http://www.harianbatampos.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=9125
Sekolahku Harapanku Oleh redaksi Senin, 02-Mei-2005, 09:01:48 Oleh: Kustrini Hardi Betapa pentingnya sekolah, sehingga Asian Development Bank dan World Bank mengucurkan dana pinjaman untuk menjamin anak-anak tetap sekolah di saat Indonesia tengah mengalamai masa-masa krisis. Dan saat ini, upaya pemerintah agar anak-anak tetap di bangku sekolah pun tetap berjalan terus, melalui pemberian bea siswa dengan dana kompensasi bahan bakar minyak (BBM) dari pemerintah pusat dan bentuk-bentuk pemberian bea siswa lain baik dari dana pemerintah daerah, perusahaan, LSM maupun organisasi lain. Hal ini semua dimaksudkan agar anak-anak kita tetap belajar dan menikmati masa-masa pertumbuhannya di sekolah. Mendengar kata sekolah, secara spontan orang akan membayangkan suatu tempat di mana para peserta didik yang nota bene adalah anak-anak kita, termasuk diri kita sendiri pun pernah melewatkan sebagian dari masa hidupnya untuk belajar atau mengkaji sesuatu. Sekolah umumnya memang mengacu pada suatu sistem, suatu lembaga, suatu organisasi besar, dengan segenap kelengkapan perangkatnya, yang terdiri dari sejumlah orang yang belajar dan atau mengajar, megah dan apiknya bangunan gedung, seperangkat peralatan penunjang pembelajaran, serangkaian kegiatan terjadwal, sederet aturan dan sebagainya. Namun, kita semua juga perlu memahami apa sebenarnya fungsi sekolah. Banyak rumusan tentang fungsi sekolah dalam kepustakaan ilmu sosial umumnya dan ilmu pendidikan khususnya. Rumusan tersebut oleh Benjamin Bloom, disebutkan bahwa sekolah sebagai lembaga pendidikan pada dasarnya berfungsi menggarap tiga wilayah kepribadian manusia yang disebutnya sebagai "taksonomi pendidikan", yaitu membentuk watak dan sikap (affective domain), mengembangkan pengetahuan (cognitive domain) serta melatih ketrampilan (psychomotor atau conative domain). Rumusan Bloom itu berlaku umum. Apapun istilahnya, semua orang akan menjawab sama: sekolah bertugas mendidik manusia untuk memiliki sikap, berpengetahuan dan trampil. Pada intinya, sekolah bertugas membentuk seseorang untuk menjadi manusia dalam arti yang sesungguhnya, yang seutuhnya. Karena, ketiga wilayah kepribadian itulah (watak/ sikap, pengetahuan dan ketrampilan) yang menjadi ciri khas kemanusiaan yang membedakan pribadi seseorang manusia dengan makhluk lainnya. Selama ini, praktek pendidikan di sekolah-sekolah kita masih banyak yang perlu dibenahi, dikembangkan dan diperbaharui agar menghasilkan lulusan yang berkualitas. Pelaksanaan pendidikan agar tidak selamanya monoton dan menerima kebijakan dari pusat, maka pada era reformasi ini pemerintah telah memberikan otonomi kepada sekolah untuk melakukan pembenahan kurikulum yang berorientasi pada realitas siswa. Namun, pembenahan tersebut tidak akan berarti banyak apabila tidak diikuti pembenahan manajemen sekolah. Sebab, sekolah merupakan unit pelaksana tugas terdepan dan sangat strategis dalam pendidikan. Sekolah dan masyarakat sesungguhnya adalah pemilik sejati pendidikan itu sendiri. Oleh karena itu, sudah seharusnya peningkatan mutu pendidikan itu harus dimulai dengan mengubah sistem manajemen pendidikan yang bertumpu pada sekolah dan masyarakat. Manajemen pendidikan sebagaimana disebutkan di atas, tidak hanya melihat input atau output, melainkan juga memperhatikan proses karena erat kaitannya dengan mutu lulusan. Kemungkinan di dalam proses terjadi hambatan dan kesalahan, dapat secepatnya dievaluasi agar dilakukan perbaikan. Dalam melihat output, sekolah tentu mengharapkan tercapainya prestasi akademik (academic achievement) dan prestasi non akademik (non-academic achievement) yang tinggi. Untuk itulah, kegiatan belajar mengajar dan kegiatan sekolah lainnya akan dapat terlaksana, bila sekolah memiliki kepemimpinan dan manajemen sekolah yang kuat, partisipasi warga yang tinggi, lingkungan sekolah yang aman dan tertib serta kerja sama sekolah yang terjalin. Sedangkan dalam melihat input sekolah, perlu ditegaskan tentang kebijakan, tujuan dan mutu secara jelas kepada warga sekolah. Ini penting agar kebijakan, tujuan dan target pencapaian mutu menjadi milik bersama seluruh warga sekolah dan secara bersama-sama pula berupaya untuk mewujudkannya. Demikian pula dengan sumber daya dan potensi yang dimiliki harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kemajuan sekolah. Keberadaan sistem manajemen pendidikan di sekolah harus membuat siswa menjadi lebih kreatif, berani berfikir secara realistis, tanpa rasa takut dan tidak ada lagi dikhotomi antara tujuan pendidikan dengan cara pendidikan, karena pada akhirnya pendidikan bertujuan membebaskan anak didik dari penindasan dan upaya memanusiakan manusia. Menurut J Drost (1999) memandang pendidikan harus diawali dengan menghormati kebebasan, hak dan kekuasaan pribadi-pribadi. Upaya ini berarti mendampingi anak-anak kita untuk berbagi hidup dengan orang lain agar mampu memahami dan menghargai kenyataan bahwa milik mereka yang paling berharga adalah sesama manusia.. Jadi pendidikan dan pengajaran di sekolah perlu berusaha mengubah cara anak-anak kita memandang dirinya sendiri dan makhluk lain, sistem-sistem dan struktur masyarakat di mana ia berada. Selain upaya-upaya tersebut di atas, hal yang tidak kalah pentingnya adalah sentuhan dari orang tua sangat diperlukan dalam membentuk kepribadian anak-anak kita. Karena orangtualah yang mempunyai tanggung jawab mendidik anaknya agar berkembang menjadi manusia dewasa yang utuh. Pendidikan ini terutama harus dilakukan dengan pendekatan kasih sayang, di mana antara anak dan orang tua, antara guru dan siswa, antara siswa dan masyarakat, saling berkomunikasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak hanya sekolah dan guru saja yang memiliki andil dalam pendidikan, orang tua dan masyarakat juga berperan membantu anak-anak kita tumbuh menjadi manusia utuh. Pendidikan dalam pengertian seperti itu dikembangkan dalam suasana demokratis, saling menunjang dan membantu. Dalam proses pendidikan, anak didik ikut berpartisipasi dan semestinya tidak dijadikan objek apalagi ditindas. Dalam pengertian ini, sekolah harus dikembangkan menjadi milik si anak, anak harus dianggap, dinilai, didampingi dan diajar sebagai anak, bukan sebagai orang tua mini, atau prajurit mini, melainkan sebagai anak yang diberikan kesempatan untuk bebas sesuai dengan kapasitasnya sebagai anak. Dengan demikian, anak di sekolah harus merasakan bahwa sekolah bagi mereka sungguh merupakan surga kecil yang menggembirakan, di sekolah anak harus dihargai, dipahami dan tidak dibodoh-bodohi, dipojokkan, diejek, dihina atau dibiarkan semaunya. Peran guru di sini amatlah penting untuk menumbuhkan suasana demokratis di sekolah. Namun, sampai saat ini kita belum memiliki panduan dalam bentuk kurikulum muatan lokal atau apalah namanya, yang dapat memandu kita tentang bagaimana melaksanakan pendidikan demokratis itu. Walaupun kita sering mendengung-dengungkan ingin membentuk masyarakat madani yang sangat mulia itu, pendidikan kita masih belum memiliki roh dari kata madani itu sendiri. Karena ciri utama masyarakat madani adalah demokrasi dan untuk mengembangkan budaya demokratis diperlukan waktu yang cukup dan proses pendidikan yang terarah serta terukur. Kita semua berharap bahwa pendidikan akan melahirkan generasi berilmu, santun dan handal, dan itu hanya dapat dilakukan bila sekolah kita memiliki sistem manajemen yang kuat dan kurikulum yang jelas dan terarah. Dan kita semua masih ingin mendengarkan anak-anak kita dengan riang dan penuh semangat meneriakkan .. Ayo sekolah! Selamat Hari Pendidikan Nasional!*** *) Kustrini Hardi, alumnus PPS UPI Bandung dan staf pada Bappedako Batam. [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for anyone who cares about public education! http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/