Ulil dapat wahyu? Yang dapat wahyu kan cuma Nabi. Selain itu paling dapat ilham. Memang Ulil dan kawan2 pendukungnya rada "nyeleneh"...:)
Beruntunglah orang yang rajin membaca Al Qur'an dan Hadits, mereka tidak akan termakan oleh retorika semu... --- mohdsyissamsul <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > orang kayak ulil nggak perlu ditanggapin apa yang > disampaikannya. > tapi yang menjadi masalah nanti kalo pendengar dan > pembacanya malah > terpengaruh khususnya bagi kalangan awam yang kurang > memiliki basic > islam, mereka akan menerima dengan mudahnya karena > kelihatan seperti > masuk akal. > > --- In ppiindia@yahoogroups.com, "Ari Condro" > <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Judulnya rada provok yak ... :)) > > Tapi dibaca aja dech bagian bagian selanjutnya. > > > > salam, > > Ari Condro > > > > > > ----- Original Message ----- > > From: "assyaukanie" <[EMAIL PROTECTED]> > > > > Ulil lagi dapat wahyu. Ide-ide brilian terus > muncul dari kepalanya. > > Sebagai seorang sahabat, saya cuma bisa > mengamininya. Qad ja'al haq > > wa zahaqal bathil...... > > > > Luthfi > > ------- > > > > Mengapa Kita Perlu Meniru Barat? > > Oleh Ulil Abshar-Abdalla > > Kolom | 31/05/2005 > > > > Solusi yang harus ditempuh oleh umat Islam sudah > dicontohkan oleh > > Jepang, yaitu meniru Barat, menerapkan > rasionalisasi atas > kehidupan, > > dan memodernisir teknik; agama sebaiknya > ditempatkan > > dalam "sanctuary" yang namanya ruang privat. Bahwa > Barat harus > ditiru > > secara kritis itu sudah merupakan kebenaran dalam > dirinya > (truisme). > > Jepang pun meniru Barat dengan kritis pula. > > > > Tantangan umat Islam sekarang ini persis seperti > yang dihadapi > Jepang > > pada abad 18 dulu. Ketika itu, intelektual Jepang > dihadapkan pada > > pilihan yang sulit: apakah menerima dan meniru > Barat atau tetap > > berpegang pada warisan Tokugawa yang menutup diri > total dari > pengaruh > > asing. Hashim Saleh pernah menulis mengenai hal > ini di harian Al > > Hayat. Jepang menempuh jalur "nekad" yang ternyata > benar: tirulah > > Barat. Sebagian besar intelektual Muslim selama > peralihan abad 20 > > mengusulkan opsi serupa, "tirulah Barat, karena di > sana terdapat > hal- > > hal yang menjadi rahasia kemajuan umat manusia." > Kalau kita > > baca "Arabic Thought in Liberal Age" karya Albert > Hourani, akan > > tampak bahwa semangat rasionalisme dan keinginan > meniru Barat > begitu > > menonjol dalam kesadaran intelektual Islam pada > abad 19 dan awal > abad > > 20. > > > > Arusnya kemudian berbalik pada tahun 70-an, > terutama dimulai dari > > Timur Tengah, yaitu ketika terjadi pengalaman > pahit "Perang Tujuh > > Hari" (dikenal sebagai "an nakbah") di tahun 1967 > di mana negara- > > negara Arab kalah perang terhadap Israel. > Rezim-rezim otoriter di > > Timteng yang kebanyakan mendukung opsi "tirulah > Barat" gagal > memenuhi > > harapan publik, sehingga datanglah kaum Ikhwan > dengan jargon besar > > yang menipu, "Al Islam huwal badil". Semboyan > Ikhwan itu memupus > > warisan penting yang ditinggalkan oleh orang-orang > semacam Rifa'ah > > Tahtawi, yaitu warisan rasionalisme. Dengan > semboyan itu, > dikesankan > > seolah-olah Islam adalah sistem alternatif yang > sama sekali > bertolak > > belakang dengan Barat yang --menurut mereka-- > "dekaden" secara > moral. > > Islam, dengan demikian, ditampilkan sebagai agama > yang memusuhi > hasil- > > hasil penting dari rasionalisme Barat, seperti > sistem demokrasi. > > Mengusulkan Islam sebagai "al badil" adalah > kekalahan kedua setelah > > kekalahan bangsa Arab terhadap Israel. > > > > Memang problem besar yang dihadapi oleh bangsa > Arab adalah warisan > > institusi negara di sana yang begitu raksasa. > Kekuatan-kekuatan > > alternatif dalam masyarakat sulit berkembang, > seluruh potensi ke > arah > > pembangkangan diberangus. Hasilnya: negara yang > begitu kuat, tetapi > > sekaligus tak terkontrol. Korban dari "negara > kontrol" ini bukan > saja > > kaum oposisi sekuler, tetapi lebih-lebih adalah > kaum oposisi Islam. > > Inilah pengalaman pahit yang dialami oleh kaum > Islamis di Mesir, Al > > Jazair, Siria, Irak, dan lebih parah lagi Saudi > Arabia. Paradoks di > > dunia Arab adalah bahwa keinginan untuk meniru > Barat dan > rasionalisme > > justru diselenggarakan melalui "negara kontrol" > yang represif. > Sudah > > bisa diduga jika hasil dari semua ini adalah > kekecewan besar > > masyarakat Arab. Kekecewaan itu makin dalam ketika > bangsa Arab > > melihat kenyataan lain, yaitu berdirinya negara > Israel. Masalahnya > > menjadi lebih parah lagi karena berdirinya negara > Isreal itu tejadi > > karena sokongan negeri-negeri Barat terutama AS. > Ujung dari semua > ini > > sudah bisa diduga: menolak Barat berikut > rasionalisme yang > terkandung > > di dalamnya. Manakala Barat ditolak, sudah tentu > alternatif harus > > diajukan. Ditemukanlah "lampu Aladin" baru, yaitu > Islam. > > > > Perkembangan di Arab itu juga mengimbas ke > kawasan-kawasan lain. > > Jargon "Islam adalah solusi" juga kemudian ditiru > di mana-mana. > Lalu > > muncullah ilusi bahwa Islam akan dapat menjadi > sistem alternatif > yang > > bisa menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi > oleh umat Islam. > > Yang patut disayangkan adalah bahwa kata "Islam" > dalam jargon itu > > dimengerti sebagai suatu sistem tertutup yang > seolah-olah khas > > pemberian Tuhan, sudah lengkap dalam dirinya, > sudah siap pakai, > pasti > > sesuai untuk segala zaman dan tempat. Islam juga > dimengerti dalam > > tafsiran yang justru berlawanan dengan kehendak > zaman itu sendiri, > > bahkan terkesan anti-rasionalisme dan > intelektualisme. Saya dapat > > mengatakan dari sejak mula, proyek "Islam adalah > solusi" > kemungkinan > > besar akan menemui kegagalan pula. > > > > Solusi yang harus ditempuh oleh umat Islam sudah > dicontohkan oleh > > Jepang, yaitu meniru Barat, menerapkan > rasionalisasi atas > kehidupan, > > dan memodernisir teknik; agama sebaiknya > ditempatkan > > dalam "sanctuary" yang namanya ruang privat. Bahwa > Barat harus > ditiru > > secara kritis itu sudah merupakan kebenaran dalam > dirinya > (truisme). > > Jepang pun meniru Barat dengan kritis pula. Apa > yang === message truncated === Bacalah artikel tentang Islam di: http://www.nizami.org __________________________________________________ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Dying to be thin? Anorexia. Narrated by Julianne Moore . http://us.click.yahoo.com/FLQ_sC/gsnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/