Republika
     
      Sabtu, 21 Mei 2005

      Pendidikan dan Pemberantasan Korupsi 
      Abdullah Hehamahua 
      Mantan Wakil Ketua KPKPN


      Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2005, disambut dengan unjuk rasa oleh 
pelbagai kalangan. Pada umumnya, tuntutan para pendemo adalah biaya pendidikan 
yang murah, tingkat kesejateraan guru dan dosen yang tidak memadai, serta 
keadilan dalam pelaksanaan pendidikan. Jarang yang mendemo soal sistem, jenis, 
dan kurikulum pendidikan. Padahal apa yang terjadi ke atas bangsa ini akibat 
dari sistem pembangunan yang keliru.

      Ketika Bung Hatta tidak berhasil meyakinkan Bung Karno bahwa pembangunan 
harus memprioritaskan bidang pendidikan, sudah bisa dipridiksi, Indonesia 
menuju alam kegelapan. Ternyata, dengan doktrin-doktrin Nasakom, Manipol, 
Usdek, dan tema-tema lain yang menjadikan politik sebagai panglima, Bung Karno 
menyeret Indonesia ke Lubang Buaya dalam peristiwa mengerikan, Gerakan 30 
September 1965 Soeharto yang mengambil alih kekuasaan menganggap politik adalah 
suatu kejahatan, sehingga memprioritaskan ekonomi melalui pola Pelita 
(Pembangunan Lima Tahun). Soeharto lupa bahwa sebagai negara yang baru 
berkembang, Indonesia tidak memiliki SDM, modal, teknologi, dan manajemen yang 
memadai untuk melaksanakan konsep pembangunannya. Untuk memenuhi ambisinya, 
digunakanlah para teknokrat dari Berkley, modal dari IGGI, teknologi dan 
manajemen dari Barat. Strategi pembangunannya, memperbesar kue nasional yang 
jika kue tersebut sudah besar dapat dibagikan kepada seluruh rakyat. 

      Soeharto lupa, dengan sektor pendidikan yang terlantar (hanya sekitar 6 
persen dari APBN) pembangunan ekonomi model itu menjadi bumerang, tidak hanya 
kepada bangsa dan negara, tetapi justru kepada diri pribadinya sendiri (Harus 
diingat, secara politis, Soeharto sangat kuat karena pada Pemilu 1997, Golkar 
memperoleh lebih dari 90 persen kursi DPR-RI. Ia lengser dari kekuasaannya 
justru karena resesi ekonomi, sektor pembangunan yang diagung-agungkan selama 
32 tahun). Hal ini disebabkan pembangunan tidak diprioritaskan di sektor 
pendidikan sehingga mendatangkan dampak negatif, antara lain: masyarakat 
cenderung menganut pola hidup konsumerisme; masyarakat sudah berorientasi 
konsumtif maka terjadilah KKN ria di seluruh lini kehidupan; pendidikan yang 
terabaikan (terbatas sarana, prasarana dan teknologi pendidikan) dan 
menghasilkan lulusan sekolah yang berorientasi ijazah; dan guru sebagai 
pendidik dan pengajar yang bertugas mengawal nilai-nilai luhur dengan cara 
melahirkan manusia yang berilmu pengetahuan, berketrampilan dan berakhlak 
mulia, karena kesalahan sistem terseret dalam dunia KKN. 

      Manusia sebagai subyek pembangunan
      Malaysia mengimpor guru dan dosen dari Indonesia pada awal 1970-an. Hanya 
kurang lebih satu generasi, yaitu pada awal 1980-an, rakyat Indonesia datang 
menimba ilmu pengetahuan di negara ini. Mengapa? Malaysia menjadikan manusia 
sebagai subyek pembangunan yang dengan demikian manusialah yang mengendalikan 
proses pembangunan, bukan korban dari pembangunan itu sendiri. Sebagai subjek 
pembangunan, setiap individu harus memiliki rasa tanggung jawab dalam 
pelaksanaan tugas sehari-hari. 

      Tanggung jawab adalah sikap jiwa yang lahir dari proses pendidikan yang 
komprehensif. Dengan demikian, program utama dalam pembangunan haruslah 
pembangunan manusia. Pembangunan manusia, berarti pembangunan akal, ketrampilan 
dan akhlak. Ketiga hal tersebut bisa dicapai hanya dengan melalui pendidikan. 
Otomatis, anggaran pendidikan harus menduduki prioritas utama dalam setiap APBN 
dan APBD.

      Malaysia, puluhan tahun silam telah menetapkan 20 persen anggaran 
pendidikan dalam setiap APBN-nya. Boleh dibilang, seluruh sarana, prasarana dan 
teknologi pendidikan disediakan. SD dan SMA misalnya, bangunan dan sarananya 
seragam, yaitu bangunan tiga tingkat. Untuk SMA, harus ada ruangan praktikum. 
Uang sekolah untuk SD sebesar 65 ringgit setahun (Rp 156 ribu), meliputi 
bayaran uang ulangan umum dalam setahun, buku raport, hadiah olah raga dua 
semester, dan hadiah murid terpandai pada akhir tahun. Buku teks dari SD sampai 
SMU gratis bagi murid yang orang tuanya mempunyai gaji di bawah 1.000 ringgit 
(Rp 2,4 juta). Namun, bagi orang tua murid yang gajinya di atas 1.000 ringgit 
dengan jumlah anak yang banyak, anak yang berada di kelas terendah tidak 
mendapat buku teks gratis, tetapi abang atau kakaknya tetap mendapat buku teks 
gratis. 

      Selain itu, untuk murid yang penghasilan orang tuanya di bawah 1.000 
ringgit mendapat makanan tambahan di sekolah berupa susu kotak dan roti, dua 
kali seminggu. Gaji pokok guru yang baru lulus universitas (S1) dengan nol 
tahun pengalaman sebesar 1.200 ringgit (Rp 2,8 juta). Guru tidak dibenarkan 
mengajar di dua sekolah.

      Jenis dan kurikulum pendidikan
      Setiap negara yang baru merdeka atau sedang berkembang, prioritas 
pembangunan fisik adalah di bidang pembangunan sarana, prasarana, dan industri 
dasar. Dengan demikian, tenaga pekerja yang diperlukan adalah tenaga terampil 
menengah. Oleh karena itu, semua universitas negeri di Malaysia menerapkan 
program D3 untuk semua fakultas, kecuali Fakultas Kedokteran. Targetnya, 
lulusan D3 inilah yang mengendalikan pembangunan.

      Selain itu, sebagai negara yang baru merdeka tentu sebagian besar rakyat 
masih miskin sehingga tidak mampu membiayai anak-anak mereka sampai tingkat S1. 
Oleh karena itu, setelah D3 mereka bisa langsung bekerja dengan strategi bisa 
membantu orang tua untuk menyekolahkan adik-adik mereka sampai ke jenjang S1. 
Tetapi bagi mahasiswa yang orang tuanya berkecukupan, bisa meneruskan kuliahnya 
selama 2 atau 2,5 tahun untuk memperoleh ijazah S1.

      Bagaimana dengan Indonesia? Hemat saya, daripada tidak sampai ke tempat 
tujuan lebih baik sedikit terlambat, yaitu meniru pola Malaysia dengan 
modifikasi strategi. Maksud penulis, pembangunan pendidikan dan pembangunan 
ekonomi disinergikan dalam konteks otonomi daerah. Jenis dan jenjang sekolah 
disesuaikan dengan sumber daya alam suatu daerah. Di daerah yang potensi 
kelautannya tinggi, dibuka sekolah menengah kelautan di tingkat kecamatan, 
program diploma kelautan di tingkat kabupaten dan fakultas kelautan sebagai 
fakultas unggulan di ibu kota provinsi. 

      Di Papua umpamanya, fakultas yang perlu dibuka adalah Fakultas Kelautan, 
Fakultas Pertanian, Fakultas Kehutanan, dan Faultas Pertambangan. Bagaimana 
kalau ada siswa yang mau kuliah di Fakultas Hukum? Dia boleh kuliah di Unhas, 
Makassar. Dalam strategi ini, pemerintah bisa menetapkan hanya beberapa 
universitas yang punya seluruh fakultas.

      Kriteria yang digunakan untuk menetapkan universitas mana saja, bisa 
dengan pendekatan geografis, historis, maupun kapabilitas. Umpamanya, Unpati 
untuk Maluku, Maluku Utara, Papua dan Irian Jaya Barat; Unhas untuk Sulawesi; 
UI dan Unpad untuk Jakarta, Jabar dan Banten; UGM dan Unair untuk Jateng, 
Yogya, Jatim, Bali, NTB dan NTT; Univ. Lambung Mangkurat untuk Kalimantan; USU 
untuk Aceh, Sumatera Utara, Sumatra Barat, Riau dan Riau Kepulauan; Universitas 
Andalas untuk Sumatra Selatan, Babel, Lampung dan Bengkulu. Dengan demikian, 
hanya ada 9 universitas yang memiliki seluruh fakultas sesuai dengan disiplin 
ilmu yang ada. Sementara universitas yang lain hanya membuka fakultas unggulan 
sesuai dengan potensi daerahnya. 

      Melalui pola ini, dua manfaat bisa diperoleh. Pertama, anggaran rutin 
untuk perguruan tinggi berkurang. Kedua, lulusan diploma dan fakultas unggulan 
akan berdaya guna dan berhasil guna karena begitu lulus bisa langsung terjun ke 
lapangan sesuai dengan disiplin ilmu yang dipunyai Jika jenis pendidikan dan 
kurikulum yang diterapkan seperti disebutkan di atas, maka program pembangunan 
ekonomi juga harus sinergis. 

      Stabilitas nasional dan pemberantasan korupsi
      Jika jenis dan kurikulum pendidikan dilakukan secara sinergis dengan 
pembangunan ekonomi seperti disinggung di atas, maka beberapa dampak positif 
agar segera wujud. Pertama, akan lahir tenaga-tenaga terampil sesuai dengan 
jurusannya dalam jumlah yang banyak dengan biaya pendidikan relatif lebih 
rendah di banding dengan pola yang sekarang. Kedua, biaya pengembangan industri 
dasar relatif kecil karena bahan baku tersedia dalam jumlah yang besar (tidak 
perlu didatangkan dari daerah lain) dan masyarakat setempat biasanya telah 
menguasai bidang industri tersebut. 

      Ketiga, tidak akan terjadi urbanisasi.Ini karena pekerja pemula bisa 
bekerja di daerah masing-masing sesuai dengan tingkat ketrampilannya. Keempat, 
tidak perlu pengiriman TKI khususnya TKW ke luar negeri yang tidak saja 
mendatangkan dampak negatif kepada pekerja terkait dan keluarganya, tetapi juga 
menjatuhkan harga diri bangsa dan negara. Kelima, dengan pengembangan industri 
dasar seperti ini, sirkulasi uang akan lebih berpusat di masing-masing daerah 
yang pada gilirannya akan menaikan PAD dan tingkat kesejahteraan rakyat. Inilah 
hakikat sebenar dari program otonomisasi daerah. Keenam, dengan tidak adanya 
urbanisasi ke kota-kota besar, maka tidak akan terjadi kasus-kasus 
kriminalitas. Dengan demikian, stabilitas keamanan tercipta yang pada 
gilirannya pemerintah lebih berkonsentrasi dalam mensejahterakan rakyat Target 
suatu pendidikan adalah lahirnya anak didik yang berpengetahuan, 
berketerampilan, dan berakhlak mulia. Dengan pengetahuan yang dimiliki, 
seseorang mempunyai wawasan, visi, dan misi dalam bertindak. Dengan akhlak yang 
mulia, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki seseorang akan diabdikan 
kepada masyarakat dan negara dengan penuh amanah dan tanggung jawab. Jika 
akhlak rusak, seorang profesor, teknokrat, dan sebagainya akan menyalahgunakan 
jabatannya dan itu merupakan langkah awal dari korupsi. Dengan demikian, 
sekolah adalah institusi yang strategis untuk menanamkan sikap benci kepada 
korupsi, sekecil apa pun bentuknya, seperti nyontek, nyuri buku teman atau 
bolos sekolah.
     


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Does he tell you he loves you when he's hitting you?
Abuse. Narrated by Halle Berry.
http://us.click.yahoo.com/aFQ_rC/isnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke