"Ustadz" bilingual
 
Ada-ada saja caranya orang ingin jadi terkenal. Seperti kata Pak KH. zainuddin 
MZ, yang mengutip peribahasa Arab yang sudah diterjemahkan,
"Kalau  ingin terkenal, kencingin Sumur Zam-Zam". Maksudnya beliau, kalau mau 
jadi orang terkenal alias orang beken, berbuatlah yang aneh-aneh, kalau bisa 
yang paling nyeleneh. Dijamin deh bakalan terkenal.
 
Dulu, ada orang yang mengaku menerima wangsit dan menemukan kepingan-kepingan 
emas bergambar Presiden Soekarno dari sebuah sumur, setelah berpuasa hari. Eh, 
ternyata kepingan-kepingan tersebut bukan terbuat dari emas, melainkan dari 
kuningan biasa. Tapi lumayan beliau sudah sempat masuk Tivi. Pernah juga, ada 
seseorang yang mengaku bayinya berganti kelamin secara tiba-tiba. Ternyata 
omong kosong juga. Tapi lumyan juga, beliau-beliau sudah sempet juga nongol di 
Tivi.
 
Balik lagi ke soal "ustadz bilingual" (seperti acara Televisi saja pakai 
bilingual). Kejadiannya khan di Malang-Jawa Timur, kalau ingin lebih paham, 
kenapa "Pak Ustadz" sholat bilingualnya mesti pakai Bahasa Indonesia, kenapa 
tidak pakai Bahasa Jawa yang Pasti lebih dipahami oleh orang Jawa Timur ? Tentu 
saja pikir "Pak ustadz", kalau sholat bilingual alias dua bahasanya  pakai 
bahasa Jawa, "hebohnya" tidak akan me-nasional, seperti halnya jika pakai 
Bahasa Indonesia. Kalau mau lebih mau lebih "khusu`" atau "paham", sekalian 
saja sholatnya pakai Bahasa Indonesia 100% atau bahasa jawa 100%, dijamin lebih 
"Khusu" sholatnya, biar tambah mantep pahamnya. Bahasa Arabnya nggak usah 
dipakai. tapi khan ide sholat yang hanya pakai Bahasa Jawa dulu sudah ada Mas, 
berarti tidak ada yang spesial dong dengan yang saya lakukan sekarang.
 
Sekalian saja Kiblatnya boleh menghadap kemana-mana, khan "Pak Ustadz" bisa 
baca di Al-Qur'an kalau Wajah Allah ada dimana-mana. Beginilah jadinya kalau 
asal kutap-kutip Ayat Al-Qur'an, padahal dia belum paham apalagi pakar Bahasa 
Arab, lebih-lebih sejarah dan latar Belakang turunnya Ayat-Ayat Al-Qur'an. 
Belum ahli, sudah berani menafsirkan seenaknya. 
Mana sah sholat seperti itu? Sholat akan batal jika diselingi yang macem-macem. 
Sholat kok dicampur yang macem-macem yang bukan Al-Qur'an. Walaupun 
terjemahannya Al-Qur'an, tetap saja terjemahannya Al-Qur'an bukanlah Al-Qur'an. 
Nanti jangan-jangan, ada sholat dicampur dengan Ndangdutan atau Campur sari, 
kata "Pak ustadz" biar tambah "khusu'". saya kurang "khusu'" kalau sholatnya 
tidak ditambah goyang ngebor, kata "Pak Ustadz"-nya. Kacau deh kalau begini. 
"Khusu" sih "khusu", tapi apa gunanya kalau sholatnya batal dan tidak sah, sama 
aja dong dengan tidak sholat. Kalau mau tahu artinya, kenapa tidak dipahami 
diluar sholat lebih dulu. Baru kemudian ketika sholatnya pasti khusu, karena 
yang dibaca sudah paham maknanya.
 
Sebagai Umat Islam, ya semestinya ibadah-ritualnya harus ikut Nabinya, yaitu 
Nabi Muhammad SAW, bukan ikut MUI, Pak Kyai anu, Pak ustadz itu. Kalau Nabinya 
bilang A, sebagai umat/pengikut ya harus bilang A, apalagi ini menyangkut 
ibadah-ritual. Kalau ritualnya tidak mau ikut Nabi, berarti dia bukan pengikut 
Nabi. Kalau mau bikin ritual-sendiri, ngaku aja sebagai Nabi-baru yang membawa 
ritual baru. Lha wong ibadah-ritualnya sudah beda artinya khan dia sudah 
berbeda. Ibadah-ritual kok bikin acara sendiri, nanti semua orang boleh dong 
bikin ritual sendiri-sendiri.Saya maunya sholat seperti ini, saya juga akh 
(kata yang lain).
 
Mungkin juga "Pak Ustadz" masih terpengaruh pola pikir agamanya yang terdahulu, 
yang membolehkan beribadah-ritual dengan bahasanya masing-masing, kemudian 
dicari-cari pembenarannya di Al-Qur'an. Mirip dengan Abdullah bin Salam, 
seorang Yahudi yang masuk Islam di jaman Nabi, tetapi kadang-kadang masih 
terpengaruh pola pikir agamanya yang terdahulu.
 
