Saya coba nimbrung sedikit, maaf kalau komen saya nggak mutu. Dan
silahkan koreksi kalau ada kesalahan.

> bahwa Pertamina bisa menangani sendiri eksplorasi itu. Secara
> teknologi tak menjadi masalah, dana pun tak ada kesulitan. Artinya,
> ada pihak yang mau mendanai.


Kalo saya malah masih curiga walau secara teknis "mampu"
mengeksploitasi tetapi belum tentu efisien, simply karena masalah
komplikasi teknis, pengalaman, dan skala-ekonomi. Contoh masalah
teknis: bentuk reservoir kan macam2, bukan cuma seperti mangkok atau
balon bulat dibawah tanah yang kalo ditusuk pipa, dipompa trus keluar
semua sampe habis, juga porositas batuan, dll. Ada teknologi dan
keefisienan yang mesti dipertimbangkan. Bisa dieksploitasi berapa
persen? Belum ada data detil ttg hal ini.

Apalagi Cepu itu sudah dieksplorasi Pertamina selama 30 tahun tapi
tidak berhasil menemukan apa2, ketika Exxon yang melakukan TAC mereka
menemukan. Dari sini aja saya agak meragukan kompetensi Pertamina.
Mungkin kemampuan sama, tapi kemalasannya beda. :D

Kemudian, resiko dan skala ekonomi. Saya tidak tahu apakah data
cadangan 2 milyar barel seperti disebutkan Bung Nizami tsb ada
dikategori mana saja dari 3P (proved, probable, possible). Yang pernah
saya baca proved adalah 600 juta barrel, sedangkan ditambahin 2P
lainnya menjadi >1 milyar barel. Belum lagi ada yang namanya Recovery
Factor sebagai faktor pengali untuk menghitung berapa persen dari
total cadangan yang bisa diambil. Typically 20-50%. 

Juga data 300 ribu barrel perday, karena yg saya baca adalah 170 ribu
barrel perday (dari Cepu, silahkan dicek di webnya ESDM) dan dari
field lain sekitar itu juga. Well, mungkin seperti mas Bagong pernah
jelaskan bahwa faktor resiko dalam eksplorasi dan eksploitasi itu
sangat tinggi, konsekuensinya bisnis ini menuntut gain yang tinggi
pula. Kalau tidak bagaimana perusahaan itu menutup kerugian dia di
lapangan lain. Dengan skala usaha yang besar pula, suatu oil co. bisa
beroperasi efisien pada marginal costnya dan bisa mengembangkan R&D
technology-nya. Makanya kenapa Houston seakan menjadi kiblat teknologi
perminyakan diseluruh dunia, itu telah didevelop sejak lama sekali dan
tidak serta merta bisa dikejar oleh perusahaan manja, inefisien dan korup.

Sudah lama saya meninggalkan pekerjaan yang berhubungan dengan
eksplorasi dan eksploitasi migas, karena itu pengetahuan saya sudah
sangat terbatas buat komen soal ini. Cuma ada pendapat dari sisi
pandang ekonomis:

- Mestinya Pertamina juga mengajukan perhitungan lengkap biaya,
resiko, recovered oil, proyeksi penghasilan, dll... semacam business
plan yang lengkap (dg berbagai skenario) seandainya Cepu dikelola
Pertamina. Dengan demikian, Pemerintah punya pembanding yang
realistis, bukan cuma berandai2: seandainya investasi sekian, 90%
cadangan bisa diambil, kualitas cadangan bagus, maka setahun udah BEP,
untung puluhan triliun dst... Ada orang Pertamina yang memaparkan
data, proyeksi, dll? Ingat kita bicara uang dalam jumlah besar dan
resiko yang tinggi pula! Nggak cukup cuma dg semangat nasionalisme dan
janji2 dimulut saja.

- Selain Exxon dan Pertamina, bisa juga diundang kontraktor lain. Yah
semacam open bidding, sehingga kita bisa timbang cost-benefit secara
komprehensif. Ingat, bukan cuma hitungan kalkulator tukang daging
dipasar. Ini kesempatan buat kontraktor dalam negeri menunjukkan
kemampuannya juga.

- Reposisi dan ketegasan job desc. antara Pertamina dan BP Migas. Ada
teman dari kalangan perminyakan bilang: ada kemungkinan Pertamina
hanya mau gaya2an dan takut "kavling"nya diambil Pemerintah aka BP
Migas. Karena KPS bukan lagi dibawah Pertamina, dan economic-right
sekarang dipegang BP Migas. Jadi kasus ini sedikit tricky juga. Saya
juga kuatir kekuatiran temen2 soal penyakit korupsi kronis Pertamina
ini akan terulang di blok Cepu lagi.

Ya udah dulu deh... silahkan dikoreksi kalau ada yang salah, atau
ditambahkan.

salam,
fau
PS. Mestinya Pertamina diaudit besar2an biar sekalian bisa menyeret
para pemeras yang terhormat itu.
 

--- In ppiindia@yahoogroups.com, "Arif Supriyono" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Mas Bagong, saya setuju banget pendapat Anda. Satu setengah tahun lalu,
> salah seorang pejabat tinggi di Departemen Energi dan Sumber Daya
Mineral
> --bersama pimpinan Pertamina-- menjelaskan pada beberapa wartawan
(off the
> record), bahwa Pertamina bisa menangani sendiri eksplorasi itu. Secara
> teknologi tak menjadi masalah, dana pun tak ada kesulitan. Artinya, ada
> pihak yang mau mendanai.
> 
> Anehnya, justru pejabat yg lebih tinggi dari mereka itu yg nggak setuju
> dan malah memilih agar diserahkan ke asing saja. Mungkin ini yg disebut
> antek, ya?
> 
> > Secara teknis mampu bung Togi, yang nggak mampu adalah menahan niat
> > untuk korupsi atau nilep uang negara, itu masalahnya... Pertamina
> > merugi, tetapi pejabatnya nggak ada yang miskin... PLN merugi, tetapi
> > pejabatnya naik mobil mewah semua...
> > DG
> >
> > On 6/22/05, partogi samosir <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >> Indonesia sudah mampu atau belum? Sejak kapan Pertamina mampu, jika
> >> tanpa bantuan asing, baik software, hardware maupun SDM
intelektualnya
> >> (bukan SDM tukang)?!.
> >> Abad 19 yang mampu adalah pemerintah kolonial Belanda (boro2 mampu,
> >> Indonesia aja saat itu masih belum ada di dunia).
> >> Mimpi kali ye......
> >> togi
> >>
> >> A Nizami <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >> Sudah saatnya bangsa Indonesia mandiri dan mengelola
> >> minyak sendiri. Sesungguhnya, minyak sudah dikelola
> >> dari abad 19. Oleh karena itu, jika di abad 21 bangsa
> >> Indonesia belum bisa mengelola minyak sendiri:
> >> kebangetan.
> >> Oleh karena itu, blok minyak Cepu sebaiknya diserahkan
> >> ke Pertamina
> >>






***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke