Ikut nimbrung, ya ....
Dengan latar belakang wartawan di awal tahun 80-an,
saya mengagumi sejumlah wartawan senior. Misalnya
Mochtar Loebis, BM Diah, Rosihan Anwar, dan Jakob
Oetama. Saya acap mengikuti cara Jakob Oetama menulis
Tajuk. Budaya JAWA menghantar tulisannya santun tapi
mengena.
Karena itu ketika saya diisukan macam-macam yang
intinya membunuh karakter saya di milis internal
KOMPAS, saya jumpa Oom Jakob di sebuah restoran
Jepang.
Saya tunjukan isi milis itu. Pertanyaan saya, inikah
didikan Kompas ? Di mana watak jurnalistik yang
obyektif, atau paling tidak intersubyektif.
Oom Jakob terdiam. Dia bersama anaknya, Irwan Oetama.
Sesaat setelah terhenyak dengan isi milis itu dia
menjawab, bukan hanya Anda yang diperlakukan seperti
itu. Saya pun diperlakukan demikian, ujarnya.
Saya terheran dengan jawaban Jakob yang membela diri
demi wartawannya yang melakukan pembunuhan karakter
terhadap saya.
Kalau begitu, demi kepentingan publik dan kebutuhan
pembaca, isi milis ini dimuat saja, sergah saya. Tapi
risikonya saya akan menuntut KOMPAS.
Kata Jakob kemudian, Kompas telah menjadikan anda
sebagai pahlawan. Lalu jawaban saya, apakah dengan
begitu Kompas juga punya hak untuk mencitrakan
seseorang sebagai penjahat atau penghianat ?
Sampai di sana, Jakob tak bisa menjawab. Dia minta
maaf atas perilaku wartawannya yang "idealis" tapi
sesungguhnya perpanjangan pemikiran neo klasik. Yang
menurut Hudson dan Perkins, neoklasik adalah kejahatan
bahkan pembunuh. 
Cerita yang lain lagi. Suatu saat pertarungan tentang
aliran pemikiran ekonomi demikian gencarnya. Saya
heran kenapa Kompas begitu berpihak pada MAFIA
BERKELEY. Cara fair dan memberi ruang pada pemikiran
alternatif tidak dilakukannya dengan bijaksana.
Protes saya diterima oleh seorang teman yang kebetulan
punya jabatan redaksi. Katanya, memang susah
meluruskan cara pandang. Pemegang saham terkadang
terlibat jauh dalam menentukan politik redaksional.
Dari cerita ini, saya ketemu Pemred KOMPAS. Saya
bilang, sesekali KOMPAS mencoba membuat garis lurus
antara berita nasionalnya dengan berita investasi dan
finansialnya, termasuk dengan berita-berita
humanioranya. Kalau analisis berita-berita itu berada
dalam hubungan pemikiran yang siginifikan, saya akan
menyampaikan penghargaan dan sikap hormat. Pemred
KOMPAS terdiam.
Tapi toh KOMPAS masih dengan gaya lamanya, merasa
sebagai news n opinion leaders. Seperti juga CNN, Fox
n ABC yang dikritik sehingga warga AS mencari
alternatif, mungkin ada baiknya kita berpikir
alternatif.    
--- givingnewhope <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Saya tertarik komentarin yang ini: 
> ---'Kami menerima segala kritik dan masukan dan
> karena itu kami juga 
> membuka ruang kritik melalui Forum Pembaca Kompas
> dan Ombudsman 
> Kompas yang anggotanya orang-orang luar Kompas untuk
> "mengadili" 
> Kompas jika Kompas melakukan kesalahan.'---
> 
> Kompas mengatakan diri bisa menerima kritik?!
> Bukannya retorika belaka, tapi ini fakta. 
> 
> Saya [EMAIL PROTECTED] pernah menulis ke Forum
> Pembaca Kompas 
> mengenai kritik terhadap pemerintah SBY yang berbau
> kapitalis dengan 
> menaikan harga bbm. Selain itu, saya pernah
> mengingatkan pentingnya 
> semangat sosialis dalam menjalankan roda
> pemerintahan yang makin hari 
> makin berbau kapitalis (tentunya dalam kerangka yang
> sopan, tidak 
> sampai menggunakan kata 'monyet' sebagaimana yang
> dilakukan oleh 
> kompas)!
> 
> Namun hasilnya apa?!  Keesokan harinya, saya
> dibanned tanpa ada 
> pemberitahuan sebelumnya! Dengan kejadian ini,
> apakah kompas masih 
> bisa dikatakan sebagai media yang profesional dan
> terbuka untuk 
> menerima segala kritik?!
> 
> Hehe.. menurut saya kompas itu hanyalah berisi
> sekompok bocah 
> penjilat yang hanya pandai bermansturbasi logika
> demi uang semata!
> 
> 
> 
> 
> giving
> 
> --- In ppiindia@yahoogroups.com, Febby Nikmah
> <[EMAIL PROTECTED]> 
> wrote:
> > INI BARU MENARIK.. liat deh link ini 
> >
>
http://kompas.com/kompas-cetak/0505/02/tekno/1724091.htm.
> Knpa saya 
> sarankan 
> > ada buka link tsb, krn saya "terinspirasi" oleh
> satus yahoo 
> messenger salah 
> > seorang rekan milis saya (
> >
>
http://bennychandra.com/2005/05/03/cara-kompas-menghadapi-kritik/)
> > 
> >  Okay, klo liat dari judul sih - "Tendangan Milis"
> - dan isinya 
> bikin saya 
> > cuma bisa senyum2 geli. Gak nyangka deh, koran
> sebesar Kompas 
> bisa2nya nulis 
> > artikel sedemikian rupa dan mnrt saya gak objektif
> banget. Yah saya 
> mahfum, 
> > klo artikel tsb mungkin untuk mengcounter tulisan
> di milis ITB (
> >
> http://www.mail-archive.com/[EMAIL PROTECTED]/msg47301.html)
> yg kemudian di 
> blow 
> > up oleh detik.com <http://detik.com>. Tapiii.. apa
> kah harus 
> sedemikian rupa 
> > Kompas mengcounternya? Kok jadi keliatan ky "anak
> kecil" yahh.. ga 
> elegan gt 
> > "ngebales" tulisan di milis itu. Mulai dari Alenia
> pertama -- yg 
> src tidak 
> > lgs melabelkan para peserta milis tsb adalah
> monyet -- alenia ke 
> dua, 
> > ketiga, keempat.. dst.. sampai alenia terakhir..
> whuihihiii.. klo 
> boleh saya 
> > berpendapat: gak kompeten banget artikel tersebut.
> PLUS, KNPA TIDAK 
> > DICATUMKAN NAMA PENULIS ARTIKEL TERSEBUT?! 
> > 
> > <kutip>
> > SEMUA orang bisa menjadi monyet di jaringan
> internet, menjadi 
> pepatah yang 
> > menggambarkan betapa kemajuan teknologi komunikasi
> informasi ini 
> menjadi 
> > sangat rawan dalam diseminasi informasi. Apalagi
> untuk Indonesia, 
> di tengah 
> > pertumbuhan jaringan internet yang pesat dan
> suasana demokrasi yang 
> meriah, 
> > apa saja bisa terjadi.
> > 
> > ...
> > 
> > Apalagi, milis sering kali ditulis oleh
> orang-orang yang 
> merahasiakan 
> > identitas dirinya dengan berbagai tujuan, yang
> hanya diketahui oleh 
> penulis 
> > anonim tersebut. Ketika penulis milis ini anonim,
> segera saja ia 
> menjadi 
> > monyet yang dengan nakalnya mempermainkan
> orang-orang.
> > </kutip>
> > 
> > SKRG SIAPA YG MONYET ?!
> > Apa Kompas ga nyadar yah klo FPK ini milis juga
> looh.. Tnyata kita 
> yg gabung 
> > disni berpeluang jadi monyet! ckckckckck.. Jujur
> saya agak 
> tersinggung atas 
> > tulisan di Kompas tersebut. Jgn men-judge milis
> secara sepihak. 
> Apalagi anda 
> > memakai istilah monyet untuk orang2 yg tidak
> mencantumkan identitas 
> aslinya. 
> > Duhh..ironis sekali sm keberadaan milis FPK ini.
> Betapa dulu siapa 
> saya bisa 
> > daftar dan otomatis jadi member dalam milis ini,
> TAPI coba liat 
> deh, dg 
> > artikel sedemikan rupa, mementahkan arti media
> mailing list itu 
> sendiri. 
> > Seolah2 mailing list cuma tempat nge-flame,
> nge-junk dan cuma 
> tempat 
> > nge-thread doang?! My God, picik bgt!
> > 
> > Yg lebih bikin saya mengerenyitkan alis adalah
> kutipan di bawah ini 
> (dari 
> > artikel tsb):
> >  
> > MASALAHNYA, milis yang seharusnya bersifat
> internal sering 
> kali "ditendang" 
> > ke luar kelompoknya. Istilah kerennya forward.
> Tidak menjadi 
> masalah memang, 
> > tetapi akan "mencurigakan" kalau milis yang
> ditendang ini 
> menyangkut nama 
> > orang dan perilakunya.
> > 
> > Apalagi, milis yang "ditendang" ini "terkirim" ke
> sebuah institusi 
> seperti 
> > harian ini. Permasalahannya pun menjadi berbeda
> karena ada aturan-
> aturan dan 
> > nilai-nilai yang dianut sebuah institusi yang
> berbeda dengan milis 
> tersebut.
> >  
> > Foward = ditendang (?!) halooo..!! ga pernah baca
> kamus indonesia-
> inggris 
> > yah? apa ga pernah dapet kurikulum bhs.inggris
> waktu sekolah dulu?? 
> Duhh .. 
> > udah males bgt deh baca tulisan dari artikel tsb.
> Kok mementahin 
> argumen 
> > sediri gt sich?! hahahaha saya skali lg cuma
> "mampu" tersenyum2 
> geli saja 
> > ngebacanya. 
> >  
> > Memangnya selalu negatif yah bentuk cross-posting
> itu? Saya kita 
> tidak. Dan 
> > apa maksud dari tetapi akan "mencurigakan" kalau
> milis yang 
> ditendang ini 
> > menyangkut nama orang dan perilakunya ?
> Loh-loh-loh... ini mah 
> namanya norak 
> > abis. Coba deh anda perhatiin tulisan2 di media2
> cetak? Apa itu 
> 
=== message truncated ===



                
Yahoo! Mail
Stay connected, organized, and protected. Take the tour:
http://tour.mail.yahoo.com/mailtour.html



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
What would our lives be like without music, dance, and theater?
Donate or volunteer in the arts today at Network for Good!
http://us.click.yahoo.com/MCfFmA/SOnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke