sy jd inget temen sy yg tinggal di jkt, mereka sekeluarga terdiri dari 5 anak 
beranak, termasuk temen saya ini, tp mobil pribadi dikeluarga mereka ada 5, 
dengan merk² mobil terkenal, sungguh, ga ada tuh yg jenis rakitan indo, spt 
kijang misalnya, ditambah 2 mobil dinas ortunya (bokapnya direksi sebuah bank 
pemerintah), trus di jakarta selatan itu saja, rumah pribadi ortunya ada 3 (di 
daerah elit, masih di jalan nama² pahlawan, kan elit tuh)..trus ada villanya di 
bukit sentul..pernah saya nikmati kenyamanan villa tsb, wow..mimpi kali sy 
waktu itu..:D
 
trus untuk baju pestanya aja yg stelan, order dr perancang busana yg punya nama 
di indo, seharga 17 jt, hanya untuk one night.. (jd sedih ingat yg ga mampu 
melanjutkan sekolah krn ketiadaan dana buat bayar uang masuk yg hanya ratusan 
ribu itu..:(( ..)
 
waktu sy diajak jjl keliling jkt naik mobil plus sopir pribadinya, sy yg wong 
lugu ini berfikir..darimana ortu temen sy ini memperoleh dana untuk membiayai 
kehidupannya sehari² dgn 5 mobil pribadi dan 2 sopir pribadi dan segala macam 
pernak-perniknya dan dapat membeli rumah sedemikian itu, dan villa, dan 
rumahnya di daerah lain (spt yg diceritakan temen saya ini)??
 
apakah yg mereka peroleh ini merupakan harta turunan? turunan siapa? bukankah 
pada zaman kakek dan nenek buyut saya dulu semua orang indo itu hidupnya susah, 
dan melarat? sampai makan jagung, bekicot segala? (itu yg diceritakan 
kakek/nenek sy tentang kakek buyut sy..cian yah kakek buyut sy itu..semoga 
Allah melapangkan mereka di dalam kubur..amiinn.. )
 
di dalam mobil temen sy yg serba nyaman itu, sy berfikir, apakah teman sy ini 
pernah memikirkan bahwa alangkah banyaknya orang yg menderita lapar diluaran 
sana, sementara di dalam mobil yg full ac dan full music tersebut temen sy ini 
asyik tertawa hahahahah hihihihi dgn temen lainnya via hp? Sy ragu temen sy ini 
akan sempat memikirkan hal² demikian itu, krn waktu sy buka kaca mobil untuk 
sekedar memberi recehan kepada seorang pengemis saja temen sy ini mengatakan " 
Aduh upik (nama samaran hihihih..) jangan dibuka dunk kacanya, pengemis² itu 
kebiasaan deh, lagian panas, bau n bla...bla.."..yg membuat ulu hati hati sy 
nyerii..
 
Sy jd berkesimpulan, beginilah rupanya nasib saudara² sy yg  miskin itu dimata 
temen sy yg kaya² dan beruntung ini (semoga tidak semua orang yg kaya dan 
beruntung mempunyai sifat seperti temen sy ini, amiinnnn..) kapan nasib mereka 
akan berubah, kalau semua orang kaya hanya sibuk memikirkan kenyamanannya 
sendiri dan keberuntungannya, dan berusaha untuk mempertahankan semuanya itu, 
tanpa pernah berfikir untuk merasakan kemiskinan orang lain? 
 
kebayang deh jkt semakin tumplek plek dgn kemacetan, dikarenakan, ada sebagian 
orang, jumlah kendaraannya lebih banyak dr penghuni rumahnya..ancurrrrrrrr deh..
 
sorry dah curhat.. (icon malu²in..)
tr.-

 

zalwa setiyadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

-------Original Message-------

From: Milis-nova@news.gramedia-majalah.com
Date: 07/14/05 14:58:12
To: milis-nova List Member
Subject: [milis-nova] Different point of view {01}







Artikel bagus dan sebentar lagi keluar bukunya. Maaf bagi yang sudah 
pernah baca.

Thanks





TENTANG 'ORANG KOTA' DARI ORANG RIMBA

Saat kami bertemu untuk kedua kalinya pada pertengahan Mei 2005 lalu,
banyak cerita menarik dituturkan Butet Manurung---aktivis pendidikan
suku anak dalam. Cerita tersebut begitu dahsyat sehingga langsung saya
"mengompori" Butet untuk menuliskannya menjadi novel atau semacam
memoar. "Itu akan menjadi buku yang hebat dan bahan belajar untuk 
banyak
orang!" kata saya. "Tulislah!"

Di antara kisah dramatis yang ia ceritakan, banyak yang sampai 
sekarang
terus berdengung-dengung di hati dan kepala saya. Di antaranya yang 
satu
ini. Cerita ini berawal dari pertanyaan saya padanya: "Butet, pernah
kamu bawa anak-anak didikmu ke kota? Apa pendapat mereka tentang kota
dan orang kota?"

Butet tertawa. "Wah, Mbak, mereka kaget sekali melihat kota yang 
begitu
ramai dengan gedung menjulang dan kendaraan yang lalu lalang. Mereka
juga suka sekali turun naik menggunakan lift. Mereka tak habis pikir
bisa masuk ke sebuah kotak dari tempat tertentu, dan ketika keluar 
dari
kotak tersebut sudah berada di tempat yang berbeda sama sekali!"

Saya tersenyum membayangkan wajah murid-murid Butet yang pasti riang
sekali saat itu.

"Tapi mereka juga sedih melihat kehidupan kota, Mbak.."

"O ya? Bagaimana? Apa mereka sedih melihat kemiskinan?"

Butet menghela napasnya panjang. "Mereka menanyakan soal kebersamaan 
dan
keadilan di kalangan masyarakat kota.."

Hari itu saya bisa membayangkan wajah-wajah anak didik Butet saat
mengamati kota.

Saat jalan berkeliling, mereka melihat orang-orang yang berdesak-
desakan
di dalam bis kota hingga bis tersebut cenderung miring. Di sisi lain,
mereka melihat banyak pula mobil mewah berseliweran tanpa penumpang
alias hanya satu orang dalam satu mobil.

Dengan polos mereka bertanya pada Butet yang bunyinya kurang lebih
begini,
"Bu Guru, mengapa orang-orang itu harus berdesak-desakan dalam 
kendaraan
roda empat yang besar itu, hingga susah bernapas?"

"Bu Guru, mengapa orang yang lain naik mobil kosong itu sendirian?
Padahal banyak tempat bisa digunakan untuk orang-orang yang berdesakan
itu?"

Butet menjelaskan pada anak-anak didiknya tentang masyarakat kota yang
berbeda, termasuk dalam hal ekonomi. Ada yang mampu membeli mobil
pribadi dan ada yang hanya mampu naik bis beramai-ramai. Ada yang 
mobil
pribadinya bahkan lebih dari tiga.

"Boleh kami minta mobil pribadi itu satu?" tanya salah seorang 
muridnya.
Dan sebelum Butet menjawab, sang murid sudah berseru meminta mobil 
pada
seorang pengendara mobil di perempatan lampu merah. "Minta mobilnya 
satu
saja!" teriaknya dengan bahasa rimba. "Minta, untuk dipakai orang
banyak!"

Sang pengemudi kebingungan.

Butet menggeleng, membelai kepala murid-muridnya. "Jangan," katanya
tersenyum.

"Orang-orang kota tidak adil!"

"Orang kota tidak suka bersama!" kata muridnya yang lain.

"Mengapa naik mobil sendiri? Kenapa tidak mengajak yang lain?"

"Ya, kenapa tidak berbagi?"

"Saya lebih suka di hutan!"

Begitulah.
Rupanya di tempat mereka, di rimba sana, siapa pun yang berlebih, 
selalu
berbagi apa saja pada si miskin, termasuk harta yang paling berharga
seperti kuda dan emas. Dan si kuat di sana selalu memegang komitmen
untuk melindungi si lemah.

"Saya bangga bersama mereka," bisik Butet kepada saya dengan mata 
kaca.
"Saya belajar banyak.!"

Tiba-tiba gerimis merembesi batin saya. Kebersamaan, semangat berbagi,
keadilan., subhanallah! Bukankah sikap itu seharusnya terpatri di
sepanjang usia manusia yang pendek ini? Saya pernah mendengar tentang
itu lama sekali, ketika pria yang dapat membelah bulan, mengajarkannya
pada ummatnya, empat belas abad yang lalu. Dan kini, lewat Butet,
anak-anak dari hutan rimba mengingatkannya sekali lagi pada saya..

Di manapun kalian berada, terimakasih, Nak..

(Helvy Tiana Rosa)



"Ku nu ma'an naas kasy syajar,yarmunahu bil hajar yarmihim bits 
tsamar ~ Jadilah
kamu terhadap manusia itu bagai pohon, mereka melemparinya dengan 
batu tapi
pohon itu membalasnya dengan menjatuhkan buah" (Hasan
Al Banna)



Gammar Irzandi Moenzil 
Indo Pacific 
Reputation Management Consultants 
Telephone: (62-21) 781-2436 
Facsimile: (62-21) 781-2423 
E-mail: [EMAIL PROTECTED] 
Website: www.indopacific.net 

************************************************************** 
Caution - This e-mail and its contents contain privileged information 
that is intended solely for the recipient. If you are not the 
intended recipient as evidenced by the salutation and/or content you 
are hereby notified that any use, dissemination, distribution or 
reproduction of this e-mail is prohibited. If you have received this 
e-mail in error please notify the Postmaster at 
[EMAIL PROTECTED] immediately. 

Any views expressed in this e-mail are of the sender and may not 
necessarily reflect the views of Indo Pacific Reputation Management 
Consultants. 

************************************************************** 


Get your Free E-mail at http://balita.zzn.com
___________________________________________________________
Get your own Web-based E-mail Service at http://www.zzn.com


***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]

Yahoo! Groups Links







__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke