Lina Dahlan <[EMAIL PROTECTED]> schrieb:
 
LD:
proporsional kan? whatever ya mesti buka suara. Ajaran itu bukan 
cuma dipendem dalam hati, diyakini sendiri...

DH: Keyakinan diri akan memancar indah keemasan, melalui perilaku budi mulia, 
bukan melalui kata kata (yang sering kosong). Contoh: Bunda Teresa. jari 
jemarinya yang penuh kasih menjabarkan ajaran agamanya. Matanya memandang penuh 
doa dan kasih pada penyandang penyakit kusta..dia berbisik mengkumandangkan 
kasih sang Pencipta, yang melindungi ciptaanNya.
 
--------------
LD: Kalo bicara sama BuDi (Budek Dikit), mesti teriak dikit.
Intinya: proporsional aja. Karena dalam Islam itu yang dikatakan 
Adil adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya.

DH: kata adil ada dalam setiap ajaran, yang memang tujuannya memuliakan 
manusia. menempatkan pada tempatnya diajarkan oleh sanubari kita yang jernih 
hening. kemuliaan bukan milik satu ajaran, kemuliaan adalah universal.
---------------------------
Alhamdulillah meski saya suka teriak, saya gak pernah jadi pasien 
dokter THT, karena niatnya ikhlas mo ngajarin, bukan teriak yang 
marah-marah...:-). Kalo marah, saya malah diam...

DH: bukan tugas manusia untuk mengajar kepercayaan, namun, mengamalkan 
kepercayaan, bagi kebahagiaan dan kemuliaan manusia. Memanusiakan manusia, 
inilah tugas kita. Ajaran yang kita imani, adalah kepercayaan kita. Kata kata 
tak perlu berperan besar disini.
Kemarahan tak mempunyai tempat dalam kemuliaan. kemarahan adalah pertanda kita 
sampai pada keterbatasan kita, yang membuat kita tidak nyaman. Lalu muncul 
kemarahan.
 
Agama dipancarkan dengan kasih. Dengan pikiran, perkataan dan perbuatan. kasih 
membuat kata kata kita lembut, tidak nyaring, namun terdengar, tidak lantang, 
namun dimengerti..
 
Salam akhir minggu
 
Danardono
--- In ppiindia@yahoogroups.com, Danardono HADINOTO 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> 
> Lina Dahlan <[EMAIL PROTECTED]> schrieb:
>  
> Ajaran itu harus diteriakkan, layaknya seorang guru yang mengajar 
> harus berteriak didepan kelas supaya muridnya bisa mengerti dan 
> mengamalkan dengan baik dan benar.
> 
> ------
> 
> DH: mBak, guru mathematica saya dulu dikelas di Canisius, kalau 
ngajar suaranya perlahan sekali, setengah berbisik, tapi, kita semua 
nguping setengah mati..
> 
> Sebaliknya, guru olah raga kami, sudah teriak teriak dari ujung 
lapangan, oleh kita anak anak bandel laki laki, gak ada yang gubris. 
Bola sudah lari kemana, kami dimana...

LD:
proporsional kan? whatever ya mesti buka suara. Ajaran itu bukan 
cuma dipendem dalam hati, diyakini sendiri...

> 
> ------------
> 
> Hasil/tujuan ajaran agama memang damai, tapi cara mengajarkan 
tidak 
> selalu harus cara damai. Kadang harus pakai teriak, karena gak 
semua 
> orang sama. Yang penting, jangan maksa (teriak aja sih gak apa). 
> Dunia memang isinya macem2 orang: ada yang cespleng, ada yang 
budek.
> Yang penting proporsional: kalo emang harus teriak ya teriak, kalo 
> harus pelan ya pelan, kalo harus beramal ya beramal...
> 
> 
> DH: mbak, kalau amal sambil teriak teriak, lama lama bisa serak 
dan batuk batuk..relax aja mBak. yang senang nanti dokter Hidung, 
Telinga dan Tenggorokan..

LD: Kalo bicara sama BuDi (Budek Dikit), mesti teriak dikit.
Intinya: proporsional aja. Karena dalam Islam itu yang dikatakan 
Adil adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya.

Alhamdulillah meski saya suka teriak, saya gak pernah jadi pasien 
dokter THT, karena niatnya ikhlas mo ngajarin, bukan teriak yang 
marah-marah...:-). Kalo marah, saya malah diam...

> 
> Salam
> danardono

wassalam,
Lina





***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]




---------------------------------
YAHOO! GROUPS LINKS 


    Visit your group "ppiindia" on the web.
  
    To unsubscribe from this group, send an email to:
 [EMAIL PROTECTED]
  
    Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 


---------------------------------




Kita menjalani kehidupan dengan apa yang 
kita peroleh, tetapi kita menciptakan 
kehidupan dengan apa yang kita berikan. 

(Winston Churchill)

                
---------------------------------
Gesendet von Yahoo! Mail - Jetzt mit 1GB kostenlosem Speicher

[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Reply via email to