Harian Komentar 09 May 2005
Setiap anggota KPU terima Rp 1 miliar? Mulyana Mulai Tohok Ketua KPU Kepala Biro Keuangan KPU Hamdani Amin buka mulut. Dana taktis yang terkumpul dari rekanan KPU, tidak hanya dibagikan kepada semua jajaran KPU hingga ke pegawai harian KPU. Bahkan BPK, DPR dan Depkeu kecipratan dana taktis yang terkumpul dari suap rekanan KPU itu. Benarkah? Mulyana W Kusumah, ang-gota KPU yang ditahan Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) mengaku sangat menghormati keterangan Hamdani yang di-ungkapkannya di depan pe-nyidik KPK. Namun Mulyana membantahnya. Mulyana me-ngaku baru mengetahui ada-nya pembagian dana taktis KPU kepada seluruh anggota KPU maupun BPK, DPR dan Depkeu melalui berita di media massa. Mulyana malah me-minta Ketua KPU Nazaruddin Sjamsuddin bertanggung ja-wab untuk memberikan pen-jelasan perihal keterangan Ham-dani tersebut. Hal ini dikatakan Mulyana melalui putri sulungnya, Gina Santiyana (28), yang dihubungi Minggu (08/05), kemarin. "Pa-pa baru tahu itu. Kaget juga katanya. Papa malah baru me-ngetahuinya dari media. Papa kan rajin baca koran," ujar Gi-na. Lebih lanjut, Gina mem-bacakan keterangan tertulis Mulyana sehubungan dengan pernyataan Hamdani di KPK, Jumat (06/05) lalu. "Saya sangat menghormati keterangan Pak Hamdani di hadapan penyidik. Saya mengharapkan Ketua KPU sesuai dengan Keppres 54/2003 menyampaikan penjelas-an di depan DPR RI," demikian pernyataan Mulyana yang dibacakan Gina. Hamdani sebelumnya me-ngatakan bahwa semua orang mulai dari pimpinan KPU hing-ga pegawai harian KPU turut kecipratan dana taktis KPU. Hamdani mengatakan bahwa anggota KPU mendapat bagian sebanyak 105 ribu dolar AS atau sekitar Rp 997 juta per orang. Proses penyerahannya dilakukan dalam empat tahap secara tunai, usai pemilihan pre-siden tahap kedua, tahun lalu. Disebut-sebut ikut menerima kucuran dana taktis tersebut, Mulyana hanya berkomentar, "Silahkan tanya anak-anak saya." Gina, yang dipercaya mengelola keuangan Mulyana mengaku heran dengan per-nyataan Hamdani. Karena me-nurutnya, ayahnya tidak per-nah memegang uang tunai yang banyak. "Kayaknya nggak ada (dana taktis yang diterima). Papa nggak cerita. Cuma memang waktu lebaran kemarin papa memang mendapat uang 80 persen dari uang kehormatan. Itu kan biasa. Yang lain tidak ada," bantah Gina. Selama ini, Gina menilai ayahnya tergolong sebagai orang yang terbuka. Kalau pun ada uang di luar gaji ayahnya sebagai anggota KPU, biasanya diperoleh selaku nara sumber. "Tidak ada perubahan. Kalau ada ya tambahan-tambahan jadi nara sumber sekitar Rp 500 ribu sampai Rp 2 jutaan. Kalau uang jumlah yang banyak, kayaknya tidak ada. Kan Gina yang biasa pegang uang papa," tutur Gina. Saat masih menjabat sebagai ang-gota KPU, Hamid Awaluddin yang kini menjadi Menkum-HAM pernah membeberkan se-jumlah fasilitas yang diterima anggota KPU setiap bulan. Se-lain uang kehormatan sekitar Rp 10,6 juta (sudah dipotong pajak), anggota KPU juga men-dapat dana pembelian voucher HP Rp 1 juta dan kupon bensin maksimal 200 liter per bulan. Setiap anggota yang menjadi ketua pokja teknis kepemiluan juga mendapat jatah kompen-sasi Rp 850 ribu per bulan. Beda lagi kalau menjadi ketua panitia tender logistik pemilu. Kompensasinya mencapai Rp 1,75 juta per bulan. Sehubungan dengan rapat dengar pendapat antara KPU dan komisi III yang akan di-gelar Senin (09/05) ini, Mulya-na berharap dirinya dapat hadir dalam rapat itu. Mulyana menilai bahwa kehadirannya cukup penting, tidak hanya untuk memberikan klarifikasi, tetapi juga inovasi hukum. "Sekaligus juga menyampai-kan informasi yang perlu dike-tahui publik," tambahnya. Rp 1 MILIAR Ada informasi menarik terkait aliran 'dana siluman' atau da-na taktis yang diberikan rekan-an kepada KPU. Sumber kuat yang dimuat sebuah koran nasional menyebutkan, bahwa Kepala Biro Keuangan KPU Hamdani Amin mengaku bah-wa setiap anggota KPU, ter-masuk ketua dan wakil ketua, mendapatkan bagian 105 ribu dolar AS (hampir Rp 1 miliar) dari dana tersebut. Saat diperiksa KPK, Hamdani tidak memastikan sebutan dana yang dibagikan kepada para anggota KPU tersebut. Misalnya, apakah dana repre-sentasi atau dana koordinasi. Yang jelas, tidak ada satu pun anggota KPU yang memper-tanyakan kedatangan amplop tebal berisi dolar Amerika di meja mereka. Dengan kata lain, tidak ada yang menolak atau mengembalikannya. Kapan pembagian uang si-luman kepada anggota KPU itu dilakukan? Menurut sumber tersebut, Hamdani mengaku tidak ingat dan tidak mencatat tanggal-tanggalnya di catatan hariannya yang disita KPK. "Pokoknya, setelah tahap pil-pres II tuntas. Waktu anggota KPU masih berjumlah sembilan orang. Penyerahannya tidak sekaligus, tapi empat hingga lima kali. Semuanya kontan," ungkap sumber tersebut mengu-tip pengakuan Hamdani dalam pemeriksaan KPK.(dtc/kcm/jpc) [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Has someone you know been affected by illness or disease? Network for Good is THE place to support health awareness efforts! http://us.click.yahoo.com/OCfFmA/UOnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/