--- Satrio Arismunandar <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:

> Hmm, ada kesan sindrom kurang percaya diri....

Bung Rio, AS (lewat pemerintah/lsmnya) memberikan
beasiswa ke beberapa pemuda Indonesia tentu ada maksud
tertentu. Begitu pula dgn dana yang mereka salurkan ke
sini lewat berbagai yayasannya.

> --- ANDREAS MIHARDJA <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > Sebelum menjerit tidak adil etc silahkan berpikir
> > dgn logic - bagaimana mereka sebagai negara tanpa
> > kapital dan technology minyak sanggup mengelola
> > bahan alam ini tanpa bantuan technik dan kapital
> > dari luar. 
> 
> Ya, kita bisa pinjam atau sewa tenaga luar. Tapi
> HARUS
> DI BAWAH KONTROL DAN KENDALI KITA, bukan
> sebaliknya...

Dengan cadangan gas alam terbesar kedua di dunia,
Bolivia bisa mengelola sendiri gas alamnya. Untuk
kapital, mereka bisa membayar pinjaman dana investasi
dalam waktu 2-3 tahun saja (mis: pinjaman investasi Rp
17 trilyun, produksi gas Rp 170 trilyun per tahun).
Ini cuma masalah cash-flow yang sederhana.

Untuk teknologi, mereka bisa mengadakan tender untuk
eksplorasi gas serta instalasi "penambangan" gas.
Setelah beroperasi, mereka tinggal menjalankannya.

Indonesia juga sebenarnya bisa begitu. Lewat Indosat
dan Telkom, bangsa Indonesia berhasil mengoperasikan
satelit serta jaringan telekomunikasi di Indonesia.
Bangsa Indonesia juga sudah berhasil mengoperasikan
reaktor nuklir (mis: reaktor nuklir Kartini). Bangsa
Indonesia lewat IPTN bukan cuma bisa mengoperasikan
pesawat, tapi juga membuat pesawat terbang.

Jadi sudah sepantasnya jika kita menghentikan
pengurasan kekayaan alam negara kita oleh MNC asing.
Jangan sampai MNC asing kaya raya karena mengeruk
kekayaan alam kita, sementara rakyat kita banyak yang
putus sekolah, kelaparan, bahkan mati karena busung
lapar.

> Kalau kalian yg berteriak memberikan
> > solution yg logic yg lebih baik dari yg sekarang
> > dipakai silahkan berteriak kalau belum tahu
> silahkan
> > belajar dahulu dn jangan memakai emosi yg salah.
> > Pengetahuan technik minyak tidak mudah - lihatlah
> > sendiri Indonesia tidak bisa bikin benzin atau
> > minyak tanah sendiri harus import 100% dari negara
> > arab. 
> 
> Bagi rekan-rekan yang menggeluti masalah minyak,
> pernyataan ini jelas tidak akurat. Kita mengekspor
> minyak dengan kualitas yang baik (kadar sulfur
> rendah), dan pada saat yang sama juga mengimpor
> minyak
> (dengan kualitas lebih buruk), sehingga ada selisih
> harga buat revenue.
> 
> Indonesia kan negara minyak - kenapa kaga bisa
> > bikin sendiri
> 
> Maksudnya bikin itu gimana? MInyak mentah di
> masukkan
> ke kilang, lalu diolah menjadi berbagai jenis BBM,
> dari BBM tingkast tinggi (Avtur untuk pesawat)
> sampai
> tingkat rendah (minyak tanah, lilin, dsb). Di
> Indonesia sudah lama ada kilang minyak, walau
> kapasitasnya tidak sebesar yang diharapkan.
> 
>  - Jawabannya  karena ketidak stabilan
> > keadaan social diIndonesia Longterm investment
> tidak
> > datang dn ahli2 setempat pengetahuannya tidak ada.
> 
> Jawaban yang terlalu generik dan simplistis.
> 
> > Seharusnya kalau indonesia bekerja sama dgn Shell
> > dan tidak membikin Pertamina yg korrup [oleh
> > perasaan nasional] keadaan tidak seperti sekarang.
> 
> Artinya, lebih bagus dijajah Belanda ketimbang
> merdeka. Kalau persoalannya di korupsi, ya
> koruptornya
> diberantas. Bukan malah menghamba...
> 
> 
> > Shell adalah perusahaan belanda dan negara ini
> > adalah satu2nya negara yg menyumbang pengetahuan
> dan
> >  kapital kepada bekas jajahannya sampai beratusan
> > juta dollar setahun. 
> 
> Satu-satunya???? Apa saya tidak salah dengar???? Ada
> Texaco, ada Unocal, ada macam-macam yang dengan
> senang
> hati akan mau bantu Indonesia asal ada profit!!
> 
> 
> 
> {Belanda sendiri negara gas
> > alam] Yg sulitnya utk pemerintah Indonesia Negara
> > Belanda anti korrupsi dn segala pengeluaran
> > diperiksa sampai mendalam dn rupanya tidak
> lukratip
> > utk Suharto cs..
> > Andreas
> >  .
> > 
> > A Nizami <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > Semoga kasus Bolivia jadi pelajaran bagi kita.
> > Negara
> > tersebut punya gas alam terbesar ke 2, tapi
> > rakyatnya
> > tetap miskin. Ini karena yang menikmati kekayaan
> > alam
> > tersebut adalah Multi National Company asing.
> > 
> > Rakyat mereka ibarat ayam yang kelaparan di
> lumbung
> > beras.
> > 
> > Jangan sampai negara kita seperti itu. Kita
> > mengekspor
> > gas alam. Tapi pabrik pupuk Iskandar Muda nyaris
> > mati
> > kekurangan gas. Kita mengekspor minyak (walau juga
> > impor). Tapi rakyat kita sampai berkelahi berebut
> > BBM.
> > 
> > Mudah-mudahan kita bisa mengelola kekayaan alam
> > sendiri. Hidup mandiri. Sehingga seluruh kekayaan
> > alam
> > bisa dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia.
> Bukan
> > oleh MNC asing.
> > 
> > --- KPP PRD <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >     
> > Pergolakan Bolivia, Pelajaran akibat Privatisasi 
> > 
> > Bulan Oktober 2003, Presiden Gonzalo Sanchez de
> > Lozada, tokoh liberal Bolivia pemenang Pemilu,
> > diturunkan oleh demonstrasi rakyat dan digantikan
> > oleh
> > Carlos Mesa. Peristiwa itu dikenal sebagai Hantu
> > Oktober. Dan dua puluh bulan kemudian, hantu itu
> > datang lagi lewat rangkaian demonstrasi yang
> terjadi
> > sejak Januari 2005, dan dilanjutkan dengan
> pemogokan
> > umum setelah Presiden Carlos Mesa menandatangani
> UU
> > perminyakan (Hydocarbon) 17 Mei 2005 . Pada 26 Mei
> > 2005, pemogokan dihentikan untuk memperingati
> > festival
> > umat Katolik Corpus Christi, dan segera berlanjut
> > keesokan harinya. Ratusan ribu rakyat Bolivia
> turun
> > ke
> > jalan-jalan menuju istana kepresidenan La Paz,
> > bahkan
> > memblokade perbatasan menuju Chile dan Peru.
> Hingga
> > tanggal 6 Juni 2005, ahirnya Presiden Carlos Mesa
> > mengundurkan diri.
> > 
> > Dalam Agenda Oktober 2003 Carlos Mesa menjanjikan
> > rakyat untuk menasionalisasi minyak dan gas;
> > penjatuhan hukuman terhadap politisi yang
> > bertanggungjawab atas kematian 67 orang dalam
> > pergolakan Oktober 2003; dan sidang konstituante
> > untuk
> > merevisi konstitusi dengan melibatkan masyarakat
> > adat
> > setempat (Indian). Tak main-main, rakyat Bolivia
> > menuntut balik janji itu, khususnya warga pekerja
> > dan
> > masyarakat Indian dari El Alto, ketika dalam 20
> > bulan
> > kekuasaan Mesa tak satupun janji tersebut
> dipenuhi.
> > 
> > Negeri yang berpenduduk tak lebih dari 9 juta ini
> > adalah negeri paling miskin di Amerika Selatan,
> > padahal memiliki kekayaan gas alam terbesar kedua
> > setelah Venezuela. Sebesar 18% pajak pendapatan
> > penjualan (royalti) terhadap kontrak production
> > sharing minyak ditetapkan Presiden Lozada. Berjudi
> > dengan kekuatan modal asing, Carlos Mesa malah
> > berani
> > menaikkannya menjadi 32% dalam UU Hidrokarbon yang
> > baru disahkannya 17 Mei lalu. Namun, kebijakan
> > tersebut tampaknya sudah sulit mengambil hati
> > rakyat.
> > Seperti bola salju tuntutan bergulir menjadi
> > nasionalisasi perusahaan-perusahaan minyak dan gas
> > Bolivia. 
> > 
> > Sebanyak 76 kontrak minyak yang sudah
> ditandatangani
> > dimasa kekuasaan Jorge Quiroga dan Lozada, hanya
> > menguntungkan 12 perusahaan transnasional;
> termasuk
> > Enron, Shell, Repsol – YPF, Petrobas, dan British
> > Petroleum. Mereka dimudahkan untuk membeli
> langsung
> > minyak mentah di sumur-sumur minyak Santa Cruz
> > dibawah
> > nilai pasar, dan menjualnya kembali pada rakyat
> > Bolivia 12 kali dari harga aslinya. Rakyat Bolivia
> > tampaknya mengerti bahwa inilah salah satu
> penyebab
> > naiknya harga bahan bakar minyak diesel, petrol
> dan
> > kerosene, selain karena kesepakatan Presiden
> Carlos
> > Mesa dengan IMF tentang privatisasi pada bulan
> > Desember 2004. Inilah yang memicu rangkaian
> > demonstrasi Januari 2005.
> > 
> > Kerap kali pertanyaannya yang muncul kemudian
> adalah
> > siapa dan apa kepentingan dibalik pergolakan
> rakyat
> > di
> 
=== message truncated ===


Bacalah artikel tentang Islam di:
http://www.nizami.org

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Reply via email to