history spoke louder than words.., it's prove that all things such as
socialism, arianism, communism, and fanatism of religion re the enemy of
human kind and destroy the life of humanity...
so what's best option then.., i think liberalism..bcs the basic thing of
liberalism is freedom.., and the foundation of humanity is freedom..freedom
of all oppressions to man, freedom to live, freedom of man..



                                                                                
                           
                      "Ambon"                                                   
                           
                      <[EMAIL PROTECTED]>         To:       
<Undisclosed-Recipient:;>                         
                      Sent by:                 cc:                              
                           
                      [EMAIL PROTECTED]        Subject:  [ppiindia] Orang 
Biasa, VIP dan VVIP              
                      ups.com                                                   
                           
                                                                                
                           
                                                                                
                           
                      05/04/2005 04:13                                          
                           
                      PM                                                        
                           
                      Please respond to                                         
                           
                      ppiindia                                                  
                           
                                                                                
                           
                                                                                
                           




http://www.suarapembaruan.com/News/2005/05/03/index.html

SUARA PEMBARUAN DAILY
--------------------------------------------------------------------------------


WashWatch

Orang Biasa, VIP dan VVIP


Christianto Wibisono

OLOM Politika di Kompas, Budiarto Shambazy, sangat menyengat
penyelenggaraan KAA yang semakin tidak memberi tempat kepada orang biasa.
KAA hanya menjadi ajang kesibukan para very important person (VIP), very
very important Person (VVIP) dan petugas keamanan. Sedang orang biasa malah
dirugikan, baik dari segi mata pencaharian, kegiatan sehari hari, dan
seolah-olah sidang itu tidak ada kaitannya dengan realitas kehidupan sehari
hari.

Memang nasib orang biasa yang jumlahnya lebih dari 6 miliar sedunia dan
hampir seperempat miliar di Indonesia selalu hanya diatasnamakan,
disalahgunakan dan "dibajak" untuk kenikmatan para tokoh luar biasa, orang
VIP dan VVIP.

Ketika dua orang tokoh puncak Kuomintang dan Kungchantang (Partai Komunis
Tiongkok) bersalaman di Beijing, berapa puluh juta penduduk Tiongkok sudah
gugur jadi korban perang saudara yang berakhir 60 tahun yang lalu pada 1
Oktober 1949. Ketika Vladimir Putin mengunjungi Mesir, Israel dan menemui
Mahmud Abbas, sudah berapa banyak orang Arab, Yahudi dan orang tak berdosa
lain yang tewas dalam perang Timur Tengah maupun gelombang teror
mengatasnamakan Palestina.

Orang biasa gugur setiap hari, seperti korban bom Baghdad yang nyaris
menjadi rutin dan kurang berdampak lagi terhadap kepekaan manusia. Orang
biasa berguguran di Darfur, Poso, Ambon, dan tempat-tempat lain di seluruh
penjuru bumi setiap hari. Tapi hanya akan menjadi berita kalau jumlahnya
raksasa dan terkait dengan kepentingan geopolitik kekuatan global.

Tapi orang penting seperti Hitler tak kunjung habis membuat berita,
walaupun sudah meninggal 60 tahun yang lalu dengan citra pembantai yang
mengerikan. Film Downfall yang mengungkapkan hari-hari terakhir Hitler di
bunker Berlin telah menimbulkan reaksi.

Bagaimana menjelaskan kebrutalan rezim Nazi membantai 6 juta penduduk
Yahudi? Kenapa elite Jerman dalam struktur penguasa Nazi rela saja menjadi
antek dan pelaksana perintah Herr Fuehrer yang tidak manusiawi itu?
Bukankah itu berarti, selain Hitler, ada jenderal, marsekal, laksamana dan
menteri serta pejabat dan pegawai negeri serta polisi dan tentara Jerman
bahkan orang sipil biasa yang terlibat dalam pekerjaan sadis, pembantaian
massal orang Yahudi.

*

Film yang disutradarai Oliever Hirschbiegel itu juga menyingkap bagaimana
istri Menteri Propaganda Hitler, Magda Goebbels begitu tega memaksa 6
anak-anak kecil remajanya minum racun, sebelum membunuh diri dengan saling
menembak bersama suaminya, menyusul Hitler dan istrinya Eva Braun.

Pada 30 April 1945, Hitler menembak kepalanya sendiri, sedang Eva minum
racun sianida. Mayat kedua orang ini langsung disiram bensin oleh ajudan
setianya dan dibakar, begitu pula Goebbels suami istri. Sementara elite
sekeliling Hitler sendiri ada yang tewas, bunuh diri atau dihukum mati oleh
Mahkamah Perang Sekutu. Sekretaris pribadi Hitler hidup segar bugar sampai
usia tua dan menjadi nara sumber film Downfall karena ia baru meninggal
pada tahun 2002.

Setelah Nazi Hitler maka rezim komunis Uni Soviet, RRT dan
satelit-satelitnya yang berteriak tentang kelas buruh yang berkuasa,
ternyata telah membunuh ratusan juta manusia di bawah diktator proletariat
Marxism keji. Delapan tahun yang lalu, 6 intelektual kiri Prancis dengan
editor Stephanie Courtois berani menerbitkan buku berjudul Livre Noir du
Communism (Buku Hitam Komunisme). Dalam buku itu dimuat statistik perkiraan
pembantaian penduduk di bawah rezim komunis yang mendirikan bulu roma.

RRT membunuh 65 juta orang, Uni Soviet 20 juta, Korea Utara dan Kamboja
masing-masing 2 juta, Afrika 1,7 juta, Afghanistan 1,5 juta, Eropa Timur 1
juta, Amerika Latin 150.000. Arnold Beichman, peneliti senior pada Stanford
University menyatakan bahwa di abad ke 20, lebih banyak penduduk sipil mati
dibunuh oleh pemerintahnya sendiri, ketimbang musuh dari luar negeri.

Buku setebal 856 halaman, rincian detail korban di RRT, menurut Jean Louis
Margolin adalah kelaparan akibat kebijakan Great Leap Forward 1959-1961
yang memakan korban 20-43 petani miskin Tiongkok. Kelaparan yang sama
pernah menimpa komunisme Soviet di bawah Lenin tahun 1922 sejumlah 5 juta
jiwa.

Semua ini selalu dihalalkan oleh para VIP, VVIP tokoh tokoh sebagai korban
sejarah. Oknum-oknum seperti Hitler, Lenin, Stalin, Mao Zedong, Pol Pot,
Kim Ilsung dan anaknya Kim Jongil semua adalah diktator yang tega
menyaksikan rakyatnya mati kelaparan atau sengaja dibunuh karena dianggap
mau berontak terhadap rezim komunis.

*

DI abad 21 ini, masih juga ada orang yang selalu memberhalakan negara untuk
menghakimi orang lain secara tidak manusiawi. Lawan politik diracun seperti
Munir, rakyat biasa dibantai di Darfur, di Poso, di Ambon, di mana saja
orang biasa mati berguguran akibat tingkah laku tengik penguasa
sewenang-wenang yang menganggap orang biasa sekadar angka statistik.

Orang biasa yang dibunuhi itu sebagian juga terkena penyakit gampang
dihasut untuk saling bunuh sesamanya oleh elite brutal, beringas dan keji.
Para oknum itu tega membuat argumen atau menyalahgunakan slogan muluk atau
pesan luhur bukan sekadar berhala negara, tapi juga membajak agama untuk
membenarkan saling bunuh antara orang biasa. Inilah riwayat perang saudara
di pelbagai bangsa negara dari abad ke abad sejak Adam sampai abad yang
kita jalani sekarang ini.

Menyedihkan bahwa masih saja ada elite dan oknum yang memperjualbelikan
slogan martir, syahid, dan segala macam "ucapan luhur muluk" yang akhirnya
hanya bermuara kepada kematian, teror dan kebinasaan manusia secara sia
sia. Akhirnya jutaan manusia dan orang biasa yang diatasnamakan oleh VIP
dan VVIP itu mati konyol, semua tanpa ada catatan sejarah tentang namanya,
kecuali angka dan jumlah, sekian puluh juta.

Merupakan tanggung jawab manusia modern abad 21 untuk mengupayakan lompatan
hati nurani yang serius untuk menyatakan stop pembunuhan orang biasa oleh
VIP, VVIP yang memberhalakan negara, membajak agama dan menghujat Tuhan,
dengan kesombongan untuk mewakili "Allah" ingin menghukum orang lain yang
dianggap kafir.

Kalau sistem VIP dan VVIP model Hitler, Stalin, Mao di"sakral"kan jadi
perang sabil maka dunia akan terancam oleh genosida jutaan manusia lagi
yang mengatasnamakan Allah dan agama secara keliru, keblinger dan durhaka.
Orang biasa yang terlindungi HAM-nya itu sekarang hanya hidup tenang di
negara maju Barat.

Di bagian dunia lain, orang biasa sangat sulit hidup layak dan selalu
dipersulit oleh orang VIP dan orang VVIP yang hanya memikirkan diri
sendiri, kekuasaan sendiri dan pelestarian kenikmatan kekuasaan untuk tujuh
turunan.

*

ORANG biasa negara berkembang begitu rajin sampai rela melanglangbuana
mencari pekerjaan di mana saja di muka bumi. Tapi elite penguasa yang korup
dan tidak mampu menciptakan lapangan kerja di dalam negeri, justru tidak
memelihara semangat solidaritas dan mengupayakan kondisi kerja yang
harmonis dan menguntungkan. Banyak justru yang mencaci maki negara tujuan
yang memberi penghidupan dan pencaharian layak untuk para imigran Dunia
Ketiga.

Nuansa sara dalam konflik Dunia Ketiga (Negara berkembang) dengan negara
maju yang menjadi sasaran imigran tenaga kerja SARA semakin mendominasi dan
mengganggu interaksi positif dunia dalam satu pasar yang terkait satu sama
lain.

Konflik bernuansa SARA ini bisa memperpanjang konflik peradaban dan perang
global melawan teori sehingga sulit dibayangkan kapan orang biasa akan
menikmati pembangunan dan peradaban manusia abad 21. Sudah 60 tahun sejak
Hitler bunuh diri di bunker Berlin, tapi tetap saja orang biasa jadi korban
dimana saja dimuka bumi, karena rezim totaliter model Nazi ternyata masih
berpeluang hidup di abad 21 ini.

Richard Cohen mengingatkan dalam The Washington Post, 26 April bahwa tiran
bengis masih bisa hidup, karena ada orang biasa yang rela menjadi pendukung
dan penggembiranya. Karena orang VIP dan VVIP yang kejam juga perlu
pelaksana orang biasa untuk membantai sesama orang biasa.

Inilah realitas pahit kehidupan dan tragedi kemanusiaan. *


[Non-text portions of this message have been removed]




***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]

Yahoo! Groups Links











------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Ever feel sad or cry for no reason at all?
Depression. Narrated by Kate Hudson.
http://us.click.yahoo.com/LLQ_sC/esnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke