Duh..saya sungguh menangis, teringat cerita seorang saudara saya di Nurul Fikri-Depok yang berkisah bahwa tetangganya tanpa mau mengganggu orang lain telah "nekat" membawa / memanggul mayat isterinya untuk dimakamkan di kampungnya sekitar Solo hanya dengan mengendarai motor..karena keterbatasan biaya untuk ambulan.
Duh ..saya juga lagi berkabung, gak tahulah dari mana memulai lagi. Tadi pagi saya dengar di radio masalah PLN (hanya salah satu contoh)...yang mau menaikkan TDl, terus terlintas..apakah PLN atau BUMn pada umumnya harus untung banyak? GImana kalau banyak BUMN yang tidak perform di"down grade" aja dari PT menjadi PErum atau kalau perlu Perjan...biar direksi nya juga ikut prihatin, bukan foya-foya seperti sekarang, sementara rakyat...menrintih menjerit. Salam prihatin, Eddy Satriya Email: [EMAIL PROTECTED] Website: www.geocities.com/satriyaeddy ; Blog: eddysatriya.blogspot.com , spaces.msn.com/members/kritikaku -----Original Message----- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of A Nizami Sent: Tuesday, June 07, 2005 3:31 PM To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com; ppiindia@yahoogroups.com; lisi; sabili; yisc_al-azhar Subject: [LISI] Akibat Privatisasi: Pemulung Bawa Mayat Anaknya Sedih juga melihat sebagian rakyat kita yang miskin mati karena busung lapar atau karena tidak mendapat layanan kesehatan seperti cerita di bawah ini. Menurut saya, ini tak lebih karena sistem ekonomi yang memanjakan kelompok konglomerat dan Multi Nasional Company, terutama untuk sektor publik dan pertambangan. Akibatnya, keuntungan perusahaan dari eksploitasi kekayaan alam kita yang seharusnya masuk ke kas negara untuk memakmurkan rakyat, jatuh ke segelintir konglomerat dan pengusaha asing. Sebagai contoh, blok minyak Cepu yang dikabarkan punya cadangan migas senilai 2 milyar barrel atau sekitar Rp 1000 trilyun, diserahkan ke perusahaan asing. Lebih dari 60 trilyun rupiah diberikan setiap tahun ke kapitalis lewat bunga SBI/Obligasi negara serta para spekulan valas untuk "menstabilkan" nilai rupiah karena sistem "floating rate". Pelayanan kesehatan atau usaha mensejahterakan rakyat? Urutan ke berapa ya? PEMULUNG NAIK KRL BAWA MAYAT ANAK DIAMANKAN POLISI - TEBET - Seorang pemulung panik karena tidak punya uang sewa ambulans untuk mengubur jenazah anak perempuannya yang meninggal karena muntaber. Ia nekat membopong mayat balitanya untuk dimakamkan di Bogor dengan menumpang KRL di Stasiun Tebet Jakarta Selatan, pemulung itu diamankan ke kantor polisi, Minggu siang. Kisah mengharukan ini menimpa Supriono,38, bapak dua anak. Putri bungsunya yang meninggal dunia pada Minggu pagi (5/6) bernama Nur Khoirun Nisa, berusia 3 tahun 2bulan. Melihat anak kesayangannya meninggal, pria yang biasa mencari barang bekas di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, menjadi sedih. Supriono pun nekat membawa jenazah putrinya untuk dimakamkan didekat rumah temannya di Bogor, tetapi menyewa ambulans atau mobil untuk membawa mereka ke Bogor, juga butuh biaya yang tidak sedikit. Bersama Nurizki Saleh,6, anak pertamanya, ia memutuskan pergi ke stasiun KA Tebet dengan tujuan Bogor. Tubuh kaku Nur Khoirun Nisa yang memakai kaos bergambar Dora diselimuti lalu digendong pakai kain. Di Stasiun Tebet, calon penumpang yang saat itu sedang menunggu kedatangan kereta api tidak menaruh rasa curiga terhadap Supriono. Heboh pun muncul saat seorang pedagang teh botol yang hendak naik kereta api secara tak sengaja melihat wajah Nur Khoirin Nisa dibalik gendongan kain. Anak bapak sakit kok ditutupin pakai kain, kata penjual teh botol. Dengan polosnya, Supriono mengaku kalau anaknya sudah meninggal. Mendengar jawaban itu, pedagang teh botol kaget dan ia langsung berteriak mayat, ada orang membawa mayat, dalam waktu singkat, puluhan calon penumpang di Stasiun KA Tebet pun geger. Seorang warga menghubungi Polsek Tebet, Supriono yang merasa dirinya tidak bersalah akhirnya dimintai keterangan di Polsek Tebet. kepada petugas, duda yang megaku mendapat penghasilan Rp.10.000 per hari dari usahanya memungut barang bekas itu berterus terang bahwa anaknya meninggal karena muntah berak. Tapi saya tidak punya uang untuk menguburnya. Jenazah anak saya mau dimakamkan di Bogor, kata Supriono. Dijumpai di RSCM, pria in menambahkan, kedua anaknya itu merupakan buah pernikahan dengan Turiyem. Karena tidak kuat hidup miskin, Turiyem mengajukan cerai. Anak-anak ikut sama Supriono. Takdir rupanya berkehendak lain, putri pertamanya meninggal akibat sakit. http://www.poskota.co.id/poskota/headline_contents.asp?id=5295&file=index Bacalah artikel tentang Islam di: http://www.nizami.org __________________________________ Discover Yahoo! Use Yahoo! to plan a weekend, have fun online and more. Check it out! http://discover.yahoo.com/ ====================================================================== Lingkar Ilmuwan Sosial Indonesia (LISI) adalah forum untuk menggagas dan mempertukarkan ide baru serta mengembangkan ilmu pengetahuan sosial. Dalam LISI, topik-topik diskusi ditinjau dan dianalisis dari beragam perspektif yang memungkinkan proses pendidikan dan pembelajaran kolektif yang mendukung kemajuan anggota dan masyarakat Indonesia umumnya. ====================================================================== 1. Untuk berhenti berlangganan, kirimkan e-mail kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 2. Untuk berlangganan, kirimkan e-mail kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 3. Untuk menghindari penyebaran virus, pengiriman attachment file tidak dimungkinkan, kecuali via moderator. 4. Bahasa Resmi dalam LISI: Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. 5. Netters LISI diminta sebisa mungkin menghindari "posting a la chating". Yahoo! Groups Links *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/