ibaratnya mungkin seperti ini:
    -----------------------------
    Misalkan saja saya seorang pengusaha besar, yang
    (anggap saja) berpendidikan tinggi dan dikenal
    mempunyai wawasan yang luas dan kadar intelektual
    tinggi. Tidak jauh dari gedung megah tempat saya
    bekerja, terdapat bangunan kecil yang menjadi
    kantor Mr. Bean, salah satu pengusaha kecil
    yang selama ini menjadi salah satu supplier
    perusahaan saya yang cukup penting.

    Di dalam hubungan "bisnis" selama ini,
    jelas terlihat sikap dan manuver Mr. Bean
    untuk melakukan perlawanan terhadap dominasi 
    bisnis perusahaan saya selama ini. Hal ini
    tentu menjengkelkan saya.

    Untuk melampiaskan kejengkelan saya, pada suatu
    hari, pada saat makan siang, saya samperin Mr.
    Bean di kantin tempat dia biasa makan siang,
    dan tanpa bicara ba - bu lagi, langsung saya
    tampar mukanya di depan umum. Tentu saja 
    Mr. Bean terkejut dan merah padam mukanya ...

    Beberapa hari kemudian, setelah terdengar
    gunjingan orang membicarakan dan mengeritik
    perilaku saya, saya menjadi menyesal, lalu
    membuat pernyataan maaf di depan umum.

    Apakah lalu Mr. Bean dan khalayak ramai yang
    sewaktu itu dengan jelas menyaksikan perilaku
    saya yang "terpelajar" menempeleng muka Mr. Bean
    akan dapat melupakannya begitu saja?

***

    Pat Robertson adalah seorang tokoh (kebetulan
    bidang "profesi" nya berkaitan dengan kegiatan
    agama) yang lahir dan dibesarkan di tengah-tengah
    bangsa yang meng-klaim dirinya sebagai perintis 
    peradaban demokrasi sejak the Declaration of
    Independence, 4 juli 1776! Jadi apa yang dia
    ucapkan itu sangat tidak pantas. 

    Seseorang yang * benar-benar dewasa * tidak akan
    mengucapkan perkataan seperti itu, in the 1st place.

    ( Atau seharusnya mungkin saya harus menyampaikan
      salut kepada si Pat, karena mungkin dia ini bicara
      terlalu "jujur" dan "polos". Siapa sih yang tidak
      mencurigai bahwa Pemerintah negara-2 yang kuat
      seperti Amerika kadang-2 juga "menghalalkan" segala
      cara demi mencapai tujuannya, termasuk melakukan
      operasi covert untuk meng"habisi" tokoh-2 politik
      di negara lain yang kagak mau "diatur"; Ato dengan
      meminjam tangan pihak lain melalui kudeta berdarah,
      atau "kudeta tak berdarah". Dari berita seputar Pat
      ini saya baru mengetahui bahwa ada Undang-2 di Amerika
      - yang baru berlaku sejak 1976, masa pemerintahan 
        Presiden Jimmy Carter!!! - yang prinsipnya melarang
      pemerintah Amerika untuk melakukan Assasination.
      Tetapi presiden berikutnya, Ronald Reagen yang berhaluan
      keras/kanan nampaknya toh bisa "mengakali" undang-2 ini,
      melibatkan diri dalam peristiwa-2 kudeta berdarah-darah
      di Amerika latin, untuk menyingkirkan pemimpin-2 
      Amerika Latin yang di anggap berhaluan "kiri"/pro Soviet.

      Kalau ini semua benar, barangkali ucapan Pat Robertson
      memang mencerminkan budaya bermain kotor dari pemerintah-2
      "sayap kanan" Amerika selama ini ).

***

    Kasus friksi antara USA dan Venezuela sebetulnya
    juga menegaskan bahwa salah satu akar masalah
    konflik global dewasa ini adalah kecenderungan
    perilaku imperialis dari negara besar seperti AS.

    Terorisme itu merupakan reaksi terhadap imperialisme,
    bukan sebaliknya. Apa yang dihujat oleh Osama sebetulnya
    berakar dari masalah imperialisme (pendudukan tanah
    Palestina oleh Israel serta campur tangan militer dan 
    politik dari AS yang terlalu jauh di kawasan Timur tengah),
    rather than "traditional" conflict between religions.

    Mengapa harus membela orang seperti si Pat? masih
    banyak tokoh-tokoh agama yang lain yang tetap berusaha
    menjaga netralitas dan integritas lembaga-lembaga
    gereja di dalam menghadapi konflik politik global.

    ===( ihaem )=========================================

--- In partogi samosir <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

>
> Salut kepada Pat Robertsson yang bersedia meminta maaf 
> dan mengaku bahwa dirinya sedang frustrasi. Sungguh 
> sebuah sikap yang dewasa. 
>
> togi
> 
> heri latief <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> viva venezuela, viva chavez!
> salam, heri latief
> --------------------------
> 
> Anjurkan Membunuh Presiden Venezuela, Pendeta Amerika 
> Minta Maaf Kamis, 25 Agustus 2005 | 17:45 WIB 
> 
> TEMPO Interaktif, Jakarta: Pat Robertson, pendeta konservatif 
> dan bekas calon presiden Amerika Serikat, kembali tersandung
> pernyataan kontroversial. Ia kini harus meminta maaf, karena 
> menganjurkan pembunuhan terhadap Presiden Venezuela Hugo 
> Chavez.
> 





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
<font face=arial size=-1><a 
href="http://us.ard.yahoo.com/SIG=12h3hrj24/M=320369.6903865.7846595.3022212/D=groups/S=1705329729:TM/Y=YAHOO/EXP=1125000243/A=2896112/R=0/SIG=1107idj9u/*http://www.thanksandgiving.com
">Give the gift of life to a sick child. Support St. Jude Children¿s Research 
Hospital</a>.</font>
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke