http://www.jurnalperempuan.com/yjp.jpo/?act=berita%7C-407%7CX
Selasa, 09 Agustus 2005

Laporan dari “Strengthening Regional Partnership for Safe Motherhood”, 
Ajakan untuk Meningkatkan Keselamatan Ibu
Jurnalis Kontributor: Ratna Hidayati

Jurnalperempuan.com-Denpasar. “Global White Ribbon Alliance” dan Aliansi Pita 
Putih Indonesia menyelenggarakan “Strengthening Regional Partnership for Safe 
Motherhood”, 1 – 5 Agustus di Sanur Paradise Plaza Hotel, Denpasar, Bali. 
Pertemuan yang diikuti oleh 19 negara, diantaranya Cina, Bangladesh, Afrika, 
Yaman, Birma dan Jepang ini membahas berbagai permasalahan yang terkait dengan 
upaya keselamatan ibu. Selain itu, penyelamatan ibu dalam kegawat-daruratan 
tsunami juga menjadi agenda utama. Pertemuan regional ini juga menjadi ajang 
sharing negara-negara yang dilanda tsunami dalam upayanya menyelamatkan ibu dan 
penanganan pascabencana. 

Isu tingginya angka kematian ibu (AKI) di berbagai belahan dunia terus menjadi 
perhatian. Hampir 600 ribu ibu di dunia meninggal karena komplikasi kehamilan 
dan kelahiran. Di Indonesia, tiap satu jam dua orang ibu meninggal karena 
masalah yang sama. Artinya, tiap hari ada 48 ibu meninggal sia-sia pada saat 
membawa kehidupan baru ke dunia. Sampai saat ini, angka kematian ibu di 
Indonesia masih tinggi, yaitu 307 per 100 ribu kelahiran dan merupakan 21% dari 
total kematian perempuan. Seharusnya, AKI di Indonesia dapat diminimalisir 
mengingat, 85% kematian itu dapat dicegah. 

Hal tersebut diungkapkan Dr. Sumarjati Arjoso, S.K.M., Kepala Badan Koordinasi 
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat. “Ada empat terlalu dan tiga 
terlambat identifikasi penyebab tingginya AKI di Indonesia,” ujarnya di 
sela-sela acara. Empat terlalu itu adalah terlalu muda saat melahirkan, terlalu 
tua saat melahirkan, terlalu sering melahirkan dan terlalu banyak anak. 
Sedangkan yang dimaksud tiga terlambat adalah terlambat mengambil keputusan 
untuk memberikan pertolongan kepada ibu hamil dan melahirkan, terlambat 
pengangkutan ke tempat pelayanan kesehatan dan terlambat memperoleh pertolongan 
tenaga medis. 

Ia menuturkan, sampai saat ini penyebab tingginya AKI di Indonesia masih 
didominir pendarahan (42%), eklamsia (13%) dan infeksi (10%). Hal itu didukung 
pula oleh malnutrisi, perilaku kesehatan reproduksi tertentu, kondisi sosial 
budaya dan ekonomi. “Tanda-tanda gawat darurat di rumah kerap tak diketahui 
keluarga. Akibatnya, mereka jadi terlambat mengambil keputusan yang tepat,” 
tandasnya. 

Hal itu diakui pula oleh Gede Putu Abadi, Kepala BKKBN Prov. Bali. Ia 
mengatakan, faktor ekonomi sering menjadi masalah dalam mengambil keputusan. 
“Masih banyak masyarakat yang membiarkan ibu hamil yang menderita sakit dan tak 
tahu harus berbuat apa. Alasannya hanya satu, tak punya uang,” keluhnya. 

Selain itu, Prof. DR. Haryono Suryono yang membawakan materi “Socio-Cultural 
Dimensions of Safe Motherhood” mengungkapkan, faktor sosial budaya menjadi 
pendukung masalah tersebut. Ia mencontohkan adanya budaya yang lebih 
menginginkan anak laki-laki ketimbang perempuan di kalangan masyarakat kita. 
Ketika yang dilahirkan adalah anak perempuan, proses tumbuh kembangnya tak 
mendapat perhatian yang lebih baik dibandingkan anak laki-laki. Padahal, anak 
perempuan adalah calon ibu yang kelak melahirkan generasi penerus bangsa. 

“Bali Declaration” 
Dra. Wayan Karthi Suthardjana, Ketua PD Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Prov. 
Bali.sekaligus Ketua Aliansi Pita Putih Indonesia (APPI) Prov. Bali mengatakan, 
kematian ibu merupakan tanggung jawab kita bersama. Itu sebabnya, menjadi 
penting untuk menggalang kekuatan guna meningkatkan kepedulian masyarakat. 
Dalam 10 pesan aksi untuk keselamatan ibu, APPI mengajak masyarakat untuk 
meningkatkan keselamatan ibu melahirkan melalui isu hak asasi manusia, 
memberdayakan perempuan untuk mendukung pilihan yang diambil, mengangkat 
dimensi investasi sosial dan ekonomi dalam isu keselamatan ibu, kampanye 
menunda usia perkawinan atau persalinan pertama, membangun kesadaran masyarakat 
bahwa tiap kehamilan membawa risiko, menjamin kehadiran tenaga penolong 
terlatih dalam tiap persalinan, meningkatkan akses pelayanan kesehatan 
reproduksi yang bermutu dan terjangkau, mencegah kehamilan yang tidak 
diinginkan dan memberikan perhatian pada pengguguran kehamilan yang tak aman, 
membuat evaluasi pada setiap kemajuan yang diperoleh dan memanfaatkan kekuatan 
kerja sama. 

Selain itu, pertemuan regional itu juga menelurkan “The Bali Declaration of the 
First Asia Pasific Regional Meeting of the White Ribbon Alliance for Safe 
Motherhood” yang berisi tujuh butir pernyataan, antara lain menyebutkan, 
melahirkan memerlukan kualitas keterampilan yang berkelanjutan yang disediakan 
melalui program komprehensif tentang kesehatan ibu dan keterlibatan masyarakat. 
Oleh karena itu, negara-negara di Asia Pasific menandaskan pentingnya kesehatan 
ibu, kesetaraan gender dan penanggulangan kemiskinan seperti yang tercantum 
dalam The Millennium Development Goals. 

Para volunter dari berbagai negara itu juga sepakat, pentingnya memperbaiki 
status gizi dan kesehatan pada remaja putri melalui edukasi, pelatihan dan 
keterlibatan masyarakat sebagai bagian untuk mewujudkan program keselamatan 
ibu. Remaja, baik laki-laki atau perempuan wajib diberikan informasi, 
pendidikan dan konseling agar membantu mereka menunda perkawinan, aktivitas 
seksual pada usia muda dan menunda kehamilan pertama. Perbaikan kualitas hidup 
dalam suatu keluarga juga diharapkan tercipta melalui sosialisasi pembentukan 
keluarga kecil yang dilakukan secara bersama-sama oleh masyarakat dan 
pemerintah. 




------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
<font face=arial size=-1><a 
href="http://us.ard.yahoo.com/SIG=12hhbrm3h/M=323294.6903899.7846637.3022212/D=groups/S=1705329729:TM/Y=YAHOO/EXP=1123871476/A=2896125/R=0/SIG=11llkm9tk/*http://www.donorschoose.org/index.php?lc=yahooemail";>Take
 a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for anyone who 
cares about public education</a>!</font>
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke