pluralitas adalah hak konstitutional yang dijamin oleh UUD 45, asas
pluralitas adalah nafas dari pembukaan UUD 45, fatwa MUI adalah jelas
bertentangan dengan hak konstitutional yang dijamin oleh UUD 45, fatwa mui
bersifat tidak mengikat secara hukum sehingga gak ada kewajiban untuk
menaatinya, fatwa Mui yang jelas2 dimana makna didalamnya terkandung
ekslusivisme, akan menjadi benih ancaman bagi bg indo yang pluralistis,
apalagi dilihat dari kondisi sosio-psikologi masyarakat indo, yang
cenderung sarat dengan kekerasan, gampang terprovokator, belom cerdas dalam
menilai suatu permasalahan, paternalistik, so fatwa mui akan sangat ber
impact bagi kehidupan saling menghormati dan menghargai antar sesama
manusia di indo, masyarakat indo klo dalam segi agama cenderung
defensif-agresif, bukan type yang mencerna secara cerdas even dikalangan
orang2 yang educated...
seharusnya fatwa mui yang lebih positif-manusiawi..such as fatwa anti
kekerasan or fatwa menentang keras pengiriman (penganiayaan) TKI di arab
saudi...makin gelap aja perkembangan demokrasi dan kehidupan sosial yang
menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan kebersamaan di indo...
what a tragedic...



                                                                           
             Danardono                                                     
             HADINOTO                                                      
             <[EMAIL PROTECTED]                                          To 
             oo.de>                    ppiindia@yahoogroups.com            
             Sent by:                                                   cc 
             [EMAIL PROTECTED]                                             
             ups.com                                               Subject 
                                       [ppiindia] Sejumlah Tokoh Agama     
                                       Prihatin atas Fatwa MUI             
             07/31/2005 11:26                                              
             PM                                                            
                                                                           
                                                                           
             Please respond to                                             
             [EMAIL PROTECTED]                                             
                  ups.com                                                  
                                                                           
                                                                           








SUARA PEMBARUAN DAILY
---------------------------------
Sejumlah Tokoh Agama Prihatin atas Fatwa MUI
JAKARTA - KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengimbau masyarakat untuk tidak
mendengarkan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), khususnya tentang Jemaah
Ahmadiyah Indonesia yang dinyatakan sebagai ajaran sesat.
Gus Dur juga menilai sikap pemerintah, seperti dikemukakan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono ketika membuka Munas ke-7 MUI di Istana Negara, sebagai
sikap yang keliru dari pemimpin formal Indonesia.
Dia mengatakan hal itu dalam jumpa pers bersama Aliansi Masyarakat Madani,
di kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Jakarta, Jumat. Hadir di forum
yang dipandu Ulil Abshar Abdalla itu sejumlah tokoh agama yang menyatakan
keprihatinan atas larangan dan tudingan sesat terhadap Ahmadiyah.
Mereka yang antara lain hadir mendampingi Gus Dur adalah Dawam Rahardjo,
Johan Effendi (Indonesian Conference Religion and Peace-ICRP), Syafii Anwar
(International Center for Islam and Pluralism-ICIP), Pangeran Jatikusuma
(Penghayat Sunda Wiwitan), Romo Edi (Konferensi Wali Gereja Indonesia-KWI),
Pdt Weinata Sairin (Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia-PGI). Hadir juga
tokoh agama Kong Hu Cu, Anand Krishna, para aktivis Jaringan Islam Liberal
(JIL) dan tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU). Acara itu juga dihadiri wakil
dari anggota Ahmadiyah, YH Lamardi yang mengaku tidak bisa melakukan apa
pun kecuali hanya diam.

Kekeliruan
Mereka memprihatinkan pula sikap MUI yang mencoba memaksakan kehendak
melalui pemerintah. Sedangkan pemerintah, seperti dikemukakan Presiden
Yudhoyono, hanya akan mendengarkan MUI dan menteri agama. "Ini kekeliruan,
bagaimana orang seperti dia pemimpin formal kok sampai keliru," ucap Gus
Dur.
Dia menyatakan menolak sikap pemerintah dan MUI terhadap Ahmadiyah, karena
Indonesia bukan negara Islam, melainkan negara nasional.

Sedangkan tokoh agama Sunda Wiwitan, Pangeran Jatikusuma berharap semua
pihak tidak terjebak oleh kelembagaan, apalagi menyangkut hak yang paling
mendasar dalam berkeyakinan. "Lembaga apapun namanya, itu buatan manusia
yang sering terjebak pada kepentingan pribadi, kelompok, politik dan dalam
hal ini kembalikanlah pada keutuhan sebagai bangsa, kembali pada kesadaran
diri sebagai manusia," katanya.
Seusai penutupan munas, Ketua Komisi Fatwa MUI Ma'ruf Amin mengemukakan,
salah satu fatwanya juga menyatakan haram menganut paham pluralisme agama.
Begitupun terhadap paham sekularisme dan liberalisme agama. MUI berpendapat
bahwa paham pluralisme, sekularisme dan liberalisme adalah bertentangan
dengan ajaran agama Islam.
MUI mendefinisikan pluralisme agama sebagai suatu paham yang mengajarkan
bahwa semua agama adalah sama dan karenanya kebenaran setiap agama relatif.
Oleh karena itu setiap pemeluk agama tidak boleh mengklaim bahwa hanya
agamanya saja yang benar sedangkan agama lain salah.
Pluralisme juga mengajarkan bahwa semua pemeluk agama akan masuk dan hidup
berdampingan di surga. "Dalam bahasa aqidah dan ibadah, umat Islam wajib
bersikap eksklusif dalam arti haram mencampuradukkan aqidah dan ibadah umat
Islam dengan aqidah dan ibadah pemeluk agama lain," kata Ma'ruf Amin.
Namun demikian, bagi masyarakat muslim yang tinggal bersama pemeluk lain
(pluralitas agama) dalam masalah sosial yang tidak berkaitan dengan aqidah
dan ibadah, umat Islam bersikap infklusif dalam arti tetap melakukan
pergaulan sosial dengan pemeluk agama lain sepanjang tidak saling
merugikan.
Ditempat terpisah, Ma'ruf Amin yang datang ke kantor PBNU, ketika ditanya
Pembaruan tentang fatwa MUI yang menimbulkan pertanyaan, dia mengatakan,
"Kami melihatnya dari sisi syariah, bukan pemikiran. Ada patokannya."
Mengenai adanya perbedaan di antara tokoh-tokoh dan pemikir di kalangan NU,
Rais Syuriah PBNU itu menilai, selama patokannya bukan syariah, tidak bisa
dikomentari.
Gus Dur mengatakan, perbedaan pandangan di kalangan internal NU atas suatu
masalah sudah biasa dan wajar. Jadi, katanya, tidak perlu heran kalau wakil
NU di MUI pun sepertinya tidak mencerminkan pandangan NU yang plural.
Ma'ruf berpendapat, mesti dibedakan antara pluralisme dan pluralitas.
"Kalau pluralitas dan saling menghargai itu harus, tapi pluralisme tidak,"
katanya.
Direktur ICRP Johan Effendi berharap pemerintah tidak tinggal diam atas
warga negaranya yang tidak bebas menjalankan keyakinannya. " Kalau memang
tak bisa menjamin warganya sebaiknya pemerintah bekerjasama dengan PBB dan
UNHCR agar orang-orang itu bisa pindah menjadi warga negara di negara yang
menjamin kebebasan menjalankan keyakinannya," katanya.
Sedangkan Dawam Rahardjo menilai, MUI justru menjadi sumber konflik agama
dan tidak menghargai hak asasi manusia. Selain itu, dalam hal pelarangan
Ahmadiyah, MUI mengalami kesesatan berpikir dan bertindak.
MH Said Abdullah, anggota Komsi VIII DPR bidang agama, sosial dan
pemberdayaan perempuan, mengkhawatirkan fatwa MUI tersebut.
Husein Anwar, dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah -Jakarta,
yang dihubungi secara terpisah, mengemukakan kemajemukan merupakan ciri
paling mendasar dalam kehidupan kebangsaan Indonesia. Hingga kini,
kemajemukan adalah faktor paling berat yang dihadapi bangsa Indonesia lebih
dari setengah abad sejak republik ini terbentuk. (E-5/A-21/Y-3)


The saint <[EMAIL PROTECTED]> schrieb:Kini tiba saatnya kami
memberikan sedikit jawaban yang sudah
dipersiapkan berkenaan dengan tuduhan-tuduhan yang dialamatkan
kepada Ahmadiyah.

Tulisan-tulisan sebelumnya hanya bermaksud memberikan pengertian
bahwa sebesar apapun perbedaan keyakinan yang ada selama tidak
melakukan TINDAK KRIMINAL maka semua pihak harus dapat menahan diri
dan bersabar. Siapapun yang memulai tindakan KRIMINAL inilah yang
harus segera ditindak untuk memberikan kejelasan hukum kepada
masyarakat.

Tulisan ini tidak bermaksud untuk mempromosikan Ahmadiyah, namun
untuk mengetuk hati rekan-rekan islam lainnya untuk berhati-hati
dalam memberikan fatwa apalagi bila diumumkan ke publik. Sebab kalau
ternyata yang dituduhkan itu tidak benar, apa yang akan
dipertanggung jawabkan nanti di depan Tuhan. Menuduh sesuatu yang
tidak pada seseorang......

Berkali-kali kami hanya mengatakan bahwa perbedaan yang terjadi
antara Ahmadiyah adalah masalah penafsiran terhadap Al Quran dan
Hadis Nabi Muhammad saw.

Memang benar terjadi perbedaan yang cukup besar dalam beberapa hal
tetapi semata-mata itu hanyalah konsekuensi dari perbedaan
penafsiran tersebut yang diambil dari dsar hukum yang sama, yang
tentu saja harus diterima secara lapang dada oleh semua pihak. Wong
Ahmadiyah aja juga memahami perbedaan tsb kok....

Berikut jawaban tulisan M. Amin Djamaluddin cs (LPPI)
yang barusan tgl 9 dan 15 Juli mengkoordinir dan melakukan aksi
kekerasan & pelanggaran HAM di Kampus Mubarak Jemaat Ahmadiyah
Indonesia. Dan kemudian merambah ke bebrapa wilayah di Indonesia.


Membongkar kesesatan dan kedustaan Ahmadiyah

1.Aliran Ahmadiyah-Qadiyani itu berkeyakinan bahwa Mirza Ghulam
Ahma adalah Nabi dan Rasul, kemudian barangsiapa yang tidak
Mempercayainya adalah kafir murtad.

Jawab :
Ahmadiyah meyakini bahwa Mirza Ghulam Ahmad itu Nabi dan Rasul
adalah berdasar pengakuan bahwa beliau mendapat wahyu dan diangkat
oleh Tuhan sebagai nabi/rasul. Jadi, bukan atas kemauan beliau
sendiri. Tuhan mempunyai wewenang mengangkat siapa saja diantara
hamba-hamba
yang dipilih-Nya untuk dijadikan utusan-Nya. Ternyata Allah Ta'ala
berfirman: "Allah maha mengetahui dimana Dia akan menempatkan
risalat-Nya." (Al-An'aam:124) Allah Ta'ala pasti memberi hukuman
yang sekeras-kerasnya kepada siapa yang berani-berani mengaku
menjadi nabi, padahal dia bukan nabi. Ternyata Dia
berfirman: "Seandainya dia mengada-ada sebagian perkataan atas nama
Kami, niscaya Kami pegang dia pada tangan kanannya. Kemudian,
tentulah Kami memutuskan urat lehernya" (Al-Haqqah:44-46)

Mengenai masalah kafir, tidak selamanya sebutan kafir ditujukan
kepada siapa yang mengingkari Tuhan, nabi, rasul, kitab dan
sebagainya. Ternyata istilah itu beragam pemakaiannya. Contohnya:
a. Rasulullah saw bersabda: "Janganlah kamu menjadi KAFIR
   dibelakangku, sehingga sebagian dari kamu memancung leher yang
lain" (Misykat Jilid 1, hal. 37)Yang dimaksud dengan kafir oleh
Rasulullah s.a.w. disini adalah orang-orang mukmin jangan saling
perang-memerangi, sebab perbuatan
itu kafir.

b. Rasulullah s.a.w. bersabda: "Siapa diantara budak-budak yang lari
meninggalkan tuannya, maka sesungguhnya ia telah menjadi KAFIR
sebelum ia kembali kepada tuan mereka" (Muslim, jld. 1, hal. 37)

c. Rasulullah s.a.w. bersabda: "Ada dua sifat yang masih terdapat di
kalangan umatku, mereka masih KAFIR dalam dua sifat itu, yakni
mencela kebangsaan orang lain dan meratapi mayit" (Muslim, jld.1,
hal.37)

d. Rasulullah s.a.w. bersabda : "Perjanjian teguh yang membedakan
kita dengan mereka (orang-orang kafir dan musyrik)adalah sembahyang,
maka barangsiapa meninggalkan sembahyang niscaya KAFIRlah dia"
(Misykat, hal. 58).

Jadi, andaikata ada sebutan kafir, maka yang dimaksud di situ ialah
tak lain hanya menyatakan, tanpa sekelumit pun rasa benci atau tidak
bersahabat, bahwa orang itu tidak beriman dan mengingkari kebenaran
seorang nabi atau rasul.

Dalam kaitan ini perlu untuk memperhatikan tulisan Pendiri Jemaat
Ahmadiyah berikut ini:

"Cobalah perhatikan kebohongan para alim-ulama, betapa mereka
menuduh kami telah mengkafirkan dua ratus juta kaum muslimin,
padahal bukanlah kami yang memulai hal ini, bahkan para ulamalah
yang mula-mula mengkafirkan kami dan mereka pulalah yang telah
menimbulkan kiamat dengan menghamburkan fatwa-fatwa mengkafirkan
kami, dan dengan fatwa-fatwa itu mereka telah menimbulkan
kegemparan  di seluruh India ..." (Haqiqatul Wahyi, hal.120-121)

Selain itu, menurut Ahmadiyah kafir ada 2 macam. Mengingkari nabi
tasyri'i (nabi pembawa Syari'at) adalah hal yang berbeda dan
mengingkari nabi ummati (nabi pengikut) adalah lain lagi statusnya.
Dikarenakan Rasulullah s.a.w. adalah nabi pembawa Syari'at, maka
mengingkari Islam atau mengingkari Rasulullah s.a.w., langsung
membuat seseorang itu menjadi kafir, dalam arti menjadi non-muslim.

Dalam kondisi di mana seseorang menerima Rasulullah s.a.w. dan Al-
Qur'an sebagai Kalamullah, namun ia mengingkari Masih MAU'UD (Al
Masih yang Dijanjikan), maka keingkarannya itu bukanlah suatu ke-
kafir-an yang dapat membuatnya menjadi non-muslim. Dikarenakan Masih
Mau'ud adalah nabi ummati, maka mengingkari beliau berarti membuat
seseorang menjadi kafir/ingkar terhadap nabi ummati. Sebagai anggota
di dalam umat Rasulullah s.a.w., orang itu dapat disebut MUSLIM.
Akan tetapi dia menjadi "kafir" dalam hal mengingkari Masih Mau'ud
a.s.

Mengingkari Masih Mau'ud a.s. bukanlah kekafiran secara langsung,
melainkan kekafiran secara tidak langsung - sebagaimana bahwa halnya
kenabian Masih Mau'ud itu adalah kenabian yang tidak langsung.
Inilah yang merupakan ruh daripada tulisan pendiri Jemaat Ahmadiyah
berikut ini:

"Poin ini perlu diingat bahwa menyatakan orang-orang yang mengingkari
pendakwaannya sebagai kafir hanyalah ciri nabi-nabi yang membawa
Syari'at serta hukum-hukum baru dari Allah Ta'ala. Akan tetapi,
selain daripada pembawa Syari'at, segenap mulham (penerima ilham)
dan muhaddats (yang bercakap-cakap dengan Allah Ta'ala) - tidak
perduli betapa mulianya kedudukannya disisi Allah dan memperoleh
anugerah bercakap-cakap langsung dengan Allah - dengan mengingkari
mereka tidak ada yang menjadi kafir" (Taryaqul Qulub, cat.kaki hal.
130, Rohani Khazain Jld. 15, cat. kaki hal. 432)

  2.Ahmadiyah-Qadiyani memang mempunyai Nabi dan Rasul sendiri yaitu
  Mirza Ghulam Ahmad dari India

Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. bukan satu-satunya wujud yang dipercayai
sebagai Nabi dan Rasul, bahkan Ahmadiyah mempercayai semua nabi dan
rasul, baik yang disebut maupun yang tidak disebut (An-Nisa:164) dan
Ahmadiyah tidak membeda-bedakan mereka (Al-Baqarah:285). Namun, nabi
anutan dan junjungan Ahmadiyah yang utama dan satu-satunya adalah
Nabi Muhammad s.a.w., sebagaimana yang kami ikrarkan dalam kalimat
Syahadat kami: "asyhadu alla ilaaha Illallah wa asyhadu anna
Muhammadar-rasulullah."

Adanya nabi sesudah nabi Muhammad s.a.w. tidak mengurangi kemuliaan
serta keagungan beliau, bahkan meningkatkan martabat serta derajat
beliau. Kaum Bani Israil sebelum datangnya Islam mengikuti Syari'at
Nabi Musa a.s. dan banyak nabi-nabi telah lahir ditengah-tengah
mereka. Mengapa pula Syari'at nabi Muhammad s.a.w. yang jauh lebih
tinggi kedudukannya tidak dapat melahirkan seorang pun diantara
hamba-hamba Rasulullah s.a.w. yang mencapai kedudukan rohani tinggi
sehingga berhak meraih martabat nabi - suatu martabat/status/derajat
rohani yang merupakan nikmat Allah yang peringkatnya tertinggi (An-
Nisa:69) berkat gebyar pancaran sinar Syari'at Nabi Muhammad s.a.w?

Akan tetapi, nabi sesudah beliau s.a.w. hanyalah nabi ummati (nabi
umat/pengikut) dan sekali-kali tidak membawa Syari'at baru,
melainkan membawa misi untuk menegakkan kembali Syari'at Rasulullah
s.a.w. tanpa sedikit pun menambah atau menguranginya.

  3.Ahmadiyah-Qadiyan mempunyai kitab suci sendiri yaitu kitab
suci "Tadzkirah"

Tidak diragukan lagi bagi Jemaat Ahmadiyah bahwa tidak ada kitab
suci lain kecuali Al-Qur'an. Dan nama Tadzkirah yang disebut-sebut
sebagai kitab suci baru muncul sekitar tahun 1992, ketika salah
seorang penulis buku yang terbit di Indonesia yaitu M. Amin
Djamaluddin mengarang buku berjudul Ahmadiyah & Pembajakan Al-
Qur'an . Jadi, istilah kitab suci yang melekat pada buku Tadzkirah
diciptakan oleh M. Amin Djamaluddin, bukan oleh Jemaat Ahmadiyah.

Di dalam literatur-literatur Ahmadiyah apapun, sejak masa hidup Hz.
Mirza Ghulam Ahmad a.s. (1835-1908) sampai dengan hari ini, tidak
pernah ditemukan istilah kitab suci untuk Tadzkirah.

Tadzkirah bukanlah kitab suci bagi Jemaat Ahmadiyah. Kitab suci
Ahmadiyah adalah Al-Qur'an Karim yang diturunkan kepada junjungannya
Mirza Ghulam Ahmad dan para pengikutnya, yaitu Nabi Besar Muhammad
s.a.w.

Tadzkirah adalah sebuah buku yang berisi kumpulan wahyu-wahyu,
kasyaf-kasyaf serta mimpi-mimpi yang diterima oleh Hz. Mirza Ghulam
Ahmad dalam hidupnya selama lebih dari 30 tahun. Selama Hz. Mirza
Ghulam Ahmad hidup, tidak ada buku yang bernama Tadzkirah dalam
lingkungan Jemaat Ahmadiyah dan Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. tidak
pernah menulis buku yang berjudul Tadzkirah.

Buku Tadzkirah ini dibuat kemudian atas prakarsa Hz. Mirza
Bashiruddin Mahmud Ahmad r.a.. Pada sekitar tahun 1935, beliau
menginstruksikan kepada Nazarat Ta'lif wa Tashnif, sebuah biro
penerangan dan penerbitan Jemaat Ahmadiyah pada waktu itu untuk
menghimpun wahyu-wahyu, kasyaf-kasyaf serta mimpi-mimpi yang
diterima Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. sebagaimana terdapat dalam
berbagai macam terbitan (buku-buku, jurnal-jurnal [selebaran,
majalah] dan surat kabar-surat kabar) yang mana materi terbitan itu
telah disebarkan kepada umum pada saat itu. Selain itu, dari
catatan-
catatan harian Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. juga ditemukan keterangan
mengenai pengalaman ruhani beliau. Dan juga adanya kesaksian dari
para Sahabat, anggota keluarga, kerabat dan lainnya, di mana mereka
diberitahu oleh Hz. Mirza Ghulam Ahmad mengenai wahyu, kasyaf, mimpi
yang beliau terima dari Allah Ta'ala.

Untuk maksud ini dibentuklah sebuah panitia yang terdiri dari
Maulana Muhammad Ismail, Syekh Abdul Qadir dan Maulvi Abdul Rasyid.
Panitia tersebut menyusun buku Tadzkirah secara sistematis dan
kronologis. Setelah pekerjaan tersebut selesai, maka buku tersebut
diberi nama Tadzkirah. Nama Tadzkirah sendiri mempunyai arti
kenangan atau peringatan. Buku ini dicetak dalam jumlah yang
terbatas. Di Indonesia pun jumlahnya sangat terbatas dan hanya
dimiliki oleh mereka yang mengerti bahasa Urdu.

Jadi, apa yg dikatakan dan ditulis LPPI itu merupakan fitnah belaka





***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]




SPONSORED LINKS
Indonesian languages Indonesian language learn Cultural diversity
Indonesian

---------------------------------
YAHOO! GROUPS LINKS


    Visit your group "ppiindia" on the web.

    To unsubscribe from this group, send an email to:
 [EMAIL PROTECTED]

    Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.


---------------------------------





***********************************************************************************


It is wrong to think that misfortunes come from the east or from the west;
they originate within one's own mind. Therefore, it is foolish to guard
against
misfortunes from the external world and leave the inner mind uncontrolled.

Sidharta Gautama




---------------------------------
Gesendet von Yahoo! Mail - Jetzt mit 1GB kostenlosem Speicher

[Non-text portions of this message have been removed]




***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]

Yahoo! Groups Links











------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
<font face=arial size=-1><a 
href="http://us.ard.yahoo.com/SIG=12h1du888/M=323294.6903899.7846637.3022212/D=groups/S=1705329729:TM/Y=YAHOO/EXP=1122871655/A=2896125/R=0/SIG=11llkm9tk/*http://www.donorschoose.org/index.php?lc=yahooemail";>Take
 a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for anyone who 
cares about public education</a>!</font>
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke