KABAR meninggalnya nelayan Indonesia yang disekap di Australia sungguh
mengagetkan kita semua. Kapten kapal KM Gunung Mas Baru bernama
Muhammad Heri meninggal di Darwin, Australia, Kamis (28/4). Yang
membuat kita kecewa dan menyatakan protes keras, semula pihak
Australia berupaya menutup-nutupi kematian tersebut.

Jika saja West Timor Care Foundation tidak berupaya membongkar
perlakuan yang tidak manusiawi itu, mungkin kematian Heri akan tetap
tertutup rapat. Kita tidak akan pernah tahu ada seorang warga negara
Indonesia mati karena perlakuan buruk negara tetangga.

Heri ditangkap penjaga pantai Australia bersama sembilan anak buah
kapal Gunung Mas Baru, 18 April silam. Mereka dituduh memasuki
perairan Australia secara tidak sah. Mereka dituduh menangkap ikan
secara ilegal.

Sambil menunggu perkaranya disidangkan Otoritas Pelabuhan Darwin, para
nelayan Indonesia ditahan di atas kapal mereka. Dan Heri, nelayan asal
Probolinggo, Jawa Timur, meninggal dalam status tahanan di atas kapal.

Ternyata Heri bukan orang Indonesia pertama yang meninggal dalam
tahanan kapal di wilayah Australia. Tahun lalu, Manzur La Ibu, nelayan
asal Sikka, Nusa Tenggara Timur, juga meninggal setelah disekap
Angkatan Laut Australia. Alasan penyekapannya sama, karena dituduh
mencuri ikan di lautan Australia.

Tuduhan memasuki wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) sungguh tidak
bisa diterima. Karena ZEE dan Batas-Batas Dasar Laut Tertentu antara
Australia dan Indonesia belum diratifikasi oleh parlemen kedua negara.
Meskipun menteri luar negeri kedua negara telah menandatanganinya pada
1997, jika parlemen belum, tidak secara otomatis kesepakatan itu berlaku.

Hal-hal seperti itu benar-benar harus dipahami Australia. Jika tidak,
akan semakin banyak korban sejenis seperti yang dialami Heri dan Manzur.

Indonesia harus menyatakan protes keras dan meminta penjelasan dari
pihak Australia secepatnya. Ini tidak hanya soal hukum dan aturan,
tetapi menyangkut kehormatan sebuah bangsa yang diperlakukan
semena-mena oleh bangsa lain. Australia harus menjelaskan secara jujur
dan objektif apa yang sesungguhnya terjadi ketika orang-orang
Indonesia itu berada dalam sekapan.

Penjelasan yang tidak fair dan tidak objektif pasti akan menjadi
ganjalan hubungan kedua bangsa bertetangga. Sebab, hubungan
Indonesia-Australia, sejak 'Negeri Kanguru' itu terlalu ikut campur
dalam masalah Timor Timur, sejujurnya masih menyisakan bom waktu.

Australia jangan sampai membuat bom itu meledak. Kita ingin menjalin
hubungan persahabatan antarnegara tetangga dengan harmonis. Namun, hal
itu tidak mungkin terjadi tanpa kesadaran saling menghormati secara
tulus sebagai sesama bangsa yang sejajar. Tidak kurang dan tidak lebih.

****

http://www.mediaindo.co.id/editorial.asp?id=2005050123475706





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Has someone you know been affected by illness or disease?
Network for Good is THE place to support health awareness efforts!
http://us.click.yahoo.com/OCfFmA/UOnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke