Suatu diskusi yang sangat sejuk dan santun. Mohon maaf, sebagai seorang non pakar dalam ajaran Islam, saya ingin ikut urun rembug, tentu dari sisi falsafah lintas akidah. Dua hal: 1) LD: Bung Aman, Bukannya umat Islam harus melihat segala sesuatu dr sudut pandang AlQur'an? Saya yakin bahwa hanya manusia yang mengatakan bahwa AlQur'an adalah kitab suci kaum muslimin saja. Manusia yang membatasi demikian. Manusia yang membuat dikotomi demikian. Apakah AlQur'an membatasi dirinya seperti itu? Maksudnya, apa AlQur'an mengatakan bahwa dia hanya utk kaum muslimin saja? Saya sekarang ini sebetulnya dalam posisi tidak perduli manusia mau mengatakan apa ttg kitab suci, cuma mau tau apa kata kitab suci itu mengenai dirinya sendiri.
DH: Demikianlah. Tiap wahyu turun pada umat atau rakyat tertentu, demikian dimasa nabi Musa dan Ibrahim ketika taurat turun, disaat nabi Isa menurunkan ajarannya yang tertuang dalam Alkitab, dan kemudian ketika ajaran Islam turun. Namun, panggilan untuk menjalankan ajaran, diberikan pada umat manusia. Ketika "10 Perintah Allah" dikumandangkan, ini juga bagi umat manusia. Tentu saja, yang mendengar adalah mereka yang hidup kala itu ditempat itu. Kristus memanggil umat manusia mengikutiNya. Ketika Kristus mengajarkan, "hanyalah melalui Aku kau dapat sampai kepada Bapak", ditujukan pada semua. Semua manusia hendaknya mengikutiNya. Demikian juga, nabi Muhammad menyerukan ajaranNya pada manusia. ----------- 2) LD: Yap. Saya faham bahwa AlQur'an yg eksklusif tidak akan menyebut suatu nama tertentu scr langsung (nama orang, nama agama, nama bangsa), kecuali yang tertentu itu sungguh spesial dan perlu diabadikan. AlQur'an hanya menyebut orang muslim, orang mukmin, mukhsin, muttaqin, orang kafir, musyrik, munafik dan tidak pernah menyebut orang kristen, orang budha, orang hindu, orang-orang baru lainnya lagi yang mungkin akan terus bertambah (dll). Itu artinya didunia ini memang cuma ada penggolongan orang spt yg disebutkan AlQur'an itu. DH: Demikianlah. Juga dalam Kitab Kitab lain, tak ada penggolongan agama agama apapun. Karena ketika Allah bersabda, Dia tak memaksudkan membuat agama apapun. Pembatasan hanyalah pada "mereka yang taat, dan yang musyrik, dll. RakyatKu dan bukan RakyatKu. Ini sebuah bukti historis, agama dibentuk manusia, terutama setelah nabi nabi mereka wafat. Conclusio: Manusia yang membutuhkan agama, untuk mengorganisasikan diri secara teratur. Bahkan dalam Islam, batasan ajaran adalah identis dengan batasan negara (kala itu). Sang Khalik, tak menciptakan agama apapun. Bahwa muncul agama agama, yang kian lama kian banyak, adalah fakta yang kita saksikan sudah ribuan tahun. Sebuah kenyataan pula, ialah, bahwa manusia secara menyeluruh membutuhkan ikatan, yang dinamakan bangsa, yang seringkali memuat beberapa atau banyak agama (seperti Indonesia misalnya). Pada awalnya, di India juga hanya ada satu agama. Namun denggan munculnya Buddhisme, kemudian kerajaan Islam dibawah dynasti Moghul,lalu gaama agama lain, India menjadi majemuk. Kemajemukan ini adalah kenyataan yang tak dapat kita singkirkan. Agama, yang kita butuhkan untuk menjalin tali bathiniah dengan Tuhan (dalam versi masing masing) adalah ikatan didalam wilayah yang lebih luas ini. Salam danardono Lina Dahlan <[EMAIL PROTECTED]> schrieb: Assalamu'alaikum wr wb bung Aman, Makasih bung Aman untuk pencerahannya. Trus terang ini pencerahan buat saya. Saya juga dah mengunjungi web anda tuk belajar....:-) meski belum semua. Soal fatwa MUI dan pluralismenya bila dihubungkan dengan konteks Pluralisme subjektif dan objektifnya bung Aman, saya kira fatwa MUI dgn segala penjelasannya tsb menjadi wajar pula. Karena yang diharamkan adalah Pluralisme subjektif (yang juga ada pada AlQur'an dan ini hanya mengikat pada orang Islam saja (subjektif). Dan bila umat Islam harus berinnteraksi dengan masyarakat lain mereka harus memakai makna pluralisme objektif (dan ini tidak diharamkan oleh fatwa MUI/pluralitas). --- In ppiindia@yahoogroups.com, "Aman FatHa" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Tulisan sangat bagus, Mbak. Dan sangat mencerahkan. > Tapi bagian yang satu ini ada keinginan saya untuk memberikan tambahan dan tanggapan: > > "Sepanjang sepengetahuan saya, dalam AlQur'an tak ada penjelasan > AlQur'an tersirat dan tersurat tentang keberadaan agama-agama (agama > yang banyak) yang memang atas kehendakNya sebagaimana keberadaan > suku dan bangsa tsb, makanya saya menjadi tambah yakin bahwa agama > dimana Tuhan berkehendak atasnya itu cuma SATU meski budaya, suku, > dan bangsa buanyak. Kalaupun disebut Nashara dan Yahudi dalam > AlQur'an, itu menunjukkan pada sebuah bangsa or suku, yang telah > diturunkan kepada mereka Taurat dan Injil." > > Saya pikir ini bisa terjadi karena Mbak Lina mencoba melihatnya dari sudut pandangan al-Qur`an. Tentu saja itu jelas, karena al- Qur`an adalah kitab suci kaum muslimin (yang tentunya eksklusif ketika berbicara soal kebenaran agama). Sehingga kaum Nuh, kaum Hud, kaum Saleh dst, digambarkan sebagai orang yang ingkar terhadap ajakan Nabi-Nabi. Begitu juga yang kita lihat pada Namruz dan anak buahnya yang kemudian membakar Nabi Ibrahim a.s. Namun kalau kita kembali kepada sudut istilahi, apakah mereka-mereka itu pada saat itu pemeluk suatu agama tertentu? Jawabannya adalah ya, seperti yang kita lihat sendiri dalam peninggalan-peninggalan dan prasasti sejarahnya. LD: Bung Aman, Bukannya umat Islam harus melihat segala sesuatu dr sudut pandang AlQur'an? Saya yakin bahwa hanya manusia yang mengatakan bahwa AlQur'an adalah kitab suci kaum muslimin saja. Manusia yang membatasi demikian. Manusia yang membuat dikotomi demikian. Apakah AlQur'an membatasi dirinya seperti itu? Maksudnya, apa AlQur'an mengatakan bahwa dia hanya utk kaum muslimin saja? Saya sekarang ini sebetulnya dalam posisi tidak perduli manusia mau mengatakan apa ttg kitab suci, cuma mau tau apa kata kitab suci itu mengenai dirinya sendiri. Maaf bung ya, prasasti itu mengatakan apa sih? Mengapa pula bung mengatakan Kaum Nuh, Hud, Saleh dstnya sbg org yg ingkar terhdp ajaran Nabi-Nabi jika memang AlQur'an itu eksklusif?? Masih gak mudeng. > > Sekali lagi memang di dalam al-Qur`an tidak menyebut keberadaan agama tertentu, tapi ada satu ayat yang sangat mencukupi untuk mewakili semuanya (yakni semua yang tidak disebut al-Qur`an secara langsung sebagai agama). Lakum diinukum waliya diin; bagi kalian agama kalian dan bagiku agamaku. Dan itu secara tegas menyatakan keberadaan agama lain tanpa menyebut apa agamanya. > > Jadi saya yakin maksud Mbak Lina, "bahwa agama dimana Tuhan berkehendak atasnya itu cuma SATU meski budaya..dst" maksudnya adalah agama yang benar di sisi Allah swt hanya satu yaitu Islam (innad diina 'indallahi al-Islam). Dan itu yang diyakini setiap orang mu'min (eksklusif). Sedangkan keberadaan mu'min itu sendiri di tengah-tengah keberagaman manusia dalam dunia ini, maka "bagi kalian agama kalian dan bagiku agamaku" (inklusif). Setelah garis batas itu sudah jelas, lalu timbul kesadaran yang lebih maju tentang perlunya kebersamaan yang diberdayakan untuk menuju kehidupan yang lebih baik dan adil.. muncullah ide pluralisme itu. > > Dari dua ayat itu, yang ingin selalu saya garis bawahi adalah 'indallahi (yakni di sisi Allah). Atau dalam postingan kemarin saya istilahkan dengan sudut subyektif agama. Sedangkan pada ayat kedua, saya garis bawahi "lakum" (yakni bagi kalian) di mana kata ini menjelaskan langsung kontek bahwa kita berada secara real di tangah-tengah "yang lain" (sudut obyektif). Seperti kita berbicara, "Saya merokok, anda tidak" yang menunjukkan adanya orang lain yang kita sebut sebagai "anda" itu. > > Kenapa al-Qur`an tidak menyebut sebagai agama-agama secara langsung pada semua bagian di mana digambarkan Nabi-Nabi yang diutus oleh Allah untuk mengajak kepada jalan Allah? Tentu saja karena Allah swt yang telah menurunkan al-Qur`an dan agama disisi-Nya hanya Islam. Sehingga semua kepercayaan dan penyembahan yang bukan kepada- Nya tidak disebut sebagai agama secara langsung. Berbeda ketika al- Qur`an menuturkan konteks secara langsung seperti pada ayat "Lakum diinuku waliya diin" itu. Dalam Ilmu Balaghah, yang seperti ini disebut Lit Tanfir.. atau Lil Iihaam biannahu syaiun la yaliiqu lahu.. atau Shaunul lisan 'an zikri syain imma li'azhamatihi au lihaqaritihi.. atau beberapa istilah lain lagi yang merujuk kepada maksud yang sama. LD: Yap. Saya faham bahwa AlQur'an yg eksklusif tidak akan menyebut suatu nama tertentu scr langsung (nama orang, nama agama, nama bangsa), kecuali yang tertentu itu sungguh spesial dan perlu diabadikan. AlQur'an hanya menyebut orang muslim, orang mukmin, mukhsin, muttaqin, orang kafir, musyrik, munafik dan tidak pernah menyebut orang kristen, orang budha, orang hindu, orang-orang baru lainnya lagi yang mungkin akan terus bertambah (dll). Itu artinya didunia ini memang cuma ada penggolongan orang spt yg disebutkan AlQur'an itu. > > Dari sudut pluralisme tidak ada yang perlu dipertentangkan karena tujuan utamanya adalah memberdayakan kebersamaan. Sedangkan dari sudut eksklusif (Innad-diina 'Indallahi al-Islam) atau dari sudut Inklusif (Bagi kalian agama kalian dan bagiku agamaku), bagaimana agar "kalian" di sini menjadi bagian dari "aku"? Ud'u ilaa sabiili rabbika bil hikmah wal mau'izhatil hasanah wajaadilhum billati hiya ahsan (Ajaklah kepada jalan Tuhanmu dengan cara yang bijaksana dan anjuran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang lebih baik). Garis bawahi pada ayat ini, "kepada jalan Tuhanmu" dengan mengidhafatkan Rab kepada kata ganti "kamu". LD: Bicara soal memberdayakan kebersamaan, kabarnya teori jizyah dan dzimmah juga untuk memberdayakan hal tsb? sehingga minoritas non- muslim yang hidup di 'negara Islam' berhak mendapatkan perlindungan hukum dari penguasa. Ini juga pluralisme objektif. Ini mesti diberdayakan oleh pemerintah. Sedang MUI, biar saja diwilayah subjektif. Jadi Pemerintah dan Ulama (MUI) saling menunjang dalam memenuhi kriteria AlQur'an yang subjektif sekaligus objektif...:-) Ini juga cuma tambahan saja. Mengenai sepotong ayat dari surah "Al- Kafiruun" (lakum diinukum waliyadiin"), kalau dilihat dari konteksnya, ayat tsb turun merupakan pemisahan tegas antara antara orang muslim dengan orang non-muslim (dlm hal ini org kafir) dalam hal akidah (Inklusif). Situasi saat itu adalah situasi dimana kaum kafir menginginkan kompromi kepada Nabi SAW dalam bidang agama/akidah. Mereka ingin Nabi SAW mengikuti ajaran mereka, nanti pada gilirannya mereka akan mengikuti ajaran Nabi SAW. Mereka ingin Nabi SAW menyembah sesembahan mereka, nanti mereka juga akan menyembah sesembahan Nabi SAW, [jadi inget doa bersama yang diharamkan MUI] > > Lalu bagaimana jika menolak ikut ke jalan Tuhanmu? Innaka lan tahdi man ahbabta walaakinn-allah yahdii may-yasyaa (kamu tidak akan pernah bisa memberi hidayah kepada orang yang kamu cintai, tetapi Allah yang memberi petunjuk siapa saja yang Ia kehendaki.) Garis bawahi lagi, "tidak akan pernah" (menggunakan huruf Lan). Atau pada ayat lain, Innama anta mudzakkir walasta 'alaihim bimushaithir (Kamu hanya mengingatkan dan bukan orang yang menguasai mereka). Yang perlu digaris bawahi pada ayat ini, kata Innama (Tufiidu al- Qashr)... dan beberapa ayat lain. LD: Saya sependapat. Memang segala perbedaan itu ada atas kehendakNya pula agar manusia mau belajar, melalui cara apapun bahkan komparatif sekalipun. Saya juga sependapat bhw manusia disi cuma saling mengingatkan saja, karena tugas Nabi SAW juga pemberi peringatan. Pada suatu kondisi, peringatan itu bisa menajdi peringatan yang keras. Bung Aman, Ada yang menarik ttg ayat yang bung Aman kutip "Kamu tidak akan pernah bisa memberi hidayah..., ttp Allah yang ...siapa saja yang ia kehendaki". Orang sering menyebutnya sebagai hak prerogatif Tuhan dalam memberi hidayah. Saya pernah membaca bahwa ayat tersebut harus diterjemahkan dengan "Allah memberi petunjuk kepada siapa yang menghendakinya (petunjuk tsb)" tentu dgn memberi alasan ilmu tata bahasa arabnya. Jadi Allah bukan bertindak sewenang-wenang. Dia akan memberi petunjuk bagi orang yang menghendakinya. Gimana menurut bung Aman. > > Demikian, > Wassalam > > Aman > http://aman.kinana.or.id wassalam, *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] --------------------------------- YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "ppiindia" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. --------------------------------- *********************************************************************************** It is wrong to think that misfortunes come from the east or from the west; they originate within one's own mind. Therefore, it is foolish to guard against misfortunes from the external world and leave the inner mind uncontrolled. Sidharta Gautama --------------------------------- Gesendet von Yahoo! Mail - Jetzt mit 1GB kostenlosem Speicher [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> <font face=arial size=-1><a href="http://us.ard.yahoo.com/SIG=12hdf5uqp/M=320369.6903865.7846595.3022212/D=groups/S=1705329729:TM/Y=YAHOO/EXP=1123681366/A=2896112/R=0/SIG=1107idj9u/*http://www.thanksandgiving.com ">Give the gift of life to a sick child. Support St. Jude Children¿s Research Hospital</a>.</font> --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/