Salam,

Meleleh air mataku ketika membaca tulisan ini, jd kepingin punya 
momongan nih, :) Ada yang bersedia buat jadi ibunya? Mang Ucup, 
kirimin kisah atau pengalaman lainnya lagi dong? Hehehe ...

Wassalam,

IzaM -

--- "Abadi Purwadaksina" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
    Seorang ibu muda, Karen namanya, sedang mengandung bayinya yang 
kedua.
Sebagaimana layaknya para ibu, Karen membantu Michael, anaknya yang 
pertama
yang baru berusia 3 tahun, untuk menerima kehadiran adiknya. Michael 
senang
sekali. Kerap kali ia menempelkan telinganya di perut ibunya. Dan 
karena
Michael suka bernyanyi, ia pun sering menyanyi bagi adiknya yang 
masih di
perut ibunya itu.

      Tiba saatnya bagi Karen untuk melahirkan. Tapi sungguh di luar 
dugaan,
terjadi komplikasi serius. Baru setelah perjuangan berjam-jam adik 
Michael
dilahirkan. Seorang bayi putri yang cantik, sayang kondisinya begitu 
buruk
sehingga dokter yang merawat dengan sedih berterus terang kepada 
Karen,
"Bersiaplah jika sesuatu yang tidak kita inginkan terjadi." Karen dan
suaminya berusaha menerima keadaan dengan sabar dan hanya bisa pasrah 
kepada
yang Kuasa. Mereka bahkan sudah menyiapkan acara penguburan buat 
putrinya
bila sewaktu-waktu dipanggil Tuhan.

      Lain halnya dengan Michael. Sejak adiknya dirawat di ICU ia 
merengek
terus! "Mami... aku mau nyanyi buat adik kecil!" Ibunya kurang 
tanggap.
"Mami... aku pengen nyanyi!!" Karen terlalu larut dalam kesedihan dan
kekuatirannya. "Mami.... aku kepengen nyanyi!!!" Itu berulang kali 
diminta
Michael bahkan sambil meraung menangis. Karen tetap menganggap 
rengekan
Michael sebagai rengekan anak kecil. Lagi pula ICU adalah daerah 
terlarang
bagi anak-anak. Baru ketika harapan menipis, sang ibu mau mendengarkan
Michael. "Baik, setidaknya biar Michael melihat adiknya untuk yang 
terakhir
kalinya. Mumpung adiknya masih hidup!" batinnya.

      Ia dicegat oleh suster di depan pintu kamar ICU. "Anak kecil 
dilarang
masuk!" Karen ragu-ragu. "Tapi, suster...." suster tak mau tahu. "Ini
peraturan! Anak kecil dilarang dibawa masuk!"

      Karen menatap tajam suster itu, lalu berkata, "Suster, sebelum
diizinkan bernyanyi buat adiknya, Michael tidak akan kubawa pergi! 
Mungkin
ini yang terakhir kalinya bagi Michael melihat adiknya!" Suster 
terdiam
menatap Michael dan berkata, "Tapi tidak boleh lebih dari lima menit!"

      Demikianlah, kemudian Michael dibungkus dengan pakaian khusus 
lalu
dibawa masuk ke ruang ICU. Ia didekatkan pada adiknya yang sedang 
tergolek
dalam sakratul maut. Michael menatap lekat adiknya... Lalu dari 
mulutnya
yang kecil mungil keluarlah suara nyanyian yang nyaring "You are my
sunshine, my only sunshine, you make me happy when skies are grey...."

      Ajaib! Si Adik langsung memberi respon. Seolah ia sadar akan 
sapaan
sayang dari kakaknya. "You never know, dear, How much I love you. 
Please
don't take my sunshine away."

      Denyut nadinya menjadi lebih teratur. Karen dengan haru melihat 
dan
menatapnya dengan tajam dan, "Terus.... terus Michael! Teruskan 
sayang...,"
bisik ibunya sambil menangis.

      "The other night, dear, as I laid sleeping, I dreamt, I held 
you in
my..." Dan, Sang adikpun meregang, seolah menghela napas panjang.
Pernapasannya lalu menjadi teratur..." I'll always love you and make 
you
happy, if you will only stay the same..." Sang adik kelihatan begitu 
tenang,
sangat tenang.

      "Lagi sayang..." bujuk ibunya sambil mencucurkan air matanya. 
Michael
terus bernyanyi dan.... adiknya kelihatan semakin tenang, rileks dan
damai... lalu tertidur lelap.

      Suster yang tadinya melarang untuk masuk, kini ikut terisak-isak
menyaksikan apa yang telah terjadi atas diri adik Michael dan 
kejadian yang
baru saja ia saksikan sendiri.

      Hari berikutnya, satu hari kemudian, si adik bayi sudah 
diperbolehkan
pulang. Para tenaga medis tak habis pikir atas kejadian yang menimpa 
pasien
yang satu ini. Mereka hanya bisa menyebutnya sebagai sebuah terapi 
ajaib,
dan Karen juga suaminya melihatnya sebagai mujizat Kasih Ilahi yang 
luar
biasa, sungguh amat luar biasa!

      Bagi sang adik, kehadiran Michael berarti soal hidup dan mati. 
Benar
bahwa memang Kasih Ilahi yang menolongnya. Dan ingat Kasih Ilahi pun
membutuhkan mulut kecil si Michael untuk mengatakan "How much I love 
you".
Dan ternyata Kasih Ilahi membutuhkan pula hati polos seorang anak 
kecil
"Michael" untuk memberi kehidupan. Itulah kehendak Tuhan, tidak ada 
yang
mustahil bagi-NYA bila IA menghendaki terjadi.

Sumber: unknown





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
What would our lives be like without music, dance, and theater?
Donate or volunteer in the arts today at Network for Good!
http://us.click.yahoo.com/MCfFmA/SOnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke