10.05.2005
 
Rasa makanan hasil rekayasa
 
(Obesitas merupakan ancaman kesehatan serius)
 
Penemuan komponen aktif yang menguntungkan dalam bahan makanan, membuka 
cakrawala baru dalam bidang kesehatan. Namun di sisi lain, perubahan pola 
makan, menimbulkan ancaman kesehatan cukup luas di kalangan masyarakat. 
Rekayasa rasa ternyata dapat berdampak positif maupun negatif. 
 
Industri makanan dan minuman, dewasa ini menghadapi saat-saat kritis dalam 
perkembangannya. Di satu sisi, perkembangan teknologi berhasil menemukan 
berbagai komponen aktif dalam bahan pangan, yang mampu meningkatkan kesehatan, 
mencegah penyakit atau meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Akan tetapi di sisi 
lainnya terutama di negara-negara industri maju, dewasa ini dihadapi masalah 
kesehatan serius akibat perubahan pola makan. 
 
Kegemukan atau obesitas, diabetes dan tekanan darah tinggi merupakan tiga 
masalah utama kesehatan yang dihadapi negara maju. Pemicunya, antara lain 
semakin meningkatnya konsumsi makanan yang terlalu banyak mengandung lemak, 
garam serta penyedap rasa.
Apa yang disebut fast food atau makanan cepat saji, kini merupakan standar pola 
makan yang sudah mengglobal. Seperti diketahui, makanan cepat saji menjadi amat 
digemari, karena rasanya sesuai dengan apa yang diinginkan lidah. Makanan yang 
rasa umami-nya begitu mencolok, karena dibubuhi banyak penyedap rasa, digabung 
dengan minuman yang sangat manis, memang merupakan kegemaran manusia.
 
Dalam evolusinya, indera pengecap yakni lidah, mengembangkan mekanisme yang 
unik, yaitu menggemari makanan yang umami dan minuman yang manis, serta menolak 
makanan atau minuman yang pahit.
 
Menolak rasa pahit
 
Tentu ada sebabnya, mengapa lidah menolak makanan atau minuman yang pahit. 
Sejak zaman purba, diketahui bahwa makanan atau minuman yang pahit, biasanya 
mengandung racun yang berbahaya. Untuk itu, lidah melakukan evolusi, tidak 
menyenangi makanan dan minuman pahit. Sementara makanan atau minuman yang 
rasanya umami, manis atau asin kebanyakan memberi manfaat kepada tubuh. 
Karenanya lidah melakukan evolusi, menyenangi rasa tsb. 
 
Tetapi, tentu saja tidak semua makanan atau minuman yang rasanya pahit beracun 
dan mematikan. Biji kopi atau daun teh misalnya, rasanya pahit karena 
mengandung alkaloid, tapi tetap digemari karena aroma dan khasiatnya. Untuk 
membunuh rasa pahitnya, minuman dari kopi atau teh biasanya dibubuhi gula.
 
Trik atau siasat, menekan dan menyamarkan rasa pahit dengan rasa lain yang 
digemari lidah, memang sudah setua peradaban manusia itu sendiri. Tentu saja 
dalam takaran tertentu, air kopi atau teh yang dibubuhi gula terasa sedap. 
Namun, jika porsinya seperti fast food di negara maju, dimana disajikan menu 
hamburger berukuran maxi dan minuman ringan bergula dengan volume satu liter, 
tubuh akan mengkonsumi makanan dan minuman yang digemari dalam jumlah 
berlebihan. Inilah yang memicu berbagai masalah kesehatan.
 
Terutama industri besar makanan dan minuman, selalu melakukan rekayasa untuk 
menutupi rasa pahit ini. Minuman ringan jenis Cola misalnya, untuk menyamarkan 
rasa unsur kafein yang pahit, tetapi diperlukan untuk menghadirkan perasaan 
segar, biasanya dibubuhkan gula dalam jumlah berlebihan. Demikian juga chips 
kentang, yang ketika digoreng dalam suhu tinggi juga memunculkan rasa pahit, 
dibubuhi garam dan penyedap rasa dalam kadar tinggi. Sejak lama industri 
farmasi selalu melapisi obat-obatan yang rasanya pahit dengan selaput gula. 
Tujuannya, agar obat tetap dapat dimasukan ke dalam tubuh, walaupun sebetulnya 
rasanya pahit.
 
Trend hidup sehat
 
Kini trend untuk hidup lebih sehat, semakin kentara di negara-negara makmur. 
Termasuk juga dalam soal makan dan minum. Ketika orang sudah dapat memilih 
jenis makanan, dan tidak lagi hanya sekedar bagaimana hari ini bisa makan 
kenyang, maka trend makanan sehat menjadi mode yang mencuat. Functional food, 
Bio-food atau makanan ekologi kini dijual dimana-mana. 
 
Tetapi kembali pada persoalan rasa. Makanan bio atau ekologi, yang membiarkan 
seluruh komponen atau unsur yang ada dalam tanaman berkembang secara alamiah, 
juga kembali menghadapi masalah rasa pahit yang tidak disukai lidah. Misalnya 
saja unsur polyphenol pada kacang kedelai dan cokelat yang bagus untuk 
kesehatan, rasanya memang pahit
Setelah penggunaan unsur penyamar rasa, seperti gula, garam atau penyedap rasa 
yang biasanya dibubuhkan secara berlebihan, belakangan ini terus dikecam 
sebagai tidak sehat, para peneliti berusaha mencari alternatif lainnya.
 
Di zaman biologi molekuler, pendekatannya tentu dengan melihat bagaimana 
mekanisme rasa pahit ini muncul. Dengan meneliti senyawa apa yang melakukan 
interferensi dengan sel-sel pengecap rasa pahit di lidah, para peneliti 
melakukan rekayasa, untuk memblokir sel-sel pengecap ini supaya tidak aktif. 
Dengan demikian, otak bahkan tidak mengetahui bahwa unsur yang rasanya pahit 
ada di dalam mulut.
 
Pemblokir rasa pahit
 
Belum lama ini perusahaan bioteknologi dari AS, Linguagen, berhasil membuat 
pemblokir rasa pahit ini. Senyawa kimia itu adalah Adenonisine 
Monophosphat-AMP, yang juga terdapat secara alamiah dalam bahan makanan alami, 
termasuk dalam susu ibu. AMP bekerja dengan cara memblokir interaksi antara 
pengecap rasa dengan unsur yang rasanya pahit. Sejak ditemukannya gustducin, 
sejenis protein di dalam sel pengecap rasa yang melakukan interaksi dengan 
reseptor pengecap rasa, untuk mengaktifkannya pada tahun 1990 lalu, pengetahuan 
mengenai sistem pengecap pada lidah ibaratnya mengalami revolusi. Kini para 
ahli dapat merekayasa interaksinya, dengan memblokir atau menghidupkan 
mekanisme tsb.
Sejauh ini, senyawa AMP yang ditemukan oleh Linguagen difokuskan untuk 
digunakan dalam industri makanan dan farmasi, misalnya saja dalam sirup obat 
batuk untuk anak-anak, atau di dalam makanan fungsional atau makanan bio, yang 
kini menjadi trend dan dipromosikan sebagai makanan sehat. Dengan membubuhkan 
pemblokir rasa pahit, diharapkan makanan bio menjadi sama digemarinya seperti 
fast food. 
 
Linguagen menyebutkan AMP sebagai unsur yang aman, karena antara lain juga 
terdapat dalam air susu ibu. Seperti diketahui, air susu ibu mengandung Calcium 
dalam kadar tinggi, untuk pertumbuhan tulang bayi. Calcium ini rasanya pahit, 
tetapi bayi tetap saja lahap meminum susu ibu. Rahasianya terletak pada AMP 
yang dikandungnya, yang memblokir pengecap rasa pahit di lidah bayi.
 
Sistem pertahanan alami
 
Tetapi sejumlah ahli makanan dan rekayasa bio-molekuler, juga mengingatkan 
sistem pertahanan alami yang dikembangkan dalam evolusi manusia tidak bisa 
direkayasa begitu saja. Pengecap rasa di lidah manusia, mengembangkan mekanisme 
untuk mengenali makanan yang berbahaya, yang biasanya rasanya pahit.
 
Prof. Wolfgang Meyerhof dari institut penelitian bahan pangan – DIFE di Potsdam 
kembali mengingatkan fungsi mendasar dari pengecap rasa pahit ini. Jika 
penggunaan senyawa pemblokir rasa pahit dilakukan tanpa terkendali, lidah yang 
merupakan sistem terdepan pertahanan terhadap unsur berbahaya, seolah 
dilumpuhkan.
 
Makanan yang sudah basi atau dalam proses pengolahan makanan yang secara tidak 
sengaja terbubuhkan racun, menjadi tidak terdeteksi lagi oleh lidah. Akibatnya, 
makanan busuk atau racun dengan mudah masuk ke dalam tubuh. Karena itu, 
diingatkan untuk menggunakan pemblokir rasa pahit ini secara bijaksana dan 
tidak berlebihan.
 
Selamat makan


                
---------------------------------
Yahoo! Mail Mobile
 Take Yahoo! Mail with you! Check email on your mobile phone.

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Dying to be thin?
Anorexia. Narrated by Julianne Moore .
http://us.click.yahoo.com/FLQ_sC/gsnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke