Kingdom of Heaven - Puisi Frustrasi Eropa Lama

Menonton sebuah film bermutu, ibarat membaca sebuah puisi berkualitas; tidak 
bisa hanya dengan sekali tonton. Apalagi kalau film tersebut dibuat berdasarkan 
kisah nyata. Lebih lagi, kalau film tsb bercerita tentang sejarah masa lalu. 
Sebelum menonton, sang penonton, paling tidak harus memiliki wawasan tentang 
sejarah. Lebih paling tidak lagi, sang penonton setidaknya tahu biografi sang 
tokoh yang difilmkan, seperti Salahuddin Al Ayubi yang diceritakan di film ini 
(dalam film ini kata "Salahuddin" jadi "Salahadin". Huruf "U" diganti "A". 
Padahal para salibis itu dg fasih mengucapkan "Assalamualaikum" yang banyak 
huruf "U" nya).

Kalau anda cowok/cewek sinetron, dipastikan tidak akan bisa memahami film ini, 
sebab semua dialognya dilakukan dengan gaya filosofis dan cenderung puitis. 
Adegannya pun banyak yang bermakna simbolis.

Dalam film KH (Kingdom of Heaven), kita diajak melihat kegemilangan orang-orang 
muslim masa lalu, ketika menguasai dunia. Walaupun yang menjadi sentral 
tokohnya adalah orang Perancis, tak bisa dielakkan, film ini berusaha membuka 
mata orang barat, bahwa dari dulu mereka mempunyai darah pembunuh, dan selalu 
ingin menguasai orang lain.

Alkisah Eropa dalam abad 12 dilanda kemiskinan yang merata. Para pastur 
berspekulasi bahwa penderitaan itu akibat dosa-dosa para penduduknya. Sebagai 
penebusan dosa, rakyat harus menunaikan ibadah "haji" ke Jerusalem, bertemu 
Jesus, dan mengadakan ritual convession, pengakuan dosa.

Ajaran Kristen yang disebarkan secara simple, memang mendapat perhatian yang 
lumayan besar dari penduduk Eropa yang waktu itu masih terbelakang. Begitu 
agungnya ajaran itu bagi mereka, karena hanya dengan cukup percaya kepada 
Yesus, dan bahwa yesus telah menebus dosa-dosa mereka, mereka pun tertarik 
menjadi Kristen. Konsekwensi logis dari masuknya mereka pada ajaran itu, mereka 
harus membebaskan tanah kelahiran Yesus, dan negri di mana Yesus disalib. 
Mereka tak mampu memahami misi dan visi EQ (Emotion Quotion) yang dibawa Yesus, 
sehingga ajaran kasih sayang yang disampaikannya ditafsirkan dengan pedang yang 
diayunkan terhadap orang Islam.

Sang tokoh dalam film KH, Balian, digambarkan sebagai tokoh yang mewakili sifat 
typical Eropa waktu itu, lugu, polos, dan merasa tak punya dosa. Hingga ketika 
ayahnya mengajaknya pergi "haji", dia merasa tidak perlu, karena tak punya 
dosa.  Sang pendeta digambarkan sebagai tokoh antagonis, yang memanas-manasin 
Balian untuk pergi membela Yesus. "Istrimu di neraka, karena dia mati bunuh 
diri!" kata sang pendeta. Sang pendeta lalu dibunuhnya. Dan kini ada alasan 
baginya ke Jerusalem bersama ayahnya, untuk menebus dosa.

Sang anak yang hanya bekerja sebagai pandai besi (blacksmith), tiba-tiba saja 
menjadi ksatria yang pandai bertempur (itulah film). Bahkan dalam perjalanan ke 
jerusalem, kapalnya sempat diamuk badai, semua anak buhanya mati. Hanya dia 
yang hidup, dan seekor kudanya. Inilah kehebatan film barat, manusia mati 
tenggelam, kuda bisa berenang. 
 
Begitu mendarat, Balian langsung bertemu dengan seorang panglima perang muslim 
yang menyamar menjadi hamba sahaya. Balian ditantang berduel dengan alasan 
telah mengambil kudanya. Balian menang melawan boss si hamba sahaya. Tapi di 
sinilah justru yang dicari sang panglima. Dia sengaja menjebak Balian dalam 
sebuah pertempuran satu lawan satu, untuk mengetahui kwalitas musuhnya. "Good 
quality will be known among your enemies before ever you meet them", ujarnya. 
Sehingga pasukan muslim dituntut untuk belajar lebih banyak jurus-jurus pedang.

Pencarian identitas sang tokoh berakhir sia-sia ketika Yesus tak mau menemuinya 
di bukit, di mana sang anak Tuhan disalib. Frustrasi, ia pun pacaran dengan 
istri calon raja. Inilah typical film holiwood. Film jadi hancur berantakan 
gara-gara diselingi adegan tak perlu dari wanita cantik berwajah porno, yang 
tak ada hubungannya dengan jalan cerita. Jauh dengan film bermutu buatan Akira 
Kurosawa, Ran, yang sama sekali tak mengeksploitasi wanita. Hari gini, di dunia 
nyata, amerika memang masih menempatkan wanita sebagai budak nafsu.

Walaupun demikian, di film KH, Ridley Scott, sang sutradara, sadar atau tidak 
sadar, mengarahkan kebodohan dari tujuan perang Salib. Perang yang katanya demi 
Tuhan itu, akhirnya dikuasai oleh para politikus jorok yang murni mengejar 
kekuasaan. Ketika Raja Baldwin IV berjuang melawan lepra, calon penggantinya, 
Renald, melanggar perjanjian damai dengan Salahuddin, Renald dan anak buahnya 
menyerang kafilah muslim yang hendak pergi haji dan membantai seluruh kafilah. 
Bahkan dalam kesempatan yang lain, saudara perempuan Salahuddin  dibunuhnya.  
Kedamaian antara Kristen, Muslim dan yahudi jadi hancur. Hilanglah "Kingdom of 
Heaven" yang selama ini dibina Salahuddin dan raja Baldwin. Pengganti raja 
Baldwin makin merusak perjanjian, setelah jadi raja. Ambisinya menumpas pasukan 
Islam makin menggebu-gebu, didukung para pendeta yang gemar mabuk-mabukan.

Tidak seperti dalam ajaran Kristen, yang mengatakan bila ditampar pipi kanan, 
berikan pipi kiri. Ajaran Islam menegaskan, bahwa bila musuh melanggar 
perjanjian damai, musti dikasih pelajaran. Musti diperangi sampai takluk.

Maka perang pun meletus secara sporadis dalam rentang waktu yang lama, dan 
dengan eskalasi yang naik turun, antara pasukan muslim yang dipimpin Salahuddin 
dan pasukan salib yang dipimpin secara bergantian. Dalam setiap pertempuran, 
sang sutradara mau mengakui fakta sejarah, bahwa pasukan salib selalu 
dikalahkan. Ibarat kelinci masuk kandang macan, itulah nasib para salibis, 
menghadapi Salahuddin. Auuum… nyam… nyam… nyam.

Tapi unsur antagonis pejuang muslim masih kelihatan kental dalam film ini, 
sebab tokoh Salahuddin digambarkan bertampang tua dan jelek. Mustinya kalau mau 
serius, Scott mau memasang wajah yang tidak terlalu serem. (Minimal, yah, 
memasang tampang seperti sayaaa, gitu loh). Atau memang sang sutradara mau 
menyampaikan pesan, bahwa dalam islam, unsur tampang tidak terlalu penting. 
Bahwa dalam Islam yang dipandang adalah karakternya, sifatnya, tingkah lakunya, 
prestasinya bukan tampang atau keturunannya. (jadi tampang saya gak jadi dipake 
dooong).

Film berkahir dengan klimaks resistansi yang tingi dari pasukan salib, yang 
sudah banyak kehilangan panglima perang. Tinggallah si Belian, mantan tukang 
besi yang harus jadi pemimpin perang.  Di sini sutradara film tak mau 
mengecewakan penonton Eropa. Pasukan salib dan rakyat Kristen digambarkan 
bertempur mati-matian menghadapi pasukan Salahuddin yang bersenjata balista 
(ketapel raksasa). Korban pun berjatuhan sangat banyak di kedua belah pihak.

Dalam fakta sejarah, Pasukan Kristen sama sekali tak melakukan perlawanan 
ketika pasukan Salahuddin datang ke Jerusalem. Salahuddin dan tentaranya juga 
tak melakukan pembunuhan, apalagi melempari benteng dengan peluru-peluru 
balista. Dalam fakta sejarah, pasukan Kristen takluk tanpa syarat, karena 
pertahanan sudah terlalu lemah Dan Jerusalem pun diserahkan pada pemerintah 
muslim dengan suka rela. Jadi tidak ada itu, pahlawan pengobar semangat 45 yang 
berkoar-koar menahan laju laskar Salahuddin. Dalam fakta sejarah, sekali lagi 
Kingdom of Heaven lahir di bawah kepemimpinan Salahuddin. Tak satu pun tentara 
salib yang dijatuhi hukuman karena memerangi muslim.
Bandingkan dengan sikap pasukan salibis amerika sekarang, yang suka menyiksa 
tawanan mereka di Iraq, Afghanistan dan Guantanamo.


Di akhir cerita di film itu, tersiratlah kebodohan dari para pemimpin perang 
salib. Setelah begitu banyak korban, si Balian bertanya dengan lugu pada 
Salahuddin, "Apa sih Jerusalem itu?"
"Nothing", jawab Salahuddin. "Everything", setelah jatuh ke tangan muslim, 
lanjutnya.
Sang bintang pun, Balian, pulang kampung naik kuda membawa Kingdom of Heaven 
dalam hatinya, ketuplak… ketuplak… ketuplak… Bahwa kedamaian ada di dalam hati, 
itu benar adanya.

Sementara Salahuddin dan pasukannya memberikan toleransi yang tinggi pada 
pemeluk ajaran lain. Digambarkan Salahuddin membetulkan letak salib yang jatuh 
akibat perang. Nasyid "Persatuan" pun  dikumandangkan di film tsb, walau 
sekedar backround. 
Bandingkan lagi dengan sikap pasukan Joj Bush di Guantanamo, yang menjadikan 
lembaran-lembaran mushaf al Qur'an sebagai tissue untuk toilet.

Sayang, hanya satu yang sadar dari kebodohan perang Salib. Sebab setelah tokoh 
dari Perancis, Balian, yang pulang gigit jari (tapi lumayan, dapat janda raja), 
kini diganti Richard si Lion Heart, raja Inggris, yang pergi "haji" ke 
Jerusalem. Penonton pun dipersilakan membaca buku sejarah untuk mengetahui 
lengkapnya jalan cerita selanjutnya.

Dan setelah membaca review ini, mendingan gak usah nonton filmnya deh, bikin 
kaya amerika aja. Tapi kalau terpaksa, ya, nonton bajakannya saja, ceritanya 
sama saja kok. Malah yang bajakan lebih seru, ada kriuk-kriuknya. 

wassalam

 
Untuk melengkapi pengetahuan kita tentang Salahuddin Al Ayyubi, di bawah saya 
lampirkan sedikit CV beliau dari seorang kawan. Mohon diterima.


Biografi Salahuddin Al-Ayyubi  
Petikan dari Abul Hassan Ali Nadwai
Judul asli : Saviors of Islamic Spirit. 


Salahuddin dibesarkan sama seperti anak-anak orang
Kurd biasa. Pendidikannya juga seperti orang lain,
belajar ilmu-ilmu sains di samping seni peperangan dan
mempertahankan diri. Tiada seorangpun yang menyangka
sebelum ia menguasai Mesir dan menentang tentera Salib
bahawa anak Kurd ini suatu hari nanti akan merampas
kembali Palestin dan menjadi pembela akidah Islamiah
yang hebat. Dan tiada siapa yang 
menyangka pencapaiannya demikian hebat sehingga
menjadi contoh dan perangsang memerangi kekufuran
hingga ke hari ini. 

Stanley Lane Poole (1914) seorang penulis Barat
menyifatkan Salahuddin sebagai anak seorang governor
yang memilliki kelebihan daripada orang lain tetapi
tidak menunjukkan satupun tanda-tanda ia akan menjadi 
orang hebat pada masa depan. Akan tetapi ia
menunjukkan akhlak yang mulia. 

