16.07.2005

Penghapusan Utang Negara Negara Miskin di Afrika

Oleh: Peter Phillip dari Berlin

(Tuna wisma tidur beralaskan selembar kain di sebuah
jalan di ibukota Ethiopia, Addis Ababa)

Dalam Konferensi Tingkat Tinggi G8 di Gleneagles
Skotlandia baru-baru ini, para pimpinan tujuh negara
industri dan Rusia antara lain membahas pemberantasan
kemiskinan di Afrika. 

Afrika adalah satu-satunya benua yang dalam dua dekade
terakhir semakin jauh terpuruk dalam jurang
kemiskinan. Pimpinan G8 memutuskan untuk
melipatgandakan bantuan bagi Afrika menjadi 25 miliar
dolar AS dalam setahun. Selain itu juga diputuskan
penghapusan utang luar negeri 18 negara termiskin di
dunia sebesar 40 miliar dolar AS, 14 darinya di
Afrika. Tetapi benarkah penghapusan utang luar negeri
adalah jalan terbaik dalam membantu negara-negara
Afrika? 

Uganda

Uganda adalah salah satu negara Afrika yang menikmati
keuntungan dari rencana penghapusan utang luar negeri
oleh negara G8. Tetapi banyak pakar ekonomi menilai
bahwa penghapusan ini tidak cukup untuk membantu
Uganda keluar dari kemiskinan. Andrew Mwenda, seorang
jurnalis dan pengamat ekonomi di Uganda berkomentar:

"Saya sungguh ragu apakah penghapusan utang seperti
ini akan membantu rakyat miskin di Uganda. Justru
sebaliknya, yang paling pertama akan menikmati
hasilnya adalah para diktator, yang rekening bank
Swiss-nya makin membengkak. Yang kedua adalah tentara.
Dan yang ketiga para pegawai pemerintah dan politisi
yang gajinya akan melejit.“

Sebenarnya Uganda sudah pernah menikmati keuntungan
dari penghapusan utang luar negerinya. Pada tahun 1998
utang Uganda sebesar 3,6 miliar dolar AS dihapuskan.
Saat itu, pemerintah Uganda berjanji mengalokasi dana
berlebih yang seharusnya digunakan untuk melunasi
utang luar negeri untuk pemberantasan kemiskinan.
Namun rencana pemerintah pun tinggal rencana. Saat
ini, tujuh tahun setelah penghapusan utang pertama
Uganda, negara ini malah dililit utang luar negeri
sebesar 4,9 miliar dolar AS. 

Dilihat dari statistik, Uganda dapat membanggakan
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Walaupun Uganda
tidak kaya akan sumber daya alam, negara ini termasuk
pengekspor emas dan berlian terbesar di Afrika. Hal
ini dimungkinkan karena tentara Uganda menginvasi
Kongo dan menjarah kekayaan alamnya. Pemerintah Uganda
menjual jarahan tersebut sebagai hasil perekonomian
negaranya, dan Bank Dunia pun tidak banyak mengritik
tindakan pemerintah Uganda tersebut, seperti yang
dijelaskan, Young Kim, seorang pakar ekonomi Bank
Dunia.

"Dilihat dari perspektif perbankan, penampilan Uganda
sudah cukup baik. Ini bukan berarti mereka berprestasi
di semua bidang. Memang masih perlu peningkatan dalam
manajemen keuangan rakyat, dalam pelaksanaan
pemerintahan, juga dalam pengawasan hak asasi manusia
dan sebagainya.”

Menanggapi kritik ini, pemerintah Uganda berjanji
membatasi utang luar negerinya. Tetapi kenyataannya,
saat ini pemerintah malah sibuk merubah UUD Uganda,
agar Presiden Museveni yang telah memegang tampuk
pemerintahan selama 20 tahun dapat ditetapkan sebagai
presiden seumur hidup. Andrew Mwenda mengritik negara
pemberi dana bantuan karena mereka hanya memikirkan
kepentingan politik dan ekonomi negaranya. Hal ini
dapat menjerumuskan orang Afrika, mereka ibarat
pengemis yang tak dapat menentukan nasibnya sendiri:

 “Yang dibutuhkan Afrika bukan penghapusan utang atau
peningkatan bantuan pembangunan. Yang dibutuhkan
Afrika adalah investasi dan akses pada pasar
perdagangan dunia.“ 

Ghana

Dibandingkan dengan negara Afrika lain yang rawan
konflik, Ghana yang berpenduduk 20 juta jiwa tampak
seperti oase kedamaian. Ghana adalah bukti nyata
kesuksesan politik penghapusan utang luar negeri. Awal
tahun lalu pemerintah Jerman menghapuskan seluruh
utang negara ini, dengan syarat, dana yang berlebih
akan digunakan untuk peningkatan pembangunan. Sebelum
utang Ghana dihapuskan, negara ini harus memenuhi
prasyarat yaitu anggaran rumah tangga yang transparan.
Jadi ada kejelasan, dana anggaran digunakan kapan, di
mana dan untuk proyek apa. Jalan yang ditempuh Ghana
untuk mencapai titik ini memang panjang dan penuh
tantangan. E. Gyimah-Boadi, pimpinan lembaga pengamat
ilmu sosial di ibukota Ghana, menjelaskan:

 “Situasi masih berat sekarang, tapi setidaknya negara
kami sudah dalam proses pemulihan yang dimulai di
akhir tahun 80an. Pemerintah memang tidak bisa
menjanjikan keajaiban di bidang ekonomi, tetapi saya
rasa, melihat masa lalu negara ini, rakyat mengerti
apa yang sedang dan akan terjadi di masa depan.”

20 tahun yang lalu Ghana diguncang kekerasan dan
kudeta, perekonomiannya hancur dan daya beli
masyarakat lebih rendah dibandingkan saat negara ini
meraih kemerdekaannya tahun 1957. Sekarang,
pertumbuhan ekonomi Ghana mencapai empat sampai lima
persen, inflasi dapat ditekan dan anggaran rumah
tangganya cukup stabil. Tetapi, rakyat Ghana membayar
mahal keberhasilan ini. Harga barang dan jumlah
pengangguran sangat tinggi serta gaji yang mereka
terima tergolong rendah. Tetapi, warga Ghana tetap
sabar. Mereka bahkan memilih kembali Presiden John
Kouffour dalam pemilu musim dingin lalu.

Sudah 10 tahun lebih pemerintah Ghana berusaha keras
untuk selalu menepati persyaratan negara pemberi
bantuan. Selama ini, baru masyarakat ekonomi menengah
yang dapat menikmati pertumbuhan ekonomi Ghana. Di
utara negara ini, masyarakat semakin miskin. Tetapi
bagi warga Ghana memang tidak ada alternatif selain
pemerintahan Kouffour.

Setidaknya, dibandingkan negara-negara tetangganya
Ghana merupakan oase ketenangan, kedamaian, stabilitas
dan demokrasi.  (zer)


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke