Sambungan mengenai filsafat timur

Filsafat India
Filsafat India berpangkal pada keyakinan bahwa ada kesatuan 
fundamental antara manusia dan alam, harmoni antara individu dan 
kosmos. Harmoni ini harus disadari supaya dunia tidak dialami 
sebagai tempat keterasingan, sebagai penjara. Seorang anak di India 
harus belajar bahwa ia karib dengan semua benda, dengan dunia 
sekelilingnya, bahwa ia harus menyambut air yang mengalir dalam 
sungai, tanah subur yang memberi makanan, dan matahari yang terbit. 
Orang India tidak belajar untuk menguasai dunia, melainkan untuk 
berteman dengan dunia.

1.      Jaman Weda (2000-600 S.M.)
Bangsa Arya masuk India dari utara, sekitar 1500 S.M. Literatur suci 
mereka disebut Weda. Bagian terpenting dari Weda untuk filsafat 
India adalah Upanisad, yang sepanjang sejarah India akan merupakan 
sumber yang sangat kaya untuk inspirasi dan pembaharuan.
Suatu tema yang menonjol dalam Upanisad adalah ajaran tentang 
hubungan Atman dan Brahman. Atman adalah segi subyektif dari 
kenyataan, diri manusia. Brahman adalah segi obyektif, makro-kosmos, 
alam semesta. Upanisad mengajar bahwa manusia mencapai keselamatan 
(moksa, mukti) kalau ia menyadari identitas Atman dan Brahman.

2.      Jaman Skeptisisme (200 S.M.-300 M.)
Sekitar tahun 600 S.M. mulai suatu reaksi, baik terhadap ritualisme 
imam-imam maupun terhadap spekulasi berhubungan dengan korban para 
rahib. Para imam mengajar ketaatan pada huruf kitab suci, tetapi 
ketaatan ini mengganggu kebaktian kepada dewa-dewa. Para rahib 
mengajar suatu "metafisika" yang juga tidak sampai ke hati orang 
biasa. Reaksi datang dalam banyak bentuk. Yang terpenting adalah 
Buddhisme, ajaran dari pangeran Gautama Buddha, yang memberi pedoman 
praktis untuk mencapai keselamatan: bagaimana manusia mengurangi 
penderitaannya, bagaimana manusia mencapai terang budi.

Reaksi lain datang dari Jainisme dari Mahawira Jina. Di samping itu 
mulai juga kebaktian yang lebih eksklusif kepada Siwa dan Wisnu, dua 
bentuk agama yang lebih menarik daripada ritualisme dan spekulasi 
para imam dan rahib.

Sebagai kontra-reformasi, muncul dalam Hinduisme resmi enam sekolah 
ortodoks (disebut "ortodoks", karena Buddhisme dan Jainisme, yang 
tidak berdasar Weda, dianggap bidaah). Yang terpenting dari sekolah 
ini adalah Samkhya dan Yoga. Yoga, dari kata "juj", "menghubungkan", 
mengajar suatu jalan ("marga") untuk mencapai kesatuan dengan ilahi. 
Samkhya (artinya: "jumlah", "hitungan") mengajarkan tema terpenting 
hubungan alam-jiwa, kesadaran materi, hubungan Purusa-Prakriti.

1.      Jaman Puranis (300-1200)
Setelah tahun 300, Buddhisme mulai lenyap dari India. Buddhisme 
sekarang lebih penting di negara-negara tetangga daripada di India 
sendiri. Pemikiran India dalam "abad pertengahan"-nya dikuasai oleh 
spekulasi teologis, terutama mengenai inkarnasi-inkarnasi dewa-dewa. 
Banyak contoh cerita tentang inkarnasi dewa-dewa terdapat dalam dua 
epos besar, Mahabharata dan Ramayana.

2.      Jaman Muslim (1200-1757)
Dua nama menonjol dalam periode muslim, yaitu nama pengarang sya'ir 
Kabir, yang mencoba untuk memperkembangkan suatu agama universal, 
dan Guru Nanak (pendiri aliran Sikh), yang mencoba menyerasikan 
Islam dan Hinduisme.

3.      Jaman Modern (setelah 1757)
Jaman modern, jaman pengaruh Inggris di India, mulai tahun 1757. 
Periode ini memperlihatkan perkembangan kembali dari nilai-nilai 
klasik India, bersama dengan pembaharuan sosial. Nama-nama 
terpenting dalam periode ini adalah Raja Ram Mohan Roy (1772-1833), 
yang mengajar suatu monoteisme berdasarkan Upanisad dan suatu moral 
berdasarkan khotbah di bukit dari Injil, Vivekananda (1863-1902), 
yang mengajar bahwa semua agama benar, tapi bahwa agama Hindu paling 
cocok untuk India; Gandhi (1869-1948), dan Rabindranath Tagore (1861-
1941), pengarang syair dan pemikir religius yang membuka pintu untuk 
ide-ide dari luar.

Sejumlah pemikir India jaman sekarang melihat banyak kemungkinan 
untuk dialog antara filsafat Timur, yang dianggap terlalu mistik dan 
filsafat Barat, yang dianggap terlalu duniawi. Radhakrishnan (1888-
1975) mengusulkan pembongkaran batas-batas ideologis untuk mencapai 
suatu sinkretisme hindu-kristiani, yang dapat berguna sebagai pola 
berpikir masa depan seluruh dunia. Sementara itu, filsafat India 
dapat belajar dari rasionalisme dan positivisme Barat. Filsafat 
Barat dapat belajar dari intuisi Timur mengenai kesatuan dalam 
kosmos dan mengenai identitas makrokosmos dan mikrokosmos.

Mang Ucup 
Email: [EMAIL PROTECTED]
Homepage: www.mangucup.net





***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke