Saatnya Berhenti Merokok Oleh: HM Thamrin Asan*
Melalui revolusi Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) pada Januari 1989 yang kemudian dilakukan sidang WHO Mei 1989, menetapkan 31 Mei 1989 sebagai `Hari Dunia Bebas Tembakau'. Kalau kepada seorang turis, pengemis di Kairo lebih cenderung meminta sebatang rokok daripada sekeping uang logam. Di Tiongkok, suatu negara yang terkenal berkat kampanye tentang perawatan kesehatan preventifnya, pemimpin negara itu tak henti-hentinya merokok seolah-olah mereka memimpin industri tembakau terbesar di dunia. Lebih dari 10 tahun pemerintah Amerika Serikat mengumumkan bahwa merokok jelas merusak kesehatan, tapi empat dari 10 pria dan tiga dari sepuluh wanitanya merokok. Departemen Pertanian Federal menghabiskan 50 juta dolar AS setiap tahun buat menunjang industri tembakau. Kebiasaan merokok meningkat dengan pesat sejak berakhirnya Perang Dunia II, terutama melanda negara sedang berkembang seperti di Indonesia. Ini ditandai dengan munculnya beratus merk rokok baru di pasar, meningkatnya produksi dan impor rokok di negara tersebut. Bertumpuk rekomendasi yang disusun WHO dan diberikan kepada negara anggotanya, untuk berusaha mendorong diambilnya kebijaksanaan agar mengurangi kebiasaan merokok. Sejak dibentuknya satu panitia oleh WHO yang menyelidiki pengaruh merokok terhadap kesehatan dan negara, secara teratur menyimpulkan pendapatnya yang dibuat di dalam Technical Report Series sejak Mei 1970. Namun yang kita saksikan bersama ialah suatu kenyataan ironis, yaitu meningkatnya produksi rokok setiap tahun yang berarti pula konsumennya meningkat. Kita merasa cemas melihat kenyataan betapa kuat daya tarik rokok terhadap manusia dan menyadari betapa lemah sikap manusia pada umumnya menghadapi tarikan itu, sehingga banyak yang seolah-olah dengan penuh kesadaran rela memikul risiko apa pun yang diakibatkan oleh kebiasaan merokok. Kecemasan itu berubah menjadi rasa keprihatinan yang dalam dengan adanya kebebasan produsen mempromosikan rokok, yang pada umumnya merajai dunia perikalanan dewasa ini. Sungguh merupakan ironi yang tidak mendidik, bahwa suatu kebiasaan yang dasarnya mempunyai pengaruh buruk terhadap kesehatan jasmani dan mental yang nyata bagi manusia, dapat diiklankan dan dipromosikan. Mulai dari sponsor jantung sehat, di tempat ibadah, di bulan Ramadhan, masuk dunia sekolah dan perguruan tinggi, pertandingan olahraga, seminar yang berhubungan dengan kesehatan dan pesta perkawinan. Pendeknya kepada seluruh segi kehidupan, mengalahkan kampanye untuk menurunkan angka kematian bayi (AKB) dan anak, menyukseskan program (KB) dan perpanjangan harapan hidup waktu lahir (life expectancy by birth), mencegah penyakit jantung, penyakit kanker, paru-paru dan lain-lain. Iklan itu seolah-olah mengimbau masyarakat dalam setiap tingkat: tua, muda, pria dan wanita, mari isaplah rokok produksi kami agar umur harapan hidup saudara menjadi lebih pendek. Di negara maju, pemasangan iklan ini sangat ketat, dibatasi dan diperkuat dengan undang-undang dan peraturan khusus. Di AS dan Inggris serta Australia, produsen diwajibkan mencantumkan pada pembungkus rokok peringatan bagi konsumen mengenai risiko dari kebiasaan merokok. Sangat mengkhawatirkan lagi ialah, merokok di kalangan remaja putri dan wanita muda cenderung meningkat. Telah terdapat bukti di negara yang mengalami gejala ini, bahwa serangan kanker paru-paru di kalangan kaum wanita meningkat. Sangat memperhatikan lagi, merokok bagi wanita hamil berpangaruh buruk pada janin dan bayi yang dilahirkan prematur. Menyadari pentingnya arti kesehatan bagi pembinaan dan pembangunan bangsa, justru di era pembangunan di negara kita ini, apalagi kita sudah bersiap-siap untuk menghadapi persiapan tinggal landas, kebiasaan merokok yang sudah membudaya terutama di kalangan generasi muda perlu mendapatkan perhatian yang lebih wajar terutama dari kaum ibu. Pembakaran Modal Banyak negara memperoleh manfaat besar dari pajak hasil tembakau. Sedangkan negara lain harus mengeluarkan banyak persediaan devisanya, karena harus mengimpor tembakau. Bagi Indonesia, tembakau merupakan sumber pendapatan nonmigas yang sangat penting bagi kas negara. Kalau cukai tembakau untuk 1984/1985 sebesar Rp650 miliar itu rata- rata merupakan 30-35 persen dari jumlah omzet tembakau yang dikonsumsi, maka jumlah yang dikonsumsi itu jelasnya dibakar dalam wujud rokok adalah tiga kali Rp650 miliar atau Rp1.950 miliar. Dihitung harian, maka besarnya konsumsi atau modal masyarakat yang dibakar sebesar Rp5,34 miliar. Pembakaran modal dengan cara itu, berlangsung terus setiap hari secara kontinyu tanpa sesuatu manfaat yang jelas bagi manusia kecuali memenuhi kegemaran saja. Alangkah semakin bertambahpesatnya pembangunan kita ini apabila modal sebesar itu setiap tahun dapat diinvestasikan di bidang industri, pertambangan komunikasi, pendidikan, pertanian dan pembangkit tenaga. Data Dan Fakta Sejak 1950 atau selama tiga setengah dekade (dasawarsa), banyak dilakukan penelitian baik secara epidemilogis maupun laboratoiris di AS, Inggris, Swedia dan Jepang. Dr Richard Doll dan Dr AB Hill di Inggris antara pada 1951-1956, mengadakan penelitian yang mutunya sangat tinggi baik kualitatif, maupun kunatitatif dan menghasilkan data akurat yang sangat berguna bagi dunia kedokteran. Berdasarkan hasil penelitian itu, WHO menetapkan merokok sebagai faktor penyebab utama kanker, jantung koroner, arteriosclerosis dan stres. Hasil penelitian itu juga menyimpulkan berbagai fakta dan data yang berhubungan dengan masalah merokok, antara lain: 1. Angka Kematian Sekitar 2-13 dari tiap 1.000 orang meninggal karena kanker paru-paru yang menimpa perokok di berbagai negara. Angka kematian itu pada wanita adalah kecil, yakni akibat kanker paru-paru pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok adalah 14:1 di Inggris dan Kanada, 9:1 di AS, 3:7:1 di Jepang. Dengan perkataan lain, risiko timbulnya penyakit kanker paru bagi perokok adalah 3,7-14 kali lebih tinggi dibandingkan dengan bukan perokok. 2. Jumlah Rokok Yang Diisap Perokok sigaret yang menghabiskan kurang dari 10 batang sehari, risiko timbulnya kanker paru berkisar antara 2-4 kali lebih tinggi daripada bukan perokok. Perokok yang menghabiskan 10-20 batang serhari mempunyai risiko sampai delapan kali lebih tinggi, sedang mereka yang menghabiskan lebih dari 20 batang sehari risiko tersebut menjadi 24 kali lebih tinggi, bila dibandingkan dengan bukan perokok. 3. Usia Mulai Merokok Makin muda orang merokok, makin besar kemungkinan menderita kanker paru, bila kebiasaan merokok berlanjut sampai usia 40 tahunan. Mereka yang mulai mencandu rokok pada umur kurang dari 15 tahun, mempunyai risiko menderita kanker paru di kemudian hari 4-18 kali lebih tinggi dari pada yang tidak merokok. Sedang bila kebiasaan tersebut dimulai di atas umur 25 tahun, risiko itu hanya 2-5 kali lebih tinggi. Dengan perkataan lain, kanker paru muncul setelah orang kecanduan rokok selama 15-20 tahun, mengingat penyakit ini biasanya muncul pada umur di atas 40 tahun. 4. Cara Menikmati Rokok Cara menikmati rokok juga berpengaruh atas timbulnya penyakit lain. Mengisap asap rokok dalam-dalam, mempunyai risiko menderita penyakit adalah 3-8 kali lebih tinggi. 5. Wanita Perokok Angka kematian akibat kanker paru bagi wanita, setiap tahun meningkat dengan meningkatnya jumlah wanita perokok. Amat merisaukan ialah besarnya angka kematian akibat kanker paru-paru pada wanita di luar negeri. Muda-mudahan wanita Indonesia menginsyafi tanggung jawab mereka untuk menjauhi kegemaran merokok, demi memperoleh keturunan yang kuat dan berguna bagi nusa bangsa. 6. Generasi Muda Khusus bagi generasi muda, merokok mempunyai arti yang lebih berbahaya. Karena, merokok pada hakikatnya merupakan jembatan yang dapat mendekatkan pelakunya pada bahaya yang lebih besar yaitu narkotika, terutama ganja yang dinikmatinya melalui diisap seperti merokok. Baru-baru ini seorang pejabat yang diusulkan untuk menjadi pengawas narkotika di AS ditolak oleh senat mereka, karena yang bersangkutan adalah perokok berat. 7. The Passive Smoker Perokok dapat diibaratkan sebagai sumber penukar penyakit atau vektor penyakit. Sungguh pun benar bahwa akibat merokok terhadap kesehatan itu pada dasarnya dipikul oleh perokoknya sendiri, akan tetapi mereka yang bukan perokok dan berada di sekitarnya dalam suatu ruangan (kantor, ruang rapat, bioskop atau rumah makan) secara tidak sadar dipaksa menjadi perokok pasif (the passive smoker). The passive smoker ini tanpa disadarinya dilanda konsentrasi asap yang merugikan, terutama karena mengandung kadar karbonminoksida yang melebih tingkat aman bagi kesehatan. Udara yang dicemari asap rokok itu, dapat pula menimbulkan kumatnya asma dan gejala alergi lainnya. Di samping itu dapat membahayakan fungsi jantung orang yang menderita penyakit jantung koroner, juga bisa menimbulkan stres baginya dan mengurangi konsentrasi. Sangat merugikan bagi yang bukan perokok, dia dipaksa menghirup asap rokok yang dinikmati orang lain karena kadar nikotin yang cukup membahayakan. Beberapa penelitian membuktikan, anak-anak yang orangtuanya merokok lebih mudah menderita penyakit pernafasan dari pada anak-anak yang orangtuanya tidak merokok. Dalam menyambut `Hari Dunia Bebas Tembakau' ini, mari kita memahami dan memaknai maksud dari slogan yang dibuat Yayasan Kanker Indonesia yaitu: Orangtua dan guru dapat memberi teladan dalam hal tidak merokok; Merokok faktor penyebab utama kanker paru-paru; Olahragawan tidak merokok Anda sendiri; Masa depan bangsa lebih jaya kalau generasi muda tidak merokok; Kita ributkan polusi udara, bagaimana polusi dalam tubuh Anda. *Tetangga saya di Indo ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Has someone you know been affected by illness or disease? Network for Good is THE place to support health awareness efforts! http://us.click.yahoo.com/OCfFmA/UOnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/