http://www.kompas.com/kompas-cetak/0507/05/opini/1866327.htm
Muhammadiyah dan Kiri Islam? Oleh: Nur Khalik Ridwan Kali ini Muktamar Muhammadiyah (3-8 Juli) mempertaruhkan banyak soal persyarikatan: wacana kritis yang dibawa kaum muda, terutama wacana kiri yang ingin menjadikan Muhammadiyah sebagai partai politik. Ada tiga hal mengapa pergolakan wacana kritis-progresif menjadi penting. Pertama, banyak kaum muda Muhammadiyah merintis jalan baru, dalam Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah (JIMM) atau yang tak terwakili JIMM. Mereka bergelut mengurus anak jalanan, petani, dan ada yang di dunia perempuan. Mereka resah soal pembakuan dogmatis Islam Murni. Sinyal dari kelompok muda menunjukkan, mereka sedang berbicara atas nama zamannya. Kedua, terjadi benturan tentang apa yang diinginkan kaum muda dengan sebagian sosok tua di persyarikatan. Dalam beberapa hal terjadi sarkasme untuk menghakimi sejumlah pikiran kaum muda. Pemikiran kritis dianggap sesat, tidak memiliki pijakan di Muhammadiyah. Ketiga, amal usaha Muhammadiyah kian banyak dengan didirikannya sekolah, universitas, rumah sakit, klinik bersalin, pantai asuhan. Tetapi, pada saat yang sama muncul paradoks: mengapa berobat di rumah sakit Muhammadiyah tidak lebih murah dibandingkan dengan di tempat lain? Mengapa biaya sekolah di Muhammadiyah amat mahal? Semua itu memompa semangat kaum muda. Sikap kritis mereka tidak bisa dibendung. Oleh karena itu, arif menyikapi pikiran kritis-progresif di Muhammadiyah akan lebih bermanfaat daripada menafikannya. Akar kritis Mengapa harus arif? Jika mencermati sejarah awal Muhammadiyah, persyarikatan dan orang-orangnya amat apresiatif dengan wacana pembebasan mustadh'afin, atau wacana kiri. Bisa disebut beberapa hal: Pertama, saat KH A Dahlan mendirikan Muhammadiyah, pengajaran yang diulang-ulang adalah membaca surat al-Maun. Surat ini membicarakan para pendusta agama: Muslim yang rajin shalat dan puasa, tetapi bila menghardik anak yatim serta tidak memberi makan yang fakir dan miskin disebut "pendusta agama". Secara praksis ini mendapat pembenaran dengan pendirian panti asuhan. Di masa sebelum kemerdekaan, upaya ini dianggap radikal-progresif. Kedua, KH A Dahlan menyetujui tokoh-tokoh ISDV seperti Semaun dan Darsono untuk berbicara atau memberi kursus di depan anggota Muhammadiyah di Yogyakarta. Sebagaimana diakui Ahmad Jainuri dalam Ideologi Kaum Reformis (hal 115), kedatangan mereka membawa pengaruh atas cara pandang sosialistik dalam kursus-kursus yang diberikan. KH A Dahlan ternyata tidak menafikan tokoh- tokoh kiri, setidaknya memberi kesempatan. Ketiga, H Fachroedin (tokoh Muhammadiyah awal) pernah aktif di redaksi Islam Bergerak, sebuah media massa yang didirikan H Misbach (tokoh Islam komunis di Solo). Memang akhirnya H Fachroedin mengundurkan diri setelah berkiprah lama. Pengunduran diri H Fachroedin dari redaksi Islam Bergerak tercatat pada dokumen Medan-Moeslimin (1 Mei 1923). Jelas masih ada pijakan-pijakan lain jika mau dicari, terutama dari konsep Islam tentang pembebasan mustadh'afin. Beberapa hal itu bisa dibaca sebagai fenomena di mana wacana kiri dalam akar Muhammadiyah bukan sesuatu yang ditabukan dan bukan dalam konteks menghidupkan komunisme di Muhammadiyah. Oleh karena itu, kritisisme kaum muda harus disikapi secara arif, bukan sarkasme, apalagi mengklaimnya sebagai "sesat". Ada baiknya membaca tulisan H Sudjak (tokoh Muhammadiyah awal) dalam hal mendengarkan kritik, ". perkataan toean akan beri tendangan kepada kita kaoem Moehammadijah dengan kekuatan toean . dan saja maoe taoe sebagaimana rasanja tendangan toean menendang kepada kita kaoem Moehammadijah asal sadja toean menendang kepada kita itoe dengan beralasan jang betoel, tentoe akan bergoena djoega" (surat H M Soedjak kepada H Misbach, dalam Medan-Moeslimin, 1 Mei 1923). Nur Khalik Ridwan Penulis Buku Borjuis: Kritis atas Nalar Islam Murni (2004) [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/