Aku nambain, yaaa, Mas atau Mbak nih?. Di Yogya, ada beberapa PTS Islam  yang 
favorit. Lucunya, para mahasiswinya diwajibkan pake jilbab, tapi bajunya 'nggak 
kekontrol'. Ya, itu spt yang Mas/Mbak tulis itu. Kepalanya ditutupi jilbab 
(jilbab 'cihui', kata temen2), bawahnya kebuka'.  Ada yang sampai nulis sebuah 
buku dengan judul "Kayak warung:terbuka!". Iiiihhh, ngeri pokoknya deh. 
Sehingga, ada seorang penulis terkenal (selama ini buku Beliau banyak bertema 
keluarga) dari Yogya yang diminta untuk ngajar di PTS tsb, mengundurkan diri 
karena tidak kuat. Padahal, Beliau baru beberapa bulan saja mengajar. 
 
Di trafik light juga sama. Pemandangan spt itu dapat disaksikan. Risih! 
Makanya, aku kalo keluar nggak pernah nggak ngebut. Biar perhatiannya nggak ke 
sono-sono....Ya, Allah, semoga anakku besok terselamatkan dari yang begituan!
 
adejahja <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Diambil dari milis tetangga, kegusaran seorang wanita.. 
------------------------------------------------------------- 

PUSAR OH PUSAR 

Menjadi pengguna angkot di kota besar bukanlah sesuatu 
yang mudah, terutama bila anda laki-laki. 
Kenapa ? 
Jawabnya mudah. 
Ambillah contoh, sekarang dapat dengan mudah kita 
temui gadis-gadis cantik berpakaian ketat dan mini. 
Kaus ketat dan celana ¾ ala Jennifer Lopez yang 
berpinggang rendah seakan menjadi "seragam." Ketika 
gadis-gadis itu membungkuk untuk turun dari angkot, 
tampaklah pemandangan yang buat saya "mengerikan" itu. 
Punggung yang terbuka ! 
Sebagian mereka ada yang merasa risih, kebingungan 
menarik- narik kausnya bagian belakang. Sebagian yang 
lain, cuek dan ikhlas saja membiarkan punggung yang 
terbuka itu menjadi tontonan orang-orang seangkot. 
Astaghfirullah.... saya jadi bisa merasakan betapa 
beratnya menjadi laki-laki 
di jaman sekarang. 
Suatu hari, saya berencana pergi ke suatu tempat. 
Karena angkot yang saya 
tumpangi masih kosong, saya harus sedikit bersabar 
menunggu angkot itu 
ngetem sampai penumpangnya penuh. Saya pilih duduk di 
bangku bagian 
belakang. Di depan, dekat sopir, duduk 2 orang gadis. 
Gadis yang duduk di 
tengah rupanya memakai kaus yang "kekecilan" dan 
celana dengan gaya "lower is better" yang benar-benar 
"lower." Tak perlu membungkuk, cukup dalam posisi 
duduk biasa, gadis itu sudah memamerkan hampir 1/3 
punggung dan sebagian panggulnya. Tak usahlah 
dibayangkan. Tak lama, datang temannya, seorang pria. 
Mereka lantas mengobrol bertiga. Saking semangatnya, 
gadis yang duduk di tengah sesekali 
mencondong-condongkan badannya. 
Seorang pria lain, calo angkot, tiba-tiba datang, 
mengajak bicara sopir yang 
sibuk memanggil-manggil penumpang. Perhatian sang calo 
segera tersita oleh punggung sang gadis yang terbuka. 
Segera saja ia menyikut sang sopir. 
Kepalanya bergerak-gerak ke arah samping seolah-olah 
hendak mengatakan, 
"Tuh...liat tuh.." Pak sopir cuma menoleh sebentar 
lantas cuek. Sementara 
sang calo terus menatap dengan pandangan yang 
aahh.....mengingatkan saya 
pada lagu Nicky Astria "Mata Lelaki" yang terkenal 
itu. 
Sang gadis yang menjadi pusat perhatian tampaknya sama 
sekali tak sadar apa yang telah terjadi. Sementara 
saya tak bisa berbuat apa-apa. Satu per satu penumpang 
naik. Angkot mulai penuh. Punggung bawah gadis itu 
masih "menganga," mengisi ruang kosong antara kursi 
sopir dengan kursi penumpang di depan. Mas penumpang 
di depan saya mencuri-curi pandang ke arah "point of 
view" itu. Saya semakin bingung harus berbuat apa. 
Hari lain, masih di angkot juga, 2 orang gadis duduk 
di depan saya. Tentu 
saja, dengan pakaian "seragam" yang sama. Kaos ketat 
dan celana J.Lo. Sambil melihat pemandangan di luar 
angkot, telinga saya pasang baik- baik untuk 
mendengarkan obrolan mereka. Mula-mula cerita berkisar 
tentang teman-teman mereka, lantas tiba-tiba mereka 
mendiskusikan bagaimana cara keluar dari angkot tanpa 
memperlihatkan punggung mereka. Salah satunya mengaku 
menyesal karena tidak membawa jaket. "Habis nggak 
nyangka sih kalo pulangnya bakalan naik angkot" kata 
temannya. Ketika turun, mereka seperti orang 
kebingungan, berdesak-desakan antar mereka berdua 
saja. Yang di belakang sibuk menutupi punggung 
temannya sekaligus menutupi punggungnya sendiri. 
Pemandangan yang menggelikan sekaligus memprihatinkan. 
Masalah punggung, panggul, pusar, atau bagian tubuh 
perempuan yang lain yang erat kaitannya dengan baju 
mini, ketat, dan seksi ternyata bukan hanya 
monopoli penumpang angkot. Karena perempuan dengan 
baju-baju seperti itu ternyata dapat ditemui di mana 
saja. Termasuk di tempat-tempat yang 
(katanya) mengagungkan intelektualitas dan 
(seharusnya) dihormati seperti 
kampus. Sayang, di kampus tak ada larangan mengenakan 
baju-baju seperti itu. Kalau pun ada, gaungnya tak 
segencar larangan mengenakan sandal jepit di kelas. 
Baju-baju seragam sekolah anak SMP dan SMU di 
kota-kota besar pun semakin lama semakin jauh dari 
aturan yang sebenarnya. Roknya semakin pendek, bajunya 
semakin kecil dan ketat. Cocok untuk dikiaskan dengan 
peribahasa "Ke atas tampak lutut, ke bawah tampak 
pusar." 
Soal pamer aurat ini bahkan sudah menjadi masalah 
nasional, saudara- 
saudara! Seorang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun 
sampai merasa perlu mengimbau untuk menertibkan 
persoalan ini : " Saya meminta secara khusus agar 
gadis-gadis kita yang cantik-cantik, kaum perempuan 
dan wanita Indonesia yang berbudi luhur, dibebaskan 
dari mempertontonkan perut atau pusar yang dianggap 
biasa-biasa saja," kata Presiden ketika memperingati 
Hari Ibu, 22 Desember 2004 lalu di Istana Negara. 
Sebenarnya aneh rasanya jika negara demokrasi dengan 
banyak persoalan 
seperti Indonesia kita ini sampai harus turun tangan 
mengurusi soal pusar 
perempuan. Jika presiden sampai harus angkat bicara, 
artinya masalah ini 
memang sudah dianggap serius. Sebagai perempuan, kita 
seharusnya malu karena masalah pusar, punggung, atau 
bagian mana pun dari tubuh kita mestinya dan harus 
menjadi urusan kita sendiri. Tak perlu menunggu sampai 
Presiden -yang seorang laki-laki-sampai mengeluarkan 
pernyataan untuk "menertibkannya." 
Imbauan Presiden ini tentu bertujuan untuk melindungi 
kita - perempuan-dari tindak kekerasan terutama 
perkosaan. Negara wajib melindungi perempuan, tapi 
tentu saja semua itu menuntut peran aktif kaum 
perempuan itu sendiri. Tapi, entah berapa banyak 
perempuan yang sadar bahwa eksistensi dirinya 
sebenarnya tak bisa diraih dengan baju-baju seperti 
itu, melainkan dengan otak, hati , moral, dan 
ketakwaan. Bahwa perempuan bisa dihormati, dihargai, 
dan dianggap setara dengan laki-laki hanya jika ia 
bisa menghormati dan menghargai dirinya sendiri. 
Seberapa besar penghormatan dan penghargaan kita 
terhadap diri sendiri, salah satunya bisa dilihat dari 
cara kita berpakaian. 
Tidak salah berusaha tampil cantik, tapi mau tampil 
cantik yang bagaimana, 
semua itu terserah kepada kita. Tubuh kita seharusnya 
milik kita, dan karena 
itu milik kita, bukan pada tempatnya jika kita 
mempertontonkannya di muka 
umum. Sudahlah, mari kita biarkan Presiden kita 
mengurus masalah- masalah lain yang jauh lebih berat 
dan penting di negeri kita ini. Sementara soal pusar, 
punggung, dan lain-lain itu marilah kita sendiri yang 
menertibkannya. 
Percayalah, penghargaan sebenarnya dan setulusnya dari 
orang lain tak pernah ada jika penilaian mereka pada 
kita cuma berdasarkan kecantikan, gaya, atau cara 
berpakaian kita. 


Salam, 


Fuzna Mz

.


============================================================CNI Mendapatkan 
Predikat Superbrands
Satu lagi bukti dedikasi kami pada kualitas dan pelayanan
============================================================

[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]




SPONSORED LINKS 
Indonesian languages Indonesian language learn Cultural diversity Indonesian 

---------------------------------
YAHOO! GROUPS LINKS 


    Visit your group "ppiindia" on the web.
  
    To unsubscribe from this group, send an email to:
 [EMAIL PROTECTED]
  
    Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 


---------------------------------




                
---------------------------------
 Start your day with Yahoo! - make it your home page 

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
<font face=arial size=-1><a 
href="http://us.ard.yahoo.com/SIG=12hkv3m1a/M=320369.6903865.7846595.3022212/D=groups/S=1705329729:TM/Y=YAHOO/EXP=1124094533/A=2896110/R=0/SIG=1107idj9u/*http://www.thanksandgiving.com
">Help save the life of a child. Support St. Jude Children¿s Research 
Hospital</a>.</font>
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke