REFLEKSI: Apakah dengan dimarahi menteri maka soal tong minyak dan kas bocor di 
Pertamina diatas?


http://www.kaltimpost.web.id/berita/index.asp?Berita=Utama&id=121216
Rabu, 6 Juli 2005




Kwik: SBY Harus Memarahi Menterinya
Kelangkaan BBM Tak Logis 

JAKARTA-Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) khususnya premium yang terjadi di 
beberapa kota di Indonesia belakangan ini, dinilai Kwik Kian Gie tidak masuk 
akal. Mantan menko perekonomian di era pemerintahan Megawati Soekarnoputri ini 
menilai ada upaya sistematis untuk memudarkan popularitas Presiden Susilo 
Bambang Yudhoyono (SBY) melalui isu BBM. 

Kwik mengaku tidak habis pikir terjadi kelangkaan BBM. Apalagi jika alasannya 
karena pemerintah tidak ada dana untuk membayar impor BBM. Padahal dalam APBN, 
justru terjadi surplus dari penerimaan BBM. 

''Saya tidak tahu dan banyak yang tidak tahu mengapa BBM bisa langka. Dari 
perubahan APBN yang baru disepakati, jelas ada surplus dana BBM,'' kata Kwik, 
setelah mengikuti Sarasehan Demokrasi untuk Rakyat, yang digelar Ikatan Alumni 
Universitas Indonesia (Iluni) di Hotel Le Meridien, Jakarta, kemarin. 

Informasi yang diterima Kwik, kelangkaan BBM terjadi karena seluruh produksi 
yang menjadi hak bangsa lebih kecil dari konsumsinya. Selisihnya atau 
kekurangannya harus diimpor. Impor itu sebenarnya sudah dilakukan Pertamina dan 
BBM-nya sudah ada di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Tetapi harus dipotong 
bea masuk. 

Persoalannya, uang untuk membayar bea masuk itu dikendalikan oleh Departemen 
Keuangan. ''Anehnya tidak dikeluarkan oleh Depkeu. Ini kan lucu,'' kata Kwik. 

Padahal teknis seperti itu sangat mudah. Kwik mencontohkan, misalnya Depkeu dan 
Pertamina sama-sama punya rekening di salah satu bank, maka Depkeu tinggal 
perintahkan pindahkan sejumlah dana ke rekening Pertamina. Setelah bea masuk 
dibayar, Pertamina membayar kembali ke Depkeu. ''Prosesnya hanya debet-kredit 
saja. Kalau saya hitung hanya butuh waktu 3-4 menit saja. Setelah itu 
kelangkaan BBM tidak ada lagi,'' paparnya. 

Herannya lagi, kata Kwik, tak ada satu pun anggota DPR yang membantah alasan 
Pertamina dan pemerintah. Mantan ketua DPP PDIP ini juga tidak habis mengerti 
mengapa Presiden SBY juga tidak memahami situasi yang terjadi. ''Mestinya SBY 
sudah memanggil jajarannya dan mengambil tindakan tegas. Minimal 
marah-marahlah,'' ujar Kwik. 

Menurutnya, SBY harus mengerti situasi yang sebenarnya. Sebab, Kwik menilai ada 
upaya untuk memudarkan pamor SBY. Apalagi jika sampai pemerintah menaikkan 
harga BBM. 

Dijelaskan Kwik, sebenarnya kelangkaan BBM itu tidak ada. Yang ada hanya 
produksi BBM kurang. Tapi kurangnya hanya sedikit. Dan untuk mengimpor 
kekurangannya itu, pemerintah punya cukup dana. Meski harga BBM di New York 
US$60/barel, tidak menjadi masalah. 

Kalau melihat perubahan APBN, yang baru saja disepakati, terdapat penerimaan 
sumber daya alam sebesar Rp150 triliun. Penerimaan SDA itu 90 persen adalah 
BBM. Dari penerimaan Rp150 triliun itu terdapat subsidi Rp70 triliun. ''Lha 
masih surplus kan. Kok pemerintah bicara uang dari mana untuk impor?'' ucap 
Kwik. 

Dalam kesempatan itu Kwik menjelaskan panjang lebar tentang carut-marut 
persoalan BBM ini. Problem dasarnya karena pemerintah tidak punya kemandirian 
berpikir. Misalnya dalam penggunaan istilah subsidi. Subsidi selalu 
diidentikkan pemerintah mengeluarkan uang. Padahal sebenarnya dalam kasus BBM 
ini tidak ada pengeluaran pemerintah. 

Minyak mentah yang dipompa dari bumi, kata Kwik, biaya pemompaannya sampai ke 
atas bumi, ditambah biaya pengilangan sampai menjadi bensin, kemudian ditambah 
biaya transportasi sampai ke kota, hanya Rp540. Dijual ke konsumen seharga 
Rp2.400. Selisihnya itu merupakan kelebihan uang tunai bagi pemerintah. ''Kok 
bilang subsidi itu bagaimana? Jadi dalam berpikir pun tidak ada kemandirian. 
Itu pikiran yang dijejalkan lembaga internasional,'' terang Kwik. 

Setelah ditelusuri oleh Kwik, yang dimaksud subsidi adalah perbandingan harga 
premium di Indonesia dan pasar minyak di New York. Di Indonesia, rakyat beli 
bensin seharga Rp2.400. Di New York, harganya US$60/per barel atau kalau dikurs 
per liter menjadi Rp3.400 per liter. ''Ternyata selisihnya itu yang disebut 
kita harus menyubsidi,'' tambah Kwik. 

TAK BOLEH DIKURANGI 

Meskipun harga minyak dunia melonjak naik, pasokan bahan bakar minyak (BBM) 
jenis premium tidak boleh dikurangi atau diganti dengan jenis pertamax. Ini 
adalah instruksi dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada para menteri. 

"Ini untuk menghindari dampak-dampak sosial yang tidak diharapkan apabila 
supply dikurangi," kata Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro mengutip pernyataan 
Presiden SBY dalam rapat kabinet di Kantor Presiden, Jl Medan Merdeka Utara, 
Jakarta, Selasa (5/7) kemarin. 

Dalam jumpa pers setelah rapat kabinet, Purnomo menjelaskan, kebijakan ini akan 
menyebabkan melonjaknya subsidi BBM yang harus dibayar oleh pemerintah. Namun 
untuk saat ini kemampuan fiskal masih bisa menutupi harga minyak dunia yang 
menembus US$60 per barel. 

Dijelaskan, saat ini terjadi peningkatan konsumsi bahan bakar sebesar 7 persen 
dibandingkan tahun lalu. Ini perhitungan per Mei lalu. Karena populasi 
kendaraan pribadi juga semakin bertambah, yakni pertumbuhannya sekitar 5 
persen. 

Padahal, kuota produksi premium yang disepakati pemerintah dan DPR sebesar 59,6 
kiloliter atau lebih rendah dibandingkan tahun 2004. Sehingga adanya keputusan 
untuk menambah pasokan premium akan melampaui nilai kuota. Usulan penambahan 
kuota akan disampaikan pada DPR dalam masa persidangan semester kedua tahun 
ini. 

Untuk kuota 59,6 kiloliter ini nilai subsidi yang ditetapkan dalam APBN sebesar 
Rp110 triliun. Dengan adanya kenaikan harga minyak maka nilai subsidi mencapai 
Rp138 triliun. Ditambah dengan penambahan konsumsi BBM, nilai subsidi yang 
ditanggung BBM mencapai Rp150 triliun. 

Ditanya sampai sejauh mana kekuatan fiskal masih bisa menanggung subsidi akibat 
kenaikan harga minyak dunia, Purnomo menyebut angka US$80 per barel. "Ya, 
sampai 80-lah (US$80 per barel). Tapi itu tidak absolut. Harga 70 sampai 75 itu 
sudah kritis," ucapnya. 

Juga dijelaskan, untuk saat ini stok BBM nasional cukup untuk 18,3 hari ke 
depan. Dan pada akhir Juli stok nasional ditargetkan bisa mencapai 20,8 hari. 
Target ini sebenarnya mundur dari sebelumnya, yaitu stok aman 22 hari dapat 
terpenuhi pada akhir Juli.Menurut Purnomo, kelangkaan bahan bakar yang terjadi 
di beberapa daerah disebabkan oleh empat hal. Pertama, kendala teknis dalam 
proses distribusi. Misal di Alor, terjadi karena kapal tanker tidak bisa 
merapat ke pelabuhan akibat cuaca buruk. 

Keduanya, ada kerusakan kilang minyak yang mengganggu pasokan BBM. Ini terjadi 
di Dumai, Riau, dan akhirnya memicu kepanikan di Medan, Sumatera Utara. 

Ketiga, adanya pembelian besar-besaran untuk proses produksi pertambangan. 
Misalnya yang terjadi di Bangka Belitung, tambang-tambang liar memborong solar 
dari SPBU. Kelima, peningkatan kebutuhan akibat melonjaknya peningkatan 
kepemilikan kendaraaan bermotor. Kasus ini terjadi di Pantura Jawa. "Jadi, mau 
tidak mau ya ditambah (pasokan BBM)," tegasnya.(*/dtc/tom/jpnn) 


[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke