"Aku tahu, bahwa aku tidak tahu", 
 
adalah sebuah seruan seorang akhli falsafah. Memang, makin dalam manusia 
mengkaji apa yang dialaminya, pengetahuan dan universum, makin sadar dia, bahwa 
batas yang diketahuinya sangat terbatas.
 
Kalau kita berdiri ditepi pantai, menatap kelaut, kita akan lihat sebuah garis, 
yang kita anggap batas dunia ini. Kalau kita lalu, menaiki kapal, dan berlayar 
menuju garis itu, kita sadari, batas itu kian menjauhi kita. Yang tadinya kita 
sangka batas, ternyata bukan apa apa.
 
Kita tak tahu apa apa, mengenai iblis dan lain sebagainya, namun, kita selalu 
berhasil menemukan cara menerangkannya. Dengan lancarnya, kita mampu 
menerangkan, mengapa sang Pencipta menciptakan iblis, seolah kemarin kita 
mendengar wejangan sang Pencipta..
 
Sang Sidharta sudah memperingatkan kita: " Ketidaktahuan adalah sumber dukkha 
(kesengsaraan) kita". Kristus bersabda dalam doa :" Ampunilah mereka, karena 
mereka tak tahu apa yang mereka lakukan".
 
Dalam keyakinan kita (sambil berkata dan berbuat) bahwa kita tahu, sebenarnya 
kita tak tahu.
 
Juga dalam keyakinan kita, kita tahu, kita telah memahami Kitab kita dengan 
benar, sebenarnya kita tak tahu apa apa.
 
Karena itulah kita bertengkar. Seekor kutu mengajari kutu lain, bagaimana 
bentuk sang Gajah, padahal, kuku kaki sang Gajahpun tak mampu dilihat secara 
lengkap oleh kedua kutu yang bertengkar itu. dalam ke-kafah-an kutu kutu itu, 
tak akan mereka memahami, ya mencapai bentuk sang Gajah, tidak pula seluruh 
luas sebuah kuku kaki Gajah.
 
Marilah kita berdiskusi dalam kesadaran akan ke-tidak tahu-an kita bersama.
 
Salam
 
Danardono
 


Iwan Wibawa <[EMAIL PROTECTED]> schrieb:
Bravo bung darma lubis....eureka ! demikian teriak socrates ribuan tahun lalu, 
komentar anda seperti inilah yang saya tunggu-tunggu. Kebebasan berpikir 
manusia tanpa batas, pada akhirnya akan terkalahkan namun bukan berarti lantas 
kita berhak untuk mematikan kebebasan berpikir itu secara dogmatis, apalagi 
kebenaran hanya di hegemoni oleh mereka-mereka yang merasa sudah menjadi ahli 
kitab.
Itulah hakikat mencari kebenaran sejati, hakekat pencarian manusia, mencari 
Tuhannya sendiri.

salam pencerahan
Iwan


darma lubis <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Maaf ... kalo ebrgabung dalam pembahasan yang cukup
menarik ini. Menurut saya, ada hal yang menarik yang
dilontarkan mas iwan. 

Pertama, ia menggugat konsep dogmatis para agamawan
terhadap umat. Seolah, kebenaran itu adalah yang
tercetak dalam kitab bernama Alqur'an, tanpa harus
melihat kondisi objektif yang berada di luar kitab.
Bahkan tidak melihat ada perbedaan sosiologis,
ekonomis, antropologis dan politis pada kitab yang
dicetak tersebut. Lalu hal itu disampaikan kepada umat
sebagai sesuatu yang harus dilakukan dan dipatuhi,
tapi tak diberi alasan mengapa harus dipatuhi. 

Misalnya saja, kalau orang tidak shalat, ia berdosa.
Kalau ia berdosa, maka ia masuk neraka. Tapi kemudian
ada kisah pada zaman Rasulullah mengatakan ada seorang
PSK yang hanya memberikan seekor angjing makanan pada
saat anjing itu kelaparan, seketika ia dianggap masuk
surga. Nah, lho, bagaimana ini? 

Kedua, konsep dogmatis ini yang menyebabkan kemudian
orang lemah semakin tidak berdaya. Jangankan melawan,
bahkan untuk melakukan perlawanan atas dogma yang
telah terstigma di dalam otaknyapun ia tak berani. 

Inilah realitas objektif mayoritas umat Islam. Para
agamawan kita tidak  melakukan pengkajian secara benar
terhadap Al-qur'an. 

Bukan sekedar mencari eksistensi Tuhan, tapi lebih
dari itu. Menurutku, yang tak pernah kita lakukan
adalah menemukan diri kita sendiri dan kebutuhan kita
terhadap agama itu sendiri. 

Saya punya keyakinan, seseorang tak pernah akan
menemukan hakikat hidup ketika ia tak mengenal diri
dan Tuhannya. Prosesnya, saya sepakat dengan mbak lina
yang mengatakan banyak cara. Bisa mengaji Alqur'an,
bisa melihat proses alam dan lain sebagainya. Karena
saya juga sedang dalam proses memperbaiki keimanan
saya. 

Kalau saya tidak salah, dalam Alqur'an Surat Al
ma'idah ayat 208 disebutkan, "wahai orang-orang yang
beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara
menyeluruh (kaffah)." Seperti apa itu??

Ketiga, saya malah ingin balik bertanya kepada miliser
ini, apakah ada bedanya nilai yang ditawarkan antara
kitab Alqur'an, Injil, Weda dan kitab-kitab suci dari
berbagai agama dan keyakinan lainnya?

Kalau nilainya tidak berbeda, mengapa bisa sama? 

Terima kasih atas kesempatan ini.

salam,
darma


> --- In ppiindia@yahoogroups.com, Iwan Wibawa
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > Kalau untuk soal yang satu ini, saya baca dalam
> kitab suci saya 
> sebuah ayat, yang kira2 terjemahan bebasnya seperti
> ini  " apakah 
> kamu bisa menciptakan ombak ? AKU ciptakan ombak,
> tapi mengapa 
> manusia selalu mendustakan ayat-ayat KU ? "
> >  
> > Maaf pak saya ini bukan orang pesantren, bukan
> pengkhotbah, bukan 
> ahli agama, bukan pula filsuf, saya hanya seorang
> yang sedang 
> belajar memperbaiki keimanan saya, shalat saya,
> ibadah saya, tingkah 
> laku saya, agar bisa membawa kemaslahatan di dunia
> dan akhirat.
> >  
> > tapi keinginan saya untuk mengalahkan pikiran saya
> adalah sebuah 
> proses pencarian terhadap sebuah hakikat kehidupan,
> bukan soal halal 
> haram atau dosa dan pahala, seperti yang saya dengar
> dari para 
> pengkhotbah, atau orang-orang yang merasa menjadi
> pemegang hegemoni 
> agama dan kebenaran.
> >  
> > salam pencerahan
> >  
> > 
> > 
> > Satrio Arismunandar <[EMAIL PROTECTED]>
> wrote:
> > Kok Anda percaya begitu saja bahwa Tuhan itu ada? 
> > Percaya bahwa Dia adalah Creator dan Prima Causa??
> > 
> > Apa Anda pernah menyentuh, melihat, mendengar,
> atau
> > bertemu langsung dengan Tuhan???
> > 
> > Anda TIDAK SCIENTIFIC, bung Ivan!!!
> > Kenapa lalu menuntut "jawaban scientific???"
> > 
> > 
> > 
> > --- Iwan Wibawa <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > 
> > > Maaf jawaban anda menyimpang dari pertanyaan
> saya,
> > > saya tidak mempertanyakan eksistensi Tuhan,
> Tuhan
> > > tidak perlu untuk diperiksa dibawah mikroskop
> pun
> > > saya sudah meyakini bahwa Tuhan adalah the
> creator
> > > and causa prima.
> > >  
> > > Kitab Suci adalah salah satu ciptaan Tuhan yang
> > > memerlukan interference manusia, pertama kali
> > > didengar sang Nabi, kemudian ditulis sahabat
> Nabi,
> > > berarti kemungkinan human error bisa saja
> terjadi,
> > > pada saat pendengaran maupun penulisan, tolong
> > > pahami pembicaraan saya dalam konteks scientific
> > > approach, bukan Dogmatis.
> > > 
> > > 
> > > A Nizami <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > > Begini bung Iwan. Jangankan memahami sang
> pencipta.
> > > Memahami makhluk ciptaannya pun kita belum tentu
> > > sanggup.
> > > 
> > > Coba anda buat bom nuklir. Tidak sanggup kan?
> > > Coba anda buat bumi yang baru. Tidak sanggup
> kan?
> > > 
> > > Allah itu bukan bakteri yang bisa anda periksa
> di
> > > bawah mikroskop...:)
> > > 
> 
> 
> 
> 
> 


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]




---------------------------------
YAHOO! GROUPS LINKS 


    Visit your group "ppiindia" on the web.
  
    To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]
  
    Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 


---------------------------------



            
---------------------------------
Start your day with Yahoo! - make it your home page 

[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]




SPONSORED LINKS 
Indonesian languages Indonesian language learn Cultural diversity Indonesian 

---------------------------------
YAHOO! GROUPS LINKS 


    Visit your group "ppiindia" on the web.
  
    To unsubscribe from this group, send an email to:
 [EMAIL PROTECTED]
  
    Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 


---------------------------------




Kita menjalani kehidupan dengan apa yang 
kita peroleh, tetapi kita menciptakan 
kehidupan dengan apa yang kita berikan. 

(Winston Churchill)

                
---------------------------------
Gesendet von Yahoo! Mail - Jetzt mit 1GB kostenlosem Speicher

[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke