Ah pake banyak alasan.. bilang aja karena syndrom inferior thd asing..
Apa" yang dari eropa/amrik lebih baik dari lokal.. :-P
Belum cukup apa contoh artis wanita yang gagal menikah dengan 
pria bule.. Atau karena merasa sudah lebih baik dari pria lokal -
karena menganggap pendapatannya sudah besar? ;-)

Wassalam,

Irwan.K

=======
--- In ppiindia@yahoogroups.com, Carla Annamarie
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> really...bnyk yang udah gak suka lagi sama produk lokal karena
kualitasnya
> gak bagus, gampang rusak, gak rapi buatannya banyak flaws, klo
dijual lagi
> juga udah harganya mungkin gak sampe setengah harga beli, emang seh
produk
> lokal ada dimana2, murah lagi..:)), daya pakainya gak tahan
> lama..:))...ngapain juga gitu loh.:))
> pesen gw..: hati2 beli produk lokal, teliti dulu sebelum beli.., jgn
> rugi..:))
> 
> 
> 
>                                                                    
       
>              Iwan Wibawa                                           
       
>              <[EMAIL PROTECTED]                                     
       
>              com>                                                  
    To 
>              Sent by:                  ppiindia@yahoogroups.com    
       
>              [EMAIL PROTECTED]                                     
    cc 
>              ups.com                                               
       
>                                                                   
Subject 
>                                        Re: [ppiindia] Derita
Perempuan     
>              06/24/2005 04:20          Bersuami Bule - Tahu Begini,
       
>              PM                        Mending Tak Menikah         
       
>                                                                    
       
>                                                                    
       
>              Please respond to                                     
       
>              [EMAIL PROTECTED]                                     
       
>                   ups.com                                          
       
>                                                                    
       
>                                                                    
       
> 
> 
> 
> 
> pesan dari berita ini adalah, berpikirlah 2 kali sebelum kawin sama
bule,
> kalau ada pilihan, pilihlah pria Indonesia, cintailah produk dalam
negeri.
> karena produk dalam negeri banyak juga yang berkualitas eksport.
> 
> salam
> Iwan
> 
> Carla Annamarie <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> Pak Togi, UU perkawinan no 1 th 1974 tidak ada pemihakan dalam pembagian
> hak waris menggunakan hukum waris barat, beda dengan pembagian hak waris
> dalam hukum waris Islam. dimana pembagian waris untuk anak khususnya
anak
> laki2 lebih besar dari anak perempuan.
> dan UU kewarganegaraan, dimana apabila ada anak hasil perkawinan dari 2
> warga negara yang berbeda, dan anak tersebut bukan merupakan WNI sampai
> usia tertentu (klo gak salah akil balik) baru bisa mengganti
> kewarganegaraannya. beda dengan yang ada di US, klo anak yang lahir
di US
> otomatis menjadi warga neg US, even orang tuanya bukan WN US. klo di
Indo
> setiap anak yang lahir di indo otomatis mengikuti kewarganegaraan
Bapaknya.
> (klo hal ini saya setuju dengan pak Togi ada ketidakadilan bagi kaum
> perempuan)
> 
> 
> 
>              partogi samosir
>              <[EMAIL PROTECTED]
>              ahoo.com>                                             
    To
>              Sent by:                  ppiindia@yahoogroups.com
>              [EMAIL PROTECTED]                                     
    cc
>              ups.com
>                                                                   
Subject
>                                        Re: [ppiindia] Derita Perempuan
>              06/24/2005 01:37          Bersuami Bule - Tahu Begini,
>              PM                        Mending Tak Menikah
> 
> 
>              Please respond to
>              [EMAIL PROTECTED]
>                   ups.com
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> dear Mbak Ani,
> 1. Konteks diskusi kita adalah status kewarganegaraan dan hak waris.
Dalam
> konteks itu, penderitaan hanya dialami oleh perempuan WNI. Pria WNI
tidak
> mengalaminya, karena UU Kewarganegaraan dan UU Perkawinan kita berpihak
> pada pria.
> 2. Kasus Marcelina hanya menambah daftar kepedihan wanita Indonesia.
Jika
> Mbak Ani ikut milis ini sejak bulan Mei 2005, Mbak akan baca betapa
> sedihnya jadi wanita Indonesia:. silahkan baca diskusi tentang poligami
> sebagai hak sah suami (istri harus terima lho Mbak - kalau menolak
artinya
> melanggar ajaran agama), tentang peraturan berpakaian yang hanya berlaku
> bagi perempuan (pria sih bebas sesukanya), dll.
> 3. Silahkan juga baca file milis kita ini mengenai apa sikap saya
terhadap
> itu semua. Nanti Mbak Ani akan memahami "satire" saya ketika saya
menulis
> "kecian deh lu perempuan. Hihihihi..."
> 4. nice to know you too
> togi
> 
> AniDj <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> Saya lebih sedih waktu membaca  komentar bang Togi "kecian deh lu
> perempuan.Hihihihihi...." dari pada waktu membaca kepedihan seorang
> perempuan yg menderita dalam perkawinannya. Janganlah tertawa diatas
> kepedihan orang lain. Kepedihan itu milik semua orang juga milik
bang Togi.
> 
> Salam kenal untuk bang Togi dan Marcellina
> 
> AniDj
> 
> partogi samosir <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> derita ini hanya berlaku bagi wanita indonesia yang menikah dengan
pria WNA
> (tidak hanya bule). Derita ini tidak berlaku bagi pria Indonesia yang
> menikah dengan wanita WNA.
> Enaknya jadi pria Indonesia. Kecian deh kalian perempuan2. hihihi
> togi
> 
> Ambon <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > http://www.indomedia.com/bpost/062005/22/depan/utama10.htm
> >
> > Derita Perempuan Bersuami Bule
> > Tahu Begini, Mending Tak Menikah
> >
> > MENIKAH dengan pria/wanita bule yang selama ini menjadi trend di kota
> > Metropolitan, khususunya di kalangan artis, ternyata tak seindah yang
> > dibayangkan. Banyak kendala hukum yang akan menghadang dalam
perjalanan
> > berumah tangga beda negara ini.
> >
> > Sedemikian ruwetnya, seorang Marcellina Tanuhandaru (32), pelaku kawin
> > campur antar bangsa ini, akhirnya menyimpulkan lebih baik tak menikah
> dari
> > pada menikah dengan bule. "Kalau tahu ruwet begini, mending dulu tak
> > menikah," cetusnya jengkel.
> >
> > Perempuan berkulit putih kelahiran Surabaya ini ditemui saat
membagikan
> > selebaran pamflet advokasi untuk perubahan RUU Kewarganegaraan di
teras
> > depan ruang Rapat Paripurna Gedung DPR/MPR, kemarin (21/6).
> >
> > Rambutnya dicat kuning, pakaiannya berupa rok terusan berwarna ungu,
> > dipadu selendang warna merah menyala tampak seperti perempuan bule.
> > Marcellina berkebangsaan Indonesia menikah dengan pria warga Amerika
> > Serikat, Tom Mustric, Juni 2001 silam di Colombus, Ohia, Amerika
Serikat.
> >
> > "Kita bertemu di sana saat sedang ada konferensi pendidikan. Kebetulan
> > kita sama-sama pengajar," ujar perempuan yang jadi pemilik sekaligus
> > pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM) Labora, Jakarta ini.
> >
> > Meski berbeda bangsa dan berselisih usia hampir 30 tahun, toh
perkenalan
> > terus berlanjut pada jenjang pernikahan. Pasangan berbeda
kewarganegaraan
> 
> > ini untuk sementara waktu menetap di negeri Paman Sam. Mereka pun
> > dikaruniai dua anak, masing-masing bernama Sonya dan Julian.
Marcellina
> > mengaku happy saat kedua anaknya lahir. Tak pernah sedikit pun
terlintas
> > dalam benaknya bakal ada segunung permasalahan menghadangnya kelak.
> >
> > Akhirnya, prahara terjadi di rumah tangganya. Pada 29 Maret 2003,
dengan
> > memboyong kedua anaknya, ia kabur meninggalkan sang suami dari rumah
> > mereka di Colombus. Pangkalnya, adanya kekerasaan rumah tangga
(domestik
> > violence).
> >
> > Selama dua bulan ia berlindung di shelter perlindungan di Colombus
Ohio.
> > Niatnya untuk pulang ke tanah air semakin menguat dengan memboyong
kedua
> > putri tercinta. Dengan akta lahir WNA, kedua anaknya sulit untuk bisa
> > dibawa serta ke Indonesia. Terlebih ia bisa terkait tuduhan penculikan
> > anak.
> >
> > Berkat bantuan KBRI Washington, ia mendapat Surat Perjalanan Laksana
> > Paspor (SPLP) yang membawa dirinya dan dua anaknya ke tanah air. Surat
> > khusus itu bertajuk "alasan kemanusiaan yang diberikan Deplu RI
melalui
> > Kedubes Indonesia di Amerika".
> >
> > Akhir Juli 2003, Marcel dan kedua anaknya tiba di tanah air. Dikira
> > permasalah kawin dengan bule berakhir. Permasalahan belum selesai,
> > rambu-rambu hukum terus menelikungi hidupnya. Sesuai UU no.62
tahun 1958
> > tentang kewarganegaraan, Sonya dan Julian, otomatis mengikuti
> > kewarganegaraan ayahnya.
> >
> > Dengan kata lain, Marcel tak bisa memberikan status WNI bagi kedua
darah
> > dagingnya tersebut. Selain itu, sesuai peraturan untuk mendapatkan hak
> > mengasuh darah dagingnya di Indonesia, ia harus meminta ijin dari
> sejumlah
> > menteri terkait. Setiap tahun, ia pun harus mengurus visa tinggal
untuk
> > Sonya dan Yulian.
> >
> > "Birokrasinya panjang banget Mas, selain itu mahal," ujar
perempuan yang
> > kerap bicara dengan nada cepat ini.
> >
> > Birokrasi yang harus ditempuhnya adalah Marcel harus melapor ke
> > kepolisian, kelurahan, kecamatan, kabupaten, serta ke dinas
kependudukan
> > propinsi. Terakhir, ia resah dengan masa depan kedua anaknya. Baik
Sonya
> > maupun Yulian tak bisa menempuh pendidikan di sekolah negeri. Saat
ini,
> > tuturnya, Sonya sudah masuk Play Group (Pra Taman kanak-kanak).
> "Nantinya,
> > secara tak langsung oleh dinas terkait, ia disarankan masuk sekolah
> > internasional. Itu biayanya mahal sekali Mas," keluhnya.
> >
> > Kedua anak blasteran inipun tak mempunyai hak waris tanah (properti)
> milik
> > ibunya. "Setelah lewat usia 18 tahun, kedua anak saya baru bisa
memilih
> > kewarganegaraan. Tapi, apa jadinya kalau saya meninggal sebelum mereka
> > dewasa? Siapa yang akan mengurus mereka," ujarnya dengan mata
> sendu.JBP/den/bie
> 
> 
> __________________________________________________
> Do You Yahoo!?
> Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
> http://mail.yahoo.com
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
> 
> 
> 
>
***************************************************************************
> Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju
Indonesia yg
> Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
>
***************************************************************************
>
__________________________________________________________________________
> Mohon Perhatian:
> 
> 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg
otokritik)
> 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
> 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;
> 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
> 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
> 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
> 
> Yahoo! Groups Links
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>
***************************************************************************
> Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju
Indonesia yg
> Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
>
***************************************************************************
>
__________________________________________________________________________
> Mohon Perhatian:
> 
> 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg
otokritik)
> 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
> 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;
> 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
> 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
> 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
> 
> 
> 
> 
> ---------------------------------
> Yahoo! Groups Links
> 
>    To visit your group on the web, go to:
> http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/
> 
>    To unsubscribe from this group, send an email to:
> [EMAIL PROTECTED]
> 
>    Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.
> 
> 
> 
> ---------------------------------
> Yahoo! Sports
>  Rekindle the Rivalries. Sign up for Fantasy Football
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
> 
> 
> 
>
***************************************************************************
> Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju
Indonesia yg
> Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
>
***************************************************************************
>
__________________________________________________________________________
> Mohon Perhatian:
> 
> 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg
otokritik)
> 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
> 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;
> 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
> 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
> 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
> 
> Yahoo! Groups Links




***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke