pluralitas adalah hak konstitutional yang dijamin oleh UUD 45, asas pluralitas adalah nafas dari pembukaan UUD 45, fatwa MUI adalah jelas bertentangan dengan hak konstitutional yang dijamin oleh UUD 45, fatwa mui bersifat tidak mengikat secara hukum sehingga gak ada kewajiban untuk menaatinya, fatwa Mui yang jelas2 dimana makna didalamnya terkandung ekslusivisme, akan menjadi benih ancaman bagi bg indo yang pluralistis, apalagi dilihat dari kondisi sosio-psikologi masyarakat indo, yang cenderung sarat dengan kekerasan, gampang terprovokator, belom cerdas dalam menilai suatu permasalahan, paternalistik, so fatwa mui akan sangat ber impact bagi kehidupan saling menghormati dan menghargai antar sesama manusia di indo, masyarakat indo klo dalam segi agama cenderung defensif-agresif, bukan type yang mencerna secara cerdas even dikalangan orang2 yang educated... seharusnya fatwa mui yang lebih positif-manusiawi..such as fatwa anti kekerasan or fatwa menentang keras pengiriman (penganiayaan) TKI di arab saudi...makin gelap aja perkembangan demokrasi dan kehidupan sosial yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan kebersamaan di indo... what a tragedic...
Danardono HADINOTO <[EMAIL PROTECTED] To oo.de> ppiindia@yahoogroups.com Sent by: cc [EMAIL PROTECTED] ups.com Subject [ppiindia] Sejumlah Tokoh Agama Prihatin atas Fatwa MUI 07/31/2005 11:26 PM Please respond to [EMAIL PROTECTED] ups.com SUARA PEMBARUAN DAILY --------------------------------- Sejumlah Tokoh Agama Prihatin atas Fatwa MUI JAKARTA - KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengimbau masyarakat untuk tidak mendengarkan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), khususnya tentang Jemaah Ahmadiyah Indonesia yang dinyatakan sebagai ajaran sesat. Gus Dur juga menilai sikap pemerintah, seperti dikemukakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika membuka Munas ke-7 MUI di Istana Negara, sebagai sikap yang keliru dari pemimpin formal Indonesia. Dia mengatakan hal itu dalam jumpa pers bersama Aliansi Masyarakat Madani, di kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Jakarta, Jumat. Hadir di forum yang dipandu Ulil Abshar Abdalla itu sejumlah tokoh agama yang menyatakan keprihatinan atas larangan dan tudingan sesat terhadap Ahmadiyah. Mereka yang antara lain hadir mendampingi Gus Dur adalah Dawam Rahardjo, Johan Effendi (Indonesian Conference Religion and Peace-ICRP), Syafii Anwar (International Center for Islam and Pluralism-ICIP), Pangeran Jatikusuma (Penghayat Sunda Wiwitan), Romo Edi (Konferensi Wali Gereja Indonesia-KWI), Pdt Weinata Sairin (Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia-PGI). Hadir juga tokoh agama Kong Hu Cu, Anand Krishna, para aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL) dan tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU). Acara itu juga dihadiri wakil dari anggota Ahmadiyah, YH Lamardi yang mengaku tidak bisa melakukan apa pun kecuali hanya diam. Kekeliruan Mereka memprihatinkan pula sikap MUI yang mencoba memaksakan kehendak melalui pemerintah. Sedangkan pemerintah, seperti dikemukakan Presiden Yudhoyono, hanya akan mendengarkan MUI dan menteri agama. "Ini kekeliruan, bagaimana orang seperti dia pemimpin formal kok sampai keliru," ucap Gus Dur. Dia menyatakan menolak sikap pemerintah dan MUI terhadap Ahmadiyah, karena Indonesia bukan negara Islam, melainkan negara nasional. Sedangkan tokoh agama Sunda Wiwitan, Pangeran Jatikusuma berharap semua pihak tidak terjebak oleh kelembagaan, apalagi menyangkut hak yang paling mendasar dalam berkeyakinan. "Lembaga apapun namanya, itu buatan manusia yang sering terjebak pada kepentingan pribadi, kelompok, politik dan dalam hal ini kembalikanlah pada keutuhan sebagai bangsa, kembali pada kesadaran diri sebagai manusia," katanya. Seusai penutupan munas, Ketua Komisi Fatwa MUI Ma'ruf Amin mengemukakan, salah satu fatwanya juga menyatakan haram menganut paham pluralisme agama. Begitupun terhadap paham sekularisme dan liberalisme agama. MUI berpendapat bahwa paham pluralisme, sekularisme dan liberalisme adalah bertentangan dengan ajaran agama Islam. MUI mendefinisikan pluralisme agama sebagai suatu paham yang mengajarkan bahwa semua agama adalah sama dan karenanya kebenaran setiap agama relatif. Oleh karena itu setiap pemeluk agama tidak boleh mengklaim bahwa hanya agamanya saja yang benar sedangkan agama lain salah. Pluralisme juga mengajarkan bahwa semua pemeluk agama akan masuk dan hidup berdampingan di surga. "Dalam bahasa aqidah dan ibadah, umat Islam wajib bersikap eksklusif dalam arti haram mencampuradukkan aqidah dan ibadah umat Islam dengan aqidah dan ibadah pemeluk agama lain," kata Ma'ruf Amin. Namun demikian, bagi masyarakat muslim yang tinggal bersama pemeluk lain (pluralitas agama) dalam masalah sosial yang tidak berkaitan dengan aqidah dan ibadah, umat Islam bersikap infklusif dalam arti tetap melakukan pergaulan sosial dengan pemeluk agama lain sepanjang tidak saling merugikan. Ditempat terpisah, Ma'ruf Amin yang datang ke kantor PBNU, ketika ditanya Pembaruan tentang fatwa MUI yang menimbulkan pertanyaan, dia mengatakan, "Kami melihatnya dari sisi syariah, bukan pemikiran. Ada patokannya." Mengenai adanya perbedaan di antara tokoh-tokoh dan pemikir di kalangan NU, Rais Syuriah PBNU itu menilai, selama patokannya bukan syariah, tidak bisa dikomentari. Gus Dur mengatakan, perbedaan pandangan di kalangan internal NU atas suatu masalah sudah biasa dan wajar. Jadi, katanya, tidak perlu heran kalau wakil NU di MUI pun sepertinya tidak mencerminkan pandangan NU yang plural. Ma'ruf berpendapat, mesti dibedakan antara pluralisme dan pluralitas. "Kalau pluralitas dan saling menghargai itu harus, tapi pluralisme tidak," katanya. Direktur ICRP Johan Effendi berharap pemerintah tidak tinggal diam atas warga negaranya yang tidak bebas menjalankan keyakinannya. " Kalau memang tak bisa menjamin warganya sebaiknya pemerintah bekerjasama dengan PBB dan UNHCR agar orang-orang itu bisa pindah menjadi warga negara di negara yang menjamin kebebasan menjalankan keyakinannya," katanya. Sedangkan Dawam Rahardjo menilai, MUI justru menjadi sumber konflik agama dan tidak menghargai hak asasi manusia. Selain itu, dalam hal pelarangan Ahmadiyah, MUI mengalami kesesatan berpikir dan bertindak. MH Said Abdullah, anggota Komsi VIII DPR bidang agama, sosial dan pemberdayaan perempuan, mengkhawatirkan fatwa MUI tersebut. Husein Anwar, dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah -Jakarta, yang dihubungi secara terpisah, mengemukakan kemajemukan merupakan ciri paling mendasar dalam kehidupan kebangsaan Indonesia. Hingga kini, kemajemukan adalah faktor paling berat yang dihadapi bangsa Indonesia lebih dari setengah abad sejak republik ini terbentuk. (E-5/A-21/Y-3) The saint <[EMAIL PROTECTED]> schrieb:Kini tiba saatnya kami memberikan sedikit jawaban yang sudah dipersiapkan berkenaan dengan tuduhan-tuduhan yang dialamatkan kepada Ahmadiyah. Tulisan-tulisan sebelumnya hanya bermaksud memberikan pengertian bahwa sebesar apapun perbedaan keyakinan yang ada selama tidak melakukan TINDAK KRIMINAL maka semua pihak harus dapat menahan diri dan bersabar. Siapapun yang memulai tindakan KRIMINAL inilah yang harus segera ditindak untuk memberikan kejelasan hukum kepada masyarakat. Tulisan ini tidak bermaksud untuk mempromosikan Ahmadiyah, namun untuk mengetuk hati rekan-rekan islam lainnya untuk berhati-hati dalam memberikan fatwa apalagi bila diumumkan ke publik. Sebab kalau ternyata yang dituduhkan itu tidak benar, apa yang akan dipertanggung jawabkan nanti di depan Tuhan. Menuduh sesuatu yang tidak pada seseorang...... Berkali-kali kami hanya mengatakan bahwa perbedaan yang terjadi antara Ahmadiyah adalah masalah penafsiran terhadap Al Quran dan Hadis Nabi Muhammad saw. Memang benar terjadi perbedaan yang cukup besar dalam beberapa hal tetapi semata-mata itu hanyalah konsekuensi dari perbedaan penafsiran tersebut yang diambil dari dsar hukum yang sama, yang tentu saja harus diterima secara lapang dada oleh semua pihak. Wong Ahmadiyah aja juga memahami perbedaan tsb kok.... Berikut jawaban tulisan M. Amin Djamaluddin cs (LPPI) yang barusan tgl 9 dan 15 Juli mengkoordinir dan melakukan aksi kekerasan & pelanggaran HAM di Kampus Mubarak Jemaat Ahmadiyah Indonesia. Dan kemudian merambah ke bebrapa wilayah di Indonesia. Membongkar kesesatan dan kedustaan Ahmadiyah 1.Aliran Ahmadiyah-Qadiyani itu berkeyakinan bahwa Mirza Ghulam Ahma adalah Nabi dan Rasul, kemudian barangsiapa yang tidak Mempercayainya adalah kafir murtad. Jawab : Ahmadiyah meyakini bahwa Mirza Ghulam Ahmad itu Nabi dan Rasul adalah berdasar pengakuan bahwa beliau mendapat wahyu dan diangkat oleh Tuhan sebagai nabi/rasul. Jadi, bukan atas kemauan beliau sendiri. Tuhan mempunyai wewenang mengangkat siapa saja diantara hamba-hamba yang dipilih-Nya untuk dijadikan utusan-Nya. Ternyata Allah Ta'ala berfirman: "Allah maha mengetahui dimana Dia akan menempatkan risalat-Nya." (Al-An'aam:124) Allah Ta'ala pasti memberi hukuman yang sekeras-kerasnya kepada siapa yang berani-berani mengaku menjadi nabi, padahal dia bukan nabi. Ternyata Dia berfirman: "Seandainya dia mengada-ada sebagian perkataan atas nama Kami, niscaya Kami pegang dia pada tangan kanannya. Kemudian, tentulah Kami memutuskan urat lehernya" (Al-Haqqah:44-46) Mengenai masalah kafir, tidak selamanya sebutan kafir ditujukan kepada siapa yang mengingkari Tuhan, nabi, rasul, kitab dan sebagainya. Ternyata istilah itu beragam pemakaiannya. Contohnya: a. Rasulullah saw bersabda: "Janganlah kamu menjadi KAFIR dibelakangku, sehingga sebagian dari kamu memancung leher yang lain" (Misykat Jilid 1, hal. 37)Yang dimaksud dengan kafir oleh Rasulullah s.a.w. disini adalah orang-orang mukmin jangan saling perang-memerangi, sebab perbuatan itu kafir. b. Rasulullah s.a.w. bersabda: "Siapa diantara budak-budak yang lari meninggalkan tuannya, maka sesungguhnya ia telah menjadi KAFIR sebelum ia kembali kepada tuan mereka" (Muslim, jld. 1, hal. 37) c. Rasulullah s.a.w. bersabda: "Ada dua sifat yang masih terdapat di kalangan umatku, mereka masih KAFIR dalam dua sifat itu, yakni mencela kebangsaan orang lain dan meratapi mayit" (Muslim, jld.1, hal.37) d. Rasulullah s.a.w. bersabda : "Perjanjian teguh yang membedakan kita dengan mereka (orang-orang kafir dan musyrik)adalah sembahyang, maka barangsiapa meninggalkan sembahyang niscaya KAFIRlah dia" (Misykat, hal. 58). Jadi, andaikata ada sebutan kafir, maka yang dimaksud di situ ialah tak lain hanya menyatakan, tanpa sekelumit pun rasa benci atau tidak bersahabat, bahwa orang itu tidak beriman dan mengingkari kebenaran seorang nabi atau rasul. Dalam kaitan ini perlu untuk memperhatikan tulisan Pendiri Jemaat Ahmadiyah berikut ini: "Cobalah perhatikan kebohongan para alim-ulama, betapa mereka menuduh kami telah mengkafirkan dua ratus juta kaum muslimin, padahal bukanlah kami yang memulai hal ini, bahkan para ulamalah yang mula-mula mengkafirkan kami dan mereka pulalah yang telah menimbulkan kiamat dengan menghamburkan fatwa-fatwa mengkafirkan kami, dan dengan fatwa-fatwa itu mereka telah menimbulkan kegemparan di seluruh India ..." (Haqiqatul Wahyi, hal.120-121) Selain itu, menurut Ahmadiyah kafir ada 2 macam. Mengingkari nabi tasyri'i (nabi pembawa Syari'at) adalah hal yang berbeda dan mengingkari nabi ummati (nabi pengikut) adalah lain lagi statusnya. Dikarenakan Rasulullah s.a.w. adalah nabi pembawa Syari'at, maka mengingkari Islam atau mengingkari Rasulullah s.a.w., langsung membuat seseorang itu menjadi kafir, dalam arti menjadi non-muslim. Dalam kondisi di mana seseorang menerima Rasulullah s.a.w. dan Al- Qur'an sebagai Kalamullah, namun ia mengingkari Masih MAU'UD (Al Masih yang Dijanjikan), maka keingkarannya itu bukanlah suatu ke- kafir-an yang dapat membuatnya menjadi non-muslim. Dikarenakan Masih Mau'ud adalah nabi ummati, maka mengingkari beliau berarti membuat seseorang menjadi kafir/ingkar terhadap nabi ummati. Sebagai anggota di dalam umat Rasulullah s.a.w., orang itu dapat disebut MUSLIM. Akan tetapi dia menjadi "kafir" dalam hal mengingkari Masih Mau'ud a.s. Mengingkari Masih Mau'ud a.s. bukanlah kekafiran secara langsung, melainkan kekafiran secara tidak langsung - sebagaimana bahwa halnya kenabian Masih Mau'ud itu adalah kenabian yang tidak langsung. Inilah yang merupakan ruh daripada tulisan pendiri Jemaat Ahmadiyah berikut ini: "Poin ini perlu diingat bahwa menyatakan orang-orang yang mengingkari pendakwaannya sebagai kafir hanyalah ciri nabi-nabi yang membawa Syari'at serta hukum-hukum baru dari Allah Ta'ala. Akan tetapi, selain daripada pembawa Syari'at, segenap mulham (penerima ilham) dan muhaddats (yang bercakap-cakap dengan Allah Ta'ala) - tidak perduli betapa mulianya kedudukannya disisi Allah dan memperoleh anugerah bercakap-cakap langsung dengan Allah - dengan mengingkari mereka tidak ada yang menjadi kafir" (Taryaqul Qulub, cat.kaki hal. 130, Rohani Khazain Jld. 15, cat. kaki hal. 432) 2.Ahmadiyah-Qadiyani memang mempunyai Nabi dan Rasul sendiri yaitu Mirza Ghulam Ahmad dari India Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. bukan satu-satunya wujud yang dipercayai sebagai Nabi dan Rasul, bahkan Ahmadiyah mempercayai semua nabi dan rasul, baik yang disebut maupun yang tidak disebut (An-Nisa:164) dan Ahmadiyah tidak membeda-bedakan mereka (Al-Baqarah:285). Namun, nabi anutan dan junjungan Ahmadiyah yang utama dan satu-satunya adalah Nabi Muhammad s.a.w., sebagaimana yang kami ikrarkan dalam kalimat Syahadat kami: "asyhadu alla ilaaha Illallah wa asyhadu anna Muhammadar-rasulullah." Adanya nabi sesudah nabi Muhammad s.a.w. tidak mengurangi kemuliaan serta keagungan beliau, bahkan meningkatkan martabat serta derajat beliau. Kaum Bani Israil sebelum datangnya Islam mengikuti Syari'at Nabi Musa a.s. dan banyak nabi-nabi telah lahir ditengah-tengah mereka. Mengapa pula Syari'at nabi Muhammad s.a.w. yang jauh lebih tinggi kedudukannya tidak dapat melahirkan seorang pun diantara hamba-hamba Rasulullah s.a.w. yang mencapai kedudukan rohani tinggi sehingga berhak meraih martabat nabi - suatu martabat/status/derajat rohani yang merupakan nikmat Allah yang peringkatnya tertinggi (An- Nisa:69) berkat gebyar pancaran sinar Syari'at Nabi Muhammad s.a.w? Akan tetapi, nabi sesudah beliau s.a.w. hanyalah nabi ummati (nabi umat/pengikut) dan sekali-kali tidak membawa Syari'at baru, melainkan membawa misi untuk menegakkan kembali Syari'at Rasulullah s.a.w. tanpa sedikit pun menambah atau menguranginya. 3.Ahmadiyah-Qadiyan mempunyai kitab suci sendiri yaitu kitab suci "Tadzkirah" Tidak diragukan lagi bagi Jemaat Ahmadiyah bahwa tidak ada kitab suci lain kecuali Al-Qur'an. Dan nama Tadzkirah yang disebut-sebut sebagai kitab suci baru muncul sekitar tahun 1992, ketika salah seorang penulis buku yang terbit di Indonesia yaitu M. Amin Djamaluddin mengarang buku berjudul Ahmadiyah & Pembajakan Al- Qur'an . Jadi, istilah kitab suci yang melekat pada buku Tadzkirah diciptakan oleh M. Amin Djamaluddin, bukan oleh Jemaat Ahmadiyah. Di dalam literatur-literatur Ahmadiyah apapun, sejak masa hidup Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. (1835-1908) sampai dengan hari ini, tidak pernah ditemukan istilah kitab suci untuk Tadzkirah. Tadzkirah bukanlah kitab suci bagi Jemaat Ahmadiyah. Kitab suci Ahmadiyah adalah Al-Qur'an Karim yang diturunkan kepada junjungannya Mirza Ghulam Ahmad dan para pengikutnya, yaitu Nabi Besar Muhammad s.a.w. Tadzkirah adalah sebuah buku yang berisi kumpulan wahyu-wahyu, kasyaf-kasyaf serta mimpi-mimpi yang diterima oleh Hz. Mirza Ghulam Ahmad dalam hidupnya selama lebih dari 30 tahun. Selama Hz. Mirza Ghulam Ahmad hidup, tidak ada buku yang bernama Tadzkirah dalam lingkungan Jemaat Ahmadiyah dan Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. tidak pernah menulis buku yang berjudul Tadzkirah. Buku Tadzkirah ini dibuat kemudian atas prakarsa Hz. Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad r.a.. Pada sekitar tahun 1935, beliau menginstruksikan kepada Nazarat Ta'lif wa Tashnif, sebuah biro penerangan dan penerbitan Jemaat Ahmadiyah pada waktu itu untuk menghimpun wahyu-wahyu, kasyaf-kasyaf serta mimpi-mimpi yang diterima Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. sebagaimana terdapat dalam berbagai macam terbitan (buku-buku, jurnal-jurnal [selebaran, majalah] dan surat kabar-surat kabar) yang mana materi terbitan itu telah disebarkan kepada umum pada saat itu. Selain itu, dari catatan- catatan harian Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. juga ditemukan keterangan mengenai pengalaman ruhani beliau. Dan juga adanya kesaksian dari para Sahabat, anggota keluarga, kerabat dan lainnya, di mana mereka diberitahu oleh Hz. Mirza Ghulam Ahmad mengenai wahyu, kasyaf, mimpi yang beliau terima dari Allah Ta'ala. Untuk maksud ini dibentuklah sebuah panitia yang terdiri dari Maulana Muhammad Ismail, Syekh Abdul Qadir dan Maulvi Abdul Rasyid. Panitia tersebut menyusun buku Tadzkirah secara sistematis dan kronologis. Setelah pekerjaan tersebut selesai, maka buku tersebut diberi nama Tadzkirah. Nama Tadzkirah sendiri mempunyai arti kenangan atau peringatan. Buku ini dicetak dalam jumlah yang terbatas. Di Indonesia pun jumlahnya sangat terbatas dan hanya dimiliki oleh mereka yang mengerti bahasa Urdu. Jadi, apa yg dikatakan dan ditulis LPPI itu merupakan fitnah belaka *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] SPONSORED LINKS Indonesian languages Indonesian language learn Cultural diversity Indonesian --------------------------------- YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "ppiindia" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. --------------------------------- *********************************************************************************** It is wrong to think that misfortunes come from the east or from the west; they originate within one's own mind. Therefore, it is foolish to guard against misfortunes from the external world and leave the inner mind uncontrolled. Sidharta Gautama --------------------------------- Gesendet von Yahoo! Mail - Jetzt mit 1GB kostenlosem Speicher [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> <font face=arial size=-1><a href="http://us.ard.yahoo.com/SIG=12h1du888/M=323294.6903899.7846637.3022212/D=groups/S=1705329729:TM/Y=YAHOO/EXP=1122871655/A=2896125/R=0/SIG=11llkm9tk/*http://www.donorschoose.org/index.php?lc=yahooemail">Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for anyone who cares about public education</a>!</font> --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/