From: OK Taufik <[EMAIL PROTECTED]> 
Date: Tue Jun 21, 2005  11:14 pm 
Subject: Re: [ekonomi-nasional] Diskusi "Pro Exxon" di
Metro TV  

Bapak, kemarin kita melakukan seminar ini adalah
hasilnya,

Menurut saya, kontrak ini memamng salah kaprah dengan
prosedur
hukumnya dan salah kaprah dengan asumsi-asumsi yg
dibawakan oleh
Kartubu dan Rizal M (yg kelihatan pro EMI).
Hukum Indonesia diperkosa oleh EMI, bagaimana bisa
lapangan pertamina
TAC bisa diambil alih oleh EMI dan melakukan kegiatan
explorasi
seenaknya tanpa ada persetujuan pemerinta? apalagi
biaya explorasi itu
sendiri akan di bebankan kepada bagi hasil produksi,
dengan manipulasi
biaya proyek dan pembengkakan nilai proyek.

Asumsi-asumsi Kartubi juga tak berlogika, betul

kita emang butuh minyak secepatnya,

kita juga butuh duit secepatnya dan
sebanyak-banyaknya,

kita juga butuh menanggulangi busung lapar,

kita juga butuh naggulangi polio,

kita juga butuh senjata,

kita butuh perbaikan sekolah banyak,

kita butuh infrastruktur banyak,

kita butuh ini, butuh itu, dan seterusnya...

apakah itu semua jawabannya adalah extention contract
Cepu?


Pemerintah benar-benar mempermalukan dirinya sendiri
dengan melanggar
kesepakatan lapangan TAC dan extension contract ke EMI
menjadi
PSC..kapan berubahnya?? dan kapan lapangan itu
dikembalikan ke
pertamina?? dan kemudian ke migas??, menurut saya
Pertamina harus
ngotot untuk meminta kembali lapangan tersebut. kalau
perlu PTUN kan
saja pemerintah sekarang. RM dan Kartubi , banar-banar
oknum yg tak
berkelas



IAGI – HAGI half day seminar

CEPU GIANT OIL FIELD : REVEALING THE MISTERY

(geological, technical, business, political)

Jakarta, 15 June 2005 – Le Meridien


 

Panelists :

R.P Koesoemadinata

Rovicky Dwi Putrohari

Kurtubi

Kwik Kian Gie (absent)

Rizal Malarangeng (absent)

 

 

Moderator :

Andang Bachtiar

 

Notes/Quotes :

Martiono Hadianto

 

Participants : + 200

Media : + 15


 

Kontrak sumberdaya alam (migas) Indonesia di daerah
Cepu dan
Bojonegoro yang dikenal sebagai blok Cepu, melalui
seminar setengah
hari yang dilakukan  oleh IAGI-HAGI adalah ingin
menguak berbagai
perspektif, mulai besarnya cadangan minyak dan gas
bumi sebagai entry
poin dari semua permasalahan ini, aspek teknologi dan
kemampuan
penguasaannya, sisi bisnis dengan berbagai term yang
memiliki
kekhususan sangat special hingga pada gambaran tentang
faktor politis
yang mempengaruhi pada masalah bisnis minyak di blok
Cepu.

 

Ketidakhadiran dua orang panelis, Kwik Kian Gie yang
sedianya
diharapkan dapat memberikan perspektif politik dan
kebangsaan pada
permasalahan Cepu akhirnya tidak dapat hadir, walau
telah diusahakan
oleh panitia hingga 15 menit jelang acara dimulai.
Sementara Rizal
Malarangeng yang pada kontak pertama memberikan sinyal
akan hadir
dalam seminar ini, akhirnya beberapa hari jelang
gelaran seminar ini,
"beliau memiliki kesibukan lain". Namun demikian kami
merasa tak
mengurangi bobot acara yang dihadiri banyak kaum
kebumian migas
Indonesia, dari berbagai kalangan, tua mau pun muda,
dari pemerhati
amatir hingga para pelaku sejarah Blok Cepu.

 

Konfirmasi ketidak hadiran Rizal Malarangeng sebagai
juru bicara tim
negosiasi yang kontroversial ini mengantarkan panitia
untuk menemui
Ketua Tim Negosiasi Cepu, Martiono Hadianto. Senin
sore kami diterima
dan berdiskusi panjang lebar, hasilnya adalah "quotes"
seperti yang
kami sajikan dalam layar dalam ruang seminar (*.

 

Seminar setengah hari ini dibuka oleh ketua IAGI yang
mengantarkan
dalam bilingual dengan sebuah pertanyaan apakah benar
yang disampaikan
berbagai pihak bahwa cepu mengandung milyaran barel
minyak, benarkah
cepu giant field, atau bukan puluhan atau ratusan juta
barel minyak
yang berkelas big field, ataukah little giant, ataukah
small ataukah
hoax saja. Karena besaran cadangan adalah entry utama
menuju pada
perhitungan-perhitungan lanjut, maka IAGI-HAGI sebagai
wadah para
geoscientist (termasuk geoscientists migas) Indonesia
mencoba untuk
bersama-sama menguak misteri apa yang ada di kawasan
hutan jati, Cepu.
Menyingkap tabir yang selama ini banyak bersliweran di
berbagai arena
(media, perkumpulan, rumors, dll). Selain perspektif
teknis dari
berbagai unsur kebumian, seminar ini juga menghadirkan
sisi pandang
ekonomi makro (energi) yang menjadi basis tingginya
nilai bisnis Cepu.
Akhirnya, harapan memperoleh pandangan sisi politis
dari "ramainya
cepu" tak dapat kita peroleh dari  panelis  yang
sedianya kami
hadirkan, namun floor lah yang menjawab ini semua.

 



Panelis 1.

Koesoemadinata, R.P

(retired professor Geology ITB, ex. Humpuss
Patragas/HPG advisor)

 

Memberikan gambaran tentang sejarah take over block
dari Pertamina ke
HPG, dilanjutkan dengan sejarah eksplorasi. Ratusan
juta barel minyak
telah diproduksikan dari lapangan-lapangan cepu hingga
1920, Kawengan
adalah temuan 1927 dan telah diproduksikan hingga 120
juta barel
minyak.

 

Eksplorasi Belanda 1887  yang hampir saja menemukan
lapangan raksasa
Banyu Urip. Sayangnya pemboran-pemboran sumur dangkal
di lapangan Tobo
yang berdekatan dengan struktur Banyuurip, masih dalam
teknologi dan
konsep geologi yang ada kala itu belum mampu
memecahkan misteri ini.
Eksplorasi umumnya adalah geologi permukaan, bor
dangkal hingga
pemboran eksplorasi dalam, kalau pun logging juga
masih sangat
primitive, namun Biostratigraphy/ micro-paleontology
telah extensive
digunakan. Salah satu sumurnya Tobo-XXXV mencapai
kedalaman 2000 meter
yang menemukan gas diatas BU.

 

1950-1960, sejarah BPM. dst

1965-1980, Lemigas, dst.

 

1987, Pertamina aktif berkegiatan eksplorasi dengan
seismic 2 D dan
ditemukan beberapa prospek migas. Tahun 1990 HPG
mengambil alih dengan
survey seismic 2D hingga dapat diidentifikasi 29
prospek migas,
teridentifikasi 2 jenis prospek untuk yang dangkal dan
dalam. Prospek
dangkal ditangani sendiri oleh HPG, sementara prospek
target dalam
(Kujung Reefs) akan dikerjasamakan.

 

Dsb dsb (gak sempet ngikuti , banyak mondar mandir…)

 

Konklusinya :

•         Struktur Banyuuripmemiliki potential 235
MMBO dan belasan TCF

•         The exploration history of the Cepu fields
extends over more
than a century

•         It is a story of geologic ideas, exploration
concepts &
plays,  exploration technology, near hits & misses,
circumstances &
luck, business& politics, and intrigues

 

Final remarks nya adalah : OIL IS FOUND IN NEW AREAS
USING OLD IDEAS

BUT OIL IS ALSO FOUND OLD AREAS USING NEW IDEAS" 

and new exploration technology!

That is the exploration history of the Cepu oil fields

 

 

Panelis 2

Rovicky Dwi Putrohari

 

Memberikan ilustrasi dari perbandingan sisi PSC Term
di Indonesia dan
Negara tetangga, profil produksi serta kaitannya
dengan sumberdaya
manusia kebumian dari kedua Negara bersebelahan ini
dengan judul
presentasi yang cukup mengagetkan : ARE YOU READY?

 

Dimulai dengan gambaran bahwa PSC term Indonesia yang
tidak pada sisi
"keberpihakan dilakukannya kegiatan eksplorasi suatu
daerah", dalam
arti efektivitas suatu ruang/area memiliki frekuensi
untuk dieksplor
relative sedikit, karena sistem carved out yang
berbasis persentase
terhadap waktu mengakibatkan area menjadi "kurang
produktif", karena
ruang eksplorasi tertahan oleh term yang berbasis
administratif.
Berbeda dengan di Negara tetangga yang dalam fase
post-exploration
hanya dapat melakukan kegiatan fokus pada area
produktif saja,
sehingga ruang carved out-nya lebih sering untuk dapat
dilakukan
eksplorasi. Siklus eksplorasinya menjadi lebih cepat.

 

Akibat dari hal tersebut adalah reserve dan production
profile Negara
sebelah relatif mengikuti kurva naik terus. Berbeda
dengan Indonesia
dimana sejak era 80an hingga akhir 2000 produksinya
menjadi plateau
dan setelah itu menurun. Hal ini adalah korelasi
dengan aktivitas
eksplorasi suatu area yang tentunya banyak "tertahan"
oleh term
relinquishment area, sehingga kurang dapat
dikembangkan dalam
siklus-siklus eksplorasinya. Cepu sebenarnya adalah
hasil dari akibat
2nd cycle yang dilakukan, nah… berapa banyak area-area
tertahan di
Indonesia yang tak sempat dilakukan eksplorasi lanjut
seperti ini?
Negeri ini kurang mendayagunakan lahan sumberdaya
alamnya.

 

Kebutuhan atas sdm untuk pengelolaan terhadap 1000an
barel oil per
hari menjadi ilustrasi berikut yang disajikan RDP,
banyaknya
pengalaman dan keahlian rekan-rekan yang tersebar di
berbagai
perusahaan baik dalam  negeri mau pun overseas
menunjukkan gambaran
kesiapan tenaga/sumberdaya manusia Indonesia dalam
melakukan
pengelolaan lapangan-lapangan migas, baik besar mau
pun kecil.
Perusahaan seperti Kondur, Ekspan adalah contoh-contoh
sukses dari
pengelolaan ini oleh bangsa sendiri, walau semuanya
membutuhkan masa
pembelajaran, yang diiukuti dengan penurunan produksi,
namun setelah
itu akan diikuti dengan fase kenaikan produksi (The
learning period,
The production decline, The production increase,
Maintain production).

 

Konklusi yang disampaikan oleh Rovicky adalah :

   Indonesian Professionals are capable to handle
giant oil field.
   Production Sharing Contract is not about split but
also term and 
schedule
   Don't missed current oportunities for learning and
high oil prices

 

Panelis-3

Kurtubi

 

Identifikasi atas permasalahan Cepu, dikelompokkan
oleh Kurtubi
menjadi 2 opsi, yakni (sebut saja) opsi nasionalis :
Kontrak dengan
ExxonMobil Tidak Diperpanjang, dengan Blok Cepu
dikembalikan ke
Pertamina tahun 2010, sehingga :

       -  Pendapatan negara (Pertamina, Pemerintah)
menjadi maksimal ? 

       -  Pertamina harus mencari patner baru (CNOOC
?, atau
ExxonMobil lagi ?).

       -  Baru bisa berproduksi sekitar 2013. 

 

Dampak yang mungkin terjadi adalah tertundanya
berbagai peluang: 

1.  kesempatan negara memperoleh tambahan pendapatan
secara
significant, padahal tahun ini saja subsidi BBM akan
bisa mencapai
sekitar Rp90 trilyun sementara puluhan ribu gedung
sekolah tidak mampu
direhab/dibangun, infrastruktur kesehatan/sosial yang
minim, jutaan
rakyat terancam kelaparan/busung lapar.

 

2.  Multiplier effect dari SDA ini menjadi hilang,
seperti: penciptaan
lapangan kerja. Padahal tingkat pengangguran masih
sangat tinggi

      

Apakah hal ini akan berdampak  pada realisasi
investasi migas di 
Indonesia ?

 

Opsi kedua adalah : Opsi "Pragmatis": Kontrak
ExxonMobil Diperpanjang.

dengan kontrak diperpanjang hingga 2030 dalam pola
KKS, beberapa
akibat yang mungkin adalah terjadinya :

         -  Pendapatan negara tidak maksimal karena
harus berbagi 
dengan EM ?

         -  Pertamina tidak perlu mencari patner baru

         -  Bisa diproduksikan lebih awal. Berdampak:

 

1.  Negara memperoleh tambahan pendapatan lebih cepat
guna membiayai
program2 yang sagat dibutuhkan rakyat segera. APBN
akan sangat
terbantu

 

2. Multiflier effect yang segera bisa dinikmati:
peluang untuk
menciptakan lapangan kerja  baru

 

         -   Hubungan yang akan menjadi lebih baik
dengan AS

         -   Ada kesempatan bagi Pertamina untuk
melakukan aliansi 
strategis 

             dengan ExxonMobil di manca negara dan
sektor hilir di 
dalam negeri.

         -   Akan berdampak posistif terhadap
investasi migas di 
Indonesia.

 

Menjadi alternative sebagai usulan penyelesaian adalah
opsi ketiga
yang ditawarkan oleh DR. Kurtubi yakni : Nasional yang
pragmatis

 

Kontrak Diperpanjang namun negara bisa memperoleh
bagian yang optimal
sehingga diperoleh :

 

•         Mencari penyelesaian yang win-win solution

•         Dalam batas2 perhitungan ekonomi yang wajar:
mengusahakan
semaksimal mungkin bagian untuk negara dengan
memperhatikan
kepentingan bisnis EM yang sudah secara historis sudah
berada di
Indonesia sejak tahun 1920 an.

•         Ingat: masih banyak rakyat yang miskin:

                     - lapar

                     - menganggur

                     - sakit

 

Dimana ini semua membutuhkan uang hari ini juga ! dan
lebih dari itu
adalah membawa kita menjadi bangsa yang lebih
terhormat !

 

Floor :

 

1. R.O Hutapea (Mantan Staf Ahli Menteri/Advisor
Partai Demokrat): 

- Pertamina tak boleh pegang uang sejak 78

- Pertamina Tak boleh investasi untuk high risk

 2. Sodik :

- ? fotokopi, material ?

- Pragmatis nasionalis

 3. Brahmantyo :

- Berapa sebenarnya besar cadangan

 4. Abdul Mutholib :

- JOB kan saja Cepu itu

 

5. Amir Balfas :

- be pragmatic

- sejarah perlu diluruskan, terutama penemuan.

- contoh kontrak di Malaysia adalah sangat baik

 

6. Zuhdi Pane

7. Agus Supriyadi :

8. Johny (BP Migas)

9. Hestu Bagyo : -

10. Faisal Yusra (Pertamina )

- Keseimbangan Hulu & Hilir

- Perlu langkah2...

11. Iband (Mantan Mobil Oil)

12. Yoyo Prabowo  (BP Migas)

13. Oki Trimusakti (SANTOS)

14. Yanto Sumantri (Mantan Ketua IAGI)

15. Djoko Batik (Medco) : perhatikan split

16. Kunto Wibisono (Pertamina) : 

17. M. Irfani (JOB Pertamina-Petrochina)

 

(maaf gak tercatat dengan baik, rekaman masih di
bogor...

 

 

BEBERAPA POINT PENTING DARI PEMIKIRAN KWIK KIAN GIE

UNTUK PENGELOLAAN MIGAS BLOK CEPU

 

   Memiliki Cadangan Migas besar dan letaknya
strategis
   Tempat pembelajaran bagi Pertamina untuk melakukan
eksploitasi
migas secara penuh
   Hingga kini (setelah 60 thn merdeka) kegiatan
eksploitasi migas 92
% dikuasai Asing
   Dari hasil pembelajaran, Pertamina diharapkan
menjadi perusahaan
Multinasional
   Dapat melakukan kegiatan EP dimana saja, makanya
diputuskan untuk
mulai go to overseas.
   Mengacu pada sikap Bung Karno untuk membatasi
eksploitasi sumber
daya alam oleh pihak asing, sampai menunggu
putra-putri Indonesia
mampu
   Mengacu sikap Bung Hatta saat membacakan
pleidooinya di pengadilan
Den Haag pada 1932: Saya lebuh suka seluruh kepulauan
Nusantara lenyap
tenggelam di bawah laut dari pada dijajah oleh
tuan-tuan sekalian

 

 

(* MARTIONO HADIANTO  QUOTES ON CEPU BLOCK

(in a meeting w/IAGI-HAGI 13 June 2005)

 

   The nego team acknowledges that Pertamina
professionals might
already have the technical capability to run Cepu
Giant Oil Field on
their own, but...
   As long as Pertamina management SYSTEM and POLITICS
remain
unchanged, the Pertamina professionals will not be
able to implement
their capability, and hence operation of Cepu by
Pertamina is
considered unrealistic
   What is meant by SYSTEM is: the PSO (Public Service
Obligation),
the bundling between upstream and downstream,  lack of
merit-system
implementation, etc
   Oil price escalation and condition of Indonesia'
production-consumption-import-subsidy dictate the
urgency of producing
the Cepu 200.000 BOPD ASAP (2008 by EMOI-PTM if PTM
agrees to JV
w/EMOI beyond 2010, instead of 2012 if operated solely
by PTM)

 

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam
protection around
http://mail.yahoo.com


On 6/22/05, A Nizami <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>  Tadi malam di Metro TV pada acara "Economic
Challenge"
>  yang dipandu oleh Desi Anwar terjadi diskusi antara
>  Rizal Mallarangeng dengan pengamat pertambangan,
>  Kurtubi tentang perpanjangan kontrak blok migas di
>  Cepu ke Exxon Mobil.
>  
>  Sayangnya peserta diskusi keduanya "seragam", yaitu
>  pro penyerahan kontrak migas Cepu ke Exxon,
sehingga
>  diskusi jadi "hambar." Diskusi jadi monoton dan
tidak
>  seimbang.
>  
>  Seharusnya, sebagai media berita MetroTV harus
>  memperhatikan keseimbangan berita/diskusi. Cover
both
>  sides of the story. Pihak yang kontra pada
>  perpanjangan seharusnya juga diundang, sehingga
>  terjadi adu argumentasi yang mantap. Pemirsa
tinggal
>  memilih, mana argumen yang paling masuk akal. Bukan
>  digiring ke satu opini...:)
>  
>  Dari satu berita, Rizal menyebut Indonesia akan
dapat
>  Rp 15-20 trilyun per tahun dari Exxon:
>  
>  ==
>  Rizal said that the state would at least acquire
>  revenues of around Rp15-20 trillion per year from
the
>  renewal, depending on world crude oil prices. 
>  http://www.tempo.co.id/majalah/free/eco-1.html
>  ==
>  
>  Padahal dari berita di Sinar Harapan, dengan
kapasitas
>  300 ribu barel per hari (dan perkiraan cadangan 2
>  milyar barrel), pada harga US$ 50 per barrel
>  pemerintah bisa mendapat Rp 54 trilyun per tahun.
>  Artinya, Indonesia harus menyerahkan sekitar Rp 39
>  trilyun per tahun ke Exxon Mobil. Padahal biaya
>  investasi pendirian pengeboran minyak hanya sekitar
Rp
>  17 trilyun. Dalam setahun sudah bisa kembali (break
>  event)!
>  
>  ==
>  Lapangan minyak Cepu ini memiliki kapasitas
produksi
>  sebesar 300 ribu barel per hari. 
>
http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/Keuangan/2004/0531/keu1.html
>  ==
>  
>  Direktur Pertamina, Widya Purnama, berkeras
mengelola
>  sendiri blok minyak Cepu. Seharusnya pemerintah mau
>  pun intelektual yang jujur mau mendukungnya.
>  


Bacalah artikel tentang Islam di:
http://www.nizami.org


                
__________________________________ 
Yahoo! Mail Mobile 
Take Yahoo! Mail with you! Check email on your mobile phone. 
http://mobile.yahoo.com/learn/mail 


***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke