03.05.2005 Invasi biologi (Perdagangan global memacu invasi biologi antarbenua) Globalisasi ternyata memiliki sisi lain yang tidak menyenangkan. Pergerakan orang dan barang yang semakin cepat, dimana tidak adanya lagi hambatan batasan geologi dan perdagangan global menimbulkan apa yang disebut invasi biologi. Sama seperti invasi suatu negara terhadap negara lain, dampak dari invasi biologi dapat positif, namun kebanyakan negatif khususnya bagi yang terinvasi. Keanekaragaman hayati yang merupakan ciri khas suatu kawasan, bisa saja tiba-tiba runtuh akibat serangan spesies asing. Penyakit, hama atau gulma, yang sebelumnya tidak dikenal di sebuah wilayah, bisa saja memicu wabah atau menyebabkan gagal panen. Invasi biologi terjadi secara sengaja maupun tidak sengaja. Perdagangan tanaman ataupun binatang lintas benua, atau transportasi barang dan orang secara global, merupakan pemicu terjadinya invasi tsb. Contoh dari invasi biologi, yang diartikan sebagai serangan spesies yang asing bagi kawasan ekologi tertentu, amat panjang daftarnya. Kita lihat saja di Indonesia. Serangan gulma eceng gondok yang mematikan habitat di perairan air tawar atau mengganggu pelayaran, tergolong jenis invasi biologi. Sama halnya dengan hama keong emas, yang kini memusingkan para petani. Dua spesies asing itu sebelumnya dimasukan dengan sengaja ke Indonesia. Dalam beberapa dekade, eceng gondok yang tadinya tanaman hias yang indah dan keong emas yang diharapkan jadi binatang hias atau pakan, berubah menjadi hama dan gulma yang amat merugikan. Semakin intensif Laju serangan invasi biologi baik flora, fauna maupun mikro-organisme kini semakin tinggi, seiring semakin cepatnya mobilitas. Jika 400 tahun lalu mobilitas para pelaut Belanda, Inggris, Portugis atau Spanyol sudah dianggap hebat karena mereka mampu mencapai kawasan koloni yang jauhnya ribuan kilometer dalam waktu sekitar sebulan, kini jarak tsb dapat ditempuh dalam perjalanan kurang dari 24 jam. Dahulu, batasan geologi sama artinya dengan batasan habitat. Kini hal itu tidak berlaku lagi. Tidak ada gunung yang terlalu tinggi, atau lautan yang terlalu lebar, yang mampu menghalangi invasi biologi. Kegiatan ekonomi, seringkali juga melupakan dampak ekologi yang muncul. Banyak spesies asing yang mulanya diimpor sebagai komoditi ekonomi, berubah menjadi hama dan gulma. Perdagangan binatang eksotis untuk hiasan, atau budidaya tanaman tertentu untuk tujuan ekonomi, kini semakin sering berakhir menjadi bencana. Misalnya saja kura-kura air tawar bertelinga merah, yang merupakan spesies asli di kawasan perairan Mississipi, beberapa dekade lalu diekspor ke seluruh penjuru dunia, baik sebagai binatang hias atau untuk dimakan. Sekarang, kura-kura bertelinga merah menjadi hama di Asia dan Eropa selatan. Kura-kura ini memangsa kodok, moluska bahkan burung endemik di kawasan tsb. Air balast kapal Namun penyebaran penyakit, hama dan gulma yang disebut invasi biologi itu, terutama dipicu oleh perdagangan besar antar benua. Khususnya transportasi menggunakan kapal-kapal barang atau kapal tanker berukuran raksasa. Bukan kapalnya yang menimbulkan masalah, melainkan dari air yang biasanya digunakan sebagai balast atau penyeimbang, agar kapal barang dan tanker dapat berlayar secara stabil. Sebuah kapal barang raksasa, tidak jarang membawa air balast sampai 20 juta liter. Tentu saja bukan air yang suci hama, akan tetapi air laut biasa yang disedot bersama semua penghuninya dari perairan di kawasan dari mana kapal bertolak. Di tempat tujuan, air balast dibuang begitu saja, tentu saja bersama seluruh isinya, berupa flora, fauna dan mikro-organisme laut. Dapat dibayangkan, betapa intensifnya pertukaran atau invasi biologi lewat air balast kapal itu. Berdasarkan catatan biro maritim internasional, setiap tahunnya sekitar 45.000 kapal kargo mengangkut antara 10 sampai 12 milyar ton air balast dari satu pelabuhan ke pelabuhan lainnya. Prof Jim Carlton dari Williams College dalam penelitiannya mencatat, sebuah kapal barang berukuran raksasa, dapat membawa sampai 300 spesies dalam air balastnya. Mulai dari ikan yang mencapai ukuran sampai 25 centimeter hingga ganggang merah yang beracun. Melihat padatnya lalu lintas kapal barang internasional, diperkirakan setiap harinya terjadi pertukaran hingga 5.000 spesies asing di berbagai perairan dunia. Jika invasi biologi sudah mencapai tahap lanjut, terbukti amat sulit memberantas penyakit, hama atau gulma tsb. Misalnya saja pada tahun 1991 lalu, air balast kapal barang dari Asia yang dibuang di perairan Peru, ternyata mengandung bakteri cholera yang sebelumnya tidak dikenal di Amerika Selatan. Wabah penyakit cholera Asia yang menyebar cepat di Peru, dilaporkan menewaskan sekitar 10.000 orang. Atau juga serangan gulma kerang zebra yang berasal dari Eurasia di Amerika Utara dan Kanada, yang menimbulkan kerugian jutaan Dolar. Spesies asing dapat berubah menjadi invasi biologi, jika terdapat persyaratan yang menunjang perkembang biakannya. Misalnya cukup bahan makanan, tidak ada musuh alami dan habitat baru mendorong pertumbuhannya. Invasi spesies asing itu berupa desakan terhadap spesies lokal, atau bahkan memangsa spesies lokal hingga musnah. Beban ekonomi dan ekologi Dengan begitu, terjadi perubahan keseimbangan ekologi yang merugikan. Keanekaragaman hayati berubah menjadi monokultur. Kekayaan bio-diversitas tiba-tiba digantikan oleh hanya satu spesies saja. Ketahanan lingkungan menjadi amat ringkih dan kerugian ekonomi bagi manusia amat besar. Pemerintah Amerika Serikat menghitung, kerugian ekonomi akibat invasi biologi itu di negaranya saja, setiap tahunnya mencapai rata-rata 137 milyar Dollar. Kerugian yang ditimbulkannya, merupakan gabungan dari gangguan kesehatan, kerusakan lingkungan dan kerugian di bidang perekonomian. Penanggulangan jika invasinya telah meluas, terbukti menelan biaya amat besar. Sementara upaya pencegahan, amat sulit dilakukan dalam rimba raya regulasi yang amat kompleks. Misalnya saja pengaturan pembuangan air balast kapal, yang sejauh ini belum diterapkan secara menyeluruh. Kasus invasi rumput laut tropis Caulerpa, yang terjadi di kawasan Laut Tengah dapat dijadikan contoh yang tepat. Tahun 1984 lalu, musium kelautan Monaco membuang setangkai rumput laut tropis itu ke perairan di sekitarnya. Tiga tahun kemudian, rumput lautnya sudah berbiak menjadi seluas handuk. Namun terjadi silang sengketa birokrasi yang berlangsung bertahun-tahun antara Monaco dan Perancis, mengenai siapa yang bertanggung jawab memusnahkannya. Ketika tercapai kesepakatan, menyangkut pemusnahannya, semua sudah terlambat. Rumput laut Caulerpa sudah menyebar di areal seluas hampir 15.000 hektar dan tidak bisa diberantas lagi. Kasus itu hanya menunjukkan, invasi biologi dapat diatasi, jika sejak awal dapat ditengarai bahayanya. Semua pihak harus menyadari, ancaman apa yang ada di balik invasi biologi tsb. Jika tidak, kecepatan invasi biologi akan tetap seperti saat ini, dengan kerugian ekonomi maupun ekologi yang akan terus meningkat. Mari kita invasi.
__________________________________________________ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Give underprivileged students the materials they need to learn. Bring education to life by funding a specific classroom project. http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/