http://www.jurnalperempuan.com/yjp.jpo/?act=feature%7C0%7CX
Senin, 25 April 2005
“Swara Kehidupan”; Suara Kebebasan PRT 


Oleh Eko Bambang S 
“Swara Kehidupan”, itulah tema yang diusung oleh kelompok teater PRT (Pekerja 
Rumah Tangga) Tunas Mulia yang dipentaskan di Goethe Institute Jakarta, Rabu 
(20/04/05). Pementasan ini mengambil cerita tentang kehidupan perempuan pada 
umumnya dan pekerja rumah tangga pada khususnya yang kehidupannya lekat dengan 
berbagai kekerasan baik fisik, psikis, ekonomi dan seksual. Menariknya, cerita 
dalam pementasan tersebut merupakan hasil olah pengalaman para pemainnya 
sendiri yang selama ini bekerja sebagai PRT. 

Pementasan yang berdurasi 2 jam ini dibagi dalam berbagai alur cerita yang 
meliputi pengalaman perempuan dari masa kecil di keluarga, pengalaman keluar 
dari desa atau rumahnya dan terakhir pengalaman kerja sebagai PRT. Alur cerita 
disusun berdasarkan pengalaman dan tidak ada naskah baku. Itu yang menjadikan, 
pementasan “Swara Kehidupan” ini lebih hidup, kaya improvisasi pemain, namun 
masih dalam satu koridor alur cerita yang bisa dinikmati. Kemampuan mengolah 
improvisasi inilah yang cukup mendominasi pementasan, sehingga pementasan lebih 
mempunyai jiwa ketimbang pementasan yang benar-benar menggunakan naskah. 

Pementasan yang terbagi dalam tiga babak ini menggambarkan bagaimana kekerasan 
terhadap perempuan dan khususnya kekerasan terhadap PRT itu terjadi. Sejumlah 
peristiwa kekerasan seperti KDRT, Poligami, perkosaan, eksploitasi pekerja 
rumah tangga, trafiking semua terangkum dalam alur cerita yang mudah dicerna 
penonton. Sejumlah peristiwa itu dapat dinikmati secara rileks, ini karena para 
pemainnya merasa tidak asing dengan peristiwa-peristiwa tersebut yang pernah 
mereka alami. 

Karena berdasarkan pengalaman, apa yang dipentaskan juga diwarnai oleh sejumlah 
penyampaian fakta-fakta atau peristiwa-peristiwa yang aktual dan nyata. Ini 
dapat dilihat dalam satu adegan dimana para pemain membacakan suatu peristiwa 
kekerasan terhadap PRT yang dimuat oleh sejumlah media massa di berbagai 
dsaerah. Sementara itu peristiwa aktual seperti disahkannya undang-undang 
Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, juga mengisi dalam adegan satu 
adegan. Dimasukkannya beberapa peristiwa ini semakin menegaskan bahwa apa yang 
dipentaskan memang benar-benar berangkat dari pengalaman dan fakta yang terjadi 
menyangkut kekerasan terhadap perempuan dan secara khusus kekerasan terhadap 
PRT. 

Kelompok teater PRT “Tunas Mulia” DIY sendiri dibentuk pada bulan September 
2003. Kelompok ini merupakan bagian dari kegiatan kampanye yang dilakukan oleh 
Serikat PRT kepada masyarakat akan pentingnya perlindungan terhadap PRT yang 
sampai sekarang posisi PRT masih rentan akan tindakan kekerasan dan 
diskriminasi. Pendekatan dengan seni dan budaya berupa kelompok teater ini 
dipilih karena kerja teater adalah kerja tim, dan melalui metode-metode yang 
ada di teater bisa digunakan untuk melakukan proses pengorganisasian. Teater 
PRT ini juga ingin membuktikan bahwa teater itu tidak sekedar karya seni 
semata, namun bisa sebagai media kesaksian, pendidikan kritis dan penguatan. 

Sebagai media kesaksian, dapat dilihat dari cerita-cerita yang dilakonkan 
adalah peristiwa atau pengalaman hidup PRT, bukan menggarap sebuah naskah karya 
pengarang terkenal. Sedangkan proses-proses diskusi yang mengundang sejumlah 
pihak yang memahami masalah-masalah perempuan dapat membangun pola pikir kritis 
PRT sekaligus merupakan proses penguatan diantara sesame PRT. 

Sejak pembentukannya, kelompok ini sudah melakukan 5 kali pementasan di 
Yogyakarta dan Jakarta. Pementasan pertama kali dilakukan pada bulan Oktober 
2003 di Purna Budaya Yogyakarta dengan mementaskan lakon SIH. Pementasan kedua 
dilakukan di Jakarta pada bulan Desember 2003 dengan mementaskan “Pentas 
Soliloki Namaku Tini”. Selanjutnya pementasan “Tanda Tanya” pada Maret 2004 di 
LIP Yogyakarta, Pementasan “Dimana Upahku? Pada bulan Mei 2004 di Nitikan 
Yogyakarta dan pementasan Diam pada bulan September 2004 lalu di Monumen SO 1 
Maret Yogyakarta. 

Lena, Simanjuntak, Sutradara pementasan ini menegaskan bahwa teater itu adalah 
kehidupan sementara kita dan kehidupan adalah teater. Teater juga adalah the 
art of survival dan alat perjuangan memperebutkan kehidupan yang bermartabat. 
Teater juga menjadi media pemberdayaan dan senjata orang-orang yang tertindas 
untuk memerangi kesewenang-wenangan dan penguasaan manusia atas manusia lainnya 
dengan uang dan kekuasaan, mereduksi martabat manusia menjadi sekedar upah dan 
orang upahan. Menurut Lena, dengan berteater para pemain akan membongkar 
dirinya, mempertanyakan siapa saya dan melakukan dekonstruksi atas setiap 
pengalaman sosial dan membagikannya kepada para pemain lainnya. Selanjutnya 
menurut Lena, teater juga dapat sebagai media pemberdayaan, karena teater akan 
memberi kaki, tangan dan raga tentang humanisme, kebebasan, pembebasan dan 
keadilan sosial. “Hanya orang tertindas yang dapat membebaskan diri dari 
ketertindasan, jangan tunggu mesias atau ratu adil,” ujar Lena. 

Dalam konteks itu, maka memahami pementasan teater PRT “Tunas Mulia” ini 
sebaiknya tidak menggunakan kacamata formal tentang seni peran, yang didalamnya 
terdapat aspek estetika pementasan. Penggunaan kacamata formal dalam 
menyaksikan pementasan ini akan menemukan sejumlah kekecewaan, karena 
aspek-aspek yang formalitas dalam berteater justru didekonstruksi yang justru 
memunculkan harmonisasi penampilan tersendiri. 

Kelompok teater PRT ini memiliki harapan bisa menyuarakan teriakan hati PRT dan 
perempuan pada umumnya yang rentan menjadi korban ketidakadilan sistem dan 
budaya. Untuk itu, pementasan “Swara Kehidupan” setidaknya dilihat sebagai 
sebuah spirit perlawanan atas ketertindasan perempuan dan pekerja rumah tangga, 
termasuk spirit bagi kita untuk menghargai hak-hak perempuan dan hak pekerja 
rumah tangga. Semoga. 

*Eko Bambang S adalah Koordinator Website Jurnalperempuan.com, Yayasan Jurnal 
Perempuan 




------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for
anyone who cares about public education!
http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke