Refleksi: Kalau di Jakarta, pusaR pemerintahan, tidak diperhatikan bagaimana bisa negara perhatikan situasi daerah?
http://www.suarapembaruan.com/News/2005/07/26/index.html SUARA PEMBARUAN DAILY Bayangan Sekolah Ambruk Menghantui Siswa Pembaruan/Luther Ulag JEMBATAN RUSAK - Tangga jembatan penyeberangan di Jalan Raya Bogor, Kramatjati, Jakarta Timur sudah lama rusak dan belum diperbaiki oleh instansi yang berwenang. Dua pelajar sekolah dasar yang melintasi di jembatan tersebut harus hati-hati. Foto dibuat Senin (25/7) sore. KETAKUTAN gedung sekolah ambruk masih menghantui sebagian masyarakat dan siswa di Lebak, khususnya siswa sekolah dasar (SD). Kendati sebagian gedung sekolah sudah diperbaiki pemerintah daerah setempat, masih banyak gedung SD yang sangat memprihatinkan keadaannya. Salah satu di antaranya, gedung SD Negeri Kolelet Wetan II, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten. Pada Jumat (22/7), contohnya, para siswa memang terlihat mengikuti kegiatan belajar mengajar seperti biasa. Namun, mereka tak mampu menyembunyikan kecemasan dan perasaan was-was. Sesekali mereka melayangkan pandangan ke sekeliling. Maklum, kondisi gedung SD itu memang sangat memprihatinkan. Atap dan dinding sekolah itu sudah rusak. Bahkan sebagian besar atapnya bolong, sehingga cahaya matahari langsung menembus ke ruang kelas tempat para siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar. "Kami senang bersekolah di sini, tetapi kami selalu takut dan was-was. Kami takut karena keadaan gedung sekolah kami ini sudah sangat parah," kata siswa bernama Siti Kholifah (10). Ia salah satu siswa yang pada tahun ajaran baru 2005/2006 ini naik kelas tiga. Ia dan teman-temannya sudah kembali aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah itu setelah sekian lama berlibur. "Tidak terbayangkan jika gedung ini nantinya ambruk pada saat kami masih berada di ruangan kelas. Kami hanya takut tertindih," ia menambahkan. Kholifah tidak mencari-cari alasan. Keadaan sekolah itu sebenarnya sudah tidak laik pakai lagi. Bukan hanya atapnya yang bolong-bolong, juga banyak pintu dan jendela yang rusak, temboknya terlihat retak-retak, sebagian kayu penyangga tampak lapuk. Untuk menjaga segala kemungkinan, di ruang kelas terpaksa dipasang tiang penyangga. Kondisi bangunan memang sudah tidak tegak lagi. Dikhawatirkan jika terjadi badai gedung itu akan dengan mudah roboh atau ambruk. SD Inpres SDN II Kolelet Wetan itu adalah sekolah dasar inpres. Bangunan sekolah yang terdiri atas empat ruangan itu dibangun pada 1978. Sejak berdiri itu pula, hingga kini, gedung sekolah itu belum pernah direnovasi. Yang mengagetkan, pada hari Jumat siang itu, tiba-tiba semua siswa kelas III keluar dari ruangan di tengah keseriusan mendengarkan pelajaran. Mereka berhamburan keluar dari ruangan kelas karena mendengar bunyi "krek-krek", yang timbul akibat gesekan antara kerangka bangunan yang sudah rusak dan patah. "Ini sudah biasa. Setiap kali ada bunyi aneh, kami langsung lari keluar, tidak menghiraukan lagi pelajaran yang sedang diberikan guru. Guru juga paham. Kami takut bangunan ini tiba-tiba roboh," kata Siti Kholifah. Pengelola sekolah, seperti pengakuan Ahmad (50), salah seorang guru, bukannya berpangku tangan. Sudah beberapa kali pengelola sekolah mengajukan permohonan perbaikan, namun hingga kini belum ada jawaban dari pemerintah daerah. Siswa yang bersekolah di SDN Kolelet Wetan II itu berjumlah 235 orang. "Kami meminta agar pemerintah segera merenovasi gedung sekolah ini," kata Ahmad. "Kalau gedung sekolah ini dibiarkan seperti ini, kami tidak bisa melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan aman. Kami sebagai guru ikut khawatir dan takut jika akan terjadi apa-apa pada anak didik kalau gedung ini tiba-tiba roboh. Bahkan orangtua siswa ikut khawatir dengan anak-anak mereka yang sekolah di sini. Kalau gedung sekolah ini sudah diperbaiki, kami bisa mengadakan kegiatan belajar mengajar dengan aman," ia menambahkan. Hal yang sama dialami SDN Cihara I Kecamatan Panggarangan. Judin, Kepala Sekolah SDN Cihara I, mengemukakan sudah beberapa kali sekolahnya mengajukan usulan perbaikan kepada Dinas Pendidikan Lebak, namun hingga kini belum ada realisasinya. "Ruangan untuk belajar hanya tiga ruangan. Kondisinya? Sudah tidak memiliki atap lagi. Bahkan untuk ruangan guru terpaksa menggunakan salah satu rumah penduduk," katanya. Kepala Dinas Pendidikan Lebak, Drs H Wijaya Ganda Sungkawa MSi di tempat terpisah, mengakui banyak gedung sekolah di Lebak yang kondisinya sudah tidak layak pakai untuk kegiatan belajar-mengajar. Perbaikannya terkendala keterbatasan dana. Ia mengungkapkan dari jumlah 764 SD yang tercatat, dengan jumlah unit sebanyak 1.529 dan 4.421 ruang kelas, yang masuk dalam kategori baik baru mencapai 1.787 ruang kelas, yang rusak ringan 814, rusak berat 1.259, dan rusak total 554 ruangan. "Diperkirakan gedung sekolah yang kategori rusak mencapai sekitar 60 persen lagi. Diharapkan tahun 2008 semua sekolah sudah baik," katanya. Ia menambahkan, tahun ini pihaknya telah memperoleh dana perbaikan untuk sekolah yang tingkat kerusakannya masuk dalam kategori sedang, ringan, berat dan total, sebanyak 121 SD. Dana perbaikan itu dibiayai dari dana APBD, baik kabupaten, provinsi, maupun pusat. PEMBARUAN/LAURENS DAMI -------------------------------------------------------------------------------- Last modified: 26/7/05 [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/