Selamat jadi orang terkenal


Mohammad-Riyadi Tampubolon <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
seperti ini hasil kreativitas olah pikir dimana dalil aqli ditempatkan
diatas dalil naqli

semestinya kreativitas bukan dikembangkan didalam ritual beragama ( =
bid'ah )

dalam hal duniawilah kreativitas dikembangkan.. ( = ikhtiar )

naudzubiLlahi min dzalik
  -----Original Message-----
  From: A Zuhal Fachri [mailto:[EMAIL PROTECTED]
  Sent: Wednesday, May 04, 2005 4:58 PM
  To: Perisai; Forsimpta
  Subject:  MUI Malang Menentang Ajaran Shalat Berbahasa Indonesia



  MUI Malang Menentang Ajaran Shalat Berbahasa Indonesia

  <http://10.2.2.215/mw/2/shalat1.jpg>


  Ribut-ribut munculnya ajaran salat menggunakan bahasa Indonesia membuat
  Majelis Ulama Indonesia (MUI) Malang, Jawa Timur mengeluarkan fatwa cukup
  keras. MUI menganggap ajaran tersebut sebagai aliran sesat.

  "Sejak berdiri tahun 2002, pertama kali yang menentang ajaran ini adalah
  MUI Kabupaten Malang. MUI menganggap sebagai aliran sesat. Bahkan MUI
  mengeluarkan SK yang sangat provokatif," kata Pimpinan Pondok Pesantren
  I'tikaf Ngadi Lelaku, Ustadz Muhammad Yusman Roy pimpinan di kediamannya
di
  Desa Sumber Waras Timur, Lawang, Selasa (3/5/2005).

  Meski ditentang MUI, Ustadz Roy, bertekad mengajarkan aliran ini agar
umat
  Islam tahu apa arti kata-kata yang diucapkan sewaktu salat .

  Hal ini dilakukan sebagai perbaikan kualitas salat , juga mempunyai
  pengaruh positif guna memperbaiki bangsa dan negara.

  Ia mengatakan ajaran ini merupakan inisiatif sendiri, tidak mengambil
  ajaran orang lain. Ia mengaku salat sejak tahun 1975, namun tidak tahu
arti
  dari lafal yang diucapkannya.

  Dalam mensosialisaikan ajarannya, ia menyebarkan brosur di perempatan
agar
  masyarakat umum mengetahui ajaran tersebut. Awal penyebaran dimulai dari
  keluarganya sendiri, anak dan istri. Sempat mendapat pertentangan dari
  keluarga sendiri, namun lama-kelamaan keluarga bisa memahami ajaran ini.

  Saat ini, jumlah santri yang tinggal di pondok pesantren jumlahnya
sedikit.
  Kebanyakan mereka tinggal di rumah-rumah penduduk sekitar pesantren.

  Pondok terdiri dari ruangan utama untuk pertemuan rutin setiap hari
setiap
  Jumat dan setiap bulan Purnama. Pertemuan pada bulan purnama disebut
  sebagai malam qomariyah.


  Salat Berbahasa Indonesia Diajarkan di Ponpes Itikaf Malang 

  Salat dengan menggunakan lafal Bahasa Indonesia! Itulah yang terjadi di
  Pondok Pesantren I'tikaf Ngadi Lelaku, Malang Jawa Timur.

  Jika anda mampir di Ponpes I'tikaf pimpinan Ustadz KH Muhammad Yusman Roy
  yang terletak di desa Sumber Waras Timur, Lawang, Malang, sekitar 12 Km
  dari pusat kota Malang, jangan kaget jika menemukan seorang imam membaca
  lafal salat dengan menggunakan 2 bahasa, yakni Bahasa Arab dan Bahasa
  Indonesia.

  Jangan kaget juga jika para makmum atau para santri juga melafalkan hal
  yang sama dalam 2 bahasa. Dan begitulah yang terjadi sehari-hari di
pondok
  pesantren tersebut. Salat wajib lima waktu maupun semua salat sunnah
  bacaan-bacaannya berbahasa Arab diikuti bahasa Indonesia.

  "Yang tidak menggunakan Bahasa Indonesia hanya sewaktu adzan saja," tutur
  Ustadz KH Muhammad Yusman Roy pimpinan Ponpes I'tikaf Ngadi Lelaku,
Malang,
  Jawa Timur kepada sejumlah wartawan yang menemui di kediamannya, Sumber
  Waras Timur, Lawang, Malang, Jawa Timur, Selasa (3/5/2005).

  Salat yang dilakukan Muhammad Yusman Roy dan para santrinya ini memang
  tidak lazim. Sejak mulai bacaan niat sudah menggunakan Bahasa Indonesia.
  Kemudian mulai takbir membaca takbir diikuti dengan terjemahannya.
"Allohu
  Akbar, Alloh Maha Besar...".

  Demikian juga ketika memulai membaca bacaan lainnya, seorang imam salat
  dengan keras membaca bacaan berbahasa Arab diikuti dengan artinya dalam
  bahasa Indonesia. "Bismillahirrohmanirrohim... Dengan menyebut nama Alloh
  yang Maha Pengasih dan Penyayang..." dan seterusnya.

  Muhammad Yusman menjelaskan bahwa salat yang diajarkan ini meski berbeda
  dalam lafal, yakni ada penambahan menggunakan bahasa Indonesia, namun
  syarat dan rukunnya tetap sama. "Urut-urutan salah wajib dan salat sunnah
  juga sama. Tidak ada yang beda. Perbedaan hanya dalam lafal, yakni bahasa
  Arab diikuti Bahasa Indonesia," katanya.

  Ajaran salat dengan menggunakan dua bahasa ini ini ternyata sudah
  berlangsung sejak tahun 2002 lalu. Sekurang-kurangnya sudah ada 300
santri
  yang mengikuti ajarannya dan telah tersebar di berbagai wilayah di Jawa
  Timur.

  Ustadz Muhammad mengaku bahwa ajaran yang disampaikan kepada para santri
  ini hasil kreatifitasnya sendiri. "Kenapa harus diajarkan dengan Bahasa
  Indonesia, agar seluruh umat mengerti. Karena selama ini banyak umat
Islam
  yang melakukan salat dengan menggunakan Bahasa Arab, tetapi tidak
mengerti
  apa arti bacaan-bacaan yang dilafalkan," ujarnya.


  Ustadz Muhammad Mengaku Sering Mendapat Teror


  Setelah mengajarkan Salat dengan menggunakan dua bahasa, yakni Bahasa
Arab
  disertai terjemahan dalam Bahasa Indonesia, Ustadz Muhammad Yusman Roy
  mengaku sering mendapat teror.

  Teror tersebut semakin sering terjadi belakangan ini, baik berupa telepon
  gelap, ancaman melalui SMS sampai ke kekerasan fisik. "Beberapa santri
saya
  ada yang dikeroyok dan dipukuli," ujar Ustadz Muhammad Yusman Roy
pimpinan
  Ponpes I'tikaf Ngadi Lelaku, Malang, Jawa Timur kepada sejumlah wartawan
di
  kediamannya di Desa Sumber Waras Timur, Lawang, Selasa (3/5/2005).

  Meski sering mendapat teror, Ustadz Roy mengaku tidak lapor ke aparat
  kepolisian. Ia hanya melaporkan apa yang dialami ke polisi saat MUI
Malang
  melarang dan mengeluarkan fatwa bahwa ajaran ini merupakan ajaran sesat,
ia
  sempat melaporkan ke polisi. "MUI telah mencemarkan nama baik Saya, tapi
  tidak ada tanggapan dari pihak kepolisian," ujarnya.

  Salat yang dilakukan Muhammad Yusman Roy dan para santrinya ini memang 
  tidak lazim. Mulai takbir membaca bacaan takbir diikuti dengan
  terjemahannya. "Allohu Akbar, Alloh Maha Besar...".

  Demikian juga ketika memulai membaca bacaan lainnya, seorang imam salat
  dengan keras membaca bacaan berbahasa Arab diikuti dengan artinya dalam
  bahasa Indonesia. "Bismillahirrohmanirrohim... Dengan menyebut nama Alloh
  yang Maha Pengasih dan Penyayang..." dan seterusnya. Hal yang sama juga
  saat membaca surat-surat lainnya.

  Muhammad Yusman menjelaskan bahwa salat yang diajarkan ini meski berbeda
  dalam lafal, yakni ada penambahan menggunakan bahasa Indonesia, namun
  syarat dan rukunnya tetap sama. "Urut-urutan Salat wajib dan Salat sunnah
  juga sama. Tidak ada yang beda. Perbedaan hanya dalam lafal, yakni bahasa
  Arab diikuti Bahasa Indonesia," katanya.

  sumber : ( www.detik.com <http://www.detik.com>  )




  ***Milis ini dibentuk dengan menjunjung tinggi Ukhuwah Islamiyah dan
akhlaq dalam menyampaikan pesan. Forsimpta menyatakan tidak
bertanggung-jawab atas isi yang terkandung di dalam pesan ini. Untuk
mengundurkan diri dari milis ini, kirim email ke:
[EMAIL PROTECTED] ***





------------------------------------------------------------------------------
  Yahoo! Groups Links

    a.. To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/forsimpta/
      
    b.. To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]
      
    c.. Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of
Service. 



[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]




---------------------------------
Yahoo! Groups Links

   To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/
  
   To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]
  
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 



                
---------------------------------
Discover Yahoo!
 Use Yahoo! to plan a weekend, have fun online & more.  Check it out!

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for
anyone who cares about public education!
http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke