http://www.kompas.com/kompas-cetak/0506/22/daerah/1832252.htm


 
Bekerja di Tambang Timah, Ribuan Anak Putus Sekolah 




Pangkalpinang, Kompas - Ribuan anak usia sekolah memilih meninggalkan bangku 
sekolah untuk bekerja di sekitar 16.000 penambangan timah inkonvensional yang 
sedang marak di seluruh wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Dengan 
lokasi tambang sebanyak itu, maka jika setiap empat lokasi mempekerjakan satu 
anak saja, maka jumlah mereka mencapai 4.000 anak.

Menanggapi hal itu, Ketua Lembaga Adat Provinsi Bangka Belitung, Suhaimi 
Sulaiman, di Pangkal Pinang, Senin (20/6), mengatakan, fenomena tersebut bisa 
memicu penurunan kualitas sumber daya manusia generasi mendatang. Hal ini 
akibat kurang pendidikan dan terkena efek lingkungan timah yang tidak sehat.

Suhaimi mengimbau agar pemerintah dan instansi berwenang hendaknya segera 
mengantisipasi fenomena anak putus sekolah, karena mereka bekerja di 
penambangan timah inkonvensional (TI). Antisipasi dilakukan dengan meningkatkan 
kesadaran tentang pentingnya pendidikan bagi generasi muda di kalangan 
penambang timah.

"Pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, dan instansi berwenang hendaknya 
bekerja sama untuk mengontrol pelibatan anak usia sekolah di penambangan. 
Kondisi ini tidak bisa dibiarkan terus-menerus, sampai kualitas sumber daya 
generasi muda nanti benar-benar anjlok," kata Suhaimi.

Hingga kini belum ada data resmi, berapa sesungguhnya jumlah anak yang memilih 
putus sekolah, demi membantu orangtua mencari nafkah di TI. Suhaimi 
memperkirakan jumlahnya bisa mencapai ribuan anak. Perkiraan itu didasarkan 
pada kenyataan banyaknya anak usia sekolah yang bekerja di penambangan timah 
sejak pagi hingga sore hari di hampir semua lokasi penambangan.

Gubernur Bangka Belitung (Babel), A Hudarni Rani, dalam rapat koordinasi dengan 
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Pangkal Pinang pertengahan Mei 
lalu, menyebutkan, jumlah TI di wilayah Babel sekarang ini mencapai 16.000 
lokasi tambang.

Usia SMP

Pemantauan Kompas menunjukkan, beberapa lokasi penambangan timah di Kecamatan 
Koba, Kabupaten Bangka Tengah dan Kecamatan Toboali, Bangka Selatan, memang 
melibatkan pekerja anak usia sekolah. Mereka rata-rata bekerja di bagian 
pelimbangan, atau menyaring timah dalam kain dengan menyirami air. Anak-anak 
itu umumnya berusia tingkat SMP atau SMA.

"Saya senang kerja ngelimbang karena bisa dapat uang Rp 20.000 sampai Rp 50.000 
setiap hari. Lumayan untuk bantu orangtua dan jajan," kata Sigit (14), anak 
yang tinggal di Koba, Bangka Tengah.

Menurut Ridwan, Kepala Desa Guntung, Kecamatan Koba, banyak anak di desanya 
yang putus sekolah karena biaya, dari tingkat SD, SMP, sampai SMA. Sementara 
bekerja di TI menjanjikan hasil lumayan.

Satu kilogram timah rata-rata dihargai sekitar Rp 30.000, sedangkan anak yang 
ngelimbang bisa mendapat sekitar satu sampai dua kilogram timah setiap hari. 
"Masyarakat di desa-desa berpikir lebih pragmatis. Daripada repot-repot sekolah 
lebih baik ngelimbang dan dapat uang," kata Ridwan.

Menurut Bundiar, Kepala SD Negeri 24 di Desa Gunung Muda, Kecamatan Belinyu, 
Kabupaten Bangka, jumlah seluruh siswa di sekolahnya sekarang 48 orang. Ini 
merupakan sisa dari puluhan siswa lain yang telah putus sekolah. (iam)


[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Reply via email to