan ini siapa----? 
Silahkan pikir sendiri. Yang paling menderita itu nantinya justru 
orang orang Jawa. Karena itu--- dalam tanggung jawab moral mereka 
terhadap penggunaan kultur Jawa nya selama ini--- yang telah merusak 
seluruh tatanan negara Alengka ini--- mereka coba menebusnya dengan 
tidak mendukung partai status quo lagi. Coba lihat hasil suara di 
Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dan aneh nya justru orang luar Jawa yang 
mendukung Status Quo. Kewalik. Artinya apa---??? Silahkan analisis 
sendiri. Artinya taraf intelektual penduduk luar Jawa masih belum 
mampu menyerap arti reformasi---, sementara selama ini--- kita semua 
tahu--- justru sumber daya alam mereka yang disedot dan di bawa ke 
Jawa--- tetapi kok malah dukung status quo. Coba bayangkan kalau 
yang datang itu orang asing dengan menawarkan segala cargoisme---!!! 
Jadi apa kita ??? Habis semua nya. 

Sebenarnya Analisis frontal ini sangat berbahaya untuk di ungkapkan 
dan tidak baik bagi keutuhan negara kesatuan Alengka---!! Tetapi 
karena sudah ada pihak pihak yang mulai coba memainkan kecemasan 
kecemasan ini dengan upaya main api - yaah--- buka saja. Bagi TDA 
tidak ada masalah. Banyak orang yang tidak mengerti bahwa issue 
negara kesatuan itu sangat sensitif. Tetapi karena mereka tetap 
memaksa Arwah Perwira Alengka untuk bicara blak blakan---, yaaa 
inilah jawaban nya---!!!. TDA ingin mempertahankan negara kesatuan 
dengan misi yaitu : satu untuk semua--- dan semua untuk satu. Karena 
itulah--- maka TDA--- sampai tetes darahnya yang terakhir--- akan 
tetap mempertahankan tegaknya negara kesatuan Alengka--- dengan 
otonomi daerah seluas luasnya tentunya. 

Jika kemudian--- karena terdesak--- TDA dipaksa untuk menerima 
berdirinya negara federalis--- atau dipaksa menerima perpecahan 
Alengka--- maka--- mohon nantinya jangan pernah ada sekalipun 
tuduhan yang mengatakan bahwa TDA itu pro Kristenlah, pro Thai Wan 
Sui lah atau merugikan Islam segala. Aceh adalah Islam. Tetapi Islam 
bukan cuma Aceh.. Karena itu--- cobalah semuanya dipikirkan dalam 
konteks kepentingan orang banyak. Jika sampai pecah--- bagaimana 
nasib orang Batak yang ada di Jawa. Bagaimana orang Padang yang ada 
di seluruh nusantara. Orang KSS yang ada di Jakarta. Life is not 
that simple--- bukan---?. Makanya--- jangan coba coba main api 
dengan merenggangkan rekatan kesatuan ini. 

Terakhir soal Bung Karno, Arwah Perwira Alengka no comment. Jangan 
sebut BK itu facsit sebab banyak sekali pimpinan negara yang sipil 
tetapi tetap menyukai gaya gaya militer. Fidel Castro selalu pakai 
pantalon militer., Saddam Hussein juga pakai seragam militer sebagai 
pakaian kerjanya. Sampai sampai Yasser Arafat --- kemana mana selalu 
membawa revolver. Apakah mereka facsist  ??? Tidak gerahkah mereka 
memakai atribut militer---? Sementara Arwah Perwira Alengka sendiri--
- malah gerah dengan segala wing dan tanda jasa yang keberatan 
nempel di dada ini. Inilah paradox nya civilian society. Pada saat 
mereka selalu menghujad militer--- mereka sendiri malah suka 
menggunakan atribut militer. Lihat satgas satgas itu. Kan kewalik 
walik---? 

Kesimpulannya: 
Apakah sebuah debat model begini ini akan membuat sesuatu menjadi 
lebih baik---?. Apakah debat model begini ini bisa membuat Mbak 
lebih mengerti tentang TDA---? Apakah dengan debat begini--- kita 
kita bisa mencari jalan keluar dari permasalahan kita---? Tidak 
bukan--- ? Tidak ada yang berubah. Tidak ada manfaat debat substansi 
seperti ini --- selain hanya menggiring seseorang semakin terperosok 
lebih dalam lagi dalam kotak kotak sempit kebenaran dan keyakinannya 
yang relatif. Arwah Perwira Alengka tidak pernah coba berupaya 
merobah keyakinan orang lain. Perwira Alengka tidak suka debat 
substansi. Agama mu agama mu, Agama ku agamaku. Kepercayaan mu 
biarlah menjadi Kepercayaan mu, Keyakinan ku biarlah menjadi bagian 
dari ku. Ini adalah debat pertama dan terakhir. Tidak akan ada lagi 
debat substansi. 
Debate no more.
 
Hidup Marina the Marines. 


Arwah Perwira Alengka 
di 
Mayapada. 

20 Juni 1999





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help save the life of a child.  Support St. Jude Children's Research Hospital's
'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke