Seperti yang saya bilang, Mbak, silakan saja Anda suka
novel itu. Toh saya juga belum baca kok. Saya cuma
baca PAPARAN yang Anda sertakan, yang saya lihat sama
sekali klise. Yang menurut opini saya, tidak layak
untuk mendapatkan penghargaan karya sastra. Kalau ada
hal-hal lain yang bagus di luar paparan Anda dalam
posting Anda itu, mana saya tahu. Wong saya ga baca
kok!!!

Anda sering sekali mengutip komentar peserta milis
yang tidak esensial dan melencengkan perdebatan ke
hal-hal yang Anda bisa debat. Padahal, inti dari
komentar saya adalah rasa tidak suka atas dongeng
surga dan neraka. Sebuah doktrin klise yang potensial
menciptakan sikap menang sendiri, sikap merasa paling
benar sendiri, dan akhirnya kembali menciptakan
kekerasan.

Coba Anda buka posting-posting lama Anda. Saat peserta
mengirim tulisan yang sangat menyejukkan tentang
bagaimana fanatisme itu bisa menciptakan kekerasan,
dan  ajakan untuk tidak memperuncing perbedaan tapi
mencari persamaan, Anda malah membahas tentang apa itu
sikap fanatik. 

Sebenarnya, sih, nggak ada guna berdebat dengan Anda,
tapi selama saya masih senang memencet keyboard
komputer untuk meng-counter Anda, ya why not-lah?

Hehehehe

--- Lina Dahlan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Soal nilai sastranya, mbak FT berkomentar spt ini:
> ************************************************* 
> (*)Komen mbak FT:
> "Dongeng surga dan neraka. Lumayan juga ceritanya.
> Sayang, novel kayak gini PASTI ga bakal pernah dapat
> penghargaan sastra. Soalnya ending-nya ketebak"
> *************************************************
> 
> Bandingkan dgn komentar seperti ini:
> 
> Kolom sastra yang biasa berisi polemik panjang
> tentang sastra, 
> perempuan, dan seks, tiba-tiba berubah menjadi
> sebuah pembahasan 
> yang berbalik. Yang semula pemperdebatkan
> menggambarkan keindahan 
> cinta yang berdasar pada naluri asli manusia (yang
> tak beda dengan 
> naluri hewani) yang dinilai menggebrak para
> pendahulu sastra berubah 
> menjadi pembahasan sastra yang indah tentang cinta
> yang didasari 
> oleh syari'at agama (Islam). Keduanya sama-sama
> menggebrak karena 
> tidak "mengekor" pada pendahulu. Tentu saja, sastra
> indonesia, 
> wabilkhusus sastra Islami akan semakin bertambah
> gairahnya.
> 
> Mengapa saya begitu yakin bahwa novel ini laik untuk
> juara?
> Pertama, reaksi Djamal D. Rahman (redaktur majalah
> sastra Horison) 
> ketika membaca novel (yang masih belum jadi buku
> ini) begitu 
> antusias. Keantusiasannya itu dibutikan dengan
> beberapa kali 
> mendesak kepada penulisnya untuk mengikutseretakan
> novel ini dalam 
> sayembera tersebut. 
> 
> Kedua, secara kebahasaan novel ini juga tidak lebih
> jelek dari Saman 
> karya Ayu Utami yang menang tahun 1999 itu. Secara
> kebahasaan, saya 
> mengakui keindahan novel Ayu, dan itu saya dapatkan
> ketika membaca 
> awal dan setengah buku, kemudian terasa memudar dan
> kian tak 
> tertangkap lagi kemana arah cerita. Sebaliknya,
> novel Mas Habib 
> begitu lugas ketika saya membaca pada awal-awalnya,
> tak berbelit-
> belit, dan tidak mengandalkan kata-kata bersayap.
> Semakin dibaca, 
> saya merasakan, semakin tinggi kebahasaannya. 
> 
> Apalagi kedua novel ini dibandingkan dari segi
> observasi, Saman yang 
> mungkin hanya mengandalkan beberapa setting tentang
> kilang minyak 
> dan beberapa daerah seperti Perabumulih, Laut China,
> dan secuil 
> tentang New York tak cukup kuat bila dibandingkan
> dengan setting 
> yang dibangun A2C. Tak tanggung-tanggung, total
> penggambaran Mesir 
> begitu hadir karena memang sang empu hidup
> bertahun-tahun di sana. 
> Bila sebelumnya kamu punya peta tentang Mesir,
> mungkin kamu akan 
> melihat semuanya seolah nyata. Begitu kuatnya
> setting yang dibangun, 
> kamu akan merasa kepanasan saat membaca bagaimana
> suhu udara di 
> Mesir, dan akan merasakan kesegaran bila seteguk air
> masuk di 
> kerongongan. Pun, bila keduanya dibandingkan, data
> keilmuan novel 
> terakhir jauh dibuat lebih rapi, malahan diberi
> refrensi yang 
> lengkap. Pembahasannya pun tidak main-main. Nah,
> dari kedua alasan 
> inilah saya jadi yakin bahwa novel ini laik untuk
> juara.
> 
> Tapi rupanya Allah berkehendak lain. Sang penulis
> —yang saya yakin 
> cukup rendah diri itu— tidak ingin (hanya) meraih
> juara. Ia segan 
> mengikutkannya karena sudah ada Saman yang jauh
> bertolak belakang 
> dengan novel ini yang mungkin bagi mas Habib, risih
> untuk 
> disandingkan dengannya (?). Dan akhirnya bujukan
> dari Jamal D. 
> Rahman hanya dijawab dengan alasan bahwa buku itu
> sudah ada yang 
> memiliki hak atasnya, sebuah percetakan sudah teken
> kontrak. Tentu 
> saja pak Jamal kecewa, tapi itu merupakan hak
> penulis, apalah daya 
> sang penulis tidak mengizinkannya walau ia memaksa.
> (Tak apalah, 
> akhirnya novel ini mendapat anugrah PenaAward yang
> diadakan beberapa 
> hari lalu di Jogjakarta dalam acara Munas FLP. Walau
> kabarnya Award 
> yang semestinya dibawa pulang ketinggalan di hotel 
> )
> 
> Oya, ingin dengar kisah perebutan untuk cetak antara
> penulis dan 
> Ahmadun Yosi Herfanda? Begitu Pak Ahmadun membaca
> (buku yang belum 
> jadi) yang dikirim mas Habib untuk "dipamerkan", dia
> tersentak dan 
> langsung menghubungi penulis. Orang yang menulis
> buku puisi 
> Sembahyang Rumputan ini meminta agar buku ini di
> terbitkan dulu di 
> harian yang dikelolanya. 
> 
> Begitu memikatkah? Iya!
> 
> ***
> 
> 
> 
> 
> wassalam,
> 
> --- In ppiindia@yahoogroups.com, Free Thinker
> <[EMAIL PROTECTED]> 
> wrote:
> > Saya memberi komentar berdasarkan rasa tidak suka
> > saya, seperti Anda memberi komentar pada rasa suka
> > atau tidak suka Anda. Saya memberi komentar atas
> topik
> > yang menarik atau tidak menarik. 
> > 
> > Dan untuk soal ending yang mudah ketebak, Anda
> > sebenarnya cukup cerdas untuk menangkap maksud
> saya.
> > Saya jelaskan panjang lebar pun Anda akan terus
> > defensif.
> > 
> > Yang pasti, saya sudah punya pengalaman menyeleksi
> > karya sastra. Dan saya menggeluti dan peminat
> karya
> > sastra. 
> > 
> 
> 
> 
> 



                
____________________________________________________
Start your day with Yahoo! - make it your home page 
http://www.yahoo.com/r/hs 
 


------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
<font face=arial size=-1><a 
href="http://us.ard.yahoo.com/SIG=12hjqqr5e/M=320369.6903865.7846595.3022212/D=groups/S=1705329729:TM/Y=YAHOO/EXP=1124869182/A=2896112/R=0/SIG=1107idj9u/*http://www.thanksandgiving.com
">Give the gift of life to a sick child. Support St. Jude Children¿s Research 
Hospital</a>.</font>
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke