http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/7/6/n2.htm


Kabinet SBY saling Jegal?


Jakarta (Bali Post) -
Kelangkaan premium di sejumlah daerah, termasuk di ibu kota Jakarta, sejatinya 
bukan disebabkan oleh kekosongan BBM di Pertamina. Menurut ekonom Kwik Kian 
Gie, kelangkaan BBM itu lebih diindikasikan sebagai sebuah permainan elite di 
kabinet Susilo Bambang Yudhoyono. ''Orang mulai berpikir, jangan-jangan di 
dalam kabinet SBY ini saling jegal. Saling jegal dengan menggunakan cara-cara 
ini (melangkakan BBM- red) supaya SBY tidak populer. Supaya SBY jatuh. (Jadi) 
mulai ada spekulasi seperti itu,'' tegas Kwik Kian Gie, Selasa (5/7) kemarin.

Menurut Kwik, sangat tidak logis apabila BBM langka di pasaran. Cara-cara yang 
dipakai sejumlah elite di kabinet Yudhoyono, dianggap Kwik, sangat berbahaya. 
''Sangat bahaya sekali jika BBM dijadikan alat spekulasi,'' tandasnya.

Sekadar melihat ke belakang, kata Kwik, pemerintahan ini sejatinya tidak punya 
alasan  untuk tidak bisa memenuhi kebutuhan BBM bagi masyarakat.  Fakta 
menunjukkan, pemerintah telah menaikkan harga BBM menjadi rata-rata sekitar 30 
persen.  Demonstrasi di seluruh propinsi di Indonesia tidak digubris. Bahkan, 
pemerintah berhasil menaklukkan institusi DPR yang juga keras menolak kenaikan 
BBM. ''Jadi, pemerintah ini mau apa lagi, semua sudah begitu, kok masih 
langka,'' cemasnya. 

Apalagi, subsidi BBM yang dimaksudkan untuk membantu orang miskin ternyata 
tidak terbukti dengan munculnya kasus busung lapar di mana-mana. Gara-gara 
busung lapar, negeri ini hampir disamakan dengan negara Ethiopia. ''Lalu ke 
mana dana subsidi BBM itu,'' ungkap Kwik.



Jaga Pompa Bensin



Sementara itu, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Firman Gani memerintahkan seluruh 
Polres di wilayah hukum Polda Metro Jaya untuk menjaga pompa-pompa bensin di 
wilayah hukumnya masing-masing. Langkah itu dilakukan menyusul kekhawatiran 
akan terjadinya kerusuhan pascaterjadinya kelangkaan BBM (bahan bakar minyak) 
yang mulai melanda Jakarta tiga hari terakhir ini. ''Penjagaan itu dilakukan 
karena khawatir ada kerusuhan karena kurangnya pasokan BBM,'' kata Kepala 
Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol. Tjiptono, Selasa (6/7) kemarin.

Di tempat yang sama, Kepala Biro Operasi Polda Metro Jaya Kombes Pol. Komang 
Udayana menyatakan, perintah Kapolda itu sudah dikeluarkan sejak Senin (4/7) 
lalu. ''Sebelum ini, yang dikawal hanyalah mobil-mobil pengangkut BBM dan depo 
Pertamina,'' kata perwira menengah polisi ini.

Menurut Udayana, untuk sementara kekuatan pengamanan yang dikerahkan berasal 
dari Polres. Sementara kekuatan pendukung dari Polda Metro Jaya baru akan 
diturunkan jika eskalasi meningkat atau personel Polres kewalahan. (kmb7/kmb5)

+++++

http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/7/6/n3.htm



SBY Dinilai Gagal



Jakarta (Bali Post) -
Puluhan tokoh oposan berkumpul. Mereka ingin membicarakan masa depan bangsa 
Indonesia dan demokratisasi Indonesia setelah tujuh tahun reformasi dianggap 
berjalan stagnan. Perubahan sistem, tata nilai dan aktor dianggap belum mampu 
mengubah nasib banga Indonesia.

Sejumlah tokoh yang hadir dalam serasehan itu antara lain Harijadi Dharmawan, 
Hariman Siregar, Gus Dur, Kwik Kian Gie, Fuad Bawazier, Dita Indah Sari, Ray 
Rangkuti, Jumhur Hidayat, Egy Sudjana, Amin Aryoso, Djakfar Assegaf, Judilhery 
Justam, Fadli Zon, Samuel Koto, B. Wiwoho, dan Irawanto. Mereka berkumpul untuk 
membahas masa depan bangsa dan demokratisasi Indonesia sekaligus mengkritisi 
kinerja pemerintahan. Para aktivis menyoroti isu-isu kekinian seputar nasib 
bangsa ini yang  disejajarkan dengan bangsa-bangsa Afrika seperti Ethiopia. 
Oleh karena faktanya di negeri ini merajalela penyakit busung lapar. Penyakit 
ini terjadi akibat kemiskinan yang ekstrem.

Fakta-fakta lain yang dibicarakan adalah maraknya antrean BBM di hampir  
seluruh propinsi di Indonesia, pengangguran yang kian meningkat, pembabatan 
hutan besar-besaran, wabah polio. Peningkatan penggunaan narkoba, menurunnya 
tingkat kepercayaan masyarakat kepada negara, dan sistem demokrasi yang kini 
berubah dari rakyat, oleh elite, dan untuk elite, serta amandemen UUD 1945 yang 
dilakukan oleh aktor-aktor lama yang korup juga dibahas.

Mereka juga mengevaluasi pelaksanaan pilkada yang hanya mengikutsertakan elite 
partai dan tidak menjamah rakyat kebanyakan untuk ikut serta dalam pemilihan. 
Padahal, sesuai UUD pasal 27, setiap warga negara memiliki hak dan kedudukan 
yang sama di dalam hukum dan pemerintahan. Pertemuan ini akan dilanjutkan guna 
mencari langkah kongkret mengkritisi kepemimpinan bangsa ini demi kebaikan 
Indonesia ke depan.  

Garis besarnya, mereka  menilai kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono 
(SBY) gagal. Kebijakan yang dikeluarkan Presiden Yudhoyono tidak banyak yang 
berpihak kepada rakyat. Sebaliknya, kebijakannya selalu berpihak kepada pasar 
dan konglomerat hitam. ''Buktinya adalah subsidi paling besar sekitar Rp 90 
trilyun per tahun bukan untuk rakyat, tetapi untuk subsidi BLBI,'' tegas 
Harijadi Dharmawan dalam pertemuan yang diselenggarakan Ikatan Alumni UI di 
Jakarta, Selasa (5/7) kemarin.

Menurutnya, negara ini dikuasai hanya oleh sekitar 30 konglomerat hitam. Mereka 
telah membawa lari deposito rakyat senilai Rp 650 trilyun. Anehnya, 
pemerintahan baru ini tidak mengutak-atik konglomerat itu. Bahkan, pemerintah 
harus membayar utang akibat ulah mereka puluhan trilyun per tahun. Pemerintahan 
Yudhoyono memilih membongkar kasus KPU yang tingkat kerugiannya jauh lebih 
kecil dibandingkan dengan dana BLBI yang dibawa kabur konglomerat hitam. 
Padahal, jika dana itu bisa dikembalikan,  pemerintah tak perlu mensubsidi dana 
rekap BLBI sebesar Rp 90 trilyun per tahun.

Gus Dur yang datang dalam acara itu menegaskan, demokrasi itu intinya penegakan 
hukum. Sekarang ini, penegakan hukum tidak dijalankan secara serius oleh 
pemerintahan Yudhoyono. Sebagai contoh kasus KPU yang kini dibongkar KPK. Kata 
Gus Dur,  kasus KPU itu seolah dihentikan begitu saja. ''Kasus KPU dihentikan 
karena takut kalau Chusnul dan Hamid Awaluddin diperiksa akan bernyanyi. Masak 
mereka bernyanyi saja takut,'' kata Gus Dur.

Dua anggota KPU itu dianggap akan buka rahasia mengenai banyak hal terutama 
yang menyangkut rahasia  pemerintahan Yudhoyono. Karena itu, KPK  dinilai Gus 
Dur  tidak meneruskan mengusut Chusnul dan Hamid. Padahal, kedua  orang itu 
juga ditengarai menerima dana taktis KPU. Bahkan, anggota KPU lainnya, Anas 
Urbaningrum, kini hengkang ke Partai Demokrat -- partai yang didirikan Yudhyono 
-- sebagai salah satu ketua. (kmb7)




[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke