ayem bek, nih ada kiriman dr milis tetangga, silakan berpolemik-ria :D (saya ga 
ikut²an hihihihiihih..)
 
salam,
truly
 
----------------------------------------------------------------
 
asssalamualaikum wr wb,..pren 
daftar org buron,...prenTRANSKRIP PIDATO THEO SJAFEI 


TENTANG HABIBIE, REPUBLIK AGAMA, DAN ISLAM DI BALIK KERUSUHAN 


Pengantar Redaksi 


Berikut ini adalah transkip lengkap pidato Mayjen (Pur) Theo Sjafei 
di hadapan aktivis gereja, yang kasetnya beredar luas di Kupang 
menjelang Tragedi 30 November 1998. Redaksi memperoleh kaset pidato ini dari 
seorang aktivis gereja Kupang. Redaksi sengaja menurunkan lengkap transkrip 
pidato tersebut untuk memberi gambaran utuh tentang apa saja yang telah 
disampaikan Theo Sjafei. Karena itu tidak ada editing redaksional yang cukup 
berarti dalam tulisan ini. Redasi menambahkan anak judul untuk setiap persoalan 
guna memudahkan pembaca mengikuti pidato yang cukup panjang ini. 


Tentang Penyebaran Agama Kristen di Indonesia 
Saudara-saudara yang saya kasihi dalam Kristus. Saya akan  coba 
menyampaikan peta politik Indonesia sekarang ini dan menuju ke tahun 
depan, tahun pemilu, apabila pemerintah itu siap untuk melaksanakan 
pemilu. Tetapi sebelum saya sampai pada peta politik hari ini, kita 
kembali dulu di tahun 1511. 


Tahun 1511 Portugis mendarat di Ambon. Portugis yang mendarat di 
Ambon itu mendapat dua mandat, satu mandat dari Raja di Portugis, dan satu 
mandat dari Paus di Roma. Mandat dari Raja Portugis untuk mengambil dan 
memonopoli rempah-rempah. Mandat dari Paus di Roma, untuk membawa terang ke 
bumi wilayah yang masih gelap ini. Dan dalam membawa terang itu, 
manusia-manusia yang ada di Nusantara ini, apabila tidak takluk, dia dapat 
dibunuh. Itu adalah teologia di abad ke-15 dan ke-16. 


Karena itu, ketika Portugis datang ke sini, dia lalu melihat, bahwa 
di pesisir-pesisir Nusantara sudah banyak sekali terbentuk 
kerajaan-kerajaan kecil Islam. Kristen sampai ke Indonesia secara 
fisik itu di tahun 1511, ketika Portugis datang. Kita tidak tahu, mengapa Rasul 
Tomas itu bisa berhenti sampai 14 abad lamanya. Rasul Tomas itu sudah bergerak 
sampai di India. Tetapi kemudian, kekristenan itu berhenti di sana, tidak dapat 
menembusnya. Sedangkan Islam yang baru muncul beberapa abad kemudian, 
mendahului masuk ke Nusantara melalui pedagang-pedagang dari Gujarat. Malah, 
kekristenan itu tidak datangnya dari India, tetapi malah datangnya dari Eropa, 
melalui Portugis, Inggris, dan Belanda. 


Jadi, ketika Portugis tiba di sini atau kekristenan itu tiba di 
Indonesia, mereka menemukan raja-raja kerajaan Islam, dan 
kerajaan-kerajaan Islam itu yang menguasai Nusantara, lalu terjadilah 
pertempuran-pertempuran. Perang ini oleh Portugis dianggap sebagai pertempuran 
suci, perang Suci, kecuali untuk merebut rempah-rempah, juga untuk menyebarkan 
agama Kristen. Dulu agama Kristen disebarkan dengan perang. 


Tahun 1512 Malaka ditaklukkan oleh Portugis. Ahir tahun 1590-an 
Belanda datang. Belanda yang datang adalah yang sudah Protestan. Kekuatan 
Protestan waktu itu sedang dikejar-kejar di Eropa. Karena itu mereka lari ke 
Amerika. Kekuatan Protestan itu, Jerman menjadi Protestan, Belanda menjadi 
Protestan, negara-negara Eropa bagian Utara menjadi Protestan. Ketika mereka 
bertemu dengan Katolik Portugis di sini, lalu yang Protestan itu menganggap 
Portugis yang Katolik itu adalah musuhnya, kemudian mereka bantai Portugis itu. 
15.000 orang Katolik, orang asli pribumi Katolik di Ambon, mereka habiskan 
dalam 1 malam. Jadi sebetulnya sejarah kekristenan itu juga bukan sejarah yang 
bersih dari darah. 


Amerika itu terjadi seperti sekarang ini, karena juga orang-orang 
Katolik. Kerajaan Katolik mengejar pengikut-pengikut Protestan Martin Luther 
dan Calvin. Mereka lalu lari ke Amerika. Karena itu ketika sampai di sana, 
ketika mereka mendirikan negara Amerika, ingatan orang-orang Amerika yang 
pertama, bahwa kita sampai di sini karena masalah agama. 


Karena itu negara yang kita dirikan, adalah negara yang tidak boleh 
mencampuri masalah-masalah agama. Negara yang tidak boleh mencampuri
masalah agama ini kita kenal dengan sekuler. Amerika adalah negara 
yang sekular. Dia tidak mau mencampuri masalah agama. Tapi bukan anti agama. 
Jadi ada negara yang non-sekuler, dan ada negara yang sekuler. 


Saya kembali ke Belanda yang masuk ke sini. Belanda yang masuk ke 
sini kemudian mengalahkan Portugis, dan untuk mengalahkan Portugis, ia bekerja 
sama dengan kerajaan-kerajaan kecil Islam. Lalu setelah 
Portugis bisa dia hancurkan, kemudian kerajaan-kerajaan kecil ini diadu sesama 
mereka, lalu kemudian jadilah mereka kekuatan yang menguasai seluruh Nusantara, 
karena berhasil melakukan divide et impera. 

`Tentang Islam yang Galau dan Selalu Berontak 
Ini artinya, bahwa ketika abad ke-7, Sriwijaya menguasai Nusantara 
sampai ke daerah Muangthai, maka Sriwijaya menguasai Nusantara dengan filosofi 
dasarnya itu adalah Budha. Ketika Sriwijaya turun, naik kerajaan Majapahit yang 
berpusat di Singosari Jatim. Filosofi 
dasarnya, mereka menguasai Nusantara itu, dengan filosofi Hindu. Setelah 
Majapahit turun, maka yang menggantikan kekuatan Majapahit di Nusantara, 
filosofi berikutnya itu bukan filosofi Islam, tetapi filosofi Kristen yang 
dibawa oleh kolonial Belanda. 
Jadi, kaum mayoritas Islam, atau Islam itu tidak pernah memegang 
peran sentral di Nusantara, di Indonesia ini. Tidak pernah UU diberlakukan 
menurut pikiran-pikiran Islam, tetapi menurut pikiran-pikiran Kristen. 
KUHAP yang kita punyai, KUHP yang kita punyai, dimasa lalu, itu 
landasannya adalah landasan kekristenan. HAM yang kita punya, itu 
adalah filosofi Kristen. 
Jadi yang menggantikan Budha, Hindu, itu bukan Islam tetapi Kristen. 
Dan ini membuat orang Islam galau. Mengapa kami yang bagian terbesar yang hidup 
di Nusantara ini tidak bisa mengatur Indonesia ini dengan
filosofi Islam. Kenapa Kristen yang harus menjadi. Ketika Belanda dan Jepang 
turun, maka yang mengganti kemudian di Indonesia itu bukan Islam, tetapi 
Pancasila. Sekarang ini filosofi yang kita pakai adalah filosofi Pancasila, dan 
ini menambah galaunya orang Islam. Kenapa bukan Islam yang dipakai. Ketika 
BPUPKI dibentuk oleh Jepang, ketuanya adalah RM Widijodiningrat. BPUPKI 
anggotanya 60 orang. Wakil ketuanya orang Jepang 2 orang. Di dalam 60 orang itu 
ada 5 orang Cina dan 2 keturunan Arab. Di dalamnya ada 14 atau 15 orang yang 
beragama Kristen Katolik dan Protestan. Ketua BPUPKI bersidang tanggal 29, 30, 
31 Mei dan 1 Juni 1945 ada 46 anggota yang bicara. Prof. Dr. Soepono, pembicara 
yang ke-41 mengatakan: Saudara-saudara, negara Indonesia yang akan kita bangun 
itu haruslah negara yang mengatasi semua perorangan dan semua golongan. 
Negara yang akan kita bangun ini tidak boleh berdasarkan pada 
kekuatan golongan atau pada kekuatan kita yang terbesar. Negara ini haruslah 
negara yang mengatasi semua golongan dan semua perorangan. Negara ini disebut 
negara persatuan, negara integralistik, negara kekeluargaan. Itu salah satu 
bagian pidatonya Soepomo. 
Kemudian Soepomo melanjutkan, kepada yang terhormat Saudara-saudara 
yang menginginkan negara ini dibangun di atas dasar Islam, walaupun Islam itu 
bisa mengatur sebaik-baiknya kehidupan warga negaranya, tetapi tentulah, kata 
Soepomo, mereka agama yang kecil-kecil itu tidak pernah merasakan bahwa negara 
ini adalah negaranya, karena negara ini dibuat dan didasarkan atas dasar Islam. 
Artinya itu saudara-saudara, walaupun Islam merupakan bagian yang terbesar 
daripada negara kita ini, kita tidak boleh mendirikan negara ini berdasarkan 
Islam, tetapi kita harus membuat satu negara yang mengatasi semua golongan dan 
mengatasi semua 
perorangan, negara itu adalah negara persatuan, negara integralistik, negara 
kekeluargaan. 
Ini pidato yang ke-41 Prof Dr Soepomo. Bayangkan di tahun 1945 sudah ada 
profesor doktor dalam bidang hukum. Kemudian, pidato yang ke-46 
tanggal 1 Juni adalah pidatonya Bung Karno. Karena itu, kata Bung Karno, dasar 
negara yang akan kita buat itu saya sebut Pancasila. Yang pertama, silanya 
adalah sila kebangsaan. Yang keduanya, sila mufakat. Yang ketiga, silanya 
adalah sila internasionalisme, kemanusiaan. Yang keempat silanya adalah 
keadilan sosial dan yang kelima silanya adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. 
Kebangsaan oleh Bung Karno ditempatkkan yang pertama, karena melihat
bahwa bangsa ini perlu bersatu. Kemudian dibentuklah Panitia 5, yang dipimpin 
Bung Hatta. Untuk merumuskan kembali Pancasila. Di dalamnya ada dua yang 
Kristen, satu Maramis, satunya tokoh dari Jawa. Kemudian oleh Bung Hatta, 
disusunlah itu (menjadi) Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan 
Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat dalam 
Permusyawaratan Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. 
Jadi dimulai Tuhan Yang Besar sekali. Kemudian, sesudah ketuhanan 
yang begitu besar dan tidak dapat dijangkau oleh pikiran oleh perasaan, oleh 
panca indera kita, diturunkan itu menjadi kemanusiaan, kemanusiaan di seluruh 
muka bumi, manusia sebagi satu spesies makhluk tertinggi martabatnya. Baru 
setelah manusia seluruh dunia itu, baru turun menjadi persatuan Indonesia. Baru 
kemudian dalam persatuan itu harus kita lakukan dalam kerakyatan yang dipimpin 
oleh hikmat kebijaksanaan. Dan kemudian ada keadilan sosial. Inilah yang 
membuat kenapa umat Islam itu 
begitu galau. Mereka yang bagian terbesar dari republik ini tetapi 
tidak pernah meletakkan dasarnya untuk republik ini. Tidak pernah berhasil. 
Ketidakberhasilan mereka di 17 Agustus 1945, yang kemudian tanggal 18 UUD-nya 
disahkan digabungkan dengan Pancasila, lalu membuat mereka memberontak. 
Pemberontakannya itu adalah pemberontakan DI/TII, Darul Islam/Tentara Islam 
Indonesia. Mereka berkehendak mendirikan negara Islam Indonesia dengan imam 
besarnya adalah Kartosoewirjo, pimpinan DI/TII di sini. PM dan Menhannya adalah 
Kahar Muzakar, pimpinan DI/TII di Sulsel. Ibnu Hajar adalah Mendagrinya 
pimpinan DI/TII di Kalimantan Selatan, dan Daoed Beureueh pimpinan DI/TII di 
Aceh. Ini adalah pemberontakan Islam. 
Tentang Islam yang Membuat Berbagai Kerusuhan 

Kemudian di tahun 1955 diadakan pemilu di Indonesia. Pemilu ini 
kecuali memilih DPR juga memilih Konstituante. Tapi Dewan Konstituante yang 
diwajibkan untuk membentuk konstitusi negara, menggantikan UUD 1945. 
Konstituante ini kemudian bersidang selama 4 tahun dari tahun 1955 
sampai tahun 1959, dan tidak pernah bisa bersepakat membentuk dasar 
negara, apakah dasar negara itu nasional, Pancasila, ataukah Islam. 
Selalu kalau dalam pemilihan suara, tidak pernah dicapai kata sepakat untuk 
mendapatkan dasar negara. 
Kemudian Abdul Haris Nasution, Pangab waktu itu, mengusulkan, supaya 
kita tidak usah lagi bicarakan tentang ini, kita kembali saja ke UUD 
1945, tanggal 5 Juli 1959. Kalah lagi Islam. Tiga kali Islam kalah 
berturut-turut. Dan kekalahannya ini, baik secara pemberontakan 
bersenjata maupun secara konstitusional dalam dewan-dewan yang sah, 
itu tidak membuat Islam itu selesai. Mereka masih ada Warsidi, mereka masih ada 
Tanjung Priok, mereka masih ada pemboman BCA, mereka masih melaksanakan 
pemboman Borobudur, masih membunuh pendetanya gereja Anglikan; Situbondo, 
Tasikmalaya segala macam itu masih dibuat oleh Islam, untuk memperlihatkan 
kekecewaan-kekecewaannya. 
Tetang Strategi HMI: Pembusukan dari Dalam 
Makin-makin Islam itu kecewa, ketika di tahun 1978 di dalam GBHN 
dikatakan, bahwa seluruh Ormas dan Orsospol dalam negara RI, harus 
asasnya tunggal, Pancasila. HMI ketika itu menolak asas tunggal, lama sekali. 
Himpunan Mahasiswa Islam, HMI itu tidak pernah berkehendak ia dinamakan 
Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia. HMI selalu mengatakan, kami adalah HMI, 
tidak pakai Indonesia di belakangnya. Karena dia adalah bagian Pan-Islamic, 
satu perjuangan Islam di seluruh dunia. Ini adalah penolakan HMI. 
Lalu HMI yang menolak ini, melaksanakan tiga kali muktamarnya. Dan 
pada muktamar yang ketiga, kemudian Akbar Tanjung, yang mantan ketua HMI, tapi 
waktu itu adalah ketua KAHMI - KAHMI itu adalah kesatuan alumnus HMI - 
berpidato di Medan. Dia mengatakan begini, "Kalau HMI tidak menerima asas 
tunggal, maka kalian sebagai ormas itu menjadi tidak sah. 
Kalau kamu tidak sah sebagai Ormas, maka perjuangan Islam itu harus 
dilaksanakan di luar sana, di perimeter-perimeter yang paling tepi, 
yang paling pinggir. Kapan kalian bisa di sentral power, di sentral 
kekuasaan. Mari kita terima asas tunggal Pancasila ini sebagai 
taktik, agar kita bisa masuk ke dalam Golkar, masuk ke dalam pemerintahan, dan 
kemudian melakukan pembusukan-pembusukan dari dalam" Dan itulah yang 
dilaksanakan oleh KAHMI, oleh unsur-unsur HMI. 
Kemudian mereka membuat ICMI, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia, 
dengan alasan bahwa Kristen membuat PIKI, Persekutuan Intelegensia 
Kristen Indonesia. Dan Katolik membuat ISKI, Ikatan Sarjana Katolik 
Indonesia. Kenapa kita tidak bisa membuat ICMI. Jadi kitalah 
sebetulnya yang salah langkah membuat PIKI, membuat ISKI. Sehingga ketika 
mereka membuat ICMI tidak ada yang bisa mencegah. ICMI didapuri selama 2 tahun. 
Tokoh yang mendapurinya adalah Prof Dr Imadudin. Imadudin ini ketika tahun 1980 
sekian, ketika ICMI itu terbentuk, ditanya kenapa bukan 
kalian-kalian yang mendapuri ICMI yang duduk sebagai ketua ICMI, 
kenapa kalian relakan kepada Habibie. Habibie kan kita tidak kenal 
keislamannya dengan betul. Jawab mereka, karena Habibie adalah orang atau figur 
yang paling bisa kita manfaatkan. Karena dia sudah dekat dengan sentral power. 
Dan dari Habibie ke-Islam di bawah itu harus melalui ICMI. Sebab ICMI itu punya 
mekanisme tersendiri. 
Habibie itu cuma simbol, lambang di atas. Kemudian ICMI itu makin 
lama makin banyak. Dalam Golkar, dalam pemerintahan, dalam kabinet yang lalu. 
Lalu Soeharto merasa bahwa dia punya kepemimpinan sebagai presiden itu harus 
diletakkan dalam tiga kaki. Satu kaki Golkar, karena ABRI sudah ada dalam 
Golkar. Oleh Hartono dikatakan bahwa ABRI adalah kader-kader Golkar, Hartono 
sudah memakai pakaian kuning sebagai KSAD, sebagai kader Golkar. Yang kedua Pak 
Harto merasa bahwa dia sudah bisa mengatur RI dengan kaki yang kedua adalah 
konglomerat. Dan dia sendiri merasa sebagai pribadi sudah punya yayasan-yayasan 
yang cukup besar, dan yayasan-yayasan itulah yang membiayai Golkar. Jadi itu 
bukan uang yang ada di dalam Golkar sendiri, tetapi uang dari luar Golkar. 
Yayasan Dakab itu, berapa keinginannya Golkar, Pak Harto membiayainya. 
Dengan demikian, kalau Golkar itu programnya tidak sesuai dengan yang 
diinginkan Pak Harto, uangnya tidak diberikan. Pak Harto merasa bahwa ia sudah 
memegang segala macam itu. Dia sudah memegang sembilan bahan pokok, ia sudah 
memegang industri-industri strategis, pesawat terbang, kapal, kereta api dan 
besi. Tinggal satu lagi kekuatan, dan kekuatan yang ketiga itu adalah kekuatan 
Islam. 
Di awal Orba, Pak Harto dengan tiga kakinya adalah teknokrat, ABRI 
dan pemerintahan sipil. Teknokratnya, Ali Wardana cs, Radius Prawiro cs, Frans 
Seda cs, Itu adalah teknokrat yang dipakai oleh Pak Harto. 
Hampir semua rektor dan dekan ditarik ke dalamnya. Itu pada awal Orba. Tetapi 
di akhir Orba, teknokrat-teknokrat itu, rektor-rektor itu sudah tidak lagi 
dianggap, karena seluruh profesor sudah ada dalam kabinet. Nah Islam yang 
dipakai oleh Pak Harto ini adalah Islam yang tadi dikatakan oleh Akbar Tanjung, 
adalah Islam yang melaksanakan pembusukan dari dalam. Islam ini kemudian 
mengatakan begini, "Mari kita dorong Soeharto itu, presiden ini, sebagai Bapak 
Pembangunan, satu-satunya yang paling mampu membangun di Indonesia adalah 
Soeharto. Mari kita dorong dia supaya dia menjadi bapak yang paling benar di 
seluruh Indonesia. Supaya nanti kalau ada kesalahan di republik ini, maka 
satu-satunya yang paling 
salah adalah Soeharto." Dan itu terjadi hari ini. 
 
Tentang "Brutus" Habibie 
Sekarang ini, itu sudah terjadi. Dan kita melihat, ketika Pak Harto 
akan mundur tanggal 20 Mei malam. Ini ceritanya Sudharmono kepada saya. Malam 
itu sehabis maghrib, saya dari Imam Bonjol dari rumah, saya dipaggil ke 
Cendana. Lalu Pak Harto mengatakan, tanggal 20 Mei itu, nanti hari Sabtu akan 
saya umumkan Komite Reformasi Nasional. Di dalam Komite itu duduk antara lain 
Megawati, Gus Dur, Amien Rais, ketua KWI, ketua PGI, empat puluhlima orang 
banyaknya. Lalu Pak Dharmono mengatakan," Pak, nanti kalau itu akan diumumkan, 
harus dicek betul-betul bahwa dari 45 orang ini tidak ada yang menolak untuk 
duduk." (Kata Pak Harto) "Ya, ya, sudah saya katakan itu pada Saadilah Mursyid, 
supaya dicek di telepon satu-satu. Kemudian, hari Sabtu itu juga akan saya 
umumkan reshufle kabinet," kata Pak Hato kepada Sudharmono. "Dalam reshuffle 
kabinet ini, semua orang yang disorot dengan keras oleh masyarakat akan saya 
keluarkan. Bob Hasan saya keluarkan. Hartono saya keluarkan, Tutut saya 
keluarkan, Alawiyah saya keluarkan. Semua yang disorot dengan keras akan 
saya keluarkan." Dan pembicaran itu selesai sesudah maghrib sampai 
kira-kira jam 8 malam. 
Ketika Pak Dharmono keluar, dia masih bertemu dengan wakil presiden 
Habibie, di ruang tunggu. Mereka salaman, Habibie membawa map. 
Kemudian map itu dibawa oleh Habibie ke dalam. Kemudian kira-kira jam 10 malam, 
Pak Dharmono ditelepon oleh Saadilah Mursyid, "Pak! Pak Harto sudah memutuskan, 
besok akan mengundurkan diri." Kata Pak 
Dharmono, "Kenapa? Tadi itu masih bicara tentang Komite Reformasi Nasional, 
masih bicara tentang reshuffle kabinet yang akan dilaksanakan hari Sabtu." 
Habibie membawa map yang isinya 14 orang menteri menarik diri, berkeberatan 
untuk duduk, baik di kabinet sekarang maupun di kabinet yang akan datang, kalau 
dipimpin oleh Pak Harto. Lalu, Pak Harto yang gundah ini, lalu mengatakan, 
"Baik kalau begitu. Kalau Brutus-Brutus..." 
Brutus adalah yang menusuk Julius Cesar. Padahal, Habibie itu seperti Brutus, 
dia dibesarkan oleh Julius Cesar, dari anak pinggiran dijadikan panglima, 
dialah yang menusuk Julius Cesar. 
Saya jam 10 ditelepon Pak Dharmono. Jam 10 lewat 10 menit, Saadilah 
Mursyid menelepon Pak Try Sutrisno. Saya waktu itu berada di rumahnya Pak Try 
Sutrisno, karena saya adalah sekretaris politiknya. Malam itu, kita baru 
mengirimkan surat kepada Presiden, memberitahukan bahwa "Keadaan sudah begini - 
begini di luar. Kami sarankan Bapak mengambil langkah ini - ini." Malam itu 
suratnya dibawa kurir. Sebelum jam 7 sudah sampai di tempatnya Pak Saadilah 
Mursyid, untuk diteruskan kepada Presiden. Kira-kira jam setengah delapan, 
Saadilah menelepon Pak Try Sutrisno, "Suratnya sudah sampai kepada Bapak dan 
sudah dibaca oleh Presiden Soeharto." Tetapi ketika Brutus (Habibie) itu 
datang,besoknya kemudian terjadilah penyerahan kekuasaan. 
 
Tentang Muhammadiyah Fundamentalis 
Jadi, kita lihat di sini, bahwa memang Islam itu sangat galau kenapa negara ini 
tidak berdasarkan Islam. Islam yang sangat galau ini bukan Islam 
keseluruhannya. Islam yang sangat galau ini adalah Islam yang fundamental. 
Islam itu ada dua. Satu Islam yang fungsional, yang memperjuangkan supaya 
fungsi-fungsi Islam itu dilaksanakan di dalam keadilan sosial, di dalam 
kesejahteraan, di dalam kesehatan, di dalam makanan. Islam yang fungsional itu 
tecermin dari mereka yang ada di NU. 
Sedangkan Islam yang politik, yang ingin benderanya berkibar sebagai kekuatan, 
itu Islam yang berada di ICMI, dan Islam yang berada di 
setengah dari Islam Muhammadiyah. 
Amien Rais adalah ketua Muhammadiyah, tetapi dia masuk sebagai ketua 
Muhammadiyah dalam Muktamar di Aceh dengan pembiayaan yang sangat 
besar dari ICMI untuk mengalahkan Lukman Harun cs. Kemudian ia menjadi ketua 
Muhammadiyah, agar supaya kelihatan bahwa ICMI didukung oleh aliran 
Muhammadiyah. 
Bedanya dengan NU, apabila ada persoalan di luar, tentang haram atau halal, 
tentang sah atau tidak sah, aliran Muhammadiyah mencari 
pembenaran dalam Al Quran dan hadits. Al Quran itu adalah buku yang 
begitu tipis, hanya 30 juz isinya. Hadits itu adalah perbuatan-
perbuatan Nabi dan sahabat-sahabat Nabi ketika mereka masih hidup, yang 
kemudian diingat-ingat, bahwa perbuatan itulah yang harus dicontoh apabila kita 
tidak menemukan jawabannya di Quran. Tidak seperti Alkitab kita. 
Semua kita bisa cari jawabannya di Alkitab. Di Quran tidak. 
Jadi kalau Muhammadiyah mencari pembenarannya itu di Quran dan di 
hadits. Kalau NU, Islam yang tradisional, mencari pembenarannya itu 
dari kyai-kyai mereka yang tua, yang lama, yang mereka katakan, kita kembali 
kepada khittah tahun 1926. Ada mereka buat buku tentang 
perbuatan-perbuatan kyai-kyai di Indonesia dan sebelumnya. Jadi kalau ada 
persoalan di masyarakat, mereka cari ke dalam buku kuning. Buku Khittah tahun 
1926. Artinya NU mencari jawabannya itu di dalam 
tradisi Indonesia, di dalam akar rakyat Indonesia. Muhammadiyah mencari 
pembenarannya itu di dalam tradisi dan akar di negeri Arab. 
Tentang Jilbab Kelakuan Orang Arab Karena itu bagi Muhammadiyah, memakai 
pakaian yang menutup seluruh tubuh, itu diperlukan, karena ini adalah kelakuan 
orang Arab di sana. 
Kenapa kelakuan ini dilakukan di sana? Itu bukan dilaksanakan oleh 
Islam saja di sana, tetapi juga dilaksanakan oleh orang kafir di sana, pakaian 
yang seperti itu. 
Mengapa pakaian itu harus dipakai? Satu karena sengatan matahari yang terlalu 
besar. Dua, di malam hari, terjadi penurunan temperatur yang begitu dingin 
sehingga memang diperlukan pakaian yang sampai ke bawah. Yang ketiga, debu yang 
terbang itu adalah butir-butir pasir, yang sangat membahayakan terhadap kulit 
dan terhadap mata seseorang, sehingga pakaiannya memang harus demikian. Di 
Indonesia kan tidak perlu begitu. 
Panasnya tidak menyengat, malamnya tidak terlalu dingin, dan tidak 
ada debu pasir, tidak ada badai pasir yang sewaktu-waktu bisa terbang. Ada lagi 
alasan yang lain dari kelompok Islam ini. Bahwa pakaian yang seperti itu, untuk 
melindungi dari kaum kafirin. Memang di zaman Islam mulai bertumbuh, di 
sekitarnya itu adalah kaum kafirin. Yang kalau melihat wanita, merebut dan 
memperkosanya. Lalu, kata mantan Menteri Agama Munawir Sjadzali, istri saya ini 
tidak pakai jilbab, dia cuma pakai rok yang panjang, dia tidak perlu 
disembunyikan wajahnya dan kecantikannya dari masyarakat, karena masyarakat ini 
bukan masyarakat kafir, masyarakat ini adalah masyarakat beradab, masyarakat 
Islam. 
Tetangga saya itu Islam, karena itu saya tidak usah menutup 
kecantikan istri saya. Dulu itu dilaksanakan di Arab, karena masyarakat di 
sekitarnya adalah masyarakat kafir, yang kecantikan itu bisa berbahaya bagi 
keluarga itu. Karena saya tidak menganggap kalian ini kafir, maka istri saya 
tidak perlu pakai jilbab. 

TENTANG REPUBLIKA (Republik Agama) 
Tetapi karena mereka hanya melihat pada hadits dan Quran maka itu 
harus dilaksanakan. Di dalam hadits itu dikatakan, sebaik-baiknya kalian, 
pilihlah pemimpin di antara kamu sendiri. Itu kata hadits. Jadi kalau harus ada 
pemimpin di antara kamu, Islam, maka pemimpinnya mesti Islam. 
Jadi kalau camatnya harus Islam, bupatinya harus Islam. Kalau 
bupatinya harus Islam, maka gubernurnya harus Islam, presidennya Islam. Siapa 
nanti di atasnya Presiden, ada MPR, ada GBHN, GBHN-nya harus Islam. Dan GBHN 
Islam ini, itulah yang mereka akan buat, apabila mereka menang dalam pemilu 
tahun 1999. Golkar, PBB, Partai Bulan Sabit kecil, PUI, PNU, kalau itu semua 
menang, dan mereka akan menguasai MPR, maka MPR yang di tahun 2000 nanti - kan 
1999 menang dalam pemilu, tahun 2000 mereka bikin MPR, MPR membuat GBHN, GBHN 
kemudian akan memilih juga presiden - maka presidennya pasti Islam, dan 
GBHN-nya adalah GBHN yang menuju yang memberikan instruksi-instruksi tertentu, 
yang akan menuju kepada Republika. 
Republika, koran yang kita kenal itu, itu adalah "Republik Agama". 
Seperti Kompas, adalah Komando Pastur. Republika adalah Republik 
Agama. Jadi GBHN-nya itu akan menuju kepada Republika di tahun 2005. Jadi 
sebagian perintah GBHN adalah membuat UU yang menetapkan 
filosofi-filosofi Islam sebagai dasarnya. Di tahun 2005, mereka 
berharap pemilu akan dimenangkan lagi, karena mereka sudah menang besok tahun 
depan, 2005 akan terjadi lagi MPR yang akan makin mengentalkan terjadinya 
republik Islam, republik yang berdasarkan Islam di tahun 2010. 
Itu adalah skenarionya. Skenario yang mereka susun. Golkar pasti 
tidak akan menang, sebab siapa saja yang nanti akan kampanye untuk Golkar, 
nanti akan diteriakin dari bawah "Bohong lu!" Tidak ada satupun kekuatan yang 
bisa mengelak. Karena itu Akbar Tanjung, karena itu ICMI, mereka-mereka itu 
membentuk partai-partai Islam yang banyak, supaya Golkar yang turun 
prosentasenya dari 74 %, yang mungkin menjadi 12 %, itu bisa ditambah 
prosentasenya oleh PBB, Partai Bulan Bintang, oleh PAN Amien Rais, oleh PBSK, 
oleh PUI, oleh partai SUNI, oleh Masyumi Baru. Karena kalau didapatkan 51 %, 52 
%, 55 %, maka mereka akan menguasai MPR, mereka bikin GBHN, mereka menunjuk 
presiden. Dan presiden yang berikutnya itu bukan Habibie. Habibie mereka anggap 
terlalu pendek menjadi presiden, terlalu banyak geraknya, terlalu bayak 
geraknya. 
Seharusnya Habibie ini dikasih mikropon untuk mainan, untuk nyanyi. 

Tentang Dwifungsi ABRI 
Presiden akan datang itu terletak pada dua atau tiga: Akbar Tanjung, Ahmad 
Tirtosudiro dan Sayidiman. Sayidiman dan Tirtosudiro inilah 
sebenarnya desainer yang berada pada semua pemikiran-pemikiran itu. 
Sekarang dengan sistematis mereka mengatakan bahwa ABRI itu busuk, 
ABRI itu buruk, ABRI itu pembunuh, ABRI itu pelanggar HAM, semua 
dikembalikan dengan secara demikian, mereka berharap nanti akan sampai kepada 
pembentukan opini, di mana opini itu akan mengatakan bahwa ABRI itu salah. 
Kalau ABRI salah, maka Aceh Merdeka akan menjadi benar. Aceh Merdeka itu adalah 
pemberontakan Islam. Kalau ABRI dituduh, diperlihatkan 
kesalahan-kesalahannya kemudian, ABRI itu lalu kehilangan kemampuan 
moral dan morilnya, yaitu mundur ke belakang. Kemudian ABRI itu 
dihakimi, diadili oleh masyarakat, oleh opini masyarakat, maka nanti yang 
benar, itu adalah pemberontakan-pemberontakan Islam. Warsidi di Lampung, Amir 
Biki di Tanjung Priok, Aceh Merdeka di Aceh. Kalau ABRI menyerah secara moril 
dan moral, maka ABRI ini lalu tidak berani mempertahankan dwifungsinya. Dua 
fungsi ABRI, satu kekuatan Hankam dan satu kekuatan sosial politik. Jadi ABRI 
punya sikap politik. Sikap politik ABRI itu terletak pada sumpahnya, ABRI itu 
kan bersumpah, sumpahnya ABRI itu namanya Sapta Marga. Tujuh Marga. Di Marga 
kesatu, ABRI itu mengatakan: Kami warga negara kesatuan Republik Indonesia, 
yang sendinya Pancasila. Di Marga kedua, ABRI mengatakan: Kami patriot 
Indonesia yang mempertahankan ideologi negara dan UUD. Jadi sikap politik ABRI 
itu, satu, negara ini harus negara kesatuan RI. Kedua, negara ini harus negara 
Pancasila. Itu sikap politik ABRI, sumpahnya ABRI. Jadi fungsi keduanya ABRI, 
fungsi sospolnya ABRI adalah itu, negara kesatuan RI. Pancasila, ideologi
 negara harus Pancasila. Jadi kalau ABRI sekarang ini dengan sistematis sudah 
makin didorong untuk kalah secara moril dan moral, kemudian ABRI melepaskan 
dwifungsinya, maka artinya ABRI melepaskan dirinya untuk mempertahankan negara 
kesatuan, mempertahankan Pancasila, mempertahankan ideologi negara Pancasila. 
Kalau negara ini tidak punya ideologi, tidak punya dasar, karena 
Pancasila tidak ada yang mempertahankan - negara itu kan harus ada 
dasarnya - lalu ditawarkan siapa yang bisa memberikan kepada kita 
dasar negara yang baru, karena Pancasila sudah tidak dapat diterima sebagai 
asas tunggal dan sebagai dasar negara? Ideologi mana yang ada sekarang ini 
kecuali Pancasila, yang ada sekarang ini cuma ideologi Islam. Kita tidak 
berani, dan tidak bisa, dan tidak mungkin, kita mengatakan kita 
pakai ideologi Marx, mari kita pakai ideologi sosial komunis, tidak 
mungkin. Sesuatu yang sudah kita kutuk. Jadi kalau Pancasila itu 
berhasil dijatuhkan, dengan menjatuhkan ABRI supaya tidak punya lagi dwifungsi, 
maka tidak ada lagi kekuatan yang bisa mempertahankan 
negara kesatuan dan negara Pancasila ini. Dan secara sistematis, ABRI 
disudutkan ke sana, karena ekses-ekses politiknya, karena ekses-eksesnya di 
bidang pendekatan keamanan. Padahal yang melaksanakan penculikan (adalah) 
Prabowo betul, Sjafrie betul. Tetapi pelaksana di bawah, pem-"back up" di 
belakang Â… Karena itu dalam dua terbitan Tabloid ADIL hari ini, bahwa di 
belakang Prabowo yang masih muda itu, ada Benny Moerdani, supaya tuduhan itu 
tidak jatuh kepada KISDI yang Islam, tetapi kepada Benny Moerdani yang Katolik. 
 
Tentang Pertanggungjawaban Soeharto 
Ini yang kita hadapi hari-hari ini. Ini yang kita hadapi bahwa SI MPR nanti, 
itu SI yang mencabut Tap No. III yang mencabut Tap tentang pengangkatan 
Presiden Soeharto, dan kemudian mengangkat Habibie, kemudian mencabut Tap 
tentang Pemilu tahun 2002, dan menggantikannya dengan Tap Pemilu 1999. Kenapa 
cuma dua ini. Kenapa kita tidak boleh meminta Soeharto bertanggung jawab di 
depan MPR. Ketua jemaat saja kalau meminta pengunduran diri, itu ditanya, 
kenapa you mengundurkan diri, apa gajimu kurang. 
Ini seorang Presiden Soeharto. Sekarang ini sedang diopinikan, agar 
dia memberikan pertanggungjawaban di MPR. Kalau pak Harto memberikan 
pertanggungjawaban, ada dua kemungkinan pertanggungjawabannya itu. 
Satu, dia berbicara sejujur-jujurnya. Kalau dia bicara sejujur-jujurnya, 
Habibie segala macam di dalam kabinetnya sekarang, itu juga adalah rezimnya 
Soeharto. Ini juga bisa jatuh. Kalau dia bicara sebohong-bohongnya, 
sekuat-kuatnya berbohong Soeharto untuk 
melindungi Habibie, itu sekarang ini tidak lagi mungkin bisa. Karena sudah 
begitu banyak file, sudah begitu banyak arsip yang terbuka, sudah begitu banyak 
rekayasa yang kelihatan. 
Karena itu, rezim Habibie ini sangat kuatir, kalau Soeharto oleh 
opini rakyat, diminta untuk memberikan pertanggungjawaban. Pertanggung jawaban 
macam apa yang bisa dia berikan. Barangkali pertanggung jawaban yang bisa 
diberikan adalah seperti pertanggung jawaban Bung Karno. Bung Karno memberikan 
pertanggung jawaban itu cuma di dalam sembilan aksara (Nawaksara). 
Inilah yang harus kita buat. Supaya opini rakyat begitu kuat 
mendorong dan mendesak, Soeharto harus memberikan pertanggungjawaban. Kalau 
Soeharto tidak memberikan pertanggungjawaban, akan menjadi preseden. 
Artinya di kemudian hari, seorang presiden yang sudah capek, terus 
ingin pulang ke Jerman, dia lalu bisa mengatakan, "Capek, capek, saya mau 
pulang ke Jerman, ambillah ini, saya mau pergi." 
Kalau begitu negara ini kan jadi lebih kacau daripada PT, daripada 
perusahaan. Perusahaan saja, Dirut mau mengundurkan diri harus 
dipanggil dulu itu RUPS. RUPS kita itu adalah MPR. Kalau diiyakan pada presiden 
kedua, presiden ketiga, keempat, kelima, bisa saja meletakkan jabatan 
kepresidenan itu kapan saja dia kehendaki. Dan ini tidak boleh menjadi 
preseden. 
Tentang Negara Islam Tahun 2005 Jadi negara ini menjadi negara Islam atau tidak 
menjadi negara Islam, itu SI MPR 10 November nanti, mulai digulirkan. Di Pemilu 
nanti, Golkar akan berkoalisi dengan partai-partai ini. Kalau partai ini 
menang, mereka akan memegang MPR. Dan MPR yang mereka buat, mereka pegang,akan 
membuat GBHN yang menuju kepada "Republika". 
Kenapa mereka berkeras tahun 2000 ini harus dibentuk, agar 20005 itu 
"Republika" bisa dipegang. Karena ditahun 2003, begitu bunyi 
kesepakatan ASEAN, sudah terjadi semi globalisasi Indonesia. Di tahun 2010, 
sudah terjadi globalisasi untuk Pasifik, kecuali untuk beberapa komoditi. 
Di tahun 2020, itu seluruhnya sudah global, dalam bidang ekonomi. Tidak ada 
investasi yang akan masuk ke sini, kalau pemerintahan ini adalah primordial. 
Atau dibalik perkataan lain, apabila sudah tiba saatnya untuk 
globalisasi, dan pemerintahan Islam, pemerintahan primordial ini 
belum terbentuk, maka pemerintahan primordial ini tidak akan pernah 
terbentuk. Jadi mereka dikejar oleh waktu. Bahwa di tahun 2005 itu, Republika, 
Republik Agama itu sudah harus sangat kuat pancangan-pancangan kakinya. 
Kalau tidak, di dalam globalisasi tidak ada investasi yang 
mengijinkan berdirinya suatu pemerintahan primordial. 
Tentang Zaky (Anwar) Makarim Jadi bulan-bulan depan ini, adalah bulan-bulan 
perebutan, apakah ini akan menjadi negara Islam atau tidak, apakah dwifungsi 
ABRI akan jatuh ataukah bisa bertahan. Kalau Wiranto terlampau keras 
mempertahankan dwifungsinya, dia bisa diganti oleh perwira Islam yang lain. 
Fachrul Razi misalnya. Zaki Anwar Makarim misalnya. Zaky Anwar Makarim itu 
adalah Kepala BIA. Atase Pertahanan AS, Kolonel William, pernah mengatakan sama 
saya, kalau saya ingin bertemu dengan Prabowo, selalu ikut Zaky, Sjafrie, dan 
Kahirupan. Kalau saya ingin ketemu dengan Zaky Anwar, selalu ikut Sjafrie, 
Prabowo, dan Kahirupan. 
Jadi empat ini selalu ada. Mereka bersahabat, mereka sekawan, empat 
sekawan. Lalu pertanyaannya, pada hari-hari terakhir kepada saya adalah begini: 
Kahirupan sudah di-out oleh Hartono karena dia Kristen. Prabowo sudah di 
DKP-kan. Sjafrie sudah mulai ditanya-tanya. Kenapa tinggal Zaky Anwar, kenapa 
dia tidak bisa dikutak-kutik, padahal dia adalah Kepala BIA? Karena Zaky Anwar 
ini adalah Zaky Anwar Makarim, kakaknya Anwar Makarim itu adalah salah satu 
ketua ICMI. 
Jadi begitulah yang melingkupi ABRI hari-hari ini. Kalau ABRI 
melepaskan atau terpaksa melepaskan dwifungsinya, maka ABRI tidak lagi harus 
bertekad untuk mempertahankan Pancasila, dan negara yang ideologinya Pancasila. 
Dan kalau tidak ada lagi yang mempertahankan Pancasila itu, apa bisa kita 
serahkan pada PDI? Tidak bisa. Apa bisa itu kita serahkan kepada Gus Dur? Tidak 
bisa. Apa bisa kita serahkan pada partai-partai yang baru tumbuh? Tidak bisa. 
Dan inilah sistematika mereka (Islam-Red), memperburuk-buruk ABRI. Padahal ABRI 
yang diperburuk ini adalah ABRI yang sudah mereka susupi. Prabowo, Sjafrie, 
Hartono, Feisal Tanjung, Syarwan Hamid. Inilah situasi yang kita hadapi di 
hari-hari yang akan datang. 
Sebarluaskan Informasi ini! Saudara-saudara, memang informasi ini harus 
diopinikan menjadi informasi yang makin lama makin meluas. Supaya terbentuk 
opini yang mengetahui skenario mereka. Tetapi tentunya, semua ini dengan 
resiko-resiko pada 
diri kalian. Resiko yang kalian hadapi untuk membicarakan ini keluar, itu tidak 
sama besarnya. Lebih berat kalian. Kamu tidak punya nama. 
Kalian tidak punya prestise di tingkat tertentu. Kalian bisa diciduk diambil 
sewaktu-waktu. Kalian bisa disenggol oleh orang Madura, terus terjadi 
perkelahian, kemudian diclurit, mati. Alasannya bisa begitu. Jadi resiko yang 
kalian hadapi untuk menyebarluaskan dan menjadikan ini opini masyarakat, itu 
besar. Itu berbahaya. Tidak seberbahaya saya. 
Saya bicara seperti ini di depan 1.000, 2.000, 3.000 orang, karena saya dikenal 
mantan panglima yang menangkap Xanana, yang begini, yang begitu, mantan anggota 
DPR, kalau saya hilang tiba-tiba, itu gemanya lebih besar dari Pius hilang. 
Tapi kalau kalian hilang sekarang ini, mungkin cuma kerabat, teman-teman gereja 
saja yang mempersoalkannya. 
Jadi walaupun ini harus diopinikan, tetapi ketahuilah bahwa ini ada 
resikonya. Demikian saudara-saudara, terima kasih atas perhatian 
kalian. 
Moderator: Tentunya ada banyak hal yang sudah kita terima, fokusnya 
adalah apa yang akan kita bisa siapkan terhadap pemilu yang akan 
sama-sama kita hadapi tahun depan. Saudaraku, saya kira semua 
gambarannya secara sistematik sudah jelas, dan kita bersyukur, bahwa Tuhan 
memberikan kepada kita orang semacam Pak Theo untuk menjadi 
Bapak buat kita, dan kita juga bisa nanti saya kasih kesempatan untuk 
memberikan beberapa pertanyaan. 
Tetapi supaya lebih hangat lagi pembicaraan kita, boleh nggak saya 
minta, para gembala untuk berdiri sebentar, barangkali Pak Theo bisa melihat, 
termasuk gembala area, silakan berdiri sebentar, supaya 
dikenal Pak Theo. Kira-kira kita ini dari berapa gereja? Mungkin yang datang 
tidak dicatat nama gerejanya. Tapi lebih dari 10 gereja saya kira. Langsung 
saja kalau yang akan mengajukan pertanyaan, tiga pertanyaan. Lalu nanti 
disambung termin berikutnya. 
T a n y a: Rudi : Perjuangan mahasiswa, khususnya Jabotabek, yang saya tahu ada 
Forum Kota, ada Front Nasional, perjuangan mahasiswa itu murni atau sudah 
disusupi oleh yang bapak sebut HMI? Bisa kami lakukan nggak sebagai mahasiswa 
sebagai satu universitas, beberapa universitas, atau forum nasional? Yang 
kedua, kalau Pemilu nanti kita mesti pilih siapa? 
Budi : Saya mau tanya Pak ya, kita sebagai anak Tuhan, dalam kondisi Indonesia, 
memang kita akan dapat tinggal di Indonesia dan membela 
Indonesia. Cuman, dari penjelasan Bapak, secara logika, sebagai 
manusia normal, apa masih ada gunanya orang yang bisa keluar untuk tinggal di 
Indonesia? Bukankah lebih baik, kalau kita keluar. Apalagi dengan melihat 
kondisi politik yang ada, di mana kekuatan itu sebagian besar sudah dikuasai 
oleh orang Islam. Bukannya kita takut mati, tapi kan tidak ada gunanya mati 
konyol? 
Yusuf : Mengapa sampai sekarang pemerintah seolah menutupi untuk 
kasus perkosaan yang Mei lalu, bahkan perkosaan yang di Aceh itu 
ditonjolkan. 
Apakah ada kaitannya kasus insiden perkosaan Mei itu dengan gerakan 
ICMI, atau gerakan yang Bapak bilang sebagai gerakan untuk menuju 
negara Islam. 
Jawab (Theo) : 
Kalian mestinya baca Majalah Tajuk terbitan terakhir. Dari (majalah) Tajuk itu 
kalian akan mengetahui, bahwa penjarahan, perkosaan, 
pembunuhan itu diorganisir, dari kekuatan-kekuatan yang Wiranto tidak diberi 
tahu. Kapolri Widodo tidak diberi tahu. Pada waktu buka puasa bersama di 
Cijantung, waktu Prabowo masih Komandan Kopassus, dia berbuka puasa dengan 
perwira-perwira, dan mengundang ulama se-Jabotabek. 
Hadir juga Ketua MUI. 
Di dalam pidatonya, Prabowo mengatakan, bahwa sudah tiga kali 
presiden yang Bapak mertua saya itu mau dibunuh. Dan yang membunuh itu adalah 
mereka yang anti-Islam. Siapa yang anti-Islam itu adalah Kristen dan Cina. 
Apabila Cina itu Kristen, maka dia sudah menanggung dua dosa itu. 
Jadi Cina dan Kristen itulah mereka yang digolongkan anti-Islam. 
Apalagi kalau Cinanya itu Kristen. 

Tentang Do'a Ketua MUI 
Kemudian Ketua MUI itu, lalu berpidato, inilah kita punya pemimpin 
masa depan, Prabowo. Dia akan kita jadikan, kita do'akan untuk menjadi presiden 
tahun 2003, paling tidak wakil presiden. Itu doanya Ketua MUI. 
Kelihatan doanya tidak terakbul. Padahal itu do'anya Ketua MUI, yang mestinya 
terkabul - terkabullah 5 %, tidak 2003 ya 2008. Jadi 
betul-betul itu do'a yang tidak didengar oleh Tuhan, sama sekali 
tidak didengar. Padahal dia itu Ketua MUI. 
Ketua pemuda saja kalau berdo'a "Mudah-mudahan dia jatuh cinta sama 
saya," itu bisa didengar oleh Tuhan. Memang dengan pesaing saya, saya kalah, 
dia naik mobil, saya cuma naik sepeda motor, tapi do'a 
saya "Ya Tuhan", itu saja bisa didengar. Ini ketua MUI (tidak didengar 
do'anya). 
Jadi kasus perkosaan itu, kalian baca Tajuk, yang ada gambarnya 
Sjafrie. Di sana ada berlembar-lembar cerita tentang ini. O, kalian puasa di 
sini sudah lima ya. Tajuk itu terbitnya empat hari yang lalu. Tajuk itu 
terbitnya empat hari yang lalu. Kalau ada yang sambil puasa, sambil diutus ke 
Cilegon, cari. Di situ kalian akan lihat bahwa itu diorganisir, termasuk 
pembunuhan dan penembakan manusia yang tidak dikenalÂ… Manusia diteriakin supaya 
tiarap. Bertiaraplah sekian orang, yang lain lari. Yang tiarap itu kemudian 
disuruh berdiri dan disuruh masuk ke dalam Mall Karawaci, ditutup pintunya, 
dimasukkan tabung gas, 
ditembak, terbakar bersama dengan kira-kira 50-100 orang. Dan itu 
sudah ditulis di Tajuk. 
Jadi perkosaan itu diorganisir. Malah pelaku-pelakunya itu diambil 
dari Indonesia Timur. Mereka diangkut, dijemput dengan pesawat terbang, supaya 
perkosaan yang terjadi itu tidak dikenal atau tidak diketahui sebagai 
orang-orang Jakarta. 
Tentang Pemusnahan Cina 
Tetapi itu ditujukan kepada Cina. Kenapa Cina ini menjadi ancaman? 
Kita di Indonesia punya 68.000 desa, kita punya 8.000 kecamatan, 330 kabupaten, 
27 propinsi. Di 68.000 kecamatan, paling tidak ada 40 
persen yang ada orang Cina. Jadi kira-kira ada 30.000 desa ada orang Cina. Di 
kecamatan yang 8.000 itu, kira-kira 90 persennya ada orang Cina, jadi kira-kira 
7.000-an kecamatan ada orang Cina. Semua kabupaten ada orang Cina. Di propinsi 
semua ada orang Cina. 
Hebatnya orang Cina ini, di desa, ia teman baiknya kepala desa, teman baiknya 
babinsa. Di kecamatan, ia sahabat karibnya camat. Mana istrinya camat itu 
sering dikirimi bakpao, apa begitu ha-ha-ha Di kabupaten juga begitu. kepala 
polisi, polres, kodim, dandim, bupati, itu teman dan sahabatnya orang Cina. Dia 
main golf sama-sama, dia karaoke sama-sama, dia ke diskotik sama-sama. 
Padahal orang Cina ini dianggap, dialah yang tidak bisa dilangkahi, 
kalau ingin dilakskanakan Islamisasi. Jadi Islamisasi itu kan 
masyarakat di bawah tidak boleh heterogen, harus homogen. Ancaman paling besar 
untuk Islamisasi itu adalah Kristen dan Cina. Dan yang paling mudah dimusuhi, 
itu adalah Cina, karena mereka dianggap kaya, mereka dianggap manipulator, 
mereka dianggap penyelundup, mereka dianggap korupsi, kolusi, bisa dibuat 
banyak cerita. 
Jadi untuk membuat masyarakat homogen, Cina ini harus ditarik keluar dari desa, 
dari kecamatan, dari kabupaten. Dan untuk menarik Cina 
supaya keluar dari kabupaten, dari kecamatan, dari desa, itu tidak bisa dengan 
jalan yuridis formal, dengan membuat Undang-Undang. UU kan harus berlaku kepada 
semua warga negara, sama. Dan Cina ini kan warga negara. Jadi bagaimana mau 
ditarik keluar dari desa. 
Mengambil dari pengalaman Iran, ketika Syah Iran dijatuhkan oleh kaum mullah, 
oleh Khomeini, maka feodal yang ada di Iran itu, yang punya hak-hak tertentu, 
atas tanah, atas pajak, atas air, itu dimusuhi, dibuat dimusuhi oleh mullah, 
oleh rakyat. Ketika Syah Iran itu jatuh, feodalisme itu, bangsawan-bangsawan 
itu, kemudian dikejar dan dibunuh. Nah, mengejar dan membunuh feodal itu, mau 
dibuat di Indonesia ini. Kalau Cina berhasil dikejar dan dibunuh, kemudian 
mereka takut, mereka lari, maka ini adalah tata cara satu mekanisme membuat 
masyarakat menjadi homogen secara murah dan cepat. Ya karena Cinanya lari 
sendiri dengan kekuatannya, tidak usah dibayar. Dan ia bergegas lari, ia 
tinggalkan mobilnya, rumahnya dan segala macam. Jadi Cinalah sasarannya itu, 
kalau mau menjadikan Nusantara ini dasarnya Islam. 
Kalau Kalian Bukan Kristen, Silakan Lari! 
Nanti kekristenan yang berikutnya, kristen yang lain, itu akan sangat terpukul 
secara moril dan moral, kemudian tidak berani keluar dari kungkungannya. Jadi 
Cina yang pertama. Kenapa bukan Arab? Karena Arab itu Islam, padahal kan Arab 
rentenir juga. Jadi pada Cina inilah. Sekarang kalau kalian punya uang dan mau 
lari keluar negeri, kalau kalian bukan Kristen, itu oke. Kalau Hindu atau Budha 
itu oke. Tetapi kalau kamu adalah Kristen, harus ada yang diingat, bahwa tidak 
ada negara yang tidak dibentuk oleh Tuhan. Tidak ada pemerintah yang datangnya 
tidak dari Tuhan. Dan kalian itu apakah Cina, apakah Arab, apakah Batak, itu 
bukan kamu yang memilih dirimu jadi Cina. Saya Bugis, saya Makassar, bukan saya 
yang memilih. Jadi Kristen barangkali bisa saya yang memilih. Jadi tentara, 
saya sendiri yang memilih. Tetapi menjadi orang Makasar itu menjadi pilihan 
Tuhan bagi saya. Jadi mestinya, menjadi Cina, menjadi Batak, menjadi Bugis, itu 
tidak berdosa, karena itu dipilih oleh Tuhan bagi kita.
 Menjadi Yahudi, menjadi Israel, itu tidak boleh dilihat dalam kaca mata dosa. 
Dia dipilih oleh Tuhan untuk menjadi itu. Kemudian, kalau kita sebagai orang 
Kristen, mengingkari itu, lalu melarikan diri, dan tidak mempertahankan berkat, 
nikmat, tanggung jawab yang diberikan Tuhan kepada kita di sini, kita di tempat 
lain juga akan lari dan lari. Dan sebetulnya, kita tidak lari dari Indonesia, 
tetapi lari dari keimanan dan kepercayaan kita kepada 
Tuhan. Kita tidak lari dari Indonesia, kita lari dari diri sendiri. 
Dari Kristus yang ada di dalam hati. 
Dilihat secara rasional, secara matematis, apalagi dilihat secara 
materiil, seyogyanya kalau kita punya 2 juta dolar, sekarang ini 
alangkah baiknya kita pindah saja, dan membiarkan bangsa ini dengan 
masalahnya. Tetapi dilihat dari kacamata keimanan, itu tidak boleh. 
Itu memperlihatkan ketidakyakinan kita bahwa Tuhan beserta dengan kita. 
Tentang Sektarian vs Nasionalis 
Mahasiswa itu disusupi? Jadi saya ingin memberikan sama kalian, 
organisasi-organisasi pemutus, penentu dan pengkaji. Di pihak Islam, 
organisasi pemutus dan pengkaji itu adalah Dewan Dakwah Islam, Mega 
Elektra di Kebon Jeruk. ICMI kalian tahu, di dalamnya ada CIDES, 
CPDS, ada Dewan Pakar yang diketuai oleh Amien Rais, ada YPI, Yayasan 
Pembangunan Islam, yang markasnya di Al Azhar. Ini adalah pemutus, ormas dan 
pusat studi, yang memutuskan, apakah dia bentrokan fisik atau tidak bentrokan 
fisik, dia pakai spanduk atau pakai selebaran gelap. Di pihak sini, pihak 
nasionalis, di pihak yang tidak sektarian, yang tidak ke kanan, ke Islam ini, 
badan-badan ormas pusat studi itu adalah seperti NU, CSIS, PCPP, SBSI, SPSI. 
Ini adalah badan-badan yang memutuskan. 
Ini adalah Ormas atau pusat studi yang mengkaji, memikir, menentukan dan 
memutuskan. 
Siapa yang bertarung di bawah? Yang bertarung di bawah? Yang 
bertarung di bawah, di tempat sektarian itu adalah Satria Muda Indonesia (SMI), 
pencak silat, itu. Itu ada di bagian Islam. (Yang lain adalah) KISDI, KAMMI, 
Gemuis (Gerakan Muda Islam), HMI. Ini yang ada di sebelah sana. Baitul Mal itu 
sama dengan Koppas, Koperasi Pasar, itu dibentuk oleh Adi Sasono, bersama 
dengan Baitul Mal, untuk menyalurkan sembako. Sembako yang disalurkan, akan 
mereka kutip beberapa puluh rupiah dari dalamnya, 
dengan harapan, di bulan Mei, kutipannya akan sampai kira-kira Rp 500 milyar. 
Ini untuk membiayai pemilu agar berpihak kepada mereka. 
Karena Koppas ini nanti makin lama main banyak orang datang ke Koppas dan 
Baitul Mal, maka orang-orang ini sambil diberi beras, sambil nanti akan 
dikatakan, "Nanti kamu milih PBB ya, partai Bulan Bintang ya. Kamu memilih 
partai ini, ya!" Jadi itu sudah membuat network ke bawah. Jadi kenapa Cina 
punya distributor itu harus digunting? Inilah jawabannya. Karena Koppas itu 
mesti membagi-bagikan sembako, mengutip keuntungannya untuk membiayai dan 
membeli suara untuk pemilu 1999. Siapa nanti yang akan benturan fisik? 
Benturan fisik itu dilaksanakan, kalau dari pihak mereka, itu oleh -
tadi kami sebut KAMMI, KISDI, HMI, YBMI, Humanika, Fosko 66, KB Lasykar Arif 
Rahman Hakim, Koppas dan Baitul Mal. 
Sedangkan dari sebelah sini yang akan benturan dengan mereka, yang 
nasionalis, itu bansernya NU, Ansornya NU, GMNI, GMI, GAMKI, Forkot, 
PMII, IPNU, IPPNU, FPI. Ini yang benturan. Apakah mahasiswa dan 
Forkot itu benturannya murni? Tidak murni, karena ada tadi organisasi pengkaji, 
yang mengatakan, ini uang, Kau benturan, ini uang kau berkelahi. Cuma mereka 
lebih banyak uangnya sekarang. Di pihak sini, GMI, PMKRI, GAMKI, itu yang 
banyak do'anya, uangnya sedikit. Jadi kalau dia datang dengan do'a, jam 10, jam 
11 dia pulang. HMI ini datang dengan doa, dengan uang. 
Jam 11 dia lapar, dia beli makanan, dia masih ada di situ sebagai 
demonstran, berkelahi, berkelahi. Tapi ada organisasi bawah tanahnya, atau 
klendestin. Nah organisasi klendestin itu diambilkan dari para desertir, yag 
melarikan diri dari ABRI, itu kemudian dikumpulkan oleh Prabowo. Inilah yang 
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan kemarin itu, penjarahan, pembunuhan, 
penganiayaan, harus Cina (sasarannya). Sekarang Bolanya Ada Pada Kristen dan 
Cina 
Dan untuk melaksanakan pekerjaan itu, ICMI itu kira-kira hampir 10 
tahun mengopinikan kemarahan massa, kemarahan rakyat, supaya bisa membunuh 
Cina, membunuh Kristen. Itu sudah dilaksanakan 10 tahun. Jadi kalau gunung 
berapi, itu magmanya meledak, kemarin, tetapi hasilnya tidak sampai 1 persen 
dari harapan mereka. Kan tida ada 5 persen orang Cina yang melarikan diri ke 
luar negeri. Tidak ada. Padahal, mereka sudah mempersiapkan semua itu selama 10 
tahun, membikin kemarahan-kemarahan, mengangkat Prabowo dari letkol 
didorong-didorong sehingga naik jadi Letjen. Padahal itu dulu jauh di bawah 
saya. Dan itu sudah mereka buat dan mereka ledakkan di 13-15 Mei. Harapannya 
bahwa akan terjadi kepanikan nasional yang begitu besar, lalu Cina-Cina itu 
berlari ke sana ke sini, meninggalkan desa kecamatan segala macem. 
Tetapi ternyata hasil yang mereka capai itu mungkin cuma 1 persen, 
kemampuan yang mereka gunakan sudah 85 persen. Apa kita ini tidak 
kuat? (Dijawab oleh yang hadir: "Kuaaat!"). 
Karena di 13 Agustus ketika Egi Sujana mengiriman pamflet kepada 
semua masjid-masjid, tanggal 14 Agustus Hari Jumat, seluruhnya kumpul di Al 
Azhar Kebayoran, sehabis salat Jum'at. Kita akan pergi demonstrasi ke Setneg, 
ke Akbar Tanjung, meminta supaya pidato Presiden Habibie tanggal 15 Agustus itu 
memasukkan di sana, Pancasila ditarik sebagai dasar negara. 
Apakah ada yang mau datang di Al Azhar? Tidak. Padahal itu sudah Egi 
Sujana, anggota ICMI, salah satu bagian yang tertinggi dari elitnya 
ICMI. Jadi ini gunung berapi, magmanya itu sudah jauh menurun ke 
bawah. Sekarang ini bolanya ada sama kita yang Kristen, bolanya ada sama kita 
yang Chinese ini. Sekarang ini kita Prancisnya, mereka Brasilnya (disambut 
gelak tawa dan tepuk tangan meriah para hadirin). 
Kemenangan Sudah Di Depan Kita 
Pertanyaannya, apakah kita sudah pulih dari ketakutan itu. Apakah 
kita lalu sekarang ini kita sudah percaya, bahwa momen ini diberikan Tuhan 
untuk kita, supaya kita menang, bukan supaya kita kalah. Dan 
kemenangan itu sudah di depan kita. Saya berkali-kali dalam pembicaraan yang 
lebih besar, begitu saya bilang, "Kalau saya lihat Habibie yang begitu lincah, 
syaraf retoriknya begitu bagus, saya pikir lebih bagus dia jadi penari Bali 
(lagi-lagi tawa yang hadir terdengar nyaring). Saya harap, besoknya saya akan 
dipanggil Koramil atau Kodim begitu, ditangkap apa, kok tidak juga. 
Saya bilang, Habibie yang sekarang dengan Habibie yang tahun lalu 
ketika menjadi menteri teknologi, kemudian jadi wapres, saya tidak melihat ada 
bedanya, kecuali bedanya bahwa sekarang topinya makin miring. Saya harapkan, 
besoknya saya ditangkap, dipanggil Denpom atau apa, tidak juga. 
Jadi sebenarnya kita ini di dalam momen menang. Akbar Tanjung ini 
sekarang sedang ketakutan, panik, lalu membentuk begitu banyak 
partai. Nanti kalau partai itu menang, Golkar kalah, belum tentu partai yang 
menang ini mau mengikut Akbar Tanjung punya keinginan. Sekarang ini diterima 
uangnya. Tapi kalau dia menang, belum tentu (dia nurut). Dia bilang, "Ah, 
giliran saya sekarang ini presiden". Itu ada pada kita. Pilihlah PDI atau PKB 
Siapa partai yang mesti kalian pilih. Ada PDI, atau PB, ada Partai Kebangsaan 
Merdeka yang ada 9 pilar itu, salah satu pilarnya adalah pilar kekerabatan atau 
pilar keturunan. Ada partai Parti, ada Partai 
Katolik Demokrat. Pokoknya kalian pilih saja, partai yang bukan 
sektarian, yang di nasionalis saja. Kalau serumit-rumit, barangkali 
kalau PDI Mega masih ada partainya, kalau masih ada, PDI Mega saja 
dipilih. Kalau tidak, partainya NU saja, Gus Dur, juga tidak apa-apa. Tapi 
jangan pilih PAN. Karena Amien Rais itu berbicara saja 
kelihatannya melawan Habibie, kelihatannya saja. Tapi dia sebenarnya adalah 
Dewan Pakar ICMI. Dia akan kembali ke kandangnya kalau dia memang. Ada partai 
Siswono dan Sarwono yang akan dibentuk bulan Oktober tahun depan, ada partainya 
Megawati yang dibentuk Oktober tahun ini. 
Oktober tahun ini Megawati akan bikin kongres, kemudian setelah 
kongres mungkin mereka akan mengubah namanya menjadi apa, menjadi partai baru. 
Tetapi, jangan bikin partai Kristen, seperti Partai Katolik Demokrat. 
Saya pikir ini langkah yang salah. Sebab, kalau nanti pemilihannya 
dengan sistem distrik, kalau kita semuanya ini kompak, Kristen dan 
Katolik menjadi satu, kita cuma merebut paling banyak itu 38 
kabupaten dari 330 kabupaten. Paling banyak. Padahal, di Kristen itu kan lebih 
banyak Yudasnya daripada Petrusnya. Itu pun kalau kita kompak 
sekompak-kompaknya, 38 kabupaten yang kita rebut. 
Jadi kalau kita bikin partai Kristen, kalau kalah? Jadi kalau kita 
bikin negara Islam, maka kita akan punya persatuan sepak bola negara Islam. 
Iya kalau menang, kalau kalah, kan Islam yang kalah main sepak bola. 
Kalau main voli kalah kan Islam yang kalah. Jadi jangan bikin partai Kristen. 
Kalau kita kalah kan Kristen yang kalah. Kalah lagi itu 
salib. 
Dan Gus Dur mengatakan begini, di dalam Quran itu, ada kalimat "kun 
fayakun", "Jadi, maka jadilah". 
Kata Gus Dur, kalau Allah sejak awalnya sudah mau menjadikan 
seluruhnya bumi ini Islam, kan Dia tidak usah susah-susah, Dia cuma 
mengatakan "Kun fayakun", Islam. Jadilah, maka akan jadi Islam. Semuanya akan 
jadi Islam, tidak ada Katolik, Hindu, Budha, segala macam, monyet juga akan 
jadi Islam. 


T a m a t 
BIODATA 
Nama    :       Theo Sjafei 
Agama   :       Kristen 
Lahir   :       Ujung Pandang, 30 Juni 1942 
Istri   :       Suismiati (purnawirawan Kowad) 
Jumlah anak     :       4 orang 
Pendidikan      :       *       SD sampai SMA di Ujungpandang 
                *       AMN 
                *       Seskoad (1977-1978) 
                *       Kursus reguler XII (1985/1986) 
                *       Lemhanas (1989) 


KOMENTAR: *     Banyak orang heran, mengapa orang sekaliber Theo 
bicara ekacau itu. Apalagi ia salah satu elite partai di PDI Perjuangan. 
(Ummat) 
*Sebagai bekas tentara, ia berpeluang sekali mendiskreditkan Islam. 
Soalnya, dulu tentara menganggap Islam itu sebagai musuh negara. 
(Arbi Sanit) 
*enaknya org kayak begini kita sebar luaskan jadikan daftar buron 
(agung'sis).


                
---------------------------------
Yahoo! Sports
 Rekindle the Rivalries. Sign up for Fantasy Football

[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke