http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/5/10/o4.htm Selasa Paing, 10 Mei 2005 Tajuk
Jadikan Harapan bukan sekadar Mimpi BERBAGAI pernyataan dan langkah yang diambil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akhir-akhir ini telah menjadikan rakyat Indonesia memiliki harapan akan lebih galak dan berhasilnya pemberantasan korupsi di negeri ini. Berawal dari kesiapan Presiden untuk memberantas korupsi dimulai dari "rumah sendiri", berlanjut keluarnya Keputusan Presiden tentang Pembentukan Tim Koordinasi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Tidakkah harapan rakyat ini hanya akan tinggal mimpi? Muncul pertanyaan semacam ini mengingat pernyataan dan langkah seputar pemberantasan korupsi selalu diucapkan dan dilakukan siapa pun yang menjadi presiden. Meskipun pernah keluar Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, langkah pemberantasan korupsi masih tetap lamban. Sebenarnya selama ini rakyat Indonesia memang hidup dalam buaian harapan dan mimpi. Tiap ganti orde dan ganti presiden, selalu tersodor iming-iming tentang sistem, gagasan dan kiat baru. Selalu saja rakyat kembali dikecewakan karena harapan itu tak ubahnya sekadar mimpi. Sebagaimana ditegaskan di kolom ini beberapa waktu lalu saat mengulas Konferensi Asia Afrika (Bali Post, 23/4), Indonesia memang cenderung kehilangan momentum. Hal ini terjadi bukan hanya terkait pemberantasan korupsi. Sejak berakhirnya pemerintahan Presiden Soekarno, rakyat memiliki harapan baru terhadap ABRI yang saat itu bergandengan tangan dengan generasi muda untuk menjadikan negeri ini lebih mampu mengatasi masalah nasional di bidang ekonomi dan mewujudkan pemerintahan yang lebih bersih. Rakyat pun, lewat wakilnya di DPR tahun 1982, tetap memiliki harapan ketika secara konstitusional ABRI ditempatkan bukan hanya dalam suprastruktur politik, tetapi juga dalam infrastruktur politik dengan peran sebagai dinamisator dan stabilisator. Namun, apa yang rakyat warisi setelah Presiden Soeharto lengser keprabon bulan Mei tujuh tahun yang lalu? Setelah itu rakyat baru berani mengungkapkan secara terbuka dan lantang bahwa selama tiga dasawarsa proses demokratisasi tersumbat, arogansi kekuasaan merebak, praktik KKN (korupsi, kolusi, nepotisme) di kalangan pejabat tinggi dan konglomerat merajalela. Opini masyarakat menilai pemerintahan Orde Baru telah gagal memenuhi harapan rakyat dan telah kehilangan momentum yang ada. Sebagai reaksinya, lahir wacana "masyarakat sipil" yang diembel-embeli ciri utama: terbuka, toleran dan beradab. Lahirlah gerakan reformasi yang ditandai kebebasan berserikat dan kebebasan berekspresi. Di berbagai forum dan media massa bertebaran wacana segar yang dilontarkan mereka yang berjiwa reformis, idealis, dengan pikiran-pikiran jernih. Mereka datang dari kalangan pengurus dan kader partai politik, penggerak lembaga swadaya masyarakat, pengamat dari kalangan generasi muda dan intelektual perguruan tinggi. Seiring langkah restrukturisasi kelembagaan pemerintah, sebagian mereka terekrut untuk menempati kedudukan di lembaga-lembaga baru dalam era reformasi itu. Memang, tidak sepenuhnya orang baru. Sebagian yang direkrut juga wajah lama yang pernah berkiprah aktif dalam orde sebelumnya yang dianggap gagal. Rakyat akhirnya mengamati kiprah wajah-wajah baru itu di lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif, serta di lembaga-lembaga nonpemerintah. Lembaga yang lahir dalam era reformasi, seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU) pun merekrut sosok dari kalangan generasi muda dan intelektual perguruan tinggi yang sering dikategorikan sebagai kekuatan moral. Rakyat pun memiliki harapan besar akan terjadinya perubahan ke arah kondisi pemerintahan yang bersih dan lepas dari cengkeraman tangan-tangan jahat koruptor. Setelah mendapat kesempatan untuk berkiprah, masihkah mereka idealis, polos dan jujur, memiliki pikiran jernih, sebagaimana mereka perlihatkan di berbagai forum dan media massa sebelumnya? Pantaskah mereka disebut sebagai kekuatan moral? Inilah fenomena yang ada sekarang. Banyak maling teriak maling, banyak pejuang antikorupsi yang kemudian disangka menjadi koruptor. Harapan rakyat tak lebih dari mimpi, karena banyak di antara mereka kehilangan waktu untuk memanfaatkan momentum. Justru sebaliknya mereka menjadi sasaran cercaan rakyat. Dalam kondisi seperti ini apa yang kita harapkan dari gebrakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akhir-akhir ini dalam upayanya memberantas korupsi? Berhasilkah memberantas korupsi dengan aparatur pemerintah, khususnya aparatur penegak hukum, yang tidak bersih? Dalam konteks ini kita memberi makna pentingnya gebrakan lain Presiden yakni memberantas korupsi diawali dari "rumah sendiri". Gebrakan Presiden seputar pemberantasan korupsi akhir-akhir ini disambut positif banyak kalangan. Inilah mementum yang harus dimanfaatkan. Jangan biarkan rakyat kecewa lagi karena harapannya ternyata sekadar bunga tidur alias mimpi [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Give the gift of life to a sick child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.' http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/