Walau bagaimanapun Allah telah mentakdirkannya untuk
menjadi pemimpin besar pada zamannya dan Allah telah
menyediakan dan memudahkan jalan-jalannya untuk
menjadi pemimpin agung itu. Ketika ia menjadi tentera 
Al-Malik Nuruddin, sultan Aleppo, ia diperintahkan
untuk pergi ke Mesir. Pada masa itu Mesir diperintah
oleh sebuah kerajaan Syi'ah yang tidak bernaung di
bawah khalifah. Bahauddin bin Shaddad, penasihat utama
Salahuddin telah menulis bahawa Salahuddin sangat
berat dan memaksa diri untuk pergi ke Mesir bagaikan
orang yang hendak di bawa ke tempat 
pembunuhan (Bahauddin, 1234). 

Tetapi itulah sebenarnya apa yang dimaksudkan dengan
firman Allah, "Boleh jadi kamu membenci sesuatu,
padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu
menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu" 
(Al-Baqarah:216) 

Pertukaran Hidup Salahuddin al Ayubi

Ketika Salahuddin menguasai Mesir, ia tiba-tiba
berubah. Ia yakin bahawa Allah telah mempertanggung
jawabkan kepadanya satu tugas yang amat berat yang tak
mungkin dapat dilaksanakan jika ia tidak 
bersungguh-sungguh. Bahauddin telah menuliskan dalam
catatannya bahwa Salahuddin sebaik-baik sahaja ia
menjadi pemerintah Mesir. Dunia dan kesenangannya 
telah lenyap dari pandangan matanya. Dengan hati yang
rendah dan syukur kepada Allah ia telah menolak
godaan-godaan dunia dan segala kesenangannya
(Bahauddin,1234). 

Bahkan Stanley Lane Poole(1914) telah menuliskan bahwa
Salahuddin mengubah cara hidupnya kepada yang lebih
keras. Ia bertambah wara' dan menjalani hidup yang
lebih berdisiplin dan sederhana. Ia mengenepikan 
corak hidup senang dan memilih corak hidup "Spartan"
yang menjadi contoh kepada tenteranya. Ia menumpukan
seluruh tenaganya untuk satu tujuan yaitu untuk
membina kekuasaan Islam yang cukup kuat untuk
menghalau orang kafir dari tanah air Islam. 

Salahuddin pernah berkata, "Ketika Allah menganugerah
kan aku bumi Mesir, aku yakin Dia juga bermaksud
Palestin untukku. Ini menyebabkan ia memenangkan
perjuangan Islam. Sehubungan dengan ia telah
menyerahkan dirinya untuk jalan jihad. 

Semangat Jihadnya 

Fikiran Salahuddin sentiasa tertumpu kepada jihad di
jalan Allah. Bahauddin telah mencatatkan bahawa
semangat Salahuddin yang berkobar-kobar untuk berjihad
menentang tentera Salib telah menyebabkan jihad
menjadi tajuk perbincangan yang paling digemarinya. Ia
sentiasa meluangkan seluruh tenaganya untuk memperkuat
pasukan tenteranya, mencari 
mujahid-mujahid dan senjata untuk tujuan berjihad. 

Jika ada sesiapa yang bercakap kepadanya berkenaan
jihad ia akan memberikan sepenuh perhatian. 
Sehubungan dengan ini ia lebih banyak di dalam khemah
perang daripada duduk di istana bersama sanak
keluarga. Siapa sahaja yang menggalakkannya berjihad
akan mendapat kepercayaannya. Siapa sahaja yang
memerhatikannya akan dapat melihat apabila ia 
telah memulakan jihat melawan tentera salib ia akan
menumpahkan seluruh perhatiannya kepada persiapan
perang dan menaikkan semangat tenteranya. 

Dalam medan peperangan ia bagaikan seorang ibu yang
garang kehilangan anak tunggal akibat dibunuh oleh
tangan jahat. Ia akan bergerak dari satu hujung medan
peperangan ke hujung yang lain untuk mengingatkan 
tenteranya supaya benar-benar berjihad di jalan Allah
semata-mata. Ia juga akan pergi ke seluruh pelosok
tanah air dengan mata yang berlinang mengajak manusia
supaya bangkit membela Islam. 

Ketika ia mengepung Acre ia hanya minum, itupun
selepas dipaksa oleh doktor peribadinya tanpa makan.
Doktor itu berkata bahawa Salahuddin hanya makan
beberapa suap makanan semenjak hari Jumaat hingga
senin kerena ia tidak mahu perhatiannya kepada
peperangan terganggu. (Bahauddin, 1234) 

Peperangan Hittin 

Satu siri peperangan yang sengit telah berlaku antara
tentera Salahuddin dengan tentera Salib di kawasan
Tiberias di kaki bukit Hittin. Akhirnya pada 24
Rabiul-Akhir, 583 H, tentera Salib telah kalah. Dalam
peperangan ini Raja Kristian yang memerintah Palestin
telah dapat di tawan beserta adiknya Reginald dari
Chatillon. Pembesar-pembesar lain yang dapat ditawan
ialah Joscelin dari Courtenay, Humphrey dari Toron 
dan beberapa orang ternama yang lain. Ramai juga
tentera-tentera Salib berpangkat tinggi telah
tertawan. Stanley Lane-Poole menceritakan bahwa dapat
dilihat seorang tentera Islam telah membawa 30 orang
tentera Kristian yang ditawannya sendiri diikat dengan
tali khemah. 

Mayat-mayat tentera Kristian bertimbun-timbun seperti
batu di atas batu di antara salib-salib yang patah,
potongan tangan dan kaki dan kepala-kepala manusia
berguling seperti buah tembikai. Dianggarkan 30,000
tentera Kristian telah mati dalam peperangan ini.
Setahun selepas peperangan, timbunan tulang dapat
dilihat memutih dari jauh. 

Kecintaan Salahuddin kepada Islam 

Peperangan Hittin telah menyerlahkan kecintaan
Salahuddin kepada Islam. Stanley Lane-Poole menulis
bahawa Salahuddin berkhemah di medan peperangan semasa
peperanggan Hittin. Pada satu ketika setelah 
khemahnya didirikan diperintahkannya tawanan perang
dibawa ke hadapannya. Maka dibawalah Raja Palestin dan
Reginald dari Chatillon masuk ke khemahnya. 
Dipersilakan sang Raja duduk di dekatnya. 

Kemudian ia bangun pergi ke hadapan Reginald lalu
berkata, "Dua kali aku telah bersumpah untuk membunuh
nya. Pertama ketika ia bersumpah akan melanggar dua
kota suci dan kedua ketika ia menyerang jamaah haji.
Ketahuilah aku akan menuntut bela Muhammad saw
atasnya". Lalu ia menghunuskan pedangnya dan memenggal
kepala Reginald. Mayatnya kemudian dibawa keluar oleh
pengawal dari khemah. 

Raja Palestin apabila melihat adiknya dipancung, ia
mengeletar kerana menyangka gilirannya akan tiba.
Tetapi Salahuddin menjamin tidak akan
mengapa-apakannya sambil berkata, "Bukanlah kelaziman
seorang raja membunuh raja yang lain, tetapi orang itu
telah melanggar segala batas-batas, jadi terjadilah
apa yang telah terjadi". 

Tindakan Salahuddin adalah disebabkan kebiadaban
Reginald kepada Islam dan Nabi Muhammad saw. Bahauddin
bin Shaddad, penasihat kepercayaan 
Salahuddin mencatatkan bila jamaah haji dari Palestin
diserang dicederakan tanpa belas kasihan oleh
Reginald, di antara tawanannya merayu supaya mereka
dikasihani. Tetapi Reginald dengan angkuhnya
mengatakan, "Mintalah kepada Nabi kamu, Muhammad,
untuk menyelematkan kamu". Ketika ia mendengar berita
ini ia telah berjanji akan membunuh Reginald dengan 
tangannya sendiri apabila ia dapat menangkapnya. 

Menawan Baitul Muqaddis 

Kemenangan peperangan Hittin telah membuka jalan mudah
kepada Salahuddin untuk menawan Baitul Muqaddis.
Bahauddin telah mencatatkan bahawa Salahuddin
sangat-sangat berhajat untuk menawan baitul Muqaddis
hinggakan bukitpun akan mengecut dari bebanan yang
dibawa di dalam hatinya. Pada hari jumaat, 27 Rajab,
583H, iaitu pada hari Isra' Mi'raj, 
Salahuddin telah memasuki banda suci tempat Rasulullah
saw. naik ke langit. 

Dalam catatan Bahauddin ia menyatakan inilah kemengan
atas kemengang. Ramai orang yang terdiri dari ulama,
pembesar-pembesar, peniaga dan orang-orang biasa
datang merayakan gembira kemenangan ini. Kemudiannya 
ramai lagi orang datang dari pantai dan hampir semua
ulama-ulama dari Mesir dan Syria datang untuk
mengucapkan tahniah kepada Salahuddin. Boleh 
dikatakan hampir semua pembesar-pembesar datang.
Laungan "Allahhu Akbar" dan "Tiada tuhan melainkan
Allah" telah memenuhi langit. 

Selepas 90 tahun kini sembahyang Jumaat telah diadakan
semula di Baitul Muqaddid. Salib yang terpampang di
'Dome of Rock' telah diturunkan. Betapa 
hebatnya peristiwa ini tidak dapat digambarkan. Hanya
Allah sahaja yang tahu betapa hebatnya hari itu. 

Salahuddin yang Penyayang 

Sifat penyayang dan belas kasihan Salahuddin semasa
peperangan ini sangat jauh berbeda daripada kekejaman
musuh Kristiannya. Ahli sejarah Kristian pun mengakui
hal ini. Lane-Poole mengesahkan bahwa kebaikan 
hati Salahuddin telah mencegahnya daripada membalas
dendam. Ia telah menuliskan yang Salahuddin telah
menunjukkan ketiggian akhlaknya ketika orang-orang
Kristian menyerah kalah. Tenteranya sangat bertanggung
jawab, menjaga peraturan di setiap jalan, mencegah
segala bentuk kekerasan hinggakan tiada kedengaran
orang-orang Kristian diperlakukan tidak baik. 

Semua jalan keluar-masuk ke Baitul Muqaddis di
tangannya dan seorang yang amanah telah dilantik di
pintu Nabi Daud untuk menerima wang tebusan daripada
orang-orang Kristian yang ditawan. Lane-Poole juga
telah menuliskan bahawa Salahuddin telah mengatakan
kepada pegawainya, "Adikku telah membuat infak, Padri
besar pun telah benderma. Sekarang giliranku pula".
Lalu ia memerintahkan pegawainya mewartakan di
jalan-jalan Jerusalem bahawa sesiapa yang tidak mampu 
membayar tebusan boleh dibebaskan. Maka
berbondong-bondonglah orang keluar dari pintu St.
Lazarus dari pagi hingga ke malam. Ini merupakan
sedekah Salahuddin kepada orang miskin tanpa
menghitung bilangan mereka. 

Selanjutnya Lane-Poole menuliskan bagaimana pula
tindak-tanduk tentera Kristian ketika menawan Baitul
Muqaddis kali pertama pada tahun 1099. Telah tercatat
dalam sejarah bahawa ketika Godfrey dan Tancred 
menunggang kuda di jalan-jalan Jerusalem jalan-jalan
itu 'tersumbat' dengan mayat-mayat, orang-orang Islam
yang tidak bersenjata disiksa, dibakar dan dipanah
dari jarak dekat di atas bumbung dan menara
rumah-rumah ibadah. Darah yang membasahi bumi yang
mengalir dari pembunuhan orang-orang Islam secara
beramai-ramai telah mencermarkan kesucian gereja di
mana 
sebelumnya kasih sayang sentiasa diajarkan. Maka
sangat bernasip baik orang-orang Kristian apabila
mereka dilayan dengan baik oleh Salahuddin. 

Lane-Poole juga menuliskan, jika hanya penaklukan
Jerusalem sahaja yang diketahui mengenai Salahuddin,
maka ia sudah cukup membuktikan dialah seorang
penakluk yang paling penyantun dan baik hati di
zamannya bahkan mungkin di sepanjang zaman. 

Perang Salib Ketiga 

Perang Salib pertama ialah kejatuhan Palestin kepada
orang-orang Kristian pada tahun 1099 (490H) manakala
yang kedua telah dimenangi oleh Salahuddin dalam
peperangan Hittin pada tahun 583H (1187M) di mana 
beberapa hari kemudian ia telah menawan Baitul
Muqaddis tanpa perlawanan. Kekalahan tentera Kristian
ini telah menggegarkan seluruh dunia Kristian. Maka
bantuan dari Eropah telah dicurahkan ke bumi Palestin 

Hampir semua raja dan panglima perang dari dunia
Kristian seperti Fredrick Barbossa raja Jerman,
Richard The Lion raja England, Philips Augustus raja 
Perancis, Leopold dari Austria, Duke of Burgundy dan
Count of Flanders telah bersekutu menyerang Salahuddin
yang hanya dibantu oleh beberapa pembesar nya dan
saudara maranya serta tentaranya untuk mempertahankan
kehormatan Islam. Berkat pertolongan Allah mereka
tidak dapat dikalahkan oleh tentera bersekutu yang
besar itu. 

Peperangan ini berlanjutan selama 5 tahun hingga
menyebabkan kedua belah pihak menjadi lesu dan jemu.
Akhirnya kedua belah pihak bersetuju untuk memuat
perjanjian di Ramla pada tahun 588H. Perjanjian ini 
mengakui Salahuddin adalah pengusa Palestin seluruhnya
kecuali bandar Acra diletakkan di bawah pemerintahan
Kristian. Maka berakhirlah peperangan 
Salib ketiga. 

Lane-Poole telah mencatatkan perjanjian ini sebagai
berakhirnya Perang Suci yang telah berlajutan selama 5
tahun. Sebelum kemenangan besar Hittin pada bulan
Julai, 1187 M, tiada satu inci pun tanah Palestin di 
dalam tangan orang-orang Islam. Selepas Perjanjian
Ramla pada bulan September, 1192 M, keseluruhanya
menjadi milik mereka kecuali satu jalur kecil dari
Tyre ke Jaffa. Salahuddin tidak ada rasa malu apapun
dengan perjanjian ini walaupun sebahagian kecil tanah
Palestin masih di tangan orang-orang Kristian. 

Atas seruan Pope, seluruh dunia Kristian telah 
mengangkat senjata. Raja England, Perancis, Sicily dan
Austria serta Duke of Burgundy, Count of Flanders dan
beratus-ratus lagi pembesar-pembesar telah bersekutu
membantu Raja dan Putra Mahkota Palestin untuk
mengembalikan kerajaan Jerusalem kepada pemerintahan
Kristian. Walau bagaimanapun ada raja yang mati dan
ada yang balik dan sebahagian 
pembesar-pembesar Kristian telah terkubur di Tanah
Suci itu, tetapi Tanah Suci itu masih di dalam tangan
Salahuddin. 

Selanjutnya Lane-Poole mencatatkan, seluruh kekuatan
dunia Kritian yang telah ditumpukan dalam peperangan
Salib ketiga tidak mengoyangkan kekuatan Salahuddin.
Tenteranya mungkin telah jemu dengan peperangan 
yang menyusahkan itu tetapi mereka tidak pernah undur
apabila diseru untuk menjualkan jiwa raga mereka di
jalan Tuhan. Tenteranya yang berada jauh di lembah
Tigirs di Iraq mengeluh dengan tugas yang tidak 
henti-henti, tetapi ketaatan meraka yang tidak pernah
berbelah bagi. 

Bahkan dalam peperangan Arsuf, tenteranya dari Mosil
(sebuah tempat di Iraq) telah menunjukkan ketangkasan
yang hebat. Dalam peperangan ini, Salahuddin memang
boleh memberikan kepercayaan kepada tentra-tenteranya
dari Mesir, Mesopotamia, Syria, Kurds, Turkmans, tanah
Arab dan bahkan orang-orang Islam dari mana-mana
sahaja. Walaupun mereka berlainan bangsa dan 
kaum tetapi Salahuddin telah dapat menyatukan mereka
di atas jalan Tuhan dari pada mula peperangan pada
tahun 1187 hinggalah berakhirnya pada tahun 1192. 

Lane-Poole juga menuliskan dalam peperangan ini
Salahuddin sentiasa syura. Ia mempunyai majlis syura
(musyawarah)yang membuat keputusan-keputusan 
ketenteraan. Kadang-kadang majlis ini membatalkan
keputusan Salahuddin sendiri. Dalam majlis ini tiada
siapa yang mempunyai suara lebih berat tiada siapa
yang lebih mempengaruhi fikiran Salahuddin. Semuanya
sama sahaja. Dalam majlis itu ada adiknya,
anak-anaknya, anak saudaranya, sahabat-sahabat
lamanya, pembesar-pembesar tentera, kadi, bendahari
dan 
setiausaha. Semuanya mempunyai sumbangan yang sama
banyak dalam membuat keputusan. Pendeknya semuanya
menyumbang dalam kepakaran masing-masing. Walau apa
pun perbincangan dan perdebatan dalam majlis itu,
mereka memberikan ketaatan mereka kepada Salahuddin. 

Wafatnya Salahuddin 

Pada hari Rabu, 27 Safar, 589H, pulanglah Salahuddin
ke rahmatullah selepas berhempas pulas mengembalikan
tanah air Islam pada usia 57 tahun. Bahauddin bin
Shaddad, penasihat utama Salahuddin telah menulis 
mengenai hari-hari terakhir Salahuddin. Pada malam 27
Safar, 12 hari selepas ia jatuh sakit, ia telah
menjadi sangat lemah. Syeikh Abu Ja'afar seorang yang
wara' telah diminta menemani Salahuddin di Istana
supaya jika ia nazak, bacaan Qur'an dan syahadah boleh
diperdengarkan kepadanya. 

Memang pada malam itu telah nampak tanda-tanda
berakhirnya hayat Salahuddin. Syeikh Abu Jaafar telah
duduk di tepi katilnya semenjak 3 hari yang lepas
membacakan Qur'an. Dalam masa ini Salahuddin selalu
pingsan dan sedar sebentar. Apabila Syeikh Au Jaafar
membacakan ayat, "Dialah Allah, tiada tuhan melainkan
Dia, Yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata"
(Al-Hasyr: 22), Salahuddin membuka matanya sambil
senyum, mukanya berseri dan denga nada yang gembira ia
berkata, "Memang benar". Selepas ia mengucapkan
kata-kata itu rohnya pun kembali ke rahmatullah. Masa 
ini ialah sebelum subuh, 27 Safar. 

Seterusnya Bahauddin menceritakan Salahuddin tidak
meninggalkan harta kecuali satu dinar dan 47 dirham
ketika ia wafat. Tiada rumah-rumah, barang-barang,
tanah, kebun dan harta-harta lain yang ditinggalkan
nya. Bahkan harta yang ditinggalkannya tidak cukup
untuk ongkos pengkebumiannya. Keluarganya terpaksa
meminjam wang untuk menanggung ongkos pengkebumian
ini. Bahkan kain kafan pun diberikan oleh seorang
menterinya. 

Salahuddin yang Wara' 

Bahauddin bin Shaddad, penasihat utama Salahuddin
telah mencatatkan berkenaan kewarakan Salahuddin. Satu
hari ia berkata bahawa ia telah lama tidak pergi
sembahyang berjemaah. Ia memang suka sembahyang 
berjemaah, bahkan ketika sakitnya ia akan memaksa
dirinya berdiri di belakang imam. Disebabkan
sembahyang adalah ibadah utama yang diasaskan oleh 
Rasulullah saw, ia sentiasa mengerjakan sembahyang
sunnat malam. Jika disebabkan hal tertentu ia tidak
dapat sembahyang malam, ia akan menunaikannya ketika
hampir subuh. Bahauddin melihatnya sentiasa sembahyang
di belakang imam ketika sakitnya, kecuali tiga
terakhir di mana ia telah tersangat lemah dan selalu
pingsan. 

Tetapi ia tidak pernah tinggal sembahyang fardhu. Ia
tidak pernah membayar zakat kerana ia tidak mempunyai 
harta yang cukup nisab. Ia sangat murah hati dan akan
menyedekahkah apa yang ada padanya kepada fakir miskin
dan kepada yang memerlukan hinggakan ketika wafatnya
ia hanya memiliki 47 dirham wang perak dan satu dinar
wang emas. Ia tidak meninggalkan harta. 

Bahauddin juga mencatatkan bahawa Salahuddin tidak
pernah meninggalkan puasa Ramadhan kecuali hanya
sekali apabila dinasihatkan oleh Kadi Fadhil. Ketika
sakitnya pun ia berpuasa sehinggalah doktor menasihat
kannya dengan keras supaya berbuka. Lalu ia berbuka
dengan hati yang berat sambil berkata, "Aku tak tahu
bila ajal akan menemuiku". Maka segera ia membayar
fidyah. 

Dalam catatan Bahauddin juga menunjukkan Salahuddin
teringin sangat menunaikan haji ke Mekah tetapi ia
tidak pernah berkesempatan. Pada tahun kewatannya,
keinginannya menunaikan haji telah menjadi-jadi 
tetapi ditakdirkan. Ia sangat gemar mendengar bacaan
Qur'an. Dalam medan peperangan ia acap kali duduk
mendegar bacaan Qur'an para pengawal yang dilawatnya 
sehingga 3 atau 4 juzu' semalam. Ia mendengar dengan
sepenuh hati dan perhatian sehingga air matanya
membasahi dagunya. 

Ia juga gemar mendengar bacaan hadis Rasulullah saw.
Ia akan memerintahkan orang-orang yang bersamanya
duduk apabila hadis dibacakan. Apabila ulama hadis
datang ke bandar, ia akan pergi mendengar kuliahnya.
Kadang kadang ia sendiri membacakan hadis dengan mata
yang berlinang. Dalam peperangan kadang-kadang ia
berhenti di antara musuh-musuh yang datang untuk
mendengarkan hadis-hadis dibacakan kepadanya.

Salahuddin sangat yakin dan percaya kepada pertolongan
Allah. Ia biasa meletakkan segala harapan nya kepada
Allah terutama ketika dalam kesusahan. Pada satu
ketika ia berada di Jerusalem yang pada masa itu
seolah-olah tidak dapat bertahan lagi daripada
kepungan tentera bersekutu Kristian. Walaupun keadaan
sangat terdesak ia enggan untuk meninggalkan kota suci
itu. Malam itu adalah malam Jumaat musim sejuk.
Bahaauddin mencatatkan, "Hanya aku dan Salahuddin
sahaja pada masa itu. Ia menghabis kan masa malam itu
dengan bersembahyang dan munajat. 

Pada tengah malam saya minta supaya ia berehat tetapi
jawabnya, "Ku fikir kau mengantuk. Pergilah tidur
sejenak". Bila hampis subuh akupun bangun dan pergi 
mendapatkannya. Aku dapati ia sedang membasuh
tangannya. "Aku tidak tidur semalam" katanya. Selepas
sembahyang subuh aku berkata kepadanya, "Kau kena
munajat kepada Allah memohon pertolongan-Nya". Lalu ia
bertanya, "Apa yang perlu ku lakukan?" 

Aku menjawab, Hari ini hari Jumaat. Engkau mandilah
sebelum pergi ke masjid Aqsa. Keluarkanlah infaq
dengan senyap-senyap. Apabila kau tiba di masjid,
sembahyanglah dua rakaat selepas azan di tempat 
Rasulullah saw pernah sembahyang sebelum mi'raj
dahulu. Aku pernah membaca hadis doa yang dibuat di
tempat itu adalah mustajab. Oleh itu kau bermunajad
lah kepada Allah dengan ucapan "Ya Tuhanku, aku telah
kehabisan segala bekalanku. Kini aku mohon
pertolongan-Mu. Aku menyerahkan diriku kepada-Mu. Aku
yakin hanya Engkau sahaja yang boleh menolongku dalam 
keadaan yang genting ini" 

Aku mengatakan kepadanya, "Aku sangat berharap Allah
akan mengkabulkan doamu". Lalu Salahuddin melakukan
apa yang ku usulkan. Aku berada di sebelahnya ketika
dahinya mencecah bumi sambil menangis hingga air 
matanya mambasahi janggutnya dan menitik ke tempat
sembahyang. Aku tidak tahu apa yang didoakannya tetapi
aku melihat tanda-tanda doanya dikabulkan sebelum hari
itu berakhir. Perbalahan berlaku di antara musuh-musuh
yang menatijahkan berita baik bagi kami beberapa hari
kemudian. Akhirnya mereka membuka khemah-khemah mereka
dan berangkat ke Ramla pada hari 
Isnin pagi" 

Perangai Salahuddin 

Siapa yang rapat dengannya mengatakan ia adalah
seorang Islam yang taat kepada Allah, sangat peka
kepada keadilan, pemurah, lembut hati, sabar dan
tekun. Bahauddin bin bin Shaddad, penasihat utama
Salahuddin telah mencatatkan ia telah memberikan masa
untuk rakyat dua kali seminggu, iaitu pada hari Isnin
dan Selasa. Pada masa ini ia disertai oleh
pembesar-pembesar negara, ulama dan kadi. Semua orang
boleh berjumpa dengannya. Ia sendiri akan membacakan
aduan yang diterimanya dan mengucapkan untuk
dituliskan oleh juru tulis tindakan yang perlu diambil
dan 
terus ditandatanganinya pada masa itu juga. Ia tidak
pernah membenarkan orang meninggalkannya selagi ia
belum menyempurnakan hajat orang itu. Dalam masa yang
sama ia sentiasa bertasbih kepada Allah. 

Jika ada orang membuat aduan, ia akan mendegarkan
dengan teliti dan kemudian memberikan keputusannya.
Sauatu hari seorang lelaki telah membuat aduan
berkenaan Taqiuddin, anak saudaranya sendiri. Dengan 
segera ia memanggil anak saudaranya itu dan meminta
penjelasan. Dalam ketika yang lain ada orang yang
membuat tuduhan kepada Salahuddin sendiri. Yang
memerlukan penyiasatan. Walaupun tuduhan orang itu
didapati tidak berasas, ia telah menghadiahkan orang
itu sehelai jubah dan beberapa pemberian yang lain. 

Ia adalah seorang yang mulia dan baik hati, lemah
lembut, penyabar dan sangat benci kepada ketidak
adilan. Ia sentiasa mengabaikan kesilapan-kesilapan
pembantu-pembantu dan khadam-khadamnya. Jika mereka 
melakukan kesilapan yang memanaskan hatinya, ia tidak
pernah menyebabkan kemarahannya menjatuhkan air muka
mereka. Pada suatu ketika ia pernah meminta air minum,
tetapi entah apa sebabnya air itu tidak diberikan
kepadanya. Ia meminta sehingga lima kali lalu berkata,
"Aku hampir mati kehausan". Ia kemudian meminum air
yang dibawakan kepadanya tanpa menunjukkan kemarahan. 

Dalam ketika yang lain ia hendak mandi selepas
mengalami sakit yang agak lama. Didapatinya air yang
disediakan agak panas, lalu ia meminta air sejuk.
Sebanyak dua kali khadamnya menyebabkan air sejuk 
terpercik kepadanya. Disebabkan ia belum benar-benar
sihat, ia merasa kesejukan tetapi ia hanya berkata
kepada khadamnya, "Katakan sajalah kalau kau tak suka
kepadaku". Lalu khadam itu cepat-cepat minta maaf dan 
Salahuddin terus memaafkannya. 

Bahauddin juga telah mencatatkan beberapa peristiwa
yang menunjukkan sifat pemurah dan baik hati
Salahuddin. Kadang-kadang kawasan yang baru ditawannya
pun diberikannya kepada pengikutnya. Satu ketika ia
telah berjaya menawan bandar 'Amad. Lalu seorang
perwira tentera, Qurrah Arslan, menyatakan
keinginannya untuk memerintah bandar itu. Dengan 
senang hati ia memberikannya. Bahkan dalam beberapa
ketika ia menjualkan hartanya semata-mata untuk
membeli hadiah. Melihat betapa pemurahnya Salahuddin,
bendaharinya selalu merahsiakan baki wang simpanan
untuk digunakan semasa kecemasan. 

Jika ia tahu, ia akan menyedekahkan khazanah negara
sehingga habis. Salahuddin pernah mengatakan ada orang
baginya wang dan debu sama sahaja. "Aku tahu", kata
Bahauddin, "Ia mengatakan dirinya". Salahuddin tidak
pernah membiarkan tetamunya meninggalkannya 
tanpa hadiah atau sebarang bentuk pemberian tanda
penghargaan, walaupun tamunya itu seorang kafir. Raja
Saida pernah melawat Salahuddin dan ia menyambutnya
dengan tangat terbuka, melayannya dengan hormat dan
mengambil kesempatan menerangkan Islam. Bahkan
Salahuddin sentiasa mengirimkan ais dan buah-buahan
kepada Richard the Lion, musuh ketatnya, ketika Raja 
inggeris itu sakit. 

Hatinya memang sangat lembut hingga ia sangat mudah
terkesan apabila melihat orang dalam kesusahan dan
kesedihan. Suatu hari seorang perempuan Kristian
datang mengadu kehilangan bayinya. Perempuan itu 
menangis dan meraung di depan Salahuddin sambil
menceritakan bayinya dicuri dari khemahnya. Perempuan
itu seterusnya mengatakan ia telah dimaklumkan hanya
Salahuddin sahaja yang boleh mendapatkan bayi itu
kembali. Hatinya tersentuh mendengar cerita perempuan
itu lalu iapun turut menangis. Ia segera memerintah
kan pegawai-pegawainya mencari bayi itu di pasar
hamba-sahaya. Tidak lama kemudian bayi itu telah dapat
dibawa kembali lalu dengan rasa gembira mendoakan
kesejahteraan Salahuddin. 

Bahauddin juga mencatatkan Salahuddin sangat kasihan
belas kepada anak-anak yatim. Bila ia terjumpa
anak-anak yatim ia akan menguruskan supaya ada orang
menjadi penjaga anak itu. Kadang-kadang ia sendiri
yang akan menjaga dan membesarkan anak yatim yang
ditemuinya. Ia juga sangat kasihan melihat orang tua
atau yang kurang upaya dan akan memberikan penjagaan
yang khas kepada mereka apabila ia bertemu dengan
orang sedemikian. 

Kesungguhan dan Semangat 

Ketika mengepung bandar Acre, Bahauddin mencatatkan
bahawa Salahuddin mengidap sakit berat yang
menyebabkan beliau sangat susah untuk bangun. Meskipun
demikian, ia keluar menunggang kudanya untuk memeriksa
angkatan tenteranya. Bahauddin bertanya kepadanya
bagaimana ia boleh menahan sakitnya. Maka Salahuddin
menjawab, "Penyakit akan meninggalkanku 
apabila kamu menunggang kuda". 

Dalam ketika yang lain ia sebenarnya dalam keadaan
yang lemah akibat sakit tetapi pergi memburu musuh
sepanjang malam. "Apabila ia sakit", kata Bahauddin,
Aku dan doktor akan bersamanya sepanjang malam. Ia 
tidak dapat tidur akibat menahan sakit, tetapi apabila
pagi menjelang, ia akan menunggang kuda untuk melawan
musuh. Ia menghantar anak-anaknya ke medan perang
sebelum memerintahkan orang lain berbuat demikian. Aku
dan doktornya bersamanya sepanjang hari menunggang
kuda sehinggalah musuh berundur apabila senja
menjelang. Ia hanya akan kembali ke khemah 
selepas memberikan arahan untuk kawalan keselamatan
pada waktu malam". 

Dalam kesungguhan, semangat dan ketahanan rasanya
tiada siapa yang boleh menandingi Salahuddin.
Kadang-kadang ia sediri pergi ke kawasan perkhemahan
tentera musuh bersama perisik-perisiknya sekali bahkan
dua 
kali sehari. Ketika berperang ia sendiri akan pergi
merempun celah-celah tentera musuh yang sedang mara.
Ia sentiasa mengadakan pemeriksaan ke atas setiap
tenteranya dan memberikan arahan kepada
panglima-panglima tenteranya. Bahauddin ada
mencatatkan satu kisah yang menunjukkan betapa
beraninya Salahuddin. Salahuddin diberitahu bahawa ia
selalu mendengar 
bacaan hadis pada masa lapang bukannya ketika perang.
Apabila mendengar perakara ini ia segera mengarahkan
supaya hadis-hadis dibacakan kepadanya ketika
peperangan sedang berkecamuk dengan sengitnya. 

Salahuddin tidak pernah gentar dengan ramainya tentera
Salib yang datang untuk menentangnya. Dalam beberapa peperangan
ketika, tentera Salib berjumah sehingga 600,000 orang,
tetapi Salahuddin menghadapinya dengan 
tentera yang jauh lebih sedikit. Berkat pertolongan
Allah ia menang, membunuh ramai musuh dan membawa
ramai tawanan. Ketika mengepung Acre, pada satu petang
lebih dari 70 kapal tentera musuh beserta senjata
berat mendarat pada satu petang. 

Boleh dikatakan semua orang merasa gentar kecuali 
Salahuddin. Dalam satu peperangan yang sengit semasa
kepungan ini, serangan mendadak besar-besaran dari
musuh telah menyebabkan tentera Islam kalang kabut.
Tentera musuh telah merempuh khemah-khemat tentera
Islam bahkan telah sampai ke khamah Salahuddin dan
mencabut benderanya. Tetapi Salahuddin bertahan dengan
teguhnya dan berjaya mengatur tenteranya 
kembali sehingga ia berjaya membalikkan kekalahan
menjadi kemenangan. Musuh telah kalah teruk dan
berundur meninggalkan lebih kurang 7,000 mayat-mayat. 

Bahauddin ada mencatatkan betapa besarnya cita-cita
Salahuddin. Suatu hari Salahuddin pernah berkata
kepadanya, "Aku hendak beri tahu padamu apa yang ada
dalam hatiku. Apabila Allah mentakdirkan seluruh 
tanah suci ini di bawah kekuasaanku, aku akan serahkan
tanah-tanah kekuasaanku ini kepada anak-anakku, ku
berikan arahan-arahanku yang terakhir 
lalu ku ucapkan selamat tinggal. Aku akan belayar
untuk menaklukkan pulau-pulau dan tanah-tanah. Aku tak
akan meletakkan senjata ku selagi masih ada
orang-orang kafir di atas muka bumi atau jika ajalku
sampai 

Salahuddin sebagai ulama 

Salahuddin memiliki asas pengetahuan agama yang kukuh.
Ia juga mengetahui setiap suku-suku kaum Arab dan
adat-adat mereka. Bahkan ia mengetahui sifat-sifat
kuda Arab walaupun ia sebenarnya orang Kurd. Ia 
sangat gemar mengumpulkan pengetahuan dan maklumat
dari kawan-kawannya dan utusan-utusannya yang sentiasa
berjalan dari satu penjuru ke satu penjuru negerinya.
Di samping Qur'an ia juga banyak menghafal syair-syair
Arab. 

Lane-Poole juga ada menuliskan bahawa Salahuddin
berpengetahuan yang dalam dan gemar untuk mendalami
lagi bidang-bidang akidah, ilmu hadis serta
sanad-sanad dan perawi-perawinya, syariah dan usul
figh dan 
juga tafsir Qur'an.

Rujukan : 
Bahauddin bin Shaddad. 1234M,632H.
Al-Nawadir-I-Sultania: Sirat Salahuddin (Bin
Nawadir-I-Sultania). Mesir (diterbitkan 1317h):31,
32-33, 7,155 
Poole S. L. 1914. Saladin. New York: 72, 99

Note : Salahuddin adalah yang menghidupkan Mawlid Nabi
Muhammad saw,hingga tentara islam terus berjaya.

Wa min Allah at Tawfiq

wassalam, arief hamdani
http://mevlanasufi.blogspot.com
(dapatkan jadwal & alamat dzikir serta ceramah terbaru
diarchieve May 2005 )





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
In low income neighborhoods, 84% do not own computers.
At Network for Good, help bridge the Digital Divide!
http://us.click.yahoo.com/HO7EnA/3MnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke