Di Israel dan Polandia mengikuti ibu, apabila tidak ada kehendak lain untuk 
dirubah. Perubahan harus dilakukan  paling lama dalam waktu 3 bulan setelah 
anak lahir. Bila tidak ada perubahan yang dikehendaki, automatis anak itu 
ikut kewarganegaraan ibu.


----- Original Message ----- 
From: "Danardono HADINOTO" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <ppiindia@yahoogroups.com>
Sent: Friday, June 24, 2005 10:36 AM
Subject: Ant: Re: [ppiindia] Derita Perempuan Bersuami Bule - Tahu Begini, 
Mending Tak Menikah


>
>
> Carla Annamarie <[EMAIL PROTECTED]> schrieb:
> .....beda dengan yang ada di US, klo anak yang lahir di US
> otomatis menjadi warga neg US, even orang tuanya bukan WN US. klo di Indo 
> setiap anak yang lahir di indo otomatis mengikuti kewarganegaraan 
> Bapaknya.
> (klo hal ini saya setuju dengan pak Togi ada ketidakadilan bagi kaum
> perempuan)...
>
>
>
> DH: betul. US dan negara negara ASxlo Saxon mengikuti faham "Ius Soli" 
> atau "Hukum Bumi", jadi siapa yang lahir dibumi itui (atau kapal dan 
> pesawat berbendera mereka), automatis berhak mendapatrkan ke WN mereka.
>
> Indonsia mengikuti hukum Belanda, yang menganut faham "Ius Sanguinis" atau 
> Hukum Darah. Disini yang dimaksud adalah darah Bapak, sebagai kepala RT. 
> Jadi siapa yang menjadi anak si Bapak, maka mengikuti ke WN bapak.
>
> Di Uni Eropa kini dikembangngkan azas campuran, jadi pada dasarnya, 
> seperti lazim di Eropa kontinental, berlaku Ius Sanguinis, namun dengan 
> jangka tertentu diberlakukan Ius Soli (tidak demikian menginjak bumi, 
> seperti di US).
>
> Salam
>
> Danardono
>
>
>
>
>
>
>
> Pak Togi, UU perkawinan no 1 th 1974 tidak ada pemihakan dalam pembagian
> hak waris menggunakan hukum waris barat, beda dengan pembagian hak waris
> dalam hukum waris Islam. dimana pembagian waris untuk anak khususnya anak
> laki2 lebih besar dari anak perempuan.
> dan UU kewarganegaraan, dimana apabila ada anak hasil perkawinan dari 2
> warga negara yang berbeda, dan anak tersebut bukan merupakan WNI sampai
> usia tertentu (klo gak salah akil balik) baru bisa mengganti
> kewarganegaraannya. beda dengan yang ada di US, klo anak yang lahir di US
> otomatis menjadi warga neg US, even orang tuanya bukan WN US. klo di Indo
> setiap anak yang lahir di indo otomatis mengikuti kewarganegaraan 
> Bapaknya.
> (klo hal ini saya setuju dengan pak Togi ada ketidakadilan bagi kaum
> perempuan)
>
>
>
>             partogi samosir
>             <[EMAIL PROTECTED]
>             ahoo.com>                                                  To
>             Sent by:                  ppiindia@yahoogroups.com
>             [EMAIL PROTECTED]                                          cc
>             ups.com
>                                                                   Subject
>                                       Re: [ppiindia] Derita Perempuan
>             06/24/2005 01:37          Bersuami Bule - Tahu Begini,
>             PM                        Mending Tak Menikah
>
>
>             Please respond to
>             [EMAIL PROTECTED]
>                  ups.com
>
>
>
>
>
>
> dear Mbak Ani,
> 1. Konteks diskusi kita adalah status kewarganegaraan dan hak waris. Dalam
> konteks itu, penderitaan hanya dialami oleh perempuan WNI. Pria WNI tidak
> mengalaminya, karena UU Kewarganegaraan dan UU Perkawinan kita berpihak
> pada pria.
> 2. Kasus Marcelina hanya menambah daftar kepedihan wanita Indonesia. Jika
> Mbak Ani ikut milis ini sejak bulan Mei 2005, Mbak akan baca betapa
> sedihnya jadi wanita Indonesia:. silahkan baca diskusi tentang poligami
> sebagai hak sah suami (istri harus terima lho Mbak - kalau menolak artinya
> melanggar ajaran agama), tentang peraturan berpakaian yang hanya berlaku
> bagi perempuan (pria sih bebas sesukanya), dll.
> 3. Silahkan juga baca file milis kita ini mengenai apa sikap saya terhadap
> itu semua. Nanti Mbak Ani akan memahami "satire" saya ketika saya menulis
> "kecian deh lu perempuan. Hihihihi..."
> 4. nice to know you too
> togi
>
> AniDj <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Saya lebih sedih waktu membaca  komentar bang Togi "kecian deh lu
> perempuan.Hihihihihi...." dari pada waktu membaca kepedihan seorang
> perempuan yg menderita dalam perkawinannya. Janganlah tertawa diatas
> kepedihan orang lain. Kepedihan itu milik semua orang juga milik bang 
> Togi.
>
> Salam kenal untuk bang Togi dan Marcellina
>
> AniDj
>
> partogi samosir <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> derita ini hanya berlaku bagi wanita indonesia yang menikah dengan pria 
> WNA
> (tidak hanya bule). Derita ini tidak berlaku bagi pria Indonesia yang
> menikah dengan wanita WNA.
> Enaknya jadi pria Indonesia. Kecian deh kalian perempuan2. hihihi
> togi
>
> Ambon <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>> http://www.indomedia.com/bpost/062005/22/depan/utama10.htm
>>
>> Derita Perempuan Bersuami Bule
>> Tahu Begini, Mending Tak Menikah
>>
>> MENIKAH dengan pria/wanita bule yang selama ini menjadi trend di kota
>> Metropolitan, khususunya di kalangan artis, ternyata tak seindah yang
>> dibayangkan. Banyak kendala hukum yang akan menghadang dalam perjalanan
>> berumah tangga beda negara ini.
>>
>> Sedemikian ruwetnya, seorang Marcellina Tanuhandaru (32), pelaku kawin
>> campur antar bangsa ini, akhirnya menyimpulkan lebih baik tak menikah
> dari
>> pada menikah dengan bule. "Kalau tahu ruwet begini, mending dulu tak
>> menikah," cetusnya jengkel.
>>
>> Perempuan berkulit putih kelahiran Surabaya ini ditemui saat membagikan
>> selebaran pamflet advokasi untuk perubahan RUU Kewarganegaraan di teras
>> depan ruang Rapat Paripurna Gedung DPR/MPR, kemarin (21/6).
>>
>> Rambutnya dicat kuning, pakaiannya berupa rok terusan berwarna ungu,
>> dipadu selendang warna merah menyala tampak seperti perempuan bule.
>> Marcellina berkebangsaan Indonesia menikah dengan pria warga Amerika
>> Serikat, Tom Mustric, Juni 2001 silam di Colombus, Ohia, Amerika Serikat.
>>
>> "Kita bertemu di sana saat sedang ada konferensi pendidikan. Kebetulan
>> kita sama-sama pengajar," ujar perempuan yang jadi pemilik sekaligus
>> pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM) Labora, Jakarta ini.
>>
>> Meski berbeda bangsa dan berselisih usia hampir 30 tahun, toh perkenalan
>> terus berlanjut pada jenjang pernikahan. Pasangan berbeda kewarganegaraan
>
>> ini untuk sementara waktu menetap di negeri Paman Sam. Mereka pun
>> dikaruniai dua anak, masing-masing bernama Sonya dan Julian. Marcellina
>> mengaku happy saat kedua anaknya lahir. Tak pernah sedikit pun terlintas
>> dalam benaknya bakal ada segunung permasalahan menghadangnya kelak.
>>
>> Akhirnya, prahara terjadi di rumah tangganya. Pada 29 Maret 2003, dengan
>> memboyong kedua anaknya, ia kabur meninggalkan sang suami dari rumah
>> mereka di Colombus. Pangkalnya, adanya kekerasaan rumah tangga (domestik
>> violence).
>>
>> Selama dua bulan ia berlindung di shelter perlindungan di Colombus Ohio.
>> Niatnya untuk pulang ke tanah air semakin menguat dengan memboyong kedua
>> putri tercinta. Dengan akta lahir WNA, kedua anaknya sulit untuk bisa
>> dibawa serta ke Indonesia. Terlebih ia bisa terkait tuduhan penculikan
>> anak.
>>
>> Berkat bantuan KBRI Washington, ia mendapat Surat Perjalanan Laksana
>> Paspor (SPLP) yang membawa dirinya dan dua anaknya ke tanah air. Surat
>> khusus itu bertajuk "alasan kemanusiaan yang diberikan Deplu RI melalui
>> Kedubes Indonesia di Amerika".
>>
>> Akhir Juli 2003, Marcel dan kedua anaknya tiba di tanah air. Dikira
>> permasalah kawin dengan bule berakhir. Permasalahan belum selesai,
>> rambu-rambu hukum terus menelikungi hidupnya. Sesuai UU no.62 tahun 1958
>> tentang kewarganegaraan, Sonya dan Julian, otomatis mengikuti
>> kewarganegaraan ayahnya.
>>
>> Dengan kata lain, Marcel tak bisa memberikan status WNI bagi kedua darah
>> dagingnya tersebut. Selain itu, sesuai peraturan untuk mendapatkan hak
>> mengasuh darah dagingnya di Indonesia, ia harus meminta ijin dari
> sejumlah
>> menteri terkait. Setiap tahun, ia pun harus mengurus visa tinggal untuk
>> Sonya dan Yulian.
>>
>> "Birokrasinya panjang banget Mas, selain itu mahal," ujar perempuan yang
>> kerap bicara dengan nada cepat ini.
>>
>> Birokrasi yang harus ditempuhnya adalah Marcel harus melapor ke
>> kepolisian, kelurahan, kecamatan, kabupaten, serta ke dinas kependudukan
>> propinsi. Terakhir, ia resah dengan masa depan kedua anaknya. Baik Sonya
>> maupun Yulian tak bisa menempuh pendidikan di sekolah negeri. Saat ini,
>> tuturnya, Sonya sudah masuk Play Group (Pra Taman kanak-kanak).
> "Nantinya,
>> secara tak langsung oleh dinas terkait, ia disarankan masuk sekolah
>> internasional. Itu biayanya mahal sekali Mas," keluhnya.
>>
>> Kedua anak blasteran inipun tak mempunyai hak waris tanah (properti)
> milik
>> ibunya. "Setelah lewat usia 18 tahun, kedua anak saya baru bisa memilih
>> kewarganegaraan. Tapi, apa jadinya kalau saya meninggal sebelum mereka
>> dewasa? Siapa yang akan mengurus mereka," ujarnya dengan mata
> sendu.JBP/den/bie
>
>
> __________________________________________________
> Do You Yahoo!?
> Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
> http://mail.yahoo.com
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
> ***************************************************************************
> Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia 
> yg
> Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
> ***************************************************************************
> __________________________________________________________________________
> Mohon Perhatian:
>
> 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
> 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
> 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;
> 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
> 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
> 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
>
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> ***************************************************************************
> Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia 
> yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
> ***************************************************************************
> __________________________________________________________________________
> Mohon Perhatian:
>
> 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
> 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
> 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;
> 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
> 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
> 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
>
>
>
>
> ---------------------------------
> Yahoo! Groups Links
>
>   To visit your group on the web, go to:
> http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/
>
>   To unsubscribe from this group, send an email to:
> [EMAIL PROTECTED]
>
>   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.
>
>
>
> Kita menjalani kehidupan dengan apa yang
> kita peroleh, tetapi kita menciptakan
> kehidupan dengan apa yang kita berikan.
>
> (Winston Churchill)
>
>
> ---------------------------------
> Gesendet von Yahoo! Mail - Jetzt mit 1GB kostenlosem Speicher
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
> ***************************************************************************
> Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia 
> yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
> ***************************************************************************
> __________________________________________________________________________
> Mohon Perhatian:
>
> 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
> 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
> 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;
> 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
> 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
> 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
>
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
>
> 



